Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

METODE DAN TEKNIK ANALISIS LINGKUNGAN


ANALISIS PERMANGANAT (KMnO4)

Dosen Pengampu : Muhammad Fauzul Imrom S.T., M.T. (MFI)


Asisten Dosen : Gartika Citra N. W.

Kelompok 12

Oleh:
Ahmada Al Kafi 082011133046

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
2.1 Bahan Organik...............................................................................3
2.2 Limbah Organik............................................................................3
2.3 Kalium Permanganat.....................................................................4
2.4 Asam Oksalat................................................................................4
2.5 Asam Sulfat...................................................................................5
2.6 Titrasi Permanganometri...............................................................5
2.7 Baku Mutu.....................................................................................5
2.7.1 Baku Mutu Air.....................................................................5
2.7.2 Baku Mutu Limbah Domestik.............................................6
BAB III METODE PRAKTIKUM................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................8
3.2 Alat dan Bahan..............................................................................8
3.2.1 Alat......................................................................................8
3.2.2 Bahan...................................................................................8
3.3 Cara Kerja......................................................................................9
3.4 Analisis Perhitungan......................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................13
4.1 Konsentrasi KMnO4 Setelah Standarisasi dengan Larutan H2C2O4
........................................................................................................13
4.2 Nilai Kandungan Kalium Permanganat dalam Kedua Sampel......13
4.2 Perbandingan Hasil Permanganat dari Sampel Air PDAM dan
Sampel Air IPAL.................................................................................14
BAB V PENUTUP...........................................................................................15

i
5.1 Kesimpulan ...................................................................................15
5.2 Saran .............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16
LAMPIRAN.....................................................................................................19

ii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman

Gambar 3.1 Laboratorium 226 FST Universitas Airlangga.............................8


Gambar 3.2 Flow Chart Cara Kerja Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4)
...........................................................................................................................11

iii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Standar Baku Mutu PMK No. 32 Tahun 2017.................................5


Tabel 2.2 Standar Baku Mutu Air Limbah Domestik.......................................7
Tabel 3.1 Hasil Standarisasi Larutan KMnO4...................................................12
Tabel 3.2 Menentukan Nilai Permanganat pada Sampel..................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air limbah menjadi persoalan kontemporer seiring kepadatan penduduk
yang semakin meningkat. Air limbah mengandung senyawa-senyawa polutan
yang dapat merusak ekosistem air. Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan
dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Berdasarkan sifatnya limbah digolongkan menjadi
dua, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan
limbah yang dapat diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik aerob
maupun anaerob. Limbah organik yang dapat diurai melalui proses biologi mudah
membusuk, antara lain, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, daun-daun kering,
dan sebagainya. Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan berbau [ CITATION Sid14 \l 1033 ].
Kandungan air limbah meliputi senyawa organik (karbon, oksigen,
nitrogen, fosfor, sulfur), senyawa anorganik (alkalinitas, logam berat), dan
mikroorganisme. Zat organik masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan
yang terendap, koloid, tersuspensi, dan terlarut. Zat organik merupakan makanan
mikroorganisme yang mengakibatkan pesatnya pertumbuhan bakteri, sehingga
membahayakan masyarakat yang mengonsumsinya. Selain itu, zat organik dapat
mengganggu proses pengolahan, disamping menyebabkan air menjadi berwarna,
memberikan rasa, dan bau yang tak sedap. Kandungan kadar zat organik yang
tinggi di dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar, terkontaminasi
rembesan dari limbah, dan tidak aman sebagai sumber air minum [ CITATION
Apr18 \l 1033 ].
Keberadaan zat organik di dalam air diketahui dengan menggunakan
parameter, seperti BOD (BiologicalOxygenDemand) dan COD (Chemical
OxygenDemand). Analisis zat organik dalam air dapat ditentukan dengan
menggunakan metode titrasi permanganometri. Permanganometri merupakan
metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat (KMnO4) yang
merupakan oksidator kuat sebagai titran untuk penetapan kadar zat. Titrasi ini
didasarkan padareaksi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganat bereaksi

1
secara beraneka karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6,
dan +7. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral, ataupun
alkalis [ CITATION Set16 \l 1033 ].
Kalium permanganat sering digunakan sebagai bahan pengoksidasi titrasi
permanganometri. Alasan digunakannya kalium permanganat karena kalium
permanganat mudah diperoleh, murah serta tidak membutuhkan indikator jika
digunakan pada larutan yang sangat encer [ CITATION Hai16 \l 1033 ]. Semakin
banyak zat organik di dalam air, maka akan semakin banyak oksidator KMnO4
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik. Pada praktikum ini
dilakukan metode titrasi permanganometri untuk menentukan
PermanganateValue (PV) dalam sampel.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah padaPraktikum Analisis Permanganat adalah sebagai
berikut:
1. Berapakah hasil konsentrasi KMnO4 setelah distandarisasi dengan larutan
H2C2O4?
2. Berapa nilai kandungan kalium permanganat pada kedua sampel tersebut?
3. Apakah peruntukan air PDAM dan Air dari outlet IPAL memenuhi standar
baku mutu yang ada?

1.3 Tujuan
Tujuan pada Praktikum Analisis Permanganat adalah sebagai berikut:
1. Menentukan konsentrasi KMnO4 yang distandarisasi dengan larutan
H2C2O4.
2. Menganalisa dan menetukan nilai permanganat atau Permanganate Value
(PV) dalam sampel air dengan titrasi permanganometri.
3. Membandingkan hasil nilai permanganat masing-masing sampel air
dengan berdasar pada baku mutu yang sesuai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan senyawa- senyawa organik kompleks yang
telah mengalami proses dekomposisi oleh organisme pengurai, baik berupa
humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi
[ CITATION Sup17 \l 1057 ]. Bahan organik memegang peran yang sangat penting
di dalam tanah dan merupakan faktor kunci dalam berbagai proses biokimia
dalam tanah. Bahan organik merupakan kompleks gabungan antara jasad hidup,
mati, bahan terdekom-posisi dan senyawaorganik. Penyediaan hara bagi tanaman
dapat dilakukan dengan penambahan pupuk baik organik maupun anorganik.
Bahan organik di samping berpengaruh terhadap penambahan unsur hara, juga
berpengaruh dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah [ CITATION
Lum12 \l 1057 ]

2.2 Limbah Organik


Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala
limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari
makhluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces)
berfungsi mengandung mikroba potogen, air seni (urine) umumnya mengandung
Nitrogen dan Posfor sisa makanan, sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain-
lain. Kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain.
Limbah tersebut mempunyai racun yang tinggi misalnya: sisa obat, baterai bekas,
dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun,
sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit bibit
penyakit atau pencemaran biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
Namun secara teknis sebagian orang mendefinisikan limbah organik sebagai
limbah yang hanya berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk.
Artinya bahan-bahan organik alami namun sulit membusuk atau terurai, seperti
kertas, dan bahan organik sintetik (buatan) yang sulit membusuk atau terurai
[ CITATION Has16 \l 1057 ].

2.3 Kalium Permanganat

3
Kalium permanganat adalah suatu senyawa kimia anorganik yang memiliki
rumus KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4-.
Kalium permanganat larut dalam air dan menghasilkan larutan berwarna merah
muda atau ungu Intens. Senyawa ini merupakan suatu agen pengoksidasi yang
baik, dimana mangan memiliki bilangan oksidasi +4 sehingga dapat dimanfaatkan
dibidang kesehatan maupun industry. Kalium Permanganat memiliki rumus kimia
KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4 - . Kalium
permanganat merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Kalium permanganat larut
dalam air menghasilkan larutan berwarna merah muda. Penguapan larutan ini
meninggalkan kristal prismatic berwarna keunguan hitam. Kalium permanganate
memiliki nama lain yaitu chameleon mineral, CI 77755, kristal condy’s dan
cairox. Kalium permanganat merupakan kristal perunggu dan stabil. Kalium
permanganat dapat bereaksi dengan senyawa yang mudah menyala sehingga
menyebabkan kebakaran dan dijauhkan dari senyawa pereduksi, asamkuat,
material organic, peroksida, alcohol dan senyawa kimia logam aktif [CITATION
Fer18 \l 1057 ].
Kalium permanganat (KMnO4) adalah salah satu jenis bahan yang dapat
menyerapkan dengan etilen di udara untuk memperpanjang masa simpan buah.
Kalium permanganat akan mengoksidasi etilen dan diubah ke dalam bentuk etil
englikol dan mangan dioksida [CITATION Adi14 \l 1057 ].

2.4 Asam Oksalat


Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4
dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini
biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Asam oksalat merupakan asam
organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-
anionnya dikenal sebagai oksalat juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang
membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contohnya kalsium oksalat
(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan
[ CITATION Ati17 \l 1057 ].

2.5 Asam Sulfat

4
Asam sulfat adalah golongan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan salah satu
produk utama industri kimia yang memiliki banyak kegunaan dalam berbagai
proses. Asam sulfat biasa digunakan sebagai pelarut, pereaksi, suasana asam,
pengawetan, dan lain-lain. Ciri-ciri asam sulfat antara lain cair, bening, dan tidak
berbau [ CITATION Lis18 \l 1057 ].

2.6 Titrasi Permanganometri


Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan
prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini merupakan salah satu metode yang
sering digunakan dalam proses titrasi larutan sampel. Hal ini dikarenakan
permanganometri memiliki kelebihan antara lain merupakan oksidator kuat, tidak
memerlukan indikator, mudah diperoleh dan terjangkau. Namun demikian,
terdapat kekurangan dari metode ini yakni larutan yang tidak stabil dalam
penyimpanan sehingga harus sering dilakukan pembakuan [ CITATION Put16 \l
1057 ].

2.7 Baku Mutu


2.7.1 Baku Mutu Air
Baku mutu air diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Peratutan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 mengatur tentang standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam
renang, solus per aqua, dan pemandian umum dengan standar baku mutu sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Standar baku mutu PMK No. 32 Tahun 2017
No. Parameter Unit Standar Baku Mutu (kadarmaksimum)
Wajib
1. pH mg/L 6,5 - 8,5
2. Besi mg/L 1
3. Fluorida mg/L 1,5
4. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
5. Mangan mg/L 0,5
6. Nitrat, sebagai N mg/L 10
7. Nitrit, sebagai N mg/L 1

5
8. Sianida mg/L 0,1
9. Deterjen mg/L 0,05
10. Pestisida total mg/L 0,1
Tambahan
1. Air raksa mg/L 0,001
2. Arsen mg/L 0,05
3. Kadmium mg/L 0,005
4. Kromium mg/L 0,05
5. Selenium mg/L 0,01
6. Seng mg/L 15
7. Sulfat mg/L 400
8. Timbal mg/L 0,05
9. Benzene mg/L 0,01
10. Zatorganik (KMnO4) mg/L 10

Parameter wajib merupakan paramter yang harus diperiksa secara berkala


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan parameter
tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi
mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan dengan parameter
tamabahan [ CITATION Ind17 \l 1057 ].

2.7.2 Baku Mutu Limbah Domestik


Baku mutu limbah domestik diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2016. Peratutan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2016 mengatur tentang air limbah domestik yang dihasilkan dari skala rumah
tangga dan usaha dan/atau kegiatan berpotensi mencemari lingkungan, sehingga
perlu dilakukan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke media lingkungan
dengan standar baku mutu sebagai berikut:
Tabel 2.2 Standar baku mutu air limbah domestik
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak&lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Colirorm jumlah/100 mL 3000
Debit L/orang/hari 100

6
Parameter dari salah satu kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku
mutu air limbah domestik Peraturan Menteri inim aka parameter tersebut wajib
ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izin. Dalam hal
terdapat Parameter yang sama dari beberapa kegiatan lain yang tidak diatur di
dalam baku mutu air limbah domestik dalam Peraturan Menteri ini maka
parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang
ditetapkan dalam izin dengan kadar yang paling ketat [CITATION Ind16 \l 1057 ].

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4) dilakukan pada hari Selasa
tanggal 12 Oktober 2021 pukul 14.50-16.30 WIB di Laboratorium 226 Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dengan titik koordinat (-
7.265590,112.783649). Denah lokasi Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4)
ditunjukkan pada gambar berikut:

7
Gambar 3.1 Laboratorium 226 FST Universitas Airlangga

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum Praktikum Analisis
Permanganat (KMnO4) dengan metode titrasi adalah sebagai berikut:
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4)
dengan metode titrasi adalah Erlenmeyer 300 mL, Labu ukur 1000 mL dan
100 mL, Stopwatch, Pemanas Listrik, Gelas Ukur 5 mL, Pipet ukur 10 mL
dan 100 mL, gelas piala 1000 mL, buret 25 mL dan termometer.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4)
dengan metode titrasi adalah Asam sulfat (H2SO4), Kalium Permanganat
KMnO4 0.01N, Asam oksalat 0.01 N, sampel air PDAM dan sampel air
aoutlet IPAL.

3.3 Cara Kerja


Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4) dengan metode titrasi dilakukan
dengan skema kerja sebagai berikut:
1. Proses Standarisasi Larutan KMnO4 dengan larutan H2C2O4
Air suling sebnyak 100 mL dipipet
secara duplo dan dimasukkan ke dalam
labu erlenmeyer 300 mL. Kemudian
panaskan hingga 70˚C

8
Larutan yang telah dipanaskan
ditambahkan 2,5 mL H2SO4 4N

Larutan baku asam oksalat 0.01 N


Larutan yang siap
ditambahkan sebanyak 10 mL
dititrasi
menggunakan pipet volume

Larutan dititrasi dengan larutan kalium


permanganat 0.01 N sampai warna Volume titrasi
merah muda dan dicatat volume Larutan KMnO4
pemakaiaannya

Normalitas Larutan Baku kalium


Nilai Normalitas
permanganat dapar dihitung dengan
KMnO4
persamaan yang ada

2. Proses Titrasi Permanganometri

100 mL contoh uji dimasukkan ke dalam


erlenmeyer 100 mL menggunakan gelas
ukur

Ditambahkan 2,5 ml asam sulfat 4 N bebas Larutan bersifat


zat organik. asam
9
Larutan KMnO4 0,01 N ditambahkan
beberapa tetes ke dalam contoh uji hingga
terjadi warna merah muda/ungu pertama
kali.

Dipanaskan di atas pemanas listrik pada


suhu 105oC ± 2oC bila terdapat bau H2S,
pendidihan diteruskan beberapa menit.

Larutan baku KMnO4 0,01 N ditambahkan


sebanyak 10 ml menggunakan pipet,
kemudian dipanaskan hingga mendidih
selama 10 menit.

Jika warna ungu hilang atau memudar,


maka ditambahkan lagi larutan KMnO4
dan dibiarkan mendidih 10 menit. Prosedur
ini diulangi apabila warna ungu hilang atau
memudar. Dicatat seluruh KMnO4 yang
ditambahkan

Larutan baku asam oksalat 0,01 N


warna ungu
ditambahkan sebanyak 10 ml
hilang
menggunakan pipet

Dititrasi dengan kalium permanganat 0,01


N hingga warna merah muda/ungu pertama
kalinya. 10
Didapatkan
Volume pemakaian KMnO4 dicatat
volume KMnO4

Gambar 3.2 Flow chart Cara Kerja Praktikum Analisis Permanganat (KMnO4)

Cara kerja dari Praktikum Analisa Analisis Permanganat (KMnO4) dengan


metode titrasi dimulai dengan persiapan pengujian, yaitu penetapan atau
standarisasi larutan kalium permanganat KMnO4. Persiapan dilakukan dengan cara
air suling dipipet sebanyak 100 mL secara duplo dan dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer 300 mL, kemudian larutan tersebut dipanaskan hingga 70˚C.
Selanjutny, larutan yang sudah dipanaskan ditambahkan 2,5 mL H 2SO4 4 N yang
bebas zat organik dan ditambahkan 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N
menggunakan pipet volume. Titrasi dengan larutan kalium permanganat 0,01 N
selanjutnya dilakukan larutan berubah warna sampai warna merah muda dan catat
volume pemakaian. Data yang didapatkan selanjutmya dihitung berdasarkan
persamaan untuk mnentukan normalitas larutan baku kalium permanganat.
Langkah berikutnya adalah melakukan prosedur uji nilai permanganat.
Prosedur uji nilai permanganate dilakukan dengan cara larutan contoh uji
sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam erlennmeyer 100 ml menggunakan pipet.
Setelah itu ditambahkan 2,5 ml asam sulfat 4 N bebas zat organik, sehingga
larutan bersifat asam. Selanjutnya Larutan KMnO4 0,01 N ditambahkan beberapa
tetes ke dalam contoh uji hingga terjadi warna merah muda/ungu pertama kali.
Setelah itu dipanaskan di atas pemanas listrik pada suhu 105oC ± 2oC bila
terdapat bau H2S, pendidihan diteruskan beberapa menit. Setelah dipanaskan
kemudian ditambahkan larutan baku KMnO4 0,01 N sebanyak 10 ml
menggunakan pipet, kemudian dipanaskan lagi hingga mendidih selama 10 menit.
Jika warna ungu hilang atau memudar, maka ditambahkan lagi larutan KMnO4
dan dibiarkan mendidih 10 menit. Prosedur ini diulangi apabila warna ungu hilang

11
atau memudar dan dicatat seluruh KMnO4 yang ditambahkan. Lalu ditambahkan
larutan baku asam oksalat 0,01 N sebanyak 10 ml menggunakan pipet,
penambahan asam oksalat ini mengakibatkan warna ungu hilang. Kemudian
dititrasi dengan kalium permanganat 0,01 N hingga warna merah muda/ungu
pertama kalinya, lalu volume pemakaian KMnO4 dicatat.

3.4 Data Pengamatan


Tabel 3.1 Hasil Standarisasi Larutan KMnO4
Sampel Nilai
Volume Asam Oksalat 10 mL
Normalitas Asam Oksalat 0,01 N
Volume Titrasi KMnO4 9,7 mL
Normalitas KMnO4 0,01 N

Tabel 3.2 Menentukan Nilai Permanganat pada Sampel


Sampel Volume Titrasi KMnO4
Air PDAM 3,5 mL
Air dari Outlet IPAL 11 mL

BAB IV
PEMBAHASAN

Praktikum Analisis Permanganat memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui


kadar permanganat dalam sampel air dan mengetahui kualitas air berdasarkan
nilai kadar permanganatnya. Permanganat adalah salah satu zat organik yang
sering dijumpai dalam air [ CITATION Ram17 \l 1033 ]. Permanganat merupakan
salah satu kandungan salam air yang bisa diukur untuk mengetahui air tersebut

12
tercemar atau tidak. Air limbah domestik juga merupakan media pembawa nutrisi
yang penting dalam siklus nutrisi [ CITATION Sta18 \l 1033 ].

4.1 Konsentrasi KMnO4 Setelah Standarisasi dengan Larutan H2C2O4.


Analisis Permanganat menggunakan metode titrasi permanganometri. Metode
ini menggunakan prinsip reaksi redoks (reduksi-oksidasi), kalium permanganat
sebagai zat pengoksidasi dan pereduksi agen adalah asam oksalat (larutan standar
primer) [ CITATION Ham20 \l 1033 ]. Menghitung nilai normalitas larutan setelah
standarisasi adalah dengan mengalikan volume titran dengan normalitas titran dan
dibagi dengan volume larutan [ CITATION Hul18 \l 1033 ]. Setelah dihitung sesuai
rumus, nilai normalitas KMnO4 adalah 0,01 N.

4.2 Nilai Kandungan Kalium Permanganat dalam Kedua Sampel


Setelah diketahui nilai standarisasi dari kalium permanganat kemudian dicari
nilai kandungan kalium permanganat. Permanganat dalam air dicari dengan tujuan
mengetahui kualitas air berdasarkan zat organiknya [ CITATION Sar19 \l 1033 ].
Penelitian ini menggunakan dua sampel yang terdiri dari air PDAM dan air dari
outlet IPAL. Air dari PDAM diasumsikan sebagai air yang biasa dikonsumsi dan
air dari outlet IPAL diasumsikan sebagai air limbah domestik. Setelah dilakukan
perhitungan, nilai kandungan kalium permanganat dari air PDAM adalah 11,06
mg/L dan nilai kandungan kalium permanganat dalam air dari outlet IPAL adalah
34,76 mg/L.

4.3 Perbandingan Hasil Permanganat dari Sampel Air PDAM dan Sampel
Air IPAL
Hasil perhitungan menunjukkan nilai permanganat dalam sampel air PDAM
dan dampel air IPAL berturut-turut adalah 11,06 mg/L dan 34,76 mg/L.
Berdasarkan parameter baku mutu, nilai permanganat dari PDAM melampaui
baku mutu yang ditentukan sedangkan nilai permanganat dari IPAL tidak
melampaui baku mutu yang ditentukan. Pengaruh nilai permanganat dan COD
adalah sebesar 99,71%, sehingga nilai baku mutu permanganat dapat diambil dari

13
nilai baku mutu COD [ CITATION Fau20 \l 1033 ]. Air yang tidak memenuhi baku
mutu mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar. Badan air dapat tercemar oleh
berbagai macam zat, termasuk mikroorganisme patogen, limbah organik yang
dapat membusuk, nutrisi tanaman, bahan kimia beracun, endapan, panas, minyak
bumi dan zat radioaktif [ CITATION Wid15 \l 1033 ].

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil setelah melakukan Praktikum Analisis Permanganat
adalah sebagai berikut:
1. Hasil konsentrasi KMnO4 setelah distandarisasi dengan larutan H2C2O4
adalah sebesar 0,01 N.

14
2. Nilai kandungan kalium permanganat dari air PDAM adalah 11,06 mg/L
dan nilai kandungan kalium permanganat dalam air dari outlet IPAL
adalah 34,76 mg/L.
3. Nilai permanganat dari PDAM melampaui baku mutu yang ditentukan
sedangkan nilai permanganat dari IPAL tidak melampaui baku mutu yang
ditentukan.
5.2 Saran
Saran untuk pelaksanaan Praktikum Analisis Permanganat adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan secara detail tentang titrasi permanganatonium.
2. Melibatkan praktikan agar lebih dipahami.

Daftar Pustaka
Aditama, F. (2014). Pengaruh Penggunaan KMnO4 Sebagai Bahan Penyerap
Etilen Selama Penyimpanan Buah Alpukat. Persea Americana, Mill , (5),
21-22.
Apriyanti, & Apriyani, E. M. (2018). Analisis Kadar Zat Organik pada Air Sumur
Warga Sekitar TPA dengan Metode Titrasi Permanganometri. ALKIMIA:
Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan , 2 (2), 10-14.

15
Atikah. (2017). Pengaruh Oksidator dan Waktu Terhadap Yield Asam Oksalat
Dari Kulit Pisang Dengan Proses Oksidasi Karbohodrat. Jurnal Redoks ,
2(1).
Fauzi, A., Perwira, I. Y., & Pratiwi, M. A. (2020). Tingkat Dekomposisi Bahan
Organik pada Sedimen Tambak Udang Vanname di Desa Musi,
Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Current Trends in Aquatic Science ,
3 (2), 8-15.
Feronika, N. I. (2018). Kalium Permanganat: Termodinamika Mengenai Transport
Ionik dalam Air. Chemistry Education .
Haitami, D. R., & Fakhridani, S. (2016). Ketepatan Hasil dan Variasi Waktu
Pendidihan Pemeriksaan Zat Organik. Medical Laboratory Technology
Journal , 2 (2), 61.
Hamzah, B., Rahmawati, S., Suwena, W. S., Hardani, M. F., & Hardani, R.
(2020). Analysis of Tannin in Sapodilla Fruit (Manilkara zapota (L) Van
Royen). RASAYAN J. Chem. , 13 (4), 2243-2248.
Hasibuan, R. (2016). Analisis dampak limbah/sampah rumah tangga terhadap
pencemaran lingkungan hidup. . Jurnal Ilmiah Advokasi , 4(1), 42-52.
Huljani, M., & Rahma, N. (2018). Analisis Kadar Klorida Air Sumur Bor Sekitar
Tempat Tinggal Pembuangan Akhir (TPA) II Musi II Palembang dengan
Metode Titrasi Argentometri. ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan ,
2 (2).
Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Keesehatan air untuk Keperluan Higiene Sitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Indonesia.
Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik. Indonesia.
Listyorini, R. d. (2018). Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat dan Lama
Perendaman Terhadap Kuat Lentur Kayu Kelapa Implementasi Pada Mata
Kuliah Ilmua Bahan Bangunan. IJCEE , 4 (1).

16
Lumbanraja, P. (2012). Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Jenis
Mulsa Terhadap Kapasitas Pegang Air Tanah dan Pertumbuhan Tanaman
Kedelai (Glycine max l) var. Willis Pada Tanah Ultisol Simalingkar. .
Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi , 5(2), 58-72.
Putra, F. d. (2016). Perbandingan Metode Analisis Permanganometri dan
Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi(II). JURNAL SAINS DAN SENI
ITS , 5 (1).
Ramadhani, S. U., Destiarti, L., & Syahbanu, I. (2017). Degradasi Bahan Organik
pada Air Gambut dengan Fotokatalis TiO2 Lapis Tipis. Jurnal Kimia
Khatulistiwa , 6 (1), 50-56.
Saryati, Sutisna, Sumarjo, W. Z., Wahyudianingsih, & Suprapti, S. (2019).
Komposit Tawas Arang Aktif Zeolit untuk Memperbaiki Kualitas Air.
Jurnal Sains Materi Indonesia , 4 (1), 9-15.
Setiyawati, Y. (2016). Analisa Permanganometri pada Penurunan Kadar Fe
Menggunakan Resin dan Media Filter Karbon Aktif dalam Air Sungai
Kaligarang (Permanganometri Analysis on Reduction of Fe Content
Using Resin and Filter Media Activated Carbon in Kaligarang's River
Water). Semarang: Undergraduate Thesis, Universitas Diponegoro.
Sidablok, I., Kasirang, A., & Suraini. (2014). Pemanfaatan Limbah Organik
Menjadi Kompos. Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH , 5 (2), 85-94.
Stazi, V., & Tomei, M. C. (2018). Enhancing Anaerobic Treatment of Domestic
Wastewater: State of the Art, Innovative Technologies and Future
Perspectives. Science of the Total Environment , 635, 78-91.
Supriyantini, E. N. (2017). Studi kandungan bahan organik pada beberapa muara
sungai di kawasan ekosistem mangrove, di wilayah pesisir pantai Utara
Kota Semarang, Jawa Tengah. Buletin Oseanografi Marina , 6(1), 29-38.
Widiyanto, A. F., Yuntarno, S., & Kuswanto. (2015). Polusi Air Tanah Akibat
Limbah Industri dan Limbah Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan
Masyarakat , 10 (2), 246-254.

17
Lampiran
Lampiran 1 (Analisis Perhitungan)
1. Normalitas larutan baku permanganat:
V1N1
N 2=
V2

18
10 ×0,01
N 2=
9,7
N 2=0,01 N
2. Kadar kalium permanganat dalam air PDAM
1000
PV = [((10+b) × N )−(c × 10) ] ×31,6 × P
a
1000
PV = [((10+3 , 5)× 0,01)−(0,01 ×10) ] × 31,6 ×1
100
PV =11,06
3. Kadar kalium permanganat dalam air dari outlet IPAL
1000
PV= [((10+b) × N )−(c × 10) ] ×31,6 × P
a
1000
PV = [((10+11)×0,01)−(0,01× 10) ] ×31,6 ×1
100
PV =34,76

Lampiran 2 (Hasil Pengamatan)

Lampiran 3 (Jurnal Internasional)

19
20

Anda mungkin juga menyukai