Kelompok 12
Oleh:
Ahmada Al Kafi 082011133046
DAFTAR ISI....................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
2.1 Bahan Organik...............................................................................3
2.2 Limbah Organik............................................................................3
2.3 Kalium Permanganat.....................................................................4
2.4 Asam Oksalat................................................................................4
2.5 Asam Sulfat...................................................................................5
2.6 Titrasi Permanganometri...............................................................5
2.7 Baku Mutu.....................................................................................5
2.7.1 Baku Mutu Air.....................................................................5
2.7.2 Baku Mutu Limbah Domestik.............................................6
BAB III METODE PRAKTIKUM................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................8
3.2 Alat dan Bahan..............................................................................8
3.2.1 Alat......................................................................................8
3.2.2 Bahan...................................................................................8
3.3 Cara Kerja......................................................................................9
3.4 Analisis Perhitungan......................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................13
4.1 Konsentrasi KMnO4 Setelah Standarisasi dengan Larutan H2C2O4
........................................................................................................13
4.2 Nilai Kandungan Kalium Permanganat dalam Kedua Sampel......13
4.2 Perbandingan Hasil Permanganat dari Sampel Air PDAM dan
Sampel Air IPAL.................................................................................14
BAB V PENUTUP...........................................................................................15
i
5.1 Kesimpulan ...................................................................................15
5.2 Saran .............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16
LAMPIRAN.....................................................................................................19
ii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
secara beraneka karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6,
dan +7. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral, ataupun
alkalis [ CITATION Set16 \l 1033 ].
Kalium permanganat sering digunakan sebagai bahan pengoksidasi titrasi
permanganometri. Alasan digunakannya kalium permanganat karena kalium
permanganat mudah diperoleh, murah serta tidak membutuhkan indikator jika
digunakan pada larutan yang sangat encer [ CITATION Hai16 \l 1033 ]. Semakin
banyak zat organik di dalam air, maka akan semakin banyak oksidator KMnO4
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik. Pada praktikum ini
dilakukan metode titrasi permanganometri untuk menentukan
PermanganateValue (PV) dalam sampel.
1.3 Tujuan
Tujuan pada Praktikum Analisis Permanganat adalah sebagai berikut:
1. Menentukan konsentrasi KMnO4 yang distandarisasi dengan larutan
H2C2O4.
2. Menganalisa dan menetukan nilai permanganat atau Permanganate Value
(PV) dalam sampel air dengan titrasi permanganometri.
3. Membandingkan hasil nilai permanganat masing-masing sampel air
dengan berdasar pada baku mutu yang sesuai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan senyawa- senyawa organik kompleks yang
telah mengalami proses dekomposisi oleh organisme pengurai, baik berupa
humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi
[ CITATION Sup17 \l 1057 ]. Bahan organik memegang peran yang sangat penting
di dalam tanah dan merupakan faktor kunci dalam berbagai proses biokimia
dalam tanah. Bahan organik merupakan kompleks gabungan antara jasad hidup,
mati, bahan terdekom-posisi dan senyawaorganik. Penyediaan hara bagi tanaman
dapat dilakukan dengan penambahan pupuk baik organik maupun anorganik.
Bahan organik di samping berpengaruh terhadap penambahan unsur hara, juga
berpengaruh dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah [ CITATION
Lum12 \l 1057 ]
3
Kalium permanganat adalah suatu senyawa kimia anorganik yang memiliki
rumus KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4-.
Kalium permanganat larut dalam air dan menghasilkan larutan berwarna merah
muda atau ungu Intens. Senyawa ini merupakan suatu agen pengoksidasi yang
baik, dimana mangan memiliki bilangan oksidasi +4 sehingga dapat dimanfaatkan
dibidang kesehatan maupun industry. Kalium Permanganat memiliki rumus kimia
KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4 - . Kalium
permanganat merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Kalium permanganat larut
dalam air menghasilkan larutan berwarna merah muda. Penguapan larutan ini
meninggalkan kristal prismatic berwarna keunguan hitam. Kalium permanganate
memiliki nama lain yaitu chameleon mineral, CI 77755, kristal condy’s dan
cairox. Kalium permanganat merupakan kristal perunggu dan stabil. Kalium
permanganat dapat bereaksi dengan senyawa yang mudah menyala sehingga
menyebabkan kebakaran dan dijauhkan dari senyawa pereduksi, asamkuat,
material organic, peroksida, alcohol dan senyawa kimia logam aktif [CITATION
Fer18 \l 1057 ].
Kalium permanganat (KMnO4) adalah salah satu jenis bahan yang dapat
menyerapkan dengan etilen di udara untuk memperpanjang masa simpan buah.
Kalium permanganat akan mengoksidasi etilen dan diubah ke dalam bentuk etil
englikol dan mangan dioksida [CITATION Adi14 \l 1057 ].
4
Asam sulfat adalah golongan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan salah satu
produk utama industri kimia yang memiliki banyak kegunaan dalam berbagai
proses. Asam sulfat biasa digunakan sebagai pelarut, pereaksi, suasana asam,
pengawetan, dan lain-lain. Ciri-ciri asam sulfat antara lain cair, bening, dan tidak
berbau [ CITATION Lis18 \l 1057 ].
5
8. Sianida mg/L 0,1
9. Deterjen mg/L 0,05
10. Pestisida total mg/L 0,1
Tambahan
1. Air raksa mg/L 0,001
2. Arsen mg/L 0,05
3. Kadmium mg/L 0,005
4. Kromium mg/L 0,05
5. Selenium mg/L 0,01
6. Seng mg/L 15
7. Sulfat mg/L 400
8. Timbal mg/L 0,05
9. Benzene mg/L 0,01
10. Zatorganik (KMnO4) mg/L 10
6
Parameter dari salah satu kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku
mutu air limbah domestik Peraturan Menteri inim aka parameter tersebut wajib
ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izin. Dalam hal
terdapat Parameter yang sama dari beberapa kegiatan lain yang tidak diatur di
dalam baku mutu air limbah domestik dalam Peraturan Menteri ini maka
parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang
ditetapkan dalam izin dengan kadar yang paling ketat [CITATION Ind16 \l 1057 ].
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4) dilakukan pada hari Selasa
tanggal 12 Oktober 2021 pukul 14.50-16.30 WIB di Laboratorium 226 Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dengan titik koordinat (-
7.265590,112.783649). Denah lokasi Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4)
ditunjukkan pada gambar berikut:
7
Gambar 3.1 Laboratorium 226 FST Universitas Airlangga
8
Larutan yang telah dipanaskan
ditambahkan 2,5 mL H2SO4 4N
Gambar 3.2 Flow chart Cara Kerja Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4)
11
atau memudar dan dicatat seluruh KMnO4 yang ditambahkan. Lalu ditambahkan
larutan baku asam oksalat 0,01 N sebanyak 10 ml menggunakan pipet,
penambahan asam oksalat ini mengakibatkan warna ungu hilang. Kemudian
dititrasi dengan kalium permanganat 0,01 N hingga warna merah muda/ungu
pertama kalinya, lalu volume pemakaian KMnO4 dicatat.
BAB IV
PEMBAHASAN
12
tercemar atau tidak. Air limbah domestik juga merupakan media pembawa nutrisi
yang penting dalam siklus nutrisi [ CITATION Sta18 \l 1033 ].
4.3 Perbandingan Hasil Permanganat dari Sampel Air PDAM dan Sampel
Air IPAL
Hasil perhitungan menunjukkan nilai permanganat dalam sampel air PDAM
dan dampel air IPAL berturut-turut adalah 11,06 mg/L dan 34,76 mg/L.
Berdasarkan parameter baku mutu, nilai permanganat dari PDAM melampaui
baku mutu yang ditentukan sedangkan nilai permanganat dari IPAL tidak
melampaui baku mutu yang ditentukan. Pengaruh nilai permanganat dan COD
adalah sebesar 99,71%, sehingga nilai baku mutu permanganat dapat diambil dari
13
nilai baku mutu COD [ CITATION Fau20 \l 1033 ]. Air yang tidak memenuhi baku
mutu mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar. Badan air dapat tercemar oleh
berbagai macam zat, termasuk mikroorganisme patogen, limbah organik yang
dapat membusuk, nutrisi tanaman, bahan kimia beracun, endapan, panas, minyak
bumi dan zat radioaktif [ CITATION Wid15 \l 1033 ].
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil setelah melakukan Praktikum Analisis Permanganat
adalah sebagai berikut:
1. Hasil konsentrasi KMnO4 setelah distandarisasi dengan larutan H2C2O4
adalah sebesar 0,01 N.
14
2. Nilai kandungan kalium permanganat dari air PDAM adalah 11,06 mg/L
dan nilai kandungan kalium permanganat dalam air dari outlet IPAL
adalah 34,76 mg/L.
3. Nilai permanganat dari PDAM melampaui baku mutu yang ditentukan
sedangkan nilai permanganat dari IPAL tidak melampaui baku mutu yang
ditentukan.
5.2 Saran
Saran untuk pelaksanaan Praktikum Analisis Permanganat adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan secara detail tentang titrasi permanganatonium.
2. Melibatkan praktikan agar lebih dipahami.
Daftar Pustaka
Aditama, F. (2014). Pengaruh Penggunaan KMnO4 Sebagai Bahan Penyerap
Etilen Selama Penyimpanan Buah Alpukat. Persea Americana, Mill , (5),
21-22.
Apriyanti, & Apriyani, E. M. (2018). Analisis Kadar Zat Organik pada Air Sumur
Warga Sekitar TPA dengan Metode Titrasi Permanganometri. ALKIMIA:
Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan , 2 (2), 10-14.
15
Atikah. (2017). Pengaruh Oksidator dan Waktu Terhadap Yield Asam Oksalat
Dari Kulit Pisang Dengan Proses Oksidasi Karbohodrat. Jurnal Redoks ,
2(1).
Fauzi, A., Perwira, I. Y., & Pratiwi, M. A. (2020). Tingkat Dekomposisi Bahan
Organik pada Sedimen Tambak Udang Vanname di Desa Musi,
Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Current Trends in Aquatic Science ,
3 (2), 8-15.
Feronika, N. I. (2018). Kalium Permanganat: Termodinamika Mengenai Transport
Ionik dalam Air. Chemistry Education .
Haitami, D. R., & Fakhridani, S. (2016). Ketepatan Hasil dan Variasi Waktu
Pendidihan Pemeriksaan Zat Organik. Medical Laboratory Technology
Journal , 2 (2), 61.
Hamzah, B., Rahmawati, S., Suwena, W. S., Hardani, M. F., & Hardani, R.
(2020). Analysis of Tannin in Sapodilla Fruit (Manilkara zapota (L) Van
Royen). RASAYAN J. Chem. , 13 (4), 2243-2248.
Hasibuan, R. (2016). Analisis dampak limbah/sampah rumah tangga terhadap
pencemaran lingkungan hidup. . Jurnal Ilmiah Advokasi , 4(1), 42-52.
Huljani, M., & Rahma, N. (2018). Analisis Kadar Klorida Air Sumur Bor Sekitar
Tempat Tinggal Pembuangan Akhir (TPA) II Musi II Palembang dengan
Metode Titrasi Argentometri. ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan ,
2 (2).
Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Keesehatan air untuk Keperluan Higiene Sitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Indonesia.
Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik. Indonesia.
Listyorini, R. d. (2018). Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat dan Lama
Perendaman Terhadap Kuat Lentur Kayu Kelapa Implementasi Pada Mata
Kuliah Ilmua Bahan Bangunan. IJCEE , 4 (1).
16
Lumbanraja, P. (2012). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Jenis
Mulsa Terhadap Kapasitas Pegang Air Tanah dan Pertumbuhan Tanaman
Kedelai (Glycine max l) var. Willis Pada Tanah Ultisol Simalingkar. .
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi , 5(2), 58-72.
Putra, F. d. (2016). Perbandingan Metode Analisis Permanganometri dan
Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi(II). JURNAL SAINS DAN SENI
ITS , 5 (1).
Ramadhani, S. U., Destiarti, L., & Syahbanu, I. (2017). Degradasi Bahan Organik
pada Air Gambut dengan Fotokatalis TiO2 Lapis Tipis. Jurnal Kimia
Khatulistiwa , 6 (1), 50-56.
Saryati, Sutisna, Sumarjo, W. Z., Wahyudianingsih, & Suprapti, S. (2019).
Komposit Tawas Arang Aktif Zeolit untuk Memperbaiki Kualitas Air.
Jurnal Sains Materi Indonesia , 4 (1), 9-15.
Setiyawati, Y. (2016). Analisa Permanganometri pada Penurunan Kadar Fe
Menggunakan Resin dan Media Filter Karbon Aktif dalam Air Sungai
Kaligarang (Permanganometri Analysis on Reduction of Fe Content
Using Resin and Filter Media Activated Carbon in Kaligarang's River
Water). Semarang: Undergraduate Thesis, Universitas Diponegoro.
Sidablok, I., Kasirang, A., & Suraini. (2014). Pemanfaatan Limbah Organik
Menjadi Kompos. Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH , 5 (2), 85-94.
Stazi, V., & Tomei, M. C. (2018). Enhancing Anaerobic Treatment of Domestic
Wastewater: State of the Art, Innovative Technologies and Future
Perspectives. Science of the Total Environment , 635, 78-91.
Supriyantini, E. N. (2017). Studi kandungan bahan organik pada beberapa muara
sungai di kawasan ekosistem mangrove, di wilayah pesisir pantai Utara
Kota Semarang, Jawa Tengah. Buletin Oseanografi Marina , 6(1), 29-38.
Widiyanto, A. F., Yuntarno, S., & Kuswanto. (2015). Polusi Air Tanah Akibat
Limbah Industri dan Limbah Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan
Masyarakat , 10 (2), 246-254.
17
Lampiran
Lampiran 1 (Analisis Perhitungan)
1. Normalitas larutan baku permanganat:
V1N1
N 2=
V2
18
10 ×0,01
N 2=
9,7
N 2=0,01 N
2. Kadar kalium permanganat dalam air PDAM
1000
PV = [((10+b) × N )−(c × 10) ] ×31,6 × P
a
1000
PV = [((10+3 , 5)× 0,01)−(0,01 ×10) ] × 31,6 ×1
100
PV =11,06
3. Kadar kalium permanganat dalam air dari outlet IPAL
1000
PV= [((10+b) × N )−(c × 10) ] ×31,6 × P
a
1000
PV = [((10+11)×0,01)−(0,01× 10) ] ×31,6 ×1
100
PV =34,76
19
20