TUGAS BESAR
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM
DI KABUPATEN PASURUAN
TAHUN 2022-2032
Dosen Asistensi:
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP.19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
NIP. 2022199511019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-
Nya sehingga saya dapat menyusun laporan tugas besar dengan judul ”Perencanaan Distribusi dan
Pengolahan Air Minum di Kabupaten Pasuruan Tahun 2023 – 2033” dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun penyusunan tugas besar ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada
mata kuliah ”Desain Distribusi dan Pengolahan Air Minum” yang diajarkan pada perkuliahan
semester VI.
Tersusunnya laporan tugas besar ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan masukan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga tugas ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, saya secara pribadi menyampaikan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT. dan Bapak Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH
selaku dosen asistensi tugas besar Desain Distribusi dan Pengolahan yang telah
memberikan arahan, bimbingan, serta saran dan masukkan yang membangun demi
kelancaran dan kebaikan penyusunan tugas besar ini.
2. Keluarga dan Orang Tua yang selalu mendoakan, mendukung, serta memotivasi saya
selama menempuh pendidikan dan berproses di kehidupan perkuliahan, sehingga saya
memiliki semangat dalam menyusun tugas besar ini.
3. Teman-teman angkatan 2020 terkhususnya teman seperjuangan asistensi tugas besar, atas
bantuan, dukungan, serta saran yang telah diberikan kepada saya sehingga tugas besar ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
4. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apa pun demi kelancaran
penyusunan tugas besar ini, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Tugas besar ini telah disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan hasil yang
maksimal. Namun, saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan, isi, atau
hasil yang kurang memuaskan dalam penyusunan laporan tugas besar ini. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang membangun dari berbagai macam pihak akan sangat bermanfaat demi
menjadikan laporan tugas besar ini semakin lebih baik. Akhir kata, semoga laporan tugas besar ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak, terkhususnya bagi mahasiswa Departemen Teknik
Lingkungan ITS.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
sebesar 58,56% dari jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Pasuruan. Tentunya, persentase
tersebut masih di bawah target nasional pelayanan air minum, yaitu sebesar 62,5%. Adapun
permasalahan pelayanan distribusi air minum lainnya adalah kebocoran pipa distribusi dengan
tingkat kehilangan air sebesar 29,42%, tingkat keakuratan pencatatan meter pelanggan yang masih
rendah dan kurang akuratnya pencatatan distribusi yang hanya berdasarkan taksasi akibat tidak
dilakukannya peneraan atau perbaikan meter air secara berkala (Romadhani dan Nurkholis, 2016).
Berdasarkan data-data tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan distribusi dan pengolahan air
minum di Kabupaten Pasuruan dalam rangka memenuhi kebutuhan air penduduk.
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Tabel 2.2.1 Data Luas Wilayah dan Ketinggian Per Kecamatan Kabupaten Pasuruan
Gambar 2.3.1 Peta Kawasan Pengendalian Pengambilan Air Bawah Tanah Kabupaten Pasuruan
Sumber: RTRW Kabupaten Pasuruan Tahun 2009-2029, BAPPEDA
Laju
Jumlah Pertumbuhan Kepadatan
Luas Wilayah
No. Kecamatan Penduduk Penduduk Tahun Penduduk
(km2)
(jiwa) 2010-2020 (jiwa/km2)
(%)
1. Purwodadi 70.015 0,66 102,46 683,34
2. Tutur 53.743 0,32 86,30 622,75
3. Puspo 27.722 0,23 58,35 475,10
4. Tosari 18.799 0,15 98,00 191,83
5. Lumbang 35.174 0,66 125,55 280,16
6. Pasrepan 52.396 0,43 89,95 582,50
7. Kejayan 65.374 0,40 79,15 825,95
8. Wonorejo 59.864 0,60 47,30 1.265,62
9. Purwosari 84.137 0,74 59,87 1.405,33
10. Prigen 87.227 0,54 121,90 715,56
11. Sukorejo 87.477 0,74 58,18 1.503,56
12. Pandaan 111.062 0,50 43,27 2.566,72
13. Gempol 129.990 0,52 64,92 2.002,31
14. Beji 87.022 1,04 39,90 2.181,00
15. Bangil 83.307 -0,16 44,60 1.867,87
16. Rembang 66.711 0,94 42,52 1.568,93
17. Kraton 88.525 -0,09 50,75 1.744,33
18. Pohjentrek 31.296 0,98 11,88 2.634,34
19. Gondang Wetan 56.264 0,63 26,25 2.143,39
20. Rejoso 46.766 0,63 37,00 1.263,95
21. Winongan 44.287 0,70 45,97 963,39
22. Grati 78.930 0,61 50,78 1.554,35
23. Lekok 77.514 0,92 46,57 1.664,46
24. Nguling 62.367 1,25 42,60 1.464,01
Kabupaten Pasuruan 1.605.969 0,58 1.474,02 1.089,52
Sumber: Kabupaten Pasuruan dalam Angka Tahun 2021, BPS
Tabel 2.5.1 Jumlah Fasilitas Pendidikan pada Kecamatan Terlayani Tahun 2020
Fasilitas Pendidikan
Kecamatan
TK/RA SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
Beji 36 48 19 13
Bangil 45 45 29 23
Rembang 27 44 12 6
Kraton 26 47 18 9
Pohjentrek 15 18 9 5
Sumber: Kabupaten Pasuruan dalam Angka 2021, BPS
Tabel 2.5.2 Jumlah Fasilitas Peribadatan pada Kecamatan Terlayani Tahun 2020
Fasilitas Peribadatan
Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katolik
Beji 87 337 1 0 1 0
Bangil 46 270 3 0 0 1
Rembang 83 435 0 0 0 0
Kraton 90 512 0 0 0 0
Pohjentrek 32 123 1 0 0 0
Sumber: Kabupaten Pasuruan dalam Angka 2021, BPS
Tabel 2.5.3 Jumlah Fasilitas Kesehatan pada Kecamatan Terlayani Tahun 2020
Fasilitas Kesehatan
Kecamatan
Rumah Sakit Puskesmas
Beji 0 1
Bangil 2 2
Rembang 0 1
Kraton 0 2
Pohjentrek 0 1
Sumber: Kabupaten Pasuruan dalam Angka 2021, BPS
Tabel 2.5.4 Jumlah Fasilitas Pariwisata pada Kecamatan Terlayani Tahun 2020
Fasilitas Pariwisata
Kecamatan
Rumah Makan Hotel
Beji 15 1
Bangil 39 5
Rembang 0 0
Kraton 4 0
Pohjentrek 6 0
Sumber: Kabupaten Pasuruan dalam Angka 2021, BPS
BAB III
ALTERNATIF PENGOLAHAN DAN PRELIMINARY DESIGN
Debit yang digunakan pada Qpelanggan adalah Qhari maksimum untuk kebutuhan domestik dan non-
domestik. Debit Qkehilangan air diperhitungkan sebesar 20% dari Qhari maksimum, dan debit Qinstalasi
diperhitungkan sebesar 10% dari Qhari maksimum (Masduqi dan Assomadi, 2019). Dengan demikian,
besarnya debit pengolahan dapat dituliskan melalui persamaan berikut.
Qpengolahan = 100% Qhari maksimum + 20% Qhari maksimum + 10% Qhari maksimum
Qpengolahan = 130% Qhari maksimum
Penentuan besarnya debit hari maksimum didasarkan pada kebutuhan air penduduk
Kabupaten Pasuruan tahun 2032, dimana kebutuhan air ini terdiri dari kebutuhan air domestik dan
non-domestik yang kemudian dikalikan dengan faktor hari maksimum. Kebutuhan air domestik
didasarkan pada jumlah penduduk, sementara kebutuhan air non-domestik didasarkan pada jumlah
fasilitas umum di Kabupaten Pasuruan pada tahun 2032. Menurut Ditjen Cipta Karya Dep PU
(1996), faktor hari maksimum ditentukan berdasakan kategori kota dan jumlah penduduk yang ada
di Kabupaten Pasuruan, sehingga direncanakan faktor hari maksimum adalah 1,15. Adapun data
kebutuhan air penduduk Kabupaten Pasuruan pada lima kecamatan pelayanan (proyeksi tahun
2032) dan debit pengolahan disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.2.1 Debit Pengolahan IPA Berdasarkan Kebutuhan Air Kecamatan Pelayanan (Q dalam L/detik)
Jumlah Q Total Q
Q Total Q Harian Q Q
Kecamatan Penduduk Non- Q Total kehilangan
Domestik Maksimum Instalasi Pengolahan
Terlayani Domestik air
Dengan demikian, kapasitas desain perencanaan ini menggunakan debit pengolahan, yakni sebesar
862,27 L/detik.
Tabel 3.4.1 Baku Muku Air Minum berdasarkan PERMENKES No.492 Tahun 2010 (Parameter Utama)
Air baku yang digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan air minum di daerah
perencanaan diperoleh dari air sungai setempat dengan cara sistem pemompaan ke Instalasi
Pengolahan Air. Kualitas air baku untuk pengolahan air minum pada bangunan perencanaan ini
adalah sebagai berikut.
Seperti layaknya air sungai yang ada di sebagian besar wilayah di Indonesia, kandungan lumpur
yang tersuspensi pada air yang dapat menyebabkan kekeruhan air cukup tinggi. Selain itu,
kandungan organik dan anorganik mempengaruhi kekeruhan pada air.
Tabel 3.5.1 Alternatif Pengolahan Berdasarkan Karakteristik Air Baku yang Akan Diolah
Tabel 3.5.2 Alternatif Pengolahan Air Minum Berdasarkan Parameter yang Lain
Aerasi
8. CO2 Agresif
Penambahan kapur
Preklorinasi
10. Besi dan Mangan Aerasi
Rapid sand filter
Penambahan kapur
11. Tembaga
Kalium hidroksida
Ion exchange
13. Chlorida Aerasi
Karbon aktif
14. Sulfat Ion exchange
Ion exchange
15. Sulfida
Aerasi
Setiap unit instalasi pengolahan air minum memiliki kemampuan removal atau reduksi
kontaminan yang terkandung dalam air baku. Tentunya kemampuan ini tidak bisa disamakan antar
unitnya. Kemampuan removal ini akan dinyatakan dalam persentase efisiensi removal. Persentase
kemampuan mereduksi kontaminan tersebut dapat dijadikan referensi dalam memilih unit
pengolahan yang akan digunakan. Persentase efisiensi removal pada tiap unit pengolahan untuk
parameter air baku berupa kekeruhan dan kadar Fe dapat dilihat pada tabel berikut.
[1] [6]
Sumber: Reynold & Richard, 1996 Widarti et al., 2016
[2] [7]
Nkwonta & Ochieng, 2009 Singha et al., 2018
[3] [8]
Kawamura, 1991 Zogo et al., 2011
[4] [9]
Fair et al., 2011 Syazwan et al., 2020
[5]
Sanusi et al., 2016
Sesuai dengan karakteristik air baku yang digunakan, maka rangkaian alternatif
pengolahan akan dibuat berdasarkan hal beberapa opsi jenis pengolahan pada tabel di atas.
Pemilihan unit proses dan unit operasi tergantung pada karakteristik air baku, karakteristik air yang
akan dihasilkan, pertimbangan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan, serta ketersediaan
lahan. Oleh karena itu, terdapat tiga alternatif pengolahan air yang akan dipilih sebagai berikut.
Reservoir Desinfeksi
Rapid Sand Filter Sedimentasi
Pada alternatif desain pertama, proses pengolahan air dimulai dengan penyaringan oleh bar
screen, kemudian dilanjutkan dengan prasedimentasi, koagulasi secara mekanis, flokulasi secara
hidrolis, sedimentasi, filtrasi menggunakan rapid sand filter, desinfeksi menggunakan klor, lalu
hasil pengolahan ditampung pada reservoir. Adapun fungsi dari masing-masing unit pengolahan
di atas adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5.4 Fungsi dari Masing-Masing Unit Pengolahan Air Baku Alternatif Pertama
Selanjutnya, akan dihitung persentase removal kekeruhan dan kadar Fe pada masing-
masing unit pengolahan di alternatif pertama. Adapun contoh perhitungannya adalah sebagai
berikut.
Unit Prasedimentasi:
- Kekeruhan
% Removal = 80%
Kekeruhan Awal = 250 NTU
Kekeruhan Akhir = (100% - %Removal) × Kekeruhan Awal
= (100% - 80%) × 250 NTU
= 20% × 250 NTU = 50 NTU
- Kadar Fe
% Removal = 70%
Kadar Fe Awal = 1,3 mg/L
Kadar Fe Akhir = (100% - %Removal) × Kadar Fe Awal
= (100% - 70%) × 1,3 mg/L
= 30% × 1,3 mg/L = 0,39 mg/L
Tabel 3.5.5 Hasil Perhitungan %Removal pada Unit Pengolahan Air Minum Alternatif Pertama
Reservoir Desinfeksi
Rapid Sand Filter Sedimentasi
Pada alternatif desain kedua, proses pengolahan air dimulai dengan penyaringan oleh bar
screen, kemudian dilanjutkan dengan proses pretreatment menggunakan roughing filter, koagulasi
secara mekanis, flokulasi secara hidrolis, sedimentasi, filtrasi menggunakan rapid sand filter,
desinfeksi menggunakan klor, lalu hasil pengolahan ditampung pada reservoir. Adapun fungsi dari
masing-masing unit pengolahan di atas adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5.6 Fungsi dari Masing-Masing Unit Pengolahan Air Baku Alternatif Kedua
Selanjutnya, akan dihitung persentase removal kekeruhan dan kadar Fe pada masing-
masing unit pengolahan di alternatif pertama. Adapun contoh perhitungannya adalah sebagai
berikut.
Roughing Filter:
- Kekeruhan
% Removal = 85%
Kekeruhan Awal = 250 NTU
Kekeruhan Akhir = (100% - %Removal) × Kekeruhan Awal
= (100% - 85%) × 250 NTU
= 15% × 250 NTU = 37,5 NTU
- Kadar Fe
% Removal = 72%
Kadar Fe Awal = 1,3 mg/L
Kadar Fe Akhir = (100% - %Removal) × Kadar Fe Awal
= (100% - 72%) × 1,3 mg/L
= 28% × 1,3 mg/L = 0,364 mg/L
Tabel 3.5.7 Hasil Perhitungan %Removal pada Unit Pengolahan Air Minum Alternatif Kedua
Penilaian Keterangan
Indikator
Alternatif 1 Alternatif 2
Bak prasedimentasi memiliki persentase
removal sebesar 80% untuk menurunkan
kekeruhan dan 70% untuk menurunkan Fe
sedangkan roughing filter memiliki persentase
removal sebesar 85% untuk menurunkan
Kualitas Effluen 3 3 kekeruhan dan 72% untuk menurunkan Fe.
Namun, berdasarkan perhitungan persentase
removal, keduanya mampu menghasilkan
kualitas effluen di bawah baku mutu sehingga
bisa dikatakan kedua alternatif menghasilkan
kualitas effluen yang sama-sama baik.
= 0,86 m3 / 2 m
= 0,43 m2
Jika direncanakan perbandingan panjang dan lebar adalah 3:1
𝐴 𝑆𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 0,43 m2
Lebar = √ =√ = 0,38 𝑚 ≈ 0,4 m (direncanakan)
3 3
Panjang = 3 × lebar bak direncanakan
= 3 × 0,4 m
= 1,2 m
Luas lahan = panjang × lebar (direncanakan) × jumlah bak
= 1,2 m × 0,4 m × 3 bak
= 1,44 m2
Dari perhitungan setiap unit pengolahan di atas, didapatkan total kebutuhan lahan
bangunan untuk alternatif pengolahan 1 yang dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB IV
PERENCANAAN BANGUNAN INTAKE
b. Canal Intake
Canal intake dipakai ketika sumber air baku berasal dari kanal, dimana dinding
chamber akan terbuka sebagian ke arah kanal dan dilengkapi dengan pipa pengolahan
selanjutnya.
c. Reservoir Intake
Reservoir intake dipakai pada sumber air baku yang berasal dari dam. Pada tipe ini juga
dibangun menara intake yang terpisah dengan dam serta akan diletakkan pada bagian
hulu. Jika terjadi fluktuasi level muka air, maka dapat diatasi dengan inlet diletakkan
pada beberapa level di menara.
Sementara itu, berdasarkan SNI 7829:2012 bangunan pengambilan air terbagi menjadi
beberapa tipe diantaranya sebagai berikut.
Bangunan intake terdiri dari beberapa komponen, antara lain sebagai berikut.
1. Bangunan sadap, yang berfungsi untuk mengefektifkan air masuk menuju sumur
pengumpul.
2. Sumur pengumpul (Sump well), yang berfungsi sebagai penampung air baku sebelum
dialirkan menuju unit selanjutnya. Luas area yang cukup untuk pembersihan dengan syarat
bangunan sadap bisa memenuhi kebutuhan air. Dasar sumur minimal 1 m dibawah dasar
sungai atau tergantung pada kondisi geologis wilayah perencanaan. Konstruksi sumur
disesuaikan dengan kondisi sungai.
3. Screen
Screen terdapat pada bangunan sadap, berfungsi untuk menyaring padatan atau bentuk
lainnya yang terkandung dalam air baku. Pembersihannya dapat dilakukan secara manual
untuk coarse screen dan mekanis untuk fine screen.
Terdapat nilai faktor bentuk mengenai bentuk screen yang digunakan dalam perencanaan bar
screen yang disajikan dalam tabel sebagai berikut.
I. Direncanakan:
1 Debit Pengolahan = 0,862 m3/detik
2 Ketinggian HWL = 2,0 m
3 Ketinggian AWL = 1,5 m
4 Ketinggian LWL = 1,0 m
5 Kedalaman Saluran (H) = 2,5 m
6 Panjang Saluran (P) = 1 m
7 Lebar Saluran (L) = 1 m
II. Perhitungan
1 Luas Penampang Saluran = P×L
= 1m×1m
= 1,0 m2
Saat Kondisi HWL
2 Volume Saluran = P × L × HHWL
= 1m×1m×2m
= 2,0 m3
3 Waktu detensi = Volume HWL / Debit Pengolahan
= 2 m3 / 0,862 m3/detik
= 2,3 detik
4 Kecepatan aliran = Panjang saluran / waktu detensi
= 1 m / 2,3 detik
= 0,431 m/detik
Saat Kondisi AWL
5 Volume Saluran = P × L × HAWL
= 1m×1m×2m
= 1,5 m3
6 Waktu detensi = Volume HWL / Debit Pengolahan
= 1,5 m3 / 0,862 m3/detik
= 1,7 detik
7 Kecepatan aliran = Panjang saluran / waktu detensi
= 1 m / 1,7 detik
= 0,575 m/detik
Saat Kondisi LWL
8 Volume Saluran = P × L × HLWL
= 1m×1m×1m
= 1,0 m3
9 Waktu detensi = Volume HWL / Debit Pengolahan
= 1 m3 / 0,862 m3/detik
9 Waktu detensi = 1,2 detik
10 Kecepatan aliran = Panjang saluran / waktu detensi
= 1 m / 1,2 detik
= 0,862 m/detik
Manual Mechanical
Parameter Sumber
Cleaning Cleaning
Ukuran Batang (mm)
- Lebar 5 – 15 5 – 15
Metcalf & Eddy, 2004
- Kedalaman 25 – 38 25 – 38
Jarak antar batang (mm) 25 – 50 15 – 75
Slope dari horizontal (o) 45 – 60 75 – 85 Qasim, 2014
Manual Mechanical
Parameter Sumber
Cleaning Cleaning
Headloss yang diizinkan (mm) 150 150 – 600 Metcalf & Eddy, 2004
Diketahui :
1 Debit Saluran = 0,862 m³/detik
2 Jumlah bar screen = 1 unit/kanal
3 Lebar screen (L) = Lebar Saluran Inlet
= 1,0 m
4 Kemiringan bar thdp horizontal = 80 °
5 Lebar bukaan (b) = 0,020 m
6 Lebar bar (w) = 0,010 m
7 Kedalaman screen (D) = kedalaman saluran inlet
= 2,5 m
Perhitungan:
1 𝑚 − 0,020 𝑚
=
0,020 𝑚 + 0,010 𝑚
= 32,67 bar
= 32 bar
2 Jumlah bukaan antar bar = n+1
= 33 bukaan
3 Luas bukaan screen
Total lebar bukaan = jumlah bukaan × lebar bukaan
= 0,66 m
Total luas bukaan = total lebar bukaan × kedalaman
Saat HWL
Total luas bukaan = total lebar bukaan × kedalaman HWL
= 0,66 m × 2 m
= 1,32 m2
Saat AWL
Total luas bukaan = 0,99 m2
Saat LWL
Total luas bukaan = 0,66 m2
Kondisi HWL
5 Kecepatan mendekati bar screen dan kecepatan melalui screen bersih
Kecepatan mendekati bar screen = 0,431 m/detik
Luas Bukaan bar screen saat bersih tegak lurus arah aliran = total luas bukaan saat bersih
= 1,32 m2
Kecepatan melewati bukaan screen = Debit / luas bukaan screen
= 0,862 m3/detik / 1,32 m2
= 0,653 m/detik
6 Headloss pada saat bersih
Nilai Cd = 0,7
Headloss (Hl 1) =
0,6532 − 0,4312 1
= ×( )
2 × 9,81 0,7
= 0,0175 m
Nilai faktor bentuk = sharp-edge rectangular bars
= 2,42
Headloss (Hl 2) =
4
2
= 2,42 × (0,32) × ( 0,653 ) × sin 80°
3
0,66 2 × 9,81
= 0,0197 m
Rentang headloss saat bersih pada 0,0175 - 0,0197 m
7 Headloss saat 50% clog
Nilai Cd = 0,6
= 0,1292 m
= Memenuhi Kriteria Desain
*) saat clogg 50%, v melewati screen menjadi 2x
Kondisi AWL
5 Kecepatan mendekati bar screen dan kecepatan melalui screen bersih
Kecepatan mendekati bar screen = 0,575 m/detik
Luas Bukaan bar screen saat bersih tegak lurus arah aliran = total luas bukaan saat bersih
= 0,99 m2
Kecepatan melewati bukaan screen = Debit / luas bukaan screen
= 0,871 m/detik
6 Headloss pada saat bersih
Nilai Cd = 0,7
Headloss (Hl 1) =
0,8712 − 0,5752 1
= ×( )
2 × 9,81 0,7
= 0,0312 m
Nilai faktor bentuk = sharp-edge rectangular bars
= 2,42
Headloss (Hl 2) =
4
2
= 2,42 × (0,32) × ( 0,871 ) × sin 80°
3
0,66 2 × 9,81
= 0,0351 m
Rentang headloss saat bersih pada 0,031 - 0,035 m
7 Headloss saat 50% clog
Nilai Cd = 0,600
(2 × 0,871)2 − 0,5752 1
= ×( )
2 × 9,81 0,7
= 0,2297 m
= Memenuhi Kriteria Desain
Kondisi LWL
5 Kecepatan mendekati bar screen dan kecepatan melalui screen bersih
Kecepatan mendekati bar screen = 0,862 m/detik
Luas Bukaan bar screen saat bersih tegak lurus arah aliran = total luas bukaan saat bersih
= 0,66 m2
Kecepatan melewati bukaan screen = Debit / luas bukaan screen
= 1,306 m/detik
6 Headloss pada saat bersih
Nilai Cd = 0,70
Headloss (Hl 1) =
1,3062 − 0,8622 1
= ×( )
2 × 9,81 0,7
= 0,0701 m
Nilai faktor bentuk = sharp-edge rectangular bars
= 2,42
Headloss (Hl 2) =
4
2
= 2,42 × (0,32) × ( 1,306 ) × sin 80°
3
0,66 2 × 9,81
= 0,0790 m
Rentang headloss saat bersih pada 0,0701 - 0,0790 m
7 Headloss saat 50% clog
Nilai Cd = 0,6
(2 × 1,306)2 − 0,8622 1
= ×( )
2 × 9,81 0,7
= 0,5168 m
= Memenuhi Kriteria Desain
1. Kecepatan antara 0,6 – 1,5 m/dt ( 2- 5 fps) untuk mencegah sedimentasi dan erosi
2. Ukuran pipa disesuaikan sehingga kecepatan pada low water level (LWL) lebih besar dari
0,6 m/dt, dan pada high water level (HWL) lebih kecil dari 1,5 m/dt
I. Direncanakan:
1 Debit Pengolahan = 0,862 m3/detik
2 Diameter Max Pipa = Lebar Saluran Intake
1,0 m
3 Jumlah pipa sadap = 2 buah
*masing-masing beroperasi saat kondisi LWL dan HWL
4 Panjang pipa sadap = 5 m
5 C Pipa Baja = 140
6 n kekasaran = 0,015
6 v maks = 6 m/detik
(KemenPUPR, 2014)
II. Perhitungan:
1 A pipa dengan D max = ¼ × π × Dmax2
= ¼ × π × (1 m)2
= 0,785 m2
2 Kecepatan dalam pipa = Debit / Luas penampang pipa max
= 0,862 m3/detik / 0,785 m2
= 1,098 m/detik
3 Diameter pasaran = 630 mm
= 0,63 m
4 Diameter dalam = 555,6 mm
= 0,5556 m
5 A cek = ¼ × π × Ddalam2
= ¼ × π × (0,5556 m)2
= 0,242 m2
6 V cek = Debit / A cek
= 0,862 m3/detik / 0,242 m2
= 3,557 m/detik
7 Headloss (Hf) =
1,85
0,862
= ( ) ×5
0,2785 × 140 × 0,55562
= 0,075598 m
8 Slope pipa = Hf/L
= 0,075598 m / 5 m
= 0,0151 m/m
III. Penempatan Pipa
Ketinggian HWL = 2,00 m
Ketinggian AWL = 1,50 m
Ketinggian LWL = 1,00 m
Jarak dari dasar ke Pipa LWL (h1) = 0,07 m
Jarak dari dasar ke Pipa HWL (h2) = 1,07 m
Jarak antarpipa = 0,37 m
Cek kedalaman = 2,00 m
Dalam perencanaan, ini akan direncanakan sumur pengumpul dengan perhitungan sebagai berikut.
I. Direncanakan:
1 Debit (Q) = 0,862 m3/detik
2 Jumlah sumur pengumpul = 1 buah
3 n kekasaran = 0,015
4 Tebal dinding = 0,25 m
5 Waktu detensi (td) = 4 menit
= 240 detik
6 Bentuk sumur pengumpul = Persegi
7 freeboard = 0,5 m
8 Kedalaman dasar sumur dari dasar sungai = 1 m
II. Perhitungan:
1 Volume sumur = Q × td
= 0,862 m3/detik × 240 detik
= 206,95 m3
Kedalaman sungai + kedalaman dasar sumur dr
2 Kedalaman sumur (H) =
dasar sungai + fb
= 2,5 m + 1 m + 0,5 m
= 4 m
3 Luas Permukaan Sumur (A) = Vol sumur / H
= 206,95 m3 / 4 m
= 51,736 m2
4 Lebar sumur (b) = √𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑢𝑟
= √51,736 𝑚2
= 7,193 m
5 Lebar sumur rencana = 7,20 m
6 Lebar sumur + tebal dinding = b + 2 × tebal dinding
= 7,20 m + 2 × 0,25 m
= 7,70 m
= 7,70 m
9 Volume sumur rencana = Panjang rencana × lebar rencana × kedalaman
= 7,20 × 7,20 × 4
= 207,360 m3
10 Cek waktu detensi = Volume rencana / Debit
= 240,48 detik
= 4,008013034 menit
= Sesuai Kriteria Desain
Kriteria Desain:
Tabel 4.2.2 Diameter isap dan cakupan kapasitas pompa volut kecil (satuan: m3/menit)
Diameter isap
40 50 65 80 100 125 150
(mm)
Kurang dari 0,16- 0,25- 0,40- 0,65- 1.00- 1,60-
50Hz
0.20 0,32 0,50 0,80 1,25 2,00 3,15
Kapasitas
Kurang dari 0,18- 0,28- 0,45- 1,71- 1,12- 1,80-
60Hz
0.22 0,36 0,56 0.90 1,40 2,24 3,55
Sumber: Sularso dan Tahara, 2006
Tabel 4.2.3 Diameter isap dan cakupan kapasitas pompa volut isap ganda (satuan: m3/menit)
Perhitungan
Berdasarkan Tabel 4.2.2 dan Tabel 4.2.3, diameter isap pompa pada debit pompa 0,287 m3/detik
atau 17,245 m3/menit adalah 400 mm = 0,4 m. Selanjutnya, akan ditentukan diameter isap pipa
yang akan dipasang pada pompa mengikuti diameter pasaran, dimana diameter pipa isap harus
lebih besar daripada diameter isap pompa, sehingga direncanakan:
Diameter pipa suction pasaran = 500 mm
Diameter dalam = 440 mm = 0,440 m
Perbandingan Dsuc pipa / Dsuc pompa = 500 / 440 = 1,1
Koefisien C pipa HDPE = 140
Kecepatan suction = Debit / luas permukaan suction pompa
= 0,287 m3/detik / (0,25 × π × (0,4 m)2)
= 2,287 m/detik
Elevasi ketinggian air min pada sumur (h1) = -2 m
Elevasi ketinggian air pada bak prased (h2) = 4 m
Head statik = h2 – h1
= 4 m – (-2 m)
=6m
Panjan pipa suction = jarak SP ke rumah pompa + ketinggian
penempatan pompa
= 2 m + 1,7 m
= 3,7 m
Panjang pipa discharge = head statik + ketinggian LWL
=6m+1m
=7m
𝑄 1,85
Headloss mayor pipa suction (hf suc) = (0,2785×𝐶×𝐷2,63 ) ×𝐿
0,287 1,85
= (0,2785×140×0,4402,63 ) × 3,70
= 0,174 m
𝑄 1,85
Headloss mayor pipa discharge (hf dis) = (0,2785×𝐶×𝐷2,63 ) ×𝐿
0,287 1,85
= (0,2785×140×0,4402,63 ) ×7
= 0,329 m
𝑣2
Headloss minor pompa (hfm) = 𝐾𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × (2𝑔)
2,2872
= 5,34 × (2×9,81)
= 0,899 m
Total head = head statik + hf suc + hf dis + hfm
= 6 m + 0,174 m + 0,329 m + 0,899 m
= 7,927 m
=8m
𝑃𝑎 𝑃𝑢
NPSH sistem = − − ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑖𝑠𝑎𝑝 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 − ℎ𝑙 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑖𝑠𝑎𝑝
𝛾 𝛾
10.332,27 238,3
= − − 0,5 − (0,899 + 0,174)
995,7 995,7
= 8,040 m
Berdasarkan perhitungan debit, head, dan NPSH pompa, maka dapat ditentukan merk pompa yang
digunakan berdasarkan katalog pompa yang tersedia. Adapun spesifikasi pompa yang akan
digunakan adalah sebagai berikut.
Power Pompa
Densitas air = 995,7 kg/m3
Power pompa = Q tiap pompa × g × Head total × densitas air
= 0,287 m3/s × 9,81 m/s2 × 7,927 m × 995,7 kg/m3
= 22.222,26 watt
Efisiensi pompa = 60%
Power pompa yang digunakan = power pompa / efisiensi pompa
= 22.222,26 watt / 60%
= 37.037,10 watt
BAB V
PERENCANAAN BANGUNAN PRA-SEDIMENTASI
Sebuah bak pra-sedimentasi secara ideal dibagi menjadi 4 zona, antara lain sebagai berikut.
1. Zona inlet
Dalam zona ini aliran terdistribusi tidak merata melintasi bagian melintang bak; aliran
meninggalkan zona inlet mengalir secara horisontal dan langsung menuju bagian outlet.
2. Zona pengendapan
Dalam zona ini, air mengalir pelan secara horisontal ke arah outlet. Dalam zona ini terjadi
proses pengendapan. Lintasan partikel diskrit bergantung pada besarnya kecepatan
pengendapan.
3. Zona lumpur
Dalam zona ini, lumpur terakumulasi. Zona ini biasanya dilengkapi dengan sludge
collector/scrapper.
4. Zona outlet
Dalam zona ini, air yang partikelnya telah terendapkan terkumpul pada bagian melintang
bak dan siap mengalir keluar bak. Tempat air meninggalkan bak biasanya berbentuk
pelimpah (weir).
Prinsip dalam unit pra-sedimentasi atau bak pengendapan pertama (primary sedimentation)
ini adalah pemisahan partikel diskrit dalam air baku dengan cara gravitasi. Partikel diskrit adalah
partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun berat pada saat mengendap.
Efisiensi pengendapan bergantung pada karakteristik aliran, sehingga perlu diketahui karakteristik
aliran pada unit tersebut. Karakteristik aliran dapat diperkirakan dengan bilangan Reynolds dan
bilangan Froude (Kawamura, 2000). Efisiensi pengendapan dari partikel diskrit dengan ukuran,
bentuk, densitas dan spesific gravity yang sama tidak tergantung dari kedalaman bak, tetapi pada
luas permukaan bak serta waktu detensi.
0,40
Fraksi Tersisa
0,30
0,20
0,10
0,00
0,00000 0,00010 0,00020 0,00030 0,00040 0,00050 0,00060 0,00070
Kecepatan (m/s)
Gambar 5.2.1 Grafik Hubungan Antara Fraksi Tersisa dan Kecepatan Pengendapan
0,9
% removal
0,85
0,8
0,75
0,7
0,65
0,6
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00
Waktu (jam)
Dari grafik di atas, maka dihasilkan persamaan grafik y = 0,3088 ln(x) + 0,5054. Jika dikehendaki
persen removal 80%, maka:
y = 0,3088 ln(x) + 0,5054
0,8 = 0,3088 ln(x) + 0,5054
ln(x) = (0,8 - 0,5054) / 0,3088
ln(x) = 0,95
x = 1,5
Diperoleh waktu pengendapan pada persen removal 80% adalah 1,5 jam. Diketahui tinggi kolom
pengendapan adalah 120 cm, maka kecepatan pengendapannya adalah:
𝐻 120 𝑐𝑚 𝑐𝑚
𝑣= = = 46,223 = 0,0009 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 1,5 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚
Dengan beberapa hal yang telah direncanakan di atas, maka zona pengendapan dapat diketahui
yaitu dengan membuat plot hubungan antara persen removal yang diharapkan dengan t/td pada
kurva sebagai berikut.
Dari grafik didapatkan nilai Vo/(Q/A) sebesar 2,2 dengan removal efisiensi 80% untuk good
performance dengan nilai n sebesar 1/3. Dengan demikian maka dapat ditentukan nilai vs dan ts
sebagai berikut.
Dengan demikian, dapat ditentukan dimensi zona pengendapan dari bak pra-sedimentasi sebagai
berikut.
= 4L2
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
Lebar (L) =√ 4
526,94 m2
=√ 4
= 11,478
≈ 11,5 m
Panjang (P) = 4L
= 4 × 11,5 m
= 46 m
Kedalaman (H) = Volume / As
= (Q × ts) / As
= (0,216 m3/detik × 3,3 jam) / 526,94 m2
= 4,9 m
Kemiringan (slope) rencana =5%
Kedalaman di influen = H + (S × P/2)
= 4,9 m + (0,05 × (46 m / 2))
= 6,05 m
Kedalaman di effluen = H - (S × P/2)
= 4,9 m - (0,05 × (46 m / 2))
= 3,75 m
Kecepatan horizontal (vh) = Q / Ac
= Q / (H × L)
= 0,216 m3/detik / (4,9 m × 11,5 m)
= 0,00383 m/detik (memenuhi)
Kecepatan scoring (Vsc)
k = 0,04
f = 0,02
Spesific Grafity partikel = 2,65
(18×𝑣𝑠 ×𝜐)
Diameter partikel =√ 𝑔(𝑆𝑔 −1)
(18×0,0009×0,8975×10−6 )
=√ 9,81(2,65−1)
= 2,997 × 10-5 m
8×𝑘(𝑆𝑔 −1)×𝑑×𝑔
Vsc =√ 𝑓
8×0,04(2,65−1)×2,997×10−5 ×9,81
=√ 0,02
= 0,088 m/detik
Karena nilai Vs < Vsc maka memenuhi dan tidak terjadi resuspensi
Karena nilai Vh < Vsc maka memenuhi dan tidak terjadi penggerusan
Karena salah satu nilai yaitu nilai NFr tidak memenuhi kriteria, maka perlu dipasang
perforated wall/baffle pada zona inlet untuk mencegah aliran pendek dan agar aliran air tetap
laminar sehingga partikel dapat mengendap dengan baik. Adapun dalam perencanaan ini
direncanakan perforated baffle sebagai berikut.
Perhitungan:
Luas tiap lubang (A1) = ¼ × π × D2
= ¼ × π × (0,03)2
= 0,00071 m2
Luas baffle yang terendam air =b×H
= 11,5 m × 4,9 m
= 56,35 m2
Luas total lubang (A2) = [ Q / (c × V asumsi)]
= [0,2156 m3/detik / (0,6 × 0,2 m/detik)]
= 1,796 m2
Jumlah lubang (n) = A2 / A1
= 1,796 m2 / 0,00071 m2
= 2540,37 buah
≈ 2541 buah
Susunan lubang
Horizontal (baris) = 50 buah
Vertikal (kolom) = 51 buah
Jarak antar lubang
Horizontal (Sh) = lebar baffle – [(jumlah lubang × d) / (jumlah lubang + 1)]
= 11,5 m – [(50 × 0,03 m) / (50 + 1)]
= 0,20 m
Vertikal (Sv) = tinggi baffle – [(jumlah lubang × d) / (jumlah lubang + 1)]
= 6,5 m – [(51 × 0,03 m) / (51 + 1)]
= 0,10 m
Kontrol Nre dan NFr
Jari-jari hidrolis (R) = Luas / Keliling
= (¼ × π × D2) / ( π × D)
=¼D
= ¼ × 0,03 m
= 0,0075 m
Nre = (v × R) / Ʋ
= (0,2 m/detik× 0,0075) / (0,8975 × 10−6)
= 1671,31 (karena nilai Nre <2000, memenuhi)
NFr = vh2 / (g × R)
= (0,2 m/detik)2 / (9,81 m/detik2 × 0,0075 m)
= 0,5436 (karena nilai NFr >10-5, memenuhi)
Headloss (Hf) = vh2 / 2g
= (0,2 m/detik)2 / (2 × 9,81 m/detik2)
= 0,002 m
Perhitungan :
Konsentrasi Diskrit dan grit = 90% × Konsentrasi SS
= 90% × 575 mg/L
= 517,5 mg/L
Sludge teremoval/terendapkan = 80% × Konsentrasi Diskrit dan grit
= 80% × 517,5 mg/L
= 414 mg/L
Sludge lolos = (konsentrasi diskrit dan grit) – (sludge teremoval)
= 517,5 mg/L – 414 mg/L
= 103,5 mg/L
x = (P1 – P2) / 2
= (11,5 m - 8,625 m) / 2
= 1,4375 m
h/x = tan 45o
h = tan 45o × x
= 1,4375 m
Kedalaman ruang lumpur (h) adalah 1,4375 m
Cek kemiringan ruang lumpur (a)
𝐻 1,4375 𝑚
tan a = (𝑃1−𝑃2)/2 = (11,5 𝑚−8,625 𝑚)/2 = 1
a = 45o (memenuhi)
Perhitungan:
Luas crossectional (Ac) =Q/v
= 0,862 m3/detik / 0,6 m/detik
= 1,437 m2
Rasio L:H =1:1
Ac =L×H
Lebar (b) = √𝐴𝑐
= √1,437 𝑚2
= 1,20 m
Kedalaman (H) = Lebar = 1,20 m
Headloss (Hf) = [(v × n) + ((b + 2H)2/3) × L1/2]2
= [(0,6 m/detik × 0,015) + (1,20 m + 2(1,20))2/3) ×
1000 m1/2]2
= 0,00268 m
Perhitungan :
Panjang total weir (L) = Q / WRL
= 0,216 m3/detik / 0,00278 m3/m.detik
= 124,2 m
Lebar bak (W) = 11,5 m
Tebal weir (t) = 0,1 m
Lebar gutter (s)
W = n x s + (n -1) x s
11,5 = (4 x s) + (4 - 1) s
15 s = 11,5
s = 0,77 m
Panjang gutter (p) = panjang total weir / jumlah gutter
= (124,2 m – 11,5 m) / 8
= 14,09 m
2(0,216 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
= √0,168 𝑚 +
9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 × (0,77 𝑚)2 × 0,168 𝑚
= 0,351 𝑚
Tinggi gutter (h)
Q = 1,38 × s × h1,5
h = (Q / (1,38 × s))2/3
= (0,216 m3/detik / (1,38 × 0,77 m))2/3
= 0,345 m
Freeboard = 0,5 m
Tinggi gutter = 0,345 m + 0,5 m = 0,845 m
Slope (s)
v = 1/n × R2/3 × s1/2
0,79 m/detik = 1/0,015 × (0,185)2/3 × s1/2
s1/2 = 0,03637
s = 0,00132
Headloss (Hf) = Slope × L
= 0,00132 × 11,5 m
= 0,0152 m
Head kecepatan (Hv) = v2 / 2g
= (0,79 m/detik)2 / (2 × 9,81 m/detik2)
= 0,0316 m
Headloss total = Hf + Hv
= 0,0152 m + 0,0316 m
= 0,0468 m
BAB VI
PERENCANAAN BANGUNAN PENGADUK CEPAT (KOAGULASI)
Tabel 6.1.1 Nilai Gradien Kecepatan dan Waktu Detensi pada Pengadukan Cepat
Secara umum, pengadukan cepat adalah pengadukan yang dilakukan pada gradien
kecepatan besar, yaitu 300 sampai 1000 detik-1 selama 5 sampai 60 detik. Secara spesifik, nilai G
(gradien kecepatan) dan td (waktu detensi) bergantung kepada tujuan pengadukan cepat.
Pengadukan cepat dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengadukan mekanis, hidrolis dan
pneumatis.
1. Pengadukan mekanis adalah metoda pengadukan menggunakan peralatan mekanis yang
terdiri atas motor, poros pengaduk (shaft) dan alat pengaduk (impeller). Peralatan tersebut
digerkaan dengan motor bertenaga listrik. Berdasarkan bentuknya, ada tiga macam
impeller, yaitu paddle (pedal), turbin dan propeller (baling-baling).
Gambar 6.1.1 Tipe paddle (a) tampak atas, (b) tampak samping
Sumber: Masduqi dan Assomadi, 2019
Gambar 6.1.2 Tipe turbine. (a) turbine blade lurus, (b) turbine blade dengan piringan, (c) turbin dengan
blade menyerong
Sumber: Masduqi dan Assomadi, 2019
Gambar 6.1.3 Tipe propeller. (a) propeller 2 blade, (b) propeller 3 blade
Sumber: Masduqi dan Assomadi, 2019
Tabel 6.1.2 Kriteria Impeller
Jenis Impeller KL KT
Propeller, pitch of 1, 3 blades 41,0 0,32
Propeller, pitch of 2, 3 blades 43,5 1,00
Turbine, 4 flat blades, vaned disc 60,0 5,31
Turbine, 6 flat blades, vaned disc 65,0 5,75
Turbine, 6 curved blades 70,0 4,80
Fan turbine, 6 blades at 45o 70,0 1,65
Shrouded turbine, 6 curved blades 97,5 1,08
Shrouded turbine, with stator, no baflles 172,5 1,12
Flat paddles, 2 blades (single paddle), Di/Wi = 4 43,0 2,25
Flat paddles, 2 blades , Di/Wi = 6 36,5 1,70
Flat paddles, 2 blades , Di/Wi = 8 33,0 1,15
Flat paddles, 4 blades , Di/Wi = 6 49,0 2,75
Flat paddles, 6 blades , Di/Wi = 8 71,0 3,82
Sumber: Masduqi dan Assomadi, 2019
2. Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang memanfaatkan aliran air sebagai tenaga
pengadukan. Tenaga pengadukan ini dihasilkan dari energi hidrolik yang dihasiilkan dari
suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi gesek, energi potensial (jatuhan)
atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran. Jenis pengadukan hidrolis yang
digunakan pada pengadukan cepat haruslah aliran air yang mengahsilkan energi hidrolik
yang besar agar menghasilkan turbulensi yang besar. Dalam hal ini dapat dilihat dari
besarnya kehilangan energi (headloss) atau perbedaan muka air. Dengan tujuan untuk
menghasilkan turbulensi yang besar tersebut, maka jenis aliran yang sering digunakan
sebagai pengadukan cepat adalah terjunan, loncatan hidrolik, dan parshal flume.
Rasio Di/W =8
KL = 71
KT = 3,82
Massa jenis air (suhu 28oC) = 0,9963 g/cm3 = 996,3 kg/m3 (Masduqi dan Assomadi, 2019)
Viskositas Absolut (suhu 28oC) = 0,8363 × 10-3 N.detik/m2 (Masduqi dan Assomadi, 2019)
Viskositas kinematis (suhu 28oC) = 0,8394 × 10-6 m2/detik
Konsentrasi tawas = 10%
Dosis pembubuh = 20 mg/L
Kadar tawas = 70%
Densitas tawas = 1,76 g/cm3 = 1760 kg/m3
Karena direncanakan tangki tanpa sekat (baffle) tegak, tenaga yang dibutuhkan adalah 75% dari
tenaga untuk tangki bersekat, sehingga nilai KT = 0,75 × 3,82 = 2,865.
1
5.841 𝑁. 𝑚 1 1 𝑚3 𝑘𝑔. 𝑚 5
𝐷𝑖 = [( )( )( ) ( ) ( )]
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2,865 (1,667 𝑟𝑝𝑠)3 996,3 𝑘𝑔 𝑁. 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
𝐷𝑖 = 0,849 𝑚
𝐷𝑖 /𝐿𝑏 = 0,849/2 = 0,4245 = 42,45%
Cek Nre
2 𝑘𝑔
𝐷𝑖2 𝑛𝜌 (0,849 𝑚) (1,667 𝑟𝑝𝑠) (996,3 𝑚3 ) 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
𝑁𝑅𝑒 = = (𝑁. )
𝜇 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑘𝑔. 𝑚
0,0008363 𝑁.
𝑚2
𝑁𝑅𝑒 = 1.431.460 ≫ 10.000 (memenuhi)
𝑄 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑠
1 Kebutuhan tawas =
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑠
𝑚3 𝑚𝑔
0,862 𝑥 20 𝐿 𝑥 10−3
= 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
70%
= 0,0236 kg/detik
= 2.128,58 kg/hari
Kebutuhan tawas
2 Volume tawas =
densitas tawas
2.128,58 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
=
1760 kg/𝑚3
= 1,21 m3/hari
Apabila dibuat konsentrasi dalam air 10% maka
Kebutuhan tawas
Konsentrasi tawas =
(kebutuhan tawas + berat air pelarut)
2.128,58
10% =
(2.128,58 + berat air pelarut)
2.128,58
3 Berat air pelarut = − 2.128,58
10%
Berat air pelarut = 19.157,18 kg/hari
= 19,16 ton/hari
4 Volume air pelarut = Berat air pelarut / densitas air
= 19.157,18 kg/hari / 996,30 kg/m3
= 19,23 m3/hari
BAB VII
PERENCANAAN BANGUNAN PENGADUK LAMBAT
Keterangan:
G = Gradien kecepatan (detik-1)
p = Densitas air (kg/m3)
hL = Kehilangan tekanan (N.detik/m2)
μ = Viskositas dinamis (N.detik/m2)
Td = Waktu detensi (detik)
Q = Debit (m3)
f = Koefisien gesek sekat
L = Panjang bak flokulator
Sementara itu, bentuk pengaduk lambat dapat dilihat pada Gambar 3.26 hingga Gambar 3.28
sebagai berikut.
Pada perencanaan ini akan dipakai unit pengadukan lambat secara hidrolis dengan kanal
bersekat (baffled channel). Adapun pengadukan hidrolis yang digunakan pada pengadukan lambat
adalah aliran air yang menghasilkan energi hidrolik yang lebih kecil. Dalam perencanaan ini akan
digunakan horizontal baffled channel, dimana akan digunakan kriteria desain berdasarkan SNI dan
Schulz (1984) sebagai berikut.
1. Jarak antar sekat lebih besar dari 45 cm
2. Jarak ujung baffle dengan dinding lebih besar dari 60 cm
3. Kedalaman air lebih besar dari 1 m
4. Waktu detensi sebesar 15 - 30 menit
5. Dengan tiap flokulator terdapat 3 kompartemen
o Kompartemen I G = 50 detik-1
td = 10 menit = 600 detik
o Kompartemen II G = 20 detik-1
td = 10 menit = 600 detik
o Kompartemen III G = 10 detik-1
td = 10 menit = 600 detik
Jika dilihat pada tiap kompartemen maka memiliki nilai G yang berbeda-beda. Hal ini
dimaksudkan supaya nilai G diatur turun secara bertahap. Dalam hal ini dibuat beberapa
kompartemen sesuai dengan tahap penurunan nilai G. Pada kompartemen I nilai G tidak dibuat
lebih dari 60/detik agar tidak merusak ikatan flok yang telah terbentuk. Sedangkan waktu detensi
untuk flokulator menurut Masduqi (2012) dibuat 30 menit supaya flok memiliki waktu yang cukup
waktu untuk berikatan dengan flok yang lain.
𝜌×𝑔×𝑄×ℎ𝑓 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
- G2 = 𝜇×𝑉
𝜇×𝑡𝑑×𝐺 2
- Hf total = 𝜌×𝑔
0,0008949×600×502
= 997,07×9,81
= 0,137 m
𝑏𝑙×ℎ
Jari-jari hidrolis (R) = 𝑏𝑙+2ℎ
0,47×3
= 0,47+2(3)
= 0,216 m
(𝑁+1)×𝑉𝑙2 ×𝑛2 ×𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
Headloss saluran = 4
𝑅3
(41+1)×0,22 ×0,0132 ×14,6
= 4
0,223
= 0,021 m
Headloss belokan = headloss total – headloss saluran
= 0,137 m – 0,03 m
= 0,117 m
𝐻𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑜𝑘𝑎𝑛 ×2𝑔
Vb (kecepatan saat belok) =√ 𝑁×3,2
0,107 ×2×9,81
=√ 41×3,2
= 0,135 m/detik
Luas (A) = Q/Vb
= 0,287 m3/detik / 0,126 m/detik
= 2,123 m2
Jarak baffle dg dinding saluran (d) = A/H
= 2,278 m2 / 3 m
= 0,708 m
Panjang baffle = Lebar 1 kompartemen - d
= (9,28 m / 3) – 0,76 m
= 2,392 m
0,0194 ×2×9,81
=√ 22×3,2
= 0,075 m/detik
Luas (A) = Q/Vb
= 0,287 m3/detik / 0,073 m/detik
= 3,855 m2
Jarak baffle dg dinding saluran (d) = A/H
= 3,931 m2 / 3 m
= 1,285 m
Panjang baffle = Lebar 1 kompartemen - d
= (9,28 m / 3) – 1,31 m
= 1,815 m
= 19,6 m / (14+1)
= 1,240 meter
V saluran lurus (Vl) = Q / (bl × h)
= 0,287 m3/detik / (1,31 m × 3 m)
= 0,077 m/detik
Headloss total
𝜌×𝑔×𝑄×ℎ𝑓 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
- G2 = 𝜇×𝑉
𝜇×𝑡𝑑×𝐺 2
- Hf total = 𝜌×𝑔
0,0008949×600×102
= 997,07×9,81
= 0,00549 m
𝑏𝑙×ℎ
Jari-jari hidrolis (R) = 𝑏𝑙+2ℎ
1,31×3
= 1,31+2(3)
= 0,514 m
(𝑁+1)×𝑉𝑙2 ×𝑛2 ×𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
Headloss saluran = 4
𝑅3
(14+1)×0,0732 ×0,0132 ×14,6
= 4
0,5383
= 0,000342 m
Headloss belokan = headloss total – headloss saluran
= 0,00549 m – 0,00045 m
= 0,005147 m
𝐻𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑜𝑘𝑎𝑛 ×2𝑔
Vb (kecepatan saat belok) =√ 𝑁×3,2
0,00504 ×2×9,81
=√ 14×3,2
= 0,047 m/detik
Luas (A) = Q/Vb
= 0,287 m3/detik / 0,047 m/detik
= 6,054 m2
Jarak baffle dg dinding saluran (d) = A/H
= 6,106 m2 / 3 m
= 2,018 m
Panjang baffle = Lebar 1 kompartemen - d
= (9,28 m / 3) – 2,035 m
= 1,082 m
Saluran Inlet
Saluran inlet unit flokulasi memiliki dimensi yang sama dengan saluran outlet unit koagulasi.
Debit tiap unit (Q unit) = 0,287 m3/detik
Panjang (L) = 1 meter
Lebar (b) = 0,3 meter
Kedalaman (h) = 0,3 meter
Kedalaman + fb = 0,45 meter
BAB VIII
PERENCANAAN BANGUNAN SEDIMENTASI
1. Zona Inlet
Pada zona inlet aliran akan masuk menuju zona settling (± 25% panjang bak)
2. Zona Settling
Pada zona ini pengendapan sesungguhnya terjadi.
3. Zona Sludge
Zona ini berfungsi sebagai zona lumpur dimana memiliki dimana konfigurasi dan
kedalamannya tergantung pada metode pengurasan dan jumlah endapan lumpur. Adapun
untuk partikel 75% mengendap pada 1/5 volume bak.
4. Zona Outlet
Pada zona ini akan dihasilkan air yang jernih tanpa suspensi yang akan dibawa pada unit
proses selanjutnya.
Unit sedimentasi terdiri menjadi berbagai macam, adapun diantaranya jenis unit sedimentasi yang
umum dilakukan, yaitu:
1. Konvensional
Proses pengendapan pada bak sedimentasi ini dilakukan dengan memanfaatkan sistem
gravitasi dan panjang bak.
2. Menggunakan bantuan Plate Settler
Penggunaan plate settler pada unit sedimentasi biasanya ditambahkan untuk meningkatkan
efisiensi pengendapan. Plate settler ini dipasangkan dengan kemiringan atau sudut terhadap
garis horizontal tertentu (45 – 60o) sehingga lumpur tidak menumpuk pada plate dan akan
jatuh ke bawah. Efisiensi dari penggunaan plate settler dipengaruhi oleh over flow rate,
detention time, dan kedalaman dari bak pengendap. Plate settler akan ditampilkan pada
Gambar 3.31 berikut.
4. Mekanis
Pada sedimentasi jenis ini, pengendapan flok dibantu dengan adanya scrapper untuk.
Umumnya sedimentasi tipe mekanis digunakan untuk instalasi pengolahan yang besar.
So = Q/As
Dengan,
So = Over flow rate (m/jam)
Q = debit (m3/dt)
As = surface area (m2)
Jika nilai So = Vs = h/ts, maka semakin besar h akan menurunkan efisiensi dan semakin
besar ts akan meningkatkan efisiensi pengolahan.
Dengan demikian, maka rincian dari kriteria desain unit sedimentasi adalah sebagai berikut:
Overflowrate (Q/A) = 20,4 – 40,8 m3/m2.hari
Bilangan Reynold (Nre) < 2000, supaya aliran tetap laminer
Bilangan Froude (NFr) > 10-5, supaya tidak terjadi short circuit
VHorizontal < VScouring, mencegah adanya resuspensi
VSettling partikel > Vo, supaya partikel terendapkan 100%
Kecepatan pengaliran (Vo) = 0,33 – 0,7 Vs
Rasio P : L = 3 : 1 hingga 8 : 1
Kedalaman efektif bak =3–4m
Waktu detensi (td) = 2 – 4 jam
Dimana data dari hasil uji column settling test akan ditampilkan pada Tabel berikut.
Waktu (s)
Kedalaman (cm)
10 20 30 45 60 90
60 31 51 64 71 86 89
120 23 44 53 57 69 83
180 21 29 39 54 61 74
240 19 31 36 46 56 64
300 - - - - - -
Dari data yang diketahui di atas kemudian dimasuk dalam grafik hubungan antara waktu
dan kedalaman, dengan waktu sebagai absis dan kedalaman sebagai ordinat sehingga terbentuk
grafik isoremoval pada Gambar 3.33 berikut.
Adapun untuk %RT dapat diketahui dengan menggunakan persamaan rumus sebagai berikut.
ℎ𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 ℎ𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
%𝑅𝑇 = %𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙 + ((%𝑛 + 1) − %𝑛) + ((%𝑛 + 2) − (%𝑛 + 1))
ℎ𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Dimana hasil dan perhitungan %RT dengan waktu settling ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 8.2.2 Hasil Perhitungan Waktu, Persen Removal, dan SLR Column Settling Test Partikel Flokulen
Dari waktu settling dan tinggi kolom total akan didapatkan surface loading yang akan berpengaruh
terhadap Vs prasedimentasi. Dengan demikian, maka dapat dibuat grafik hubungan antara surface
loading dan %RT sehingga didapatkan surface loading untuk %RT yang diinginkan. Grafik akan
ditampilkan pada Gambar berikut.
40,0
20,0
0,0
0,000 0,020 0,040 0,060 0,080 0,100 0,120 0,140
Vs (meter/menit)
Adapun jika direncanakan untuk %RT yang diinginkan adalah 90% sehingga didapatkan surface
loading sebesar 0,034 m/menit atau 0,00057 m/detik. Surface loading atau Vs dalam perencanaan
ini adalah sebesar 0,00057 m/detik. Kemudian dwaktu detensi (td) perlu ditentukan dengan adapun
didapatkan grafik sebagai berikut terhadap %RT yang akan ditampilkan pada Gambar berikut.
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
0 20 40 60 80 100
Waktu Settling (menit)
Dengan demikian, pada perencanaan ini terhadap nilai td dan So akan dikalikan faktor scale up
untuk keamanan, sehingga:
Waktu detensi (td) = 82,856 menit × 1,75 = 145,0 menit
So = 0,00057 m/detik × 0,8 = 0,00046 m/detik
Zona Pengendapan
Direncanakan:
• Debit = 0,862 m³/detik
• Jumlah bak = 4 buah
• Debit tiap bak = 0,216 m³/detik
• So = 0,00046 m/detik
• Waktu detensi, td = 145,0 menit
= 8700 detik
• Rasio panjang : lebar = 3:1
• Kedalaman zona pengendapan = 3m
• Asumsi suhu air 28°C
• Densitas air (ρ) = 0,99626 gram/cm³
= 996,26 kg/m³
• Viskositas absolut (μ) = 0,000836 N.detik/m²
= 0,00836 gram/cm.detik
• Viskositas kinematis (υ) = 0,8934 x 10-6 m²/detik
• percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/detik²
Perhitungan:
1 Volume bak (V) = Q × td
= 0,216 m³/detik × 8700 detik
= 1875,41 m3
2 Luas permukaan (As) = V/H
= 1875,41 m3 / 3 m
= 625,14 m2
As = P x L = 6L2
3 Lebar bak (L) = √(As/6)
= √(625,14 /6)
= 14,40 meter
4 Panjang bak (P) = 3×L
= 3 × 14,40
= 43,20 meter
5 Kedalaman bak total (Htotal) = H + Fb
= 3 + 0,3
= 3,30 meter
5 Kemiringan (slope) = 3%
6 Kedalaman di influen = H + (S × P/2)
= 3 + (0,03 × 43,20/2)
= 3,65 meter
7 Kedalaman di effluen = H - (S × P/2)
= 3 - (0,03 × 43,20/2)
= 2,35 meter
8 Kecepatan horizontal (Vh) = Q / Ac
= Q / (H x L)
= 0,216 / (3 × 14,40)
= 0,00499 m/detik
(2,65-1) x 9,81
= 0,000021 meter
1⁄
8k (Sg-1)d .g 2
Vsc = [ ]
f
1⁄
8 x 0,04 (2,65-1)0,000023 x 9,81 2
= [ ]
0,02
= 0,074 m/detik
Vs < Vsc Memenuhi, tidak terjadi resuspensi
Vh < Vsc Memenuhi, tidak terjadi penggerusan
10 Kontrol Nre dan NFr
Jari-jari hidrolis (R) = Luas basah / Keliling basah
= (L × H)/(L+2H)
= 2,12 meter
Nre = (Vh × R) / Ʋ
= (0,00905 x 1,50) / 0,8934 x 10-6
= 11827,92 >2000, tidak memenuhi
2
NFr = Vh / (g x R)
= 0, 009052 / (9,81 x 1,50)
= 0,0010948 >10-5 , memenuhi
Karena Nre tidak memenuhi kriteria, maka perlu dipasang perforated wall/baffle di zona inlet
untuk mencegah aliran pendek (Eddy's current) dan agar aliran air laminar. Berikut adalah sketsa
dari perforated baffle yang direncanakan.
Perforated Baffle
Direncanakan :
• Diameter lubang = 10 cm
= 0,1 m
• Lebar baffle (b) = lebar bak
= 14,40 m
• Tinggi baffle (H) = tinggi bak
= 3m
• Kecepatan melalui lubang (v) = 0,5 m/detik
• Jarak perforated baffle dg inlet = 3m
• Koefisien kontraksi (c) = 0,6
Perhitungan:
1 Luas tiap lubang (A1) = ¼ x π x D2
= ¼ x π x (0,1)2
= 0,00786 m2
2 Luas baffle yang terendam air = bxH
= 14,40 x 2
= 43,20 m2
3 Luas total lubang (A2) = [ Q/(c x V asumsi)]
= [ 0,07175 /(0,6 x 0,5)]
= 0,719 m2
4 Jumlah lubang (n) = A2 / A1
= 0,239 m2 / 0,00786 m2
= 45 buah
5 Susunan lubang
Horizontal (baris) = 8 buah
Vertikal (kolom) = 6 buah
6 Jarak antar lubang
Horizontal (Sh) = [(lebar baffle – (jumlah lubang x d)) / (jumlah lubang + 1)]
= [(7,70 – (8 x 0,1)) / (8 + 1)]
= 0,51 m
Vertikal (Sv) = [(tinggi baffle – (jumlah lubang x d)) / (jumlah lubang +1)]
= [(2 – (4 x 0,1)) / (4 +1)]
= 0,34 m
7 Kontrol Nre dan NFr
NFr = Vs × dp / Ʋ
= 0,0004 x 0,0001145 / 0,8934 x 10-6
= 1,019368 >10-5, memenuhi
Headloss (Hf) = Vh2/(2g)
= 0,52/(2x9,81)
= 0,0127 m
Selanjutnya adalah merencanakan zona lumpur. Berikut adalah sketsa dari zona lumpur unit
sedimentasi yang akan direncanakan.
Zona Lumpur
Direncanakan :
1 Debit = 0,862 m³/detik
2 Jumlah bak = 4 buah
3 Debit tiap bak = 0,216 m³/detik
4 Kadar SS air baku = 575 mg/L
5 Densitas SS (p ss) = 2650 kg/m3
6 Densitas tawas (p tawas) = 980 kg/m3
7 Efisiensi removal prasedimentasi = 80%
8 Frekuensi pengurasan = 7 hari sekali
9 Efisiensi removal sedimentasi = 90%
10 Kadar air dalam lumpur = 95%
= 74,65 m2
Volume lumpur selama pengurasan = Vol lumpur x 4 hari
= 16,91 m3/hari x 4hari
= 118,39 m3
1
Volume ruang lumpur = 3 x h x (A1+A2+√(A1.A2)
1
118,39 = x h x (207,36 + 74,65+√(207,36 x 74,65)
3
Kedalaman zona lumpur, h = 0,9 meter
Direncanakan, pengurasan lumpur menggunakan non clogging centrifugal pump dengan debit
spesifikasi sebagai berikut sehingga dapat diketahui diameter pipa penguras lumpur yang
digunakan.
Selanjutnya adalah merencanakan zona outlet yang terdiri dari weir dan gutter dan plate settler.
Berikut adalah sketsa dari zona outlet unit sedimentasi yang akan direncanakan.
Direncanakan:
1 Weir loading rate (WLR) = 150 m3/m.hari
= 0,0017 m3/m.detik
3 Debit (Q) = 0,862 m3/detik
4 Jumlah unit = 4 bak
5 Debit per unit = 0,216 m3/detik
6 Jumlah gutter = 4 buah
7 Jumlah sisi weir (2 sisi) = 8 buah
Perhitungan:
1 Panjang total weir (L) = Q / WRL
= 0,287 m3/detik / 0,0017 m3/m.detik
= 124,2 m
2 Lebar bak (W) = 14,40 m
3 Tebal weir (t) = 0,1 m
4 Lebar gutter (s)
W = n.s + (n-1)3s + n.tebal weir
7,7 = 4s + (4-1)3s + 4x0,1
7,3 = 13s
Lebar gutter (s) = 2,06 m
5 Panjang gutter (p) = panjang total weir / jumlah weir
= 41,4 m / 8
= 15,525 m
6 Tinggi air di atas weir (h) ; Cd=0,6
2 3
Q = (3 x Cd x b x √2 g) x h ⁄2
2 3
0,07175 = ( x 0,6 x 0,56 x √2 x 9,81) x h ⁄2
3
3
0,07175 = 0,224 h ⁄2
3
h ⁄2 = 0,0723
h = 0,01 m
7 Kedalaman air kritis pada hilir gutter
3 𝑄2 3 0,071752
Yc = √ = √
𝑔 9,81
= 0,168 meter
8 Kedalaman air maksimum pada hulu gutter
2 𝑄2
H0 = √𝑌𝑐 2 +
𝑔 𝑠 2 𝑌𝑐
2 (0,07175)2
= √0,0812 +
9,81 𝑥 0,562 𝑥 0,081
= 0,204 meter
9 Tinggi gutter (h)
Q = 1,38 x s x h1,5
h = (Q/(1,38 x s))2/3
= (0,07175/(1,38 x 0,56))2/3
= 0,179 m
freeboard = 0,2 m
h + freeboard = 0,379 m
Plate Settler
Berikut adalah sketsa dari plate settler yang akan direncanakan.
Direncanakan:
1 Q tiap unit = 0,216 m3/detik
2 Jarak tegak lurus antar platte settler, w = 5 cm = 0,05 m
3 Wp = 1,2
4 α = 60°
5 Sin α = 0,866025404
6 Cos α = 0,5
8 Tebal plate = 10 cm = 0,1 m
9 Freeboard = 0,6 m
Perhitungan:
1 Tinggi plate (h) = Wp x sin α
= 1,2 x sin 60o
= 1,04 m
𝑄 𝑤
2 Luas (A) = 𝑥
𝑉𝑜 ℎ 𝑐𝑜𝑠𝛼 + 𝑤 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼
0,07175 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 0,05 𝑚
= 𝑥
0,0004 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 0,05 cos 60 + 0,05 𝑐𝑜𝑠 2 60
= 44,14 m²
3 Kecepatan horizontal (Vh) = Q / (A sin α)
= 0,07175 m3/detik / (16,85 m2 sin 60)
= 0,006 m/detik
4 Lebar plate = Lebar bak - (4 x lebar gutter)
= 7,70 m – (4 x 0,56 m)
= 6,16 meter
5 Panjang plate = A / lebar plate
= 16,85 m2 / 5,46 m
= 7,17 m
Karena panjang plate terlalu pendek, maka panjang plate dibuat sama dengan panjang gutter.
6 Panjang plate = 15,53 m
7 Lebar zona settler = w / sin a
= 0,05 m / sin 60
= 0,06 m
8 Jumlah plate (n) = Panjang / (lebar zona settlet + tebal)
= 5,175 m / (0,06 + 0,1)
= 99 buah
9 R = w/2
= 0,05 m / 2
= 0,025 m
10 Cek Nre = (Vh x R) / Ʋ
= (0,005 x 0,025) / (0,8936 x 10-6)
= 157,81 <2000, OK
11 Cek NFr = Vh2/(g x R)
= 0,0052 / (9,81 x 0,025)
= 0,000130 >10-5 OK
Saluran Pengumpul
Perhitungan:
1 Lebar : Kedalaman (b:h) = 2:1
2 Kedalaman (h) + freeboard
Q = 1,375 x b x h3/2
0,07175 = 1,375 x 2h x h3/2
2h5/2 = 0,06
h = 0,37 m
3 Lebar (b) = 2h
= 0,74 m
4 Dimensi saluran pengumpul
Panjang (L) = Lebar bak
= 14,40 m
Lebar (b) = 0,5 m
Kedalaman (h) + freeboard = h + 0,5
= 0,87 m
5 Kecepatan dalam saluran pengumpul
v = Q / (b x h)
= 0,07175 / (0,5 x 7,7)
= 0,57 m/detik
6 n = 0,015
7 Jari-jari hidrolis (R) = (b x h)/(2h+b)
= (0,5 x 0,75)/(2x0,75 + 0,5)
= 0,185 m
8 Slope (s)
v = 1/n x R2/3 x s1/2
Selanjutnya adalah merencanakan zona inlet. Berikut adalah sketsa dari zona outlet unit
sedimentasi yang akan direncanakan.
Saluran Pembawa
Direncanakan:
1 Q tiap unit = 0,216 m3/detik
2 Jumlah saluran pembawa = 1 buah
3 Lebar saluran (L) = 14,40 m
4 Panjang saluran = 1,4 m
5 Kedalaman saluran = 1m
6 n saluran = 0,015
Perhitungan:
1 Cek kecepatan = Q/A
= 0,07175 / (7,7 x 1,4)
= 0,154 m/detik
2 Headloss (Hf) = [(v x n) x ((b + 2h)2/3) x L1/2]2
= ((0,051 x 0,015) x (1,4 + 2x1)2/3) x 7,701/2)2
= 0,000686 m
Lubang inlet
Direncanakan:
1 Q tiap unit = 0,216 m3/detik
2 Jumlah lubang inlet = 2 buah
BAB IX
PERENCANAAN BANGUNAN FILTER
Kriteria Nilai
Minimum diameter underdrain 20 cm
Diameter Lubang (perforations) 6 – 12 mm
Jarak lubang sepanjang lateral 7,5 cm untuk diameter lubang 6 mm
20 cm untuk diameter lubang 12 mm
Ratio total luas lubang terhadap total luas 0,25 untuk diameter lubang 6 mm
penampang pipa lateral 0,5 untuk diameter lubang 12 mm
Ratio total luas lubang terhadap luas bak 0,003
Ratio Panjang terhadap diameter lateral 60 : 1
Jarak antar pipa lateral maksimum 30 cm
Luas penampang pipa manifold 1,5 sampai 2,0 total luas luas lateral
Kecepatan Aliran di outlet 1,0 – 1,8 m/detik
Pada perencanaan ini akan digunakan rapid sand filter single media yakni media pasir silika.
Adapun kriteria desain perencanaan ini adalah:
• Kecepatan penyaringan = 2-5 L/dtk.m2
• Kecepatan di manifold Vm < 0,35 m / detik
• Kecepatan di lateral Vl < 0,2 m / detik
• Headloss ( hf ) = 0,3 – 2 m
• Media Pasir :
- Tebal = 300 – 700 mm
- Ukuran butir = 0,5 – 2 mm
- Ukuran Media ES = 0,3 – 0,7 mm ; UC = 1,2 – 1,4
- Specific gravity ( Sg ) = 2,5 – 2,65 kg/dm3 ( SNI 6774 – 2008 )
Perhitungan
Jumlah Bak (N) = 12 × (Q^0.5)
= 12 × (0,862^0.5)
= 11,14 unit
= 12 unit (diusahakan berjumlah genap)
Debit setiap unit (Q) = Q/N
= 0.862 m3/s / 10 unit
= 0,072 m3/s.unit
Luas setiap unit (A) = Q / vf
= 0,086 m3/s / 0,0028 m/detik
= 25,87 m2
Ratio Panjang Lebar = 2:1
Lebar = √(A/2)
= (31,04 /2 )^0.5
= 3,596 m
= 3,6 m (direncanakan)
Panjang = 2 × lebar
= 2 × 3,6 m
= 7,2 m
Luas unit rencana = Panjang × lebar
= 7,2 m × 3,6 m
= 25,92 m2
Cek kecepatan filtrasi = Q tiap unit / A rencana
= 0,086 m3/s.unit / 25,92 m2
= 0,003 m/s
= 9,980 m/jam (Memenuhi kriteria 6-11 m/jam)
Cek saat saat 1 bak dicuci
Jumlah unit = 12-1
= 11 unit
Q tiap bak = 0.862 m3/s / 11 unit
= 0,078 m3/s
V filtrasi = Q/A rencana
= 0.862 m3/s / 32 m2
= 0.003 m/s
= 10,887 m/jam (memenuhi kriteria 6-11 m/jam)
80
20
0
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5
Diameter Rata-Rata Pemisah Butiran (mm)
Akan dicari nilai effective size (ES) dan uniformity coeficient (UC) dari grafik distribusi
media filter di atas. Effective size (ES) merupakan ukuran media filter bagian atas yang dianggap
paling efektif dalam memisahkan kotoran yang besarnya 10% dari total kedalaman lapisan media
filter atau 10% dari fraksi berat. Sementara itu, uniformity coeficient (UC) adalah angka
keseragaman media fiter yang dinyatakan dengan perbandingan antara ukuran diameter pada 60%
fraksi berat terhadap ukuran efektif. Nilai ES dan UC kemudian dibandingkan dengan kriteria
desain filter untuk memastikan apakah media filter yang digunakan telah layak atau tidak.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasir yang digunakan telah memenuhi kriteria desain dan layak
digunakan sebagai media filter.
Dalam menghitung headloss media filter, terdapat 4 kondisi yang harus dipertimbangkan,
yakni saat kondisi bersih, saat kondisi clogged, kondisi bersih saat 1 bak dicuci, dan saat kondisi
clogged saat 1 bak dicuci. Saat kondisi clog, 30% dari porositasnya tertutup (kecuali untuk
penyangga). Porositas penyangga tidak mungkin tertutup karena diharapkan air sudah dalam
kondisi bersih saat melewati media diatasnya. Headloss pada media filter dapat dicari
menggunakan persamaan berikut, dengan nilai k mendekati 5 (Fair et al., 1968).
hL k (1 − f ) 6 Pi
2 2
= Vf 2
l g f3 di
Fraksi Berat
US Sieve Number Diameter rata-rata (mm) Pi/di2
Pi (%)
40 – 30 0,5 9 36,00
30 – 20 0,7 29 59,18
20 – 18 0,92 22 25,99
18 – 16 1,1 20 16,53
16 – 12 1,42 18 8,93
12 – 8 2 2 0,50
ƩPi/di2 147,13
Tabel 9.2.7 Perhitungan Headloss Media (Semua Bak Dipakai, Kondisi Saat Clean)
Perhitungan headloss pasir silika saat kondisi clean (semua bak digunakan):
5 (1 − 𝑓)2 6 2 𝑃𝑖
ℎ𝐿 = × 𝜐 × 𝑣𝑓 × 3
×( ) ×∑ 2×𝑙
𝑔 𝑓 𝜓 𝑑𝑖
5 −7 2
(1 − 0,4)2 6 2
ℎ𝐿 = × 8,975 × 10 𝑚 /𝑠 × 0,0027 𝑚/𝑠 × × ( ) × 1.471.318,38 × 0,6 𝑚
9,81 𝑚/𝑠 2 0,43 0,75
𝒉𝑳 = 𝟎, 𝟑𝟗𝟐 𝒎
ℎ𝐿 = 39,173 𝑐𝑚
Perhitungan headloss pasir silika saat kondisi clog (semua bak digunakan):
5 (1 − 𝑓)2 6 2 𝑃𝑖
ℎ𝐿 = × 𝜐 × 𝑣𝑓 × 3
× ( ) ×∑ 2×𝑙
𝑔 𝑓 𝜓 𝑑𝑖
5 −7 2
(1 − 0,28)2 6 2
ℎ𝐿 = × 8,975 × 10 𝑚 /𝑠 × 0,0027 𝑚/𝑠 × × ( ) × 1.471.318 × 0,6 𝑚
9,81 𝑚/𝑠 2 0,283 0,75
𝒉𝑳 = 𝟏, 𝟔𝟒𝟓 𝒎
ℎ𝐿 = 164,459 𝑐𝑚
Tabel 9.2.9 Perhitungan Headloss Media (1 Bak Dicuci, Kondisi Saat Clean)
Tabel 9.2.10 Perhitungan Headloss Media (1 Bak Dicuci, Kondisi Saat Clog)
(Sg − 1) dp
4 g
vs =
3 Cd
Dengan:
vs = kecepatan pengendapan
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
24 3
Cd = koefisien drag 𝐶𝑑 = 𝑁 + + 0,34
𝑅𝑒 √𝑁𝑅𝑒
𝛹𝑑𝑣𝑠
NRe = Bilangan Reynold 𝑁𝑅𝑒 = 𝜐
Sg = spesific gravity media filter
dp = diameter media filter
Kemudian, dilakukan iterasi dengan cara memasukan 𝑣𝑠 = 0,288 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 ke dalam perhitungan
NRe, kemudian dilanjutkan dengan menghitung Cd dan vs hingga nilai vs perhitungan terakhir sama
dengan perhitungan sebelumnya. Adapun perhitungannya disajikan dalam tabel berikut.
= 72,036 m3
Total volume backwash = Volume air backwash tiap bak × jumlah bak
= 88,933 m3 × 10 bak
= 864,433 m3
Headloss media saat backwash
Headloss pasir silika = (𝑆𝑠 − 1) × (1 − 𝑓) × 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎
= (2,65 − 1) × (1 − 0,28) × 0,6 𝑚
= 0,7128 m
5 (1−𝑓)2 6 2 𝑃𝑖
Headloss penyangga (kerikil) = 𝑔 × 𝜐 × 𝑣𝑏 × × (𝜓) × ∑ 𝑑𝑖 2 × 𝑙
𝑓3
5 (1−0,38) 2 6 2
= 9,81 × 8,975 × 10−7 × 0,0046 × ×( ) × 12.463,76 × 0,3
0,383 0,83
= 0,0029 m
Headloss total media = 0,7128 m + 0,0029 m
= 0,7157 m
ITERASI 1
Asumsi Awal Vs = 0,1 m/s)
Media Diameter rata-rata (m)
Nre CD Vs
0,0005 41,783 1,3785 0,0885
0,0007 58,496 1,1425 0,1150
0,00092 76,880 0,9943 0,1413
Pasir Silika
0,0011 91,922 0,9140 0,1612
0,00142 118,663 0,8177 0,1936
0,002 167,131 0,7157 0,2456
ITERASI 2
Media Diameter (m) Nre CD Vs
0,0005 36,968 1,4826 0,0853
0,0007 67,264 1,0626 0,1192
0,00092 108,640 0,8487 0,1530
Pasir Silika
0,0011 148,146 0,7485 0,1781
0,00142 229,732 0,6424 0,2184
0,002 410,455 0,5465 0,2810
ITERASI 3
Media Diameter (m) Nre CD Vs
0,0005 35,646 1,5158 0,0844
0,0007 69,749 1,0433 0,1203
Pasir Silika 0,00092 117,589 0,8208 0,1555
0,0011 163,709 0,7211 0,1814
0,00142 259,181 0,6189 0,2225
fe = (vb/vs)^(2/9)
Ekspansi media (Le) = (1-f)*L*(Σ(Pi/(1-fe))
Fraksi
Diameter Berat Tebal Vs Pi/(1-
Media f Vb (m/s) fe
(m) (m) (m/s) fe)
Pi
0,28 0,0005 0,09 0,1 0,0840 0,0046 0,53 0,1896
0,28 0,0007 0,29 0,1 0,1207 0,0046 0,48 0,5626
0,28 0,00092 0,22 0,1 0,1562 0,0046 0,46 0,4056
Pasir Silika
0,28 0,0011 0,2 0,1 0,1822 0,0046 0,44 0,3585
0,28 0,00142 0,18 0,1 0,2232 0,0046 0,42 0,3118
0,28 0,002 0,02 0,1 0,2861 0,0046 0,40 0,0333
Total 0,6 1,8614
= 0,120 m³/s
= 0,114 m
Lebar gutter (b) = Q/((yc^2 x g)^0,5)
= 0,337 m
direncanakan = 0,340 m
= 0,486 m
Headloss di gutter =
= 0,041 m
= 1,934 m
Q =
= 0,117 m
Gullet (mengalirkan air bekas cucian dari gutter)
Direncanakan gutter pada 6 bak filter bermuara
ke 1 gullet
Panjang gullet (L) = 3 x lebar bak filter
= 10,8 m
Debit masuk ke gullet (Qg) = 6 x Q gutter tiap bak
= 0,720 m3/s
Kecepatan asumsi (vg) = 1,500 m/s
Luas crosectional (b x h) = Qg / vg mm
= 0,480 m2
Direncanakan perbandingan b : h = 1 : 1
direncanakan = 0,700 m
v =
Hf = ((v x n)/(((bxh)/(2h+b))^(2/3)))^2*L
= 0,037 m
Hv = v^2/2g
= 0,110 m
Headloss total = Hf + Hv
= 0,147 m
= 70 buah
v lateral = 0,3 m/s (asumsi)
m3/s (untuk 1
Q backwash = 0,1201
bak)
Q tiap pipa lateral = Qbw / jumlah pipa lateral
= 0,0017 m3/s
A per lateral = Q tiap lateral / v lateral
= 0,006 m2
D pipa lateral = √(4A/π)
= 0,0853 m
= 85,319 mm
diameter dalam pipa pasaran = 79,2 mm
diameter luar pipa pasaran = 90 mm
A check per lateral = 0,00492652 m2
v check per lateral = 0,348 m/s
Orifice
Diameter orifice (rencana) = 12 mm
= 0,012 m
Rasio total luas orifice terhadap sesuai
= 0,5
luas penampang pipa lateral Kriteria
A orifice total = A per lateral x Rasio
m2 (untuk 1
= 0,00246
lateral)
A orifice untuk 1 lubang = 1/4 x π x D2
= 0,000113 m2
= 0,174170 m2
= 0,0662 m
cm
= 6,0
direncanakan
Panjang pipa lateral = (nor + 1)x
= 1,38 m
= 0,000564072 m
ᵦ = 0,99
= 0,0283 m
Hf total = Hf+Hfi
= 0,02891 m
pipa lateral
Q tiap lateral =
= 0,001026515 m3/dt
V lateral saat filtrasi = Q/A
= 0,179550127 m/dt
Hf lateral =
= 2,66E-04 m
Orifice
Jumlah orifice tiap lateral = 22 lubang
D orifice = 0,012 cm
A lubang Orifice = 0,00011310 m2
Q tiap orifice =
= 4,66598E-05 m3/dt
C = 0,6
= 0,687604987 m/dt
Hf pada orifice =
= 0,024097891 m
Hf underdrain saat filtrasi = Hf manifold+Hf lateral+Hf orifice
= 0,05327 m
= 0,001574729 m
ᵦ = 0,99
= 0,0791 m
Hf total = Hf+Hfi
= 0,08071 m
pipa lateral
Jumlah pipa lateral = 70,00 buah
D pipa lateral = 0,09 m
L pipa lateral = 1,38 m
A pipa lateral = 0,01 m2
Q tiap lateral =
= 0,001715145 m3/dt
V lateral saat backwash = Q/A
= 0,3 m/dt
Hf lateral =
= 0,000741955 m
Orifice
Jumlah orifice tiap lateral = 22 buah
D orifice = 0,0120 cm
A lubang Orifice = 0,0001 cm2
= 0,00011310 m2
Q tiap orifice =
= 0,000078 m3/dt
C = 0,6
= 1,148879703 m/dt
Hf pada orifice =
= 0,067274443 m
Hf underdrain saat
= Hf manifold+Hf lateral+Hf orifice
backwash
= 0,14872 m
Perhitungan headloss total (untuk 1 bak)
Headloss Total saat filtrasi = Hf total media+hf total underdrain (saat filtrasi)
= 0,88327 m
Headloss Total saat Hf media saat clogged + hf total underdrain(saat
=
backwash backwash)
= 0,58838 m
BAB X
PERENCANAAN BANGUNAN DESINFEKSI
Klor digunakan sebagai desinfektan karena kemampuannya yang efektif dan dengan harga
yang cukup murah. Banyaknya jumlah klor yang ditambahkan pada air sehingga dihasilkan residu
spesifik pada akhir waktu kontak disebut dengan dosis klor. Dosis klor yang dibutuhkan pada
proses pengolahan dapat diketahui dengan melakukan pengujian di laboratorium. Dosis klor dapat
bervariasi tergantung pada kualitas air, temperatur dan kondisi iklim. Dosis klor yang digunakan
umumnya berada pada rentang 0,2 sampai 4 mg/L.
Direncanakan:
• Debit (Q) air = 862,27 L/detik
= 0,862 m3/detik
• Jumlah pipa ke reservoir = 1 pipa
• Sisa klor = 0,30 mg/L (Sumber: SNI 6774:2008)
Gas klor (Cl2) diinjeksikan ke dalam pipa menggunakan tabung gas klor
• Kapasitas tabung klorinator = 615 kg
• Dosis klor optimum untuk mencapai breakpoint chlorination (BPC) berdasarkan analisa
laboratorium =1,90 mg/L (Nurdjanah, 2005)
• Panjang pipa = 5,0 m
• Waktu injeksi (td) = 30 menit
= 1800 detik
• Kecepatan (v) asumsi = 1,5 m/detik
• Asumsi suhu air = 25°C
• T = (25 + 273) K = 298 K
• R = 0,0821 L.atm/mol.K
• P = 520 kPa = 5,132 atm
Perhitungan :
• Debit (Q) air tiap pipa = Q / jumlah pipa ke reservoir
= 0,862 m3/detik / 1 pipa
= 0,862 m3/detik
• Dosis klor yang dibutuhkan = dosis klor optimum (BPC) + sisa klor
= 1,90 mg/L + 0,30 mg/L
= 2,20 mg/L
• Kebutuhan klor dalam 1 hari
= dosis klor yang dibutuhkan x Q
= 2,20 mg/L x 0,862 m3/detik x 1000 L/m3
= 1897,00 mg/detik
= 1897,00 mg/detik x 1 kg/1000000 mg x 86400 detik/hari
= 163,90 kg/hari
• Bila direncanakan menggunakan 2 tabung gas klor, maka lama klor dapat digunakan adalah
sebagai berikut
Ketersediaan klor total = jumlah tabung x kapasitas tabung klor
= 2 tabung x 615 kg
= 1230 kg
Lama penggunaan klor = Ketersediaan klor total / kebutuhan klor 1 hari
= 1230 kg / 163,90 kg/hari
= 22,54 hari ≈ 22 hari
• n = kebutuhan klor / Mr Cl2
= 1147305 gram / 71 gram/mol
= 16159,23 mol
• PxV=nxRx T
• Volume gas klor yang dibutuhkan untuk klorinasi :
V = (n x R x T) / P
= (16159,23 mol x 0,0821 L.atm/mol.K x 298 K) / 5,132 atm
= 77035,96 L
= 77,04 m3
• Luas permukaan pipa ke reservoir = Q / kecepatan (v) asumsi
= 0,862 m3/detik / 1,5 m/detik
= 0,575 m2
• Diameter pipa ke reservoir = √((4 x luas permukaan pipa ke reservoir) / π)
= √ ((4 x 0,575 m2) / 3,14)
= 0,8557 m = 855,74 mm
Ukuran diameter pipa yang didapat dari hasil perhitungan tersebut harus disesuaikan dengan
ukuran diameter pipa yang terdapat di pasaran. Berdasarkan ukuran diameter pipa yang terdapat
di pasaran, maka pipa yang digunakan memiliki diameter sebagai berikut :
Diameter luar (Outer Diameter / OD) = 793 mm
Diameter dalam (Inner Diameter / ID) = 900 mm
• Headloss :
Mayor Loses :
1,85
Q
Hf = [ ] xL
0,00155 x C x D2,63
1,85
862,27 L/detik
Hf= [ ] x 5 meter = 0,011037 m
0,00155 x 110 x 902,63
Head Kecepatan :
v2 (Q/A)2 (0,862 / (0,25 x 3,14 x 0,90)2
Hv = = = = 0,155510 m
2g 2g 2 x 9,81
Headloss Total = 0,011037 m + 0,155510 m = 0,166547 m = 16,65 cm
BAB XI
PERENCANAAN BANGUNAN RESERVOIR
Selisih
Kebutuhan Debit
Debit Supply Kumulatif
% Supply Faktor Air Kebutuhan
Jam Supply dan Selisih
Air Pemakaian konsumen air
(m3/jam) Demand (%)
(%) (m3/jam)
(%)
00.00 - 01.00 4,17 3104,18 0,20 0,83 620,84 3,33 3,33
01.00 - 02.00 4,17 3104,18 0,20 0,83 620,84 3,33 6,67
02.00 - 03.00 4,17 3104,18 0,50 2,08 1552,09 2,08 8,75
03.00 - 04.00 4,17 3104,18 0,70 2,92 2172,93 1,25 10,00
04.00 - 05.00 4,17 3104,18 1,40 5,83 4345,85 -1,67 8,33
05.00 - 06.00 4,17 3104,18 1,50 6,25 4656,27 -2,08 6,25
06.00 - 07.00 4,17 3104,18 1,70 7,08 5277,11 -2,92 3,33
07.00 - 08.00 4,17 3104,18 1,20 5,00 3725,02 -0,83 2,50
08.00 - 09.00 4,17 3104,18 1,20 5,00 3725,02 -0,83 1,67
09.00 - 10.00 4,17 3104,18 1,00 4,17 3104,18 0,00 1,67
10.00 - 11.00 4,17 3104,18 0,80 3,33 2483,35 0,83 2,50
11.00 - 12.00 4,17 3104,18 1,20 5,00 3725,02 -0,83 1,67
12.00 - 13.00 4,17 3104,18 1,20 5,00 3725,02 -0,83 0,83
13.00 - 14.00 4,17 3104,18 1,00 4,17 3104,18 0,00 0,83
14.00 - 15.00 4,17 3104,18 1,00 4,17 3104,18 0,00 0,83
15.00 - 16.00 4,17 3104,18 1,20 5,00 3725,02 -0,83 0,00
16.00 - 17.00 4,17 3104,18 1,70 7,08 5277,11 -2,92 -2,92
17.00 - 18.00 4,17 3104,18 1,50 6,25 4656,27 -2,08 -5,00
Selisih
Kebutuhan Debit
Debit Supply Kumulatif
% Supply Faktor Air Kebutuhan
Jam Supply dan Selisih
Air Pemakaian konsumen air
(m3/jam) Demand (%)
(%) (m3/jam)
(%)
18.00 - 19.00 4,17 3104,18 1,30 5,42 4035,44 -1,25 -6,25
19.00 - 20.00 4,17 3104,18 1,20 5,00 3725,02 -0,83 -7,08
20.00 - 21.00 4,17 3104,18 1,00 4,17 3104,18 0,00 -7,08
21.00 - 22.00 4,17 3104,18 0,70 2,92 2172,93 1,25 -5,83
22.00 - 23.00 4,17 3104,18 0,40 1,67 1241,67 2,50 -3,33
23.00 - 24.00 4,17 3104,18 0,20 0,83 620,84 3,33 0,00
Jumlah 100 74500,36 24,00 100,00 74500,36
Kapasitas Max 10,00 %
Kapasitas Min -7,08 %
Kapasitas Reservoir (max-min) 17,08 %
GROUND RESERVOIR
Durasi Pemompaan (jam) 24
Persentase Pemompaan (%) 4,17
Akumulasi Surplus Terbesar (%) 10,00
Akumulasi Defisit Terbesar (%) -7,08
Kapasitas Reservoir 17,08
Volume Reservoir (m3/hari) 12727,14
= 0,0383 m/det
k = 1,5
= 0,00123512 m
Pipa Inlet
Jumlah Reservoir = 2
Debit tiap reservoir = Debit supply / jumlah reservoir
= 0,431 m3/det
v rencana = 2 m/det
Dimensi pipa inlet = dimensi pipa outlet
Panjang pipa (direncanakan) = 30 m
Luas penampang pipa (A) = Debit masuk reserv / v rencana
= 0,2156 m2
= 0,524 m
= 523,899 mm
Diameter pasaran = 555,6 mm
= 0,5556 m
Diameter luar pasaran = 630 mm
= 0,63 m
v check = Q/A
= 1,779 m/s
= 0,192 m
= 0,161 m
Headloss total = Hl mayor + Hv
= 0,353 m
Pipa Pembawa
Debit supply = 0,862 m3/det
v rencana = 2 m/det
Dimensi pipa inlet = dimensi pipa outlet
Panjang pipa (direncanakan) = 30 m
Luas penampang pipa (A) = Debit masuk reserv / v rencana
= 0,4311 m2
= 0,741 m
= 740,905 mm
Diameter pasaran = 793 mm
= 0,793 m
Diameter luar pasaran = 900 mm
= 0,9 m
v check = Q/A
= 1,747 m/s
= 0,123 m
= 0,156 m
Headloss total = Hl mayor + Hv
= 0,278 m
BAB XII
LAYOUT IPA, PANJANG SALURAN, DAN PROFIL HIDROLIS
12.1 Layout
Dalam menentukan layout IPA, perlu dipertimbangkan luas daerah yang tersedia. Setelah
itu, perlu diperhitungkan luas seluruh unit/bangunan pengolahan IPA dimana total luas semua unit
IPA merupakan 60% dari keseluruhan total luas yang harus disediakan untuk IPA. Layout dari
IPA adalah sebagai berikut.
Unit Prasedimentasi
Saluran Inlet
Saluran Pembawa
Debit air = 0,86 m³/detik
Lebar = 1,20 m
Kedalaman = 1,20 m
Panjang = 12,55 m
Kecepatan = 0,6 m/detik
Total Headloss = 0,0056 m
Saluran Outlet
Saluran Pengumpul
Debit air = 0,43 m³/detik
Lebar = 0,98 m
Kedalaman = 0,49 m
Panjang = 9,00 m
Kecepatan = 0,45 m/detik
Slope = 0,000 m
Headloss Mayor (Hf) = 0,003 m
Headloss Minor (Hv) = 0,010 m
Total Headloss = 0,013 m
Unit Koagulasi
Saluran Inlet
Debit air = 0,29 m³/detik
Lebar = 0,62 m
Kedalaman = 0,31 m
Panjang = 3,00 m
Kecepatan = 1,5 m/detik
Slope = 0,006 m
Headloss Mayor (Hf) = 0,018 m
Headloss Minor (Hv) = 0,114 m
Total Headloss = 0,132 m
Saluran Outlet
Debit air = 0,287 m³/detik
Lebar = 0,620 m
Kedalaman = 0,310 m
Panjang = 3,000 m
Kecepatan = 1,495 m/detik
Slope = 0,006 m
Headloss Mayor (Hf) = 0,018 m
Headloss Minor (Hv) = 0,114 m
Total Headloss = 0,132 m
Unit Flokulasi
Saluran Inlet
Saluran Inlet
Debit air = 0,216 m³/detik
Lebar = 0,30 m
Kedalaman = 0,45 m
Panjang = 1,00 m
Kecepatan = 2,40 m/detik
Slope = 0,028 m
Headloss Mayor (Hf) = 0,028 m
Headloss Minor (Hv) = 0,292 m
Total Headloss = 0,320 m
Unit Sedimentasi
Saluran Inlet
Saluran Pembawa
Debit air = 0,2155682 m³/detik
Lebar = 1,4 m
Kedalaman = 1 m
Panjang = 1,4 m
Kecepatan = 0,15 m/detik
Total Headloss = 0,00039 m
Saluran Outlet
Saluran Pengumpul
Debit air = 0,2155682 m³/detik
Lebar = 0,74 m
Kedalaman = 0,87 m
Panjang = 8,10 m
Kecepatan = 0,79 m/detik
Slope = 0,001 m
Headloss Mayor (Hf) = 0,011 m
Headloss Minor (Hv) = 0,032 m
Total Headloss = 0,042 m
Unit Filtrasi
Saluran Inlet
Debit air = 0,4311363 m³/detik
Diameter = 0,605 m
Panjang = 3 m
Kecepatan = 1,40 m/detik
Headloss Mayor (Hf) = 0,011 m
Headloss Minor (Hv) = 0,100 m
Total Headloss = 0,111 m
Saluran Outlet/Backwash
Debit air = 0,6003008 m³/detik
Diameter = 0,618 m
Panjang = 3 m
Kecepatan = 1,95 m/detik
Headloss Mayor (Hf) = 0,020 m
Headloss Minor (Hv) = 0,194 m
Total Headloss = 0,214 m
Unit Disinfeksi
Saluran Inlet
Debit air = 0,8622726 m³/detik
Diameter = 0,793 m
Panjang = 34,97 m
Kecepatan = 1,75 m/detik
Headloss Mayor (Hf) = 0,011 m
Headloss Minor (Hv) = 0,156 m
Total Headloss = 0,167 m
Unit Reservoir
Saluran Inlet
BAB XIII
BILL OF QUANTITY DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
Intake
Saluran Barscreen - Pengerasan talud pasangan batu kali + penggalian tanah
1 Panjang = 1 m
2 Lebar = 1 m
3 Kedalaman + fb = 2,5 m
4 Tebal dinding = 0,25 m
5 Volume struktur = 5,16 m3
6 Volume bagian dalam = 2,5 m3
7 Volume talud = 2,66 m3
Pipa Sadap Air Baku - Penggalian tanah, Pengurugan Tanah Kembali, dan Pemasangan Pipa
1 Panjang pipa sadap = 5 m
2 Lebar = 1 m
3 Kedalaman penanaman = 0,8 m
4 Jarak antara untuk memudahkan penggalian = 1 m
5 Volume Struktur = 12 m³
6 Diameter pipa = 0,5556 m
7 Luas Pipa = 0,24232272 m2
8 Jumlah pipa = 2 buah
9 Luas total pipa = 0,48464544 m2
10 Volume pipa = 2,42322718 m³
11 Volume tanah urug kembali = 9,57677282 m³
Sumur Pengumpul - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 7,2 m
2 Lebar = 7,20 m
3 Kedalaman + fb = 4 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 266,805 m³
6 Volume Bagian Dalam = 207,36 m³
7 Volume Beton = 59,445 m³
Sedimentasi
Zona Pengendapan - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 77,18 m
2 Lebar = 8,10 m
3 Kedalaman + fb = 3,30 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 2371,49245 m³
6 Volume Bagian Dalam = 2062,95315 m³
7 Volume Beton = 308,539298 m³
8 Jumlah Unit = 4 unit
9 Volume Total Struktur = 9485,96981 m³
10 Volume Total Beton = 1234,15719 m³
Zona Lumpur - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Lebar Atas = 8,10 m
2 Panjang Atas = 8,10 m
3 Lebar Bawah = 4,86 m
4 Panjang Bawah = 4,86 m
5 Luas Atas Bagian Dalam = 65,61 m²
6 Luas Bawah Bagian Dalam = 23,6196 m²
7 Kedalaman = 2,7618298 m
8 Tebal Dinding = 0,25 m
9 Luas Atas Total = 73,96 m²
10 Luas Bawah Total = 28,7296 m²
11 Volume Struktur = 149,372301 m³
12 Volume Bagian Dalam = 118,386387 m³
13 Volume Beton = 30,9859146 m³
14 Jumlah Unit = 4 unit
15 Volume Total Struktur = 597,489205 m³
16 Volume Total Beton = 123,943658 m³
Saluran Inlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 8,10 m
2 Lebar = 1,40 m
3 Kedalaman + fb = 1 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 19,2375 m³
6 Volume Bagian Dalam = 11,34 m³
7 Volume Beton = 7,8975 m³
8 Jumlah Unit = 4 unit
9 Volume Total Struktur = 76,95 m³
10 Volume Total Beton = 31,59 m³
Saluran Pengumpul - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 8,10 m
2 Lebar = 0,74 m
3 Kedalaman + fb = 0,87 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 11,24928 m³
6 Volume Bagian Dalam = 5,21478 m³
7 Volume Beton = 6,0345 m³
Bill of Quantity
Pekerjaan Beton Bertulang (m3)
1 Unit Intake = 59,45 m²
2 Unit Sedimentasi = 1395,73 m²
3 Total = 1455,17 m²
Pengerasan Talud Pasangan Batu Kali (m3)
1 Unit Intake = 2,66 m³
2 Total = 2,66 m³
Penggalian Tanah (m3)
1 Unit Intake = 283,96 m³
2 Unit Sedimentasi = 10171,66 m³
3 Total = 10455,62 m³
Pemasangan Pipa (m)
1 Unit Intake = 35,00 m
2 Unit Sedimentasi = 0,00 m
3 Total = 35,00 m
Pengurugan Tanah Kembali (m3)
1 Unit Intake = 9,58 m³
2 Unit Sedimentasi = 0,00 m³
3 Total = 9,58 m³
Pengangkutan tanah sisa keluar konstruksi (m3)
1 Unit Intake = 9,58 m³
2 Unit Sedimentasi = 0,00 m³
3 Total = 9,58 m³
Pembersihan Lapangan Ringan dan Perataan (m2)
1 Unit Intake = 11,97 m2
2 Unit Sedimentasi = 0,00 m2
3 Total = 11,97 m2
Koefisien Kebutuhan Bahan & Pekerja Perkuatan Talud Pasangan Batu Kali Belah 15/20 cm (1 pc :
1/4 kpr : 5 ps)
No Kebutuhan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah
1 Semen PC 50 kg 2,3172 zak Rp69.100 Rp160.119
2 Pasir Pasang 0,5266 m³ Rp225.100 Rp118.538
3 Batu Kali Belah 15/20 cm 1,2 0,6 m³ Rp448.100 Rp537.720
4 Kapur Gamping 0,0264 m³ Rp97.200 Rp2.566
5 Mandor 0,075 orang.hari Rp158.000 Rp11.850
6 Kepala Tukang Batu 0,06 orang.hari Rp148.000 Rp8.880
7 Tukang Batu 0,6 orang.hari Rp121.000 Rp72.600
8 Pembantu Tukang 1,5 orang.hari Rp110.000 Rp165.000
9 Sewa Alat Bantu 1 set @ 3 alat 0,05 m³ Rp1.100 Rp55
Jumlah 1.077.327,26
Margin & Overhead (10%) 107.732,73
Harga Satuan Pekerjaan 1.185.059,99
Koefisien Kebutuhan Bahan & Pekerja Pekerjaan Dinding Beton Bertulang (150 kg besi + bekisting)
No Kebutuhan Koefisien Satuan Harga Satuan Jumlah
1 Semen PC 40 kg 8,4 zak Rp60.700 Rp509.880
2 Pasir Cor 0,54 m³ Rp243.000 Rp131.220
3 Batu Pecah Mesin 1/2 cm 0,81 m³ Rp487.900 Rp395.199
4 Besi Beton Polos 157,5 kg Rp12.500 Rp1.968.750
5 Paku Usuk 1,5 kg Rp19.800 Rp29.700
6 Kawat Beton 2,25 kg Rp25.500 Rp57.375
7 Kayu Meranti Bekisting 0,2 m³ Rp3.350.400 Rp670.080
8 Minyak Bekisitng 0,4 Liter Rp29.600 Rp11.840
9 Mandor 0,265 orang.hari Rp158.000 Rp41.870
10 Kepala Tukang Besi 0,262 orang.hari Rp148.000 Rp38.776
11 Tukang Besi 1,05 orang.hari Rp121.000 Rp127.050
12 Tukang Batu 0,275 orang.hari Rp121.000 Rp33.275
13 Tukang Kayu 1,3 orang.hari Rp121.000 Rp157.300
14 Pembantu Tukang 5,3 orang.hari Rp110.000 Rp583.000
Jumlah 4.755.315,00
Margin & Overhead (10%) 475.531,50
Harga Satuan Pekerjaan 5.230.846,50
DAFTAR PUSTAKA
Fair, Geyer, dan Okum. 1968. Water & Wastewater Engineering 3rd Edition. John Willey and
Sonds. New York, London.
Hadi, Wahyono. 2012. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Surabaya: ITS Press.
Hatt, J.W., et al. 2013. Granular Activated Carbon for Removal of Organic Matter and Turbidity
from Secondary Wastewater. Journal of Water Science 67 (4).
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan No.
Masduqi, Ali dan Abdu F. A. 2012. Operasi & Proses Pengolahan Air. Surabaya: ITS Press.
Metcalf and Eddy, Engineer, 1981“Waste Water Engineering, Collection and Pumping of
Nurdjanah, S. dan Atiek Moesriati. 2005. Optimasi Pembubuhan Gas Klor di Instalasi Penjernihan
Ngagel II PDAM Kota Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
Qasim, Syed R. 1985. Wastewater Treatment Plants: Planning Design and Operation. New York:
Holt, Rinehart, and Winston.
Reynolds dan Richard, “Unit Operations and Processes in Environmental Engineering”, 1996
Setyobudiarso, Hery, Sudiro, Agnes Tyagita A. 2022. Uji Banding Efektivitas Roughing Filter
Aliran Horizontal dan Aliran Upflow dalam Reduksi Kadar Kekeruhan dan Kesadahan Air
Sungai Brantas. Seminar Nasional METAVERSE, 317-323.
Waste Water”. New York: Mc Graw Hill Book Company
Water Supply and Sewerage”, Ernest W Steel, dan “Water and Wastewater Engineering”, Fair,
GM Geyer, 1981
Widyaningrum, C. R. (2016). Analisis Penurunan Kinerja Unit Instalasi Pengolahan Air Minum
(Ipam) Karang Pilang I Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea)
(Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya).
SUNGAI
Bar Screen Pipa Sadap Ø630 mm
TUGAS BESAR PERENCANAAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
7200
1000
TERPUSAT (IPALD-T) KECAMATAN SUKOREJO
KOTA BLITAR TAHUN 2023
Penampung Sampah
JUDUL GAMBAR
DED UNIT INTAKE
Pompa Sentrifugal
LEGENDA
Beton
Pasir
Plat Landasan
Rumah Pompa
NAMA DRAFTER
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
5014201011
Pompa Sentrifugal
DOSEN ASISTEN
Scrapper Belt
Penampung Sampah
Sumur Pengumpul Manhole Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
Pipa Sadap Ø630 mm Inspeksi NIP. 19680128 199403 1 003
Mechanical Screen
HWL +2 m
Tangga
DOSEN PENGAJAR
AWL +1,5 m
2500
LWL +1 m Pipa Suction Ø500 mm Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
4000
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
NIP. 2022199511019
5000
JUMLAH
SKALA HALAMAN
GAMBAR
7200
Saluran
Pembagi Ruang Lumpur
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
11500
2300
11500
JUDUL GAMBAR
As 4000
A'
s DED UNIT PRASEDIMENTASI
11500
4000 LEGENDA
Weir dan Gutter
Saluran Beton
Pembawa
Cast Iron Galvanisir
2700
Pasir
Plat Landasan
Perforated Baffle
NAMA DRAFTER
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
Saluran Outlet 5014201011
DOSEN ASISTEN
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
740
NIP. 19680128 199403 1 003
DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
NIP. 2022199511019
JUMLAH
SKALA HALAMAN
GAMBAR
770
3750
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
Perforated Baffle FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Gutter 2023
6050
Pompa Lumpur
Ruang Lumpur TUGAS BESAR PERENCANAAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
TERPUSAT (IPALD-T) KECAMATAN SUKOREJO
KOTA BLITAR TAHUN 2023
JUDUL GAMBAR
3750
4000 LEGENDA
11500
46000
Beton
Pasir
Ø lubang = 0,03 m
Jarak antar lubang horizontal = 0,20 m
Jarak antar lubang vertikal = 0,06 m Plat Landasan
Pintu Air
V-Notch
Weir Plate
s s s s
NAMA DRAFTER
345
Gutter NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
351
5014201011
168
4900
menuju outlet
500
4000 JUMLAH
SKALA HALAMAN
191,96
11500
14090
s GAMBAR
Gutter
370
Detail Perforated Baffle Potongan Melintang Weir dan Gutter
Saluran Pengumpul
740 1 1
Skala: 1:100 Skala: 1:75
2000
690
620
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2023
Motor Penggerak
LEGENDA
620
Beton
Pasir
Plat Landasan
A A'
NAMA DRAFTER
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
5014201011
Pipa Pembubuh Koagulan
Ø23 mm DOSEN ASISTEN
Rumah Bak Koagulan
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
B
DOSEN PENGAJAR
Pengaduk Koagulan
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
NIP. 2022199511019
Pipa Air Bersih JUMLAH
B' SKALA HALAMAN
GAMBAR
Bak Koagulan
Denah Unit Koagulasi 1 1
Skala: 1:75
Motor Penggerak
Pipa Pembubuh Koagulan
Ø23 mm
Pintu Air
Saluran Inlet
Saluran Outlet
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
+5,99 m Wier INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
+5,91 m 2023
2000
JUDUL GAMBAR
DED UNIT KOAGULASI
Impeler
LEGENDA
106
849
Beton
Potongan A-A'
Cast Iron Galvanisir
Skala: 1:30
2000
Pasangan Batu Kali
Pasir
Plat Landasan
Pipa Pembubuh Koagulan
Ø20 mm
Pipa Air Bersih NAMA DRAFTER
Ø300 mm
Motor Penggerak NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
5014201011
DOSEN ASISTEN
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
DOSEN PENGAJAR
1300
Potongan B-B' 1 1
1850
Skala: 1:30
16200 77180
2700
8100
2700
2700
4900
8100
JUDUL GAMBAR
Gutter
Plate Settler
Saluran Outlet
DED UNIT FLOKULASI DAN
SEDIMENTASI
LEGENDA
Pintu Air
Saluran Inlet
4900 15300
8100 Beton
Plat Landasan
NAMA DRAFTER
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
5014201011
Pipa Penguras Lumpur
Saluran Inlet
Ø600 mm
Perforated Buffle
DOSEN ASISTEN
Saluran Outlet
Plate Settler
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
1840
NIP. 19680128 199403 1 003
4160
2135
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Pintu Air 2023
565
TUGAS BESAR PERENCANAAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
TERPUSAT (IPALD-T) KECAMATAN SUKOREJO
1689
8100
KOTA BLITAR TAHUN 2023
JUDUL GAMBAR
1011
Kompartemen II
DED UNIT FLOKULASI
1134
A'
LEGENDA
1566
Beton
NAMA DRAFTER
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
5014201011
Pintu Air DOSEN ASISTEN
Saluran Inlet Kompartemen I Kompartemen II Kompartemen III Saluran Outlet
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
DOSEN PENGAJAR
3000
16200
1013
SKALA HALAMAN
GAMBAR
Potongan A-A' 1 1
Skala: 1:100
Outlet Pipa Backwash,
Ø710 mm Pipa Inlet, Ø710 mm
Gate Valve
31952 7200
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
Weir
3600
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2023
Gutter
Gullet
TUGAS BESAR PERENCANAAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
11800
TERPUSAT (IPALD-T) KECAMATAN SUKOREJO
3600
KOTA BLITAR TAHUN 2023
JUDUL GAMBAR
3600
DED UNIT FILTRASI
250 LEGENDA
Bak Filter
Beton
Layout Unit Filtrasi (Sistem Inlet) Pipa Outlet, Ø710 mm
Cast Iron Galvanisir
Pipa Inlet Backwash, Ø710 mm
Skala: 1:200
Pasangan Batu Kali
Pasir
Plat Landasan
NAMA DRAFTER
Pipa Lateral Pipa Manifold
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
5014201011
DOSEN ASISTEN
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
NIP. 2022199511019
JUMLAH
SKALA HALAMAN
GAMBAR
Gate Valve
Pipa Outlet, Ø710 mm
Layout Unit Filtrasi (Sistem Underdrain) Pipa Inlet Backwash, Ø710 mm
1 1
Skala: 1:200
Media Pasir Silika
Lateral
Media Kerikil
Manifold
s
250 B
Gutter
1380
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2023
A
s A'
s TUGAS BESAR PERENCANAAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
3600
340
TERPUSAT (IPALD-T) KECAMATAN SUKOREJO
630
KOTA BLITAR TAHUN 2023
JUDUL GAMBAR
DED UNIT FILTRASI
LEGENDA
Beton
7200
B' Cast Iron Galvanisir
s Tampak Atas Bak Filtrasi
Kerikil
Skala: 1:50
Pasir
250 700
Plat Landasan
Pipa Inlet, Ø710 mm
Media Pasir Silika NAMA DRAFTER
Gutter Media Pasir Terekspansi
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
Kerikil 5014201011
Gutter
490
DOSEN ASISTEN
200
490
NIP. 19680128 199403 1 003
804
340
600
DOSEN PENGAJAR
300
A
Penyangga Tangki
Tabung Gas
700 kg
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
Booster Pump FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Gate Valve
2023
JUDUL GAMBAR
Dinding Panel
Remote Meter DED UNIT DESINFEKSI
Vacuum Line Static Mixer
Pipa ke Reservoir
LEGENDA
Ø710 mm
Sampling Point
Beton
A'
Tampak Atas Cast Iron Galvanisir
Skala: 1:90
Pasangan Batu Kali
Pasir
Plat Landasan
DOSEN ASISTEN
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
NIP. 2022199511019
Static Mixer Pipa ke Reservoir JUMLAH
SKALA HALAMAN
GAMBAR
Ø710 mm
JUDUL GAMBAR
26000
Pipa Outlet,
Ø630 mm DED UNIT RESERVOIR
Gate Valve
LEGENDA
Beton
s
Pasir
A
s A'
s Plat Landasan
NAMA DRAFTER
Rumah Pompa NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
5014201011
DOSEN ASISTEN
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
4500
NIP. 19680128 199403 1 003
DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
4500
250
NIP. 19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
500 NIP. 2022199511019
B'
s
JUMLAH
SKALA HALAMAN
GAMBAR
Layout Reservoir
Skala: 1:300 1 1
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
Rumah Pompa FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2023
Pipa Outlet,
Pipa Vent Baffle Manhole Ø630 mm TUGAS BESAR PERENCANAAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
TERPUSAT (IPALD-T) KECAMATAN SUKOREJO
KOTA BLITAR TAHUN 2023
JUDUL GAMBAR
5500
Pompa
Sentrifugal
DED UNIT RESERVOIR
4500
52000
LEGENDA
Beton
Potongan A-A' Cast Iron Galvanisir
Skala: 1:300 Pasangan Batu Kali
Pasir
Plat Landasan
NAMA DRAFTER
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
5014201011
Rumah Pompa
Manhole
Pipa Vent
DOSEN ASISTEN
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
Pipa Outlet Pipa Inlet NIP. 19680128 199403 1 003
DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
NIP. 2022199511019
Potongan B-B' 1 1
Skala: 1:250
A
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
B 2023
E JUDUL GAMBAR
D LAYOUT IPAM
LEGENDA
G Beton
F
Cast Iron Galvanisir
Pasir
H
Plat Landasan
J
I P
K NAMA DRAFTER
NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
M N 5014201011
Q DOSEN ASISTEN
L L O Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
KETERANGAN: NIP. 2022199511019
AWL +3,5 m
PROFIL HIDROLIS
LWL +2 m
Pasir
+3,92
NAMA DRAFTER
+3,36 NAFTALI CANADIAN PUTRA YAKUP
+3,26 5014201011
+3,24 +3,08
DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. Ali Masduqi, ST., MT.
NIP. 19680128 199403 1 003
Bara Awanda Marhendra, S.T., M.Sc. ETH.
NIP. 2022199511019
JUMLAH
SKALA HALAMAN
GAMBAR
1:900 1 1