DISUSUN OLEH :
DAFI DESRIANA
20210014/9011452763
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmat terutama nikmat kesehatan serta waktu luang sehingga penyusun
dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Kelas XI SMK Kehutanan Negeri
Pekanbaru Tahun Ajaran 2022/2023. Praktik Kerja ini bertujuan agar siswa/i
SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru dapat mengaplikasikan segala pengetahuan
yang telah didapatkan selama proses pembelajaran di sekolah di instansi atau di-
lapangan.
Terima kasih.
Penyusun
Dafi Desriana
ii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat...............................................................................................2
BAB II PERSIAPAN........................................................................................................3
A. Rencana Kegiatan...............................................................................................3
B. Jadwal Kegiatan.................................................................................................4
C. Potensi Wilayah................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................12
PELAKSANAAN............................................................................................................12
A. WAKTU DAN TEMPAT...................................................................................12
B. KEADAAN LOKASI.........................................................................................12
C. KEADAAN LOKASI.........................................................................................12
1. KTH Rimba Agro Abadi................................................................................12
2. Kampus Lapangan Fak.kehutanan UGM getas.....................................................21
BAB IV MASALAH DAN PEMECAHANNYA...........................................................72
A. Masalah................................................................................................................72
B. Pemecahan...........................................................................................................72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................73
A. Kesimpulan.........................................................................................................73
B. Saran...................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................74
LAMPIRAN................................................................................................................75
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan dan Manfaat
2
BAB II
PERSIAPAN
A. Rencana Kegiatan
Kegiatan praktik kerja ini agkan dilaksanakan kurang lebih dua bulan
dimulai tanggal 17 Januari 2023 sampai 14 Februari 2023 bertempat di KTH
Rimba Agro Abadi, Kecamatan Belik, Pemalang. Kemudian dari tanggal 15
Februari 2023 sampai 17 Maret 2023 bertempat di KHDTK Getas Fakultas
Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Kecamatan Menden, Blora. Adapun
rencana kegiatan praktik kerja adalah sebagai berikut :
1. Rencana Kegiatan di KTH Rimba Agro Abadi
a. Survei lokasi
Kegiatan survei lokasi dilakukan dengan mengamati letak
dan kondisi tempat. Tujuan kegiatan tersebut agar peserta didik dapat
mengetahui kondisi lapangan serta agar peserta didik dapat
merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan
b. Pembuatan embung
Tujuan pembuatan embung ialah agar memenuhi kebutuhan
air dalam kegiatan pemeliharaan tanaman.. Menurut para petani,
kebutuhan air dalam proses pemeliharaan tanaman sangat sulit,
terlebih pada musim kemarau. Dengan pembuatan embung, petani
tidak perlu susah lagi untuk mendapatkan air.
c. Pemetaan
Pada tahun ini, KTH Rimba Agro Abadi banyak melakuakan
kegiatan yang berhubungan dengan pemetaan. Seperti tracking batas
areal KTH demi melancarkan proses pembuatan SK. KHDPK
(Kawasan Hutan Dengan Pemanfaatan Khusus), rencana pembuatan
jalan produksi, serta tracking tapal batas areal program Rehabilitasi
Hutan dan Lahan.
3
d. Ekowisata
Tujuan ekowisata yang dilakukan agar wisata yang dulunya
ramai dan sekarang vakum karena adanya covid 19 bisa ramai kembali
di tempat wisata hutan romantis.
B. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan selama praktik lapangan di KTH Rimba Agro Abadi
dan kampus lapangan Getas, disajikan dalam tabel berikut ini.
4
Praktik Pembuatan Gerpek di
20 Januari 2023 Pengolahan Hasil Panen
Lokasi Pembuatan
Pengambilan Titik
Koordinat
23 Januari 2023 Pemetaan dan Pemanenan
Pemanenan Jagung
Khusus Pakan Ternak
Pengambilan Titik
Pemetaan dan Pembuatan Koordinat Lahan KUPS
24 Januari 2023
Ajir Pembuatan Ajir Untuk
Keperluan RHL
Membantu Pembuatan Jalan
25 Januari 2023 Gotong Royong
Produksi
Membantu Melanjutkan
26 Januari 2023 Gotong Royong
Pembuatan Jalan Produksi
Kunjungan ke Tempat
Kelompok 1
29 Januari 2023 Kunjungan Bersama
Kunjungan ke Objek
Wisata Gunung Gajah
30 Januari 2023 Pengecekan Lahan Pengukuran pH Tanah
Kunjungan ke Rumah
1 Februari 2023 Kunjungan Bersama Ketua KTH Rimba Agro
Abadi
5
Pemasangan Terpal Embung
2 Februari 2023 Pembuatan Embung
Pertama
7 Februari 2023
Kunjungan ke Pabrik
11 Februari 2023 Kunjungan Bersama Produksi Kayu Lapis
Besama Kelompok 1
Ikut Membantu
13 Februari 2023 Gotong Royong
Membersihkan Longsoran
6
(Kelompok I dan II)
7
Membuat laporan tentang Kampus Getas , KHDTK
23 Februari 2023 materi persemaian dan UGM
perbenihan.
8
4 Maret 2023 Pembuatan pemetaan di Kampus Getas , KHDTK
ArcGis UGM
9
kampus pekanbaru, SMK UGM
Kehutanan Negeri
Pekanbaru.
C. Potensi Wilayah
1. KTH Rimba Agro Abadi
Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Agro Abadi terletak di
Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. KTH ini
dikelola oleh masyarakat di lima desa, yaitu Desa Mendelem, Bulakan,
Simpur, Sikasur, dan Desa Beluk. Luas areal yang dikelola KTH adalah
± Ha, diman lahan KTH dibagi menjadi 25 KUPS (Kelompok Usaha
Perhutanan Sosial).
Areal KTH Rimba Agro Abadi merupakan wilayah kaki
Gunung Jimat, sehingga sebagian besar tanaman yang ada di dalam KTH
ialah pohon pinus. Selain pohon pinus, terdapat pula tanaman pohon
albasia, sengon, dan jati. Untuk tanaman sela, terdapat tanaman kapulaga,
singkong, dll. Iklim di wilayah KTH Rimba Agro Abadi dipengaruhi
oleh faktor geografis dimana sebagian besar berada di wilayah Gunung
Jimat sehingga kelembapan di sana sangat tinggi.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat baik anggota KTH
maupun warga desa sekitar KTH merupakan petani dan memiliki
pendapatan yang rendah. Adapun hasil panen yang mereka jual berupa
jagung pakan, padi, nanas, maupun tanaman kehutanan seperti kayu
sengon.
10
Gambar 1 Peta Kawasan KHDTK Diklat UGM
11
BAB III
PELAKSANAAN
12
1. Cuaca di wilayah KTH sangat beragam tergantung ketinggian
wilayah tersebut. Hal ini karena wilayah KTH merupakan
wilayah kaki gunung dan dataran tinggi sehingga terdapat
wilayah yang memiliki curah hujan yang tinggi serta suhu
permukaan yang dingin
2. Lahan wilayah KTH Rimba Agro Abadi mayoritas
merupakan bekas lahan milik Perum Perhutani yang
didominasi oleh pohon pinus yang tidak terurus dengan baik,
sehingga masyarakat sekitar menggarap lahan tersebut dan
mendirikan Kelompok Tani Hutan supaya lahan tersebut
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin
3. Selain pohon pinus, tanaman inti yang ada di KTH berupa
pohon sengon dan albasia. Kedua pohon tersebut digunakan
sebagai bahan baku pembuatan kayu bangunan atau
pembuatan kayu lapis.
4. Adapun tanaman sela atau pertanian yang ada di wilayah
KTH berupa padi, jagung, singkong, serta tanaman nanas.
Selain itu, terdapat tanaman pengisi seperti mangga, jambu
5. Sebagian besar pekerjaan masyarakat di wilayah Desa
Bulakan dan Mendelem ialah petani sehingga penghasilan
mereka bergantung seberapa besar hasil panen dari lahan
garapan tersebut.
b. Penggunaan Avenza Map dalam pemetaan
Dalam pengambilan data suatu wilayah, salah satu bagian
penting ialah titik koordinat pada GPS. Penggunaan GPS dalam
kegiatan pemetaan berperan penting dalam pengambilan data titik
koodinat suatu lokasi. Namun dalam kegiatan pemetaan,
dibutuhkan receiver GPS khusus dalam kegiatan tersebut. Untuk
harga receiver GPS saat ini masih sangat mahal, sedangkan
kepemilikan receiver GPS khusus oleh KTH masih sedikit. Oleh
karena itu, sebagai alternatif kelompok 2 menggunakan aplikasi
Avenza Maps – Offline Mapping pada smartphone.
13
Sebenarnya, saat ini sudah banyak aplikasi pemetaan yang
ada di smartphone baik berbasis IOS maupun Android. Seperti
CarryMap, Map Plus, Google Map, Waze, dll. Beberapa aplikasi
pemetaan mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Beberapa aplikasi mempunyai kelebihan dalam pengambilan data
namun tidak mendukung kustomisasi peta dasar. Ada pula aplikasi
yang sangat baik dalam pengumpulan data lapangan serta
dukungan basemap yang lengkap, namun penggunanya harus
online.
Avenza Map – Offline Mapping merupakan salah satu dari
aplikasi GPS yang menarikd dari sekian banyak aplikasi yang
ditawarkan. Fitur yang ada dalam aplikasi ini cukup untuk
memenuhi kebutuhan penggunaan GPS pada mobile smartphone,
misalnya pembacaan posisi koordinat, fitur navigasi menuju lokasi
koordinat, fitur perekaman jejak, menggambar dan menghitung
jarak, perhitungan luas area polygon, menambahkan informasi foto
dengan label geotagging, dan sebagainya.
Namun, aplikasi Avenza Maps - Offline Mapping
mempunyai kelebihan utama daripada aplikasi lain. Seperti
dukungan file format Geospatial PDF dengan layout yang dibuat
menggunakan software pengolah data pemetaan dapat di gunakan
sebagai basemap atau peta kerja pada aplikasi tersebut. Aplikasi
Avenza Maps - Offline Mapping juga dapat berfungsi tanpa adanya
sinyal jaringan internet ataupun koneksi jaringan.
Pada pembahasan selanjutnya, kita akan membahas cara
persiapan aplikasi, penambahan peta kerja, pengambilan titik
(Marking), perekaman jejak (Tracking), dan pembuatan polygon.
a. Persiapan aplikasi Avenza Map
1. Buka aplikasi Google Play Store (Android) atau App Store
(IOS)
2. Ketik “Avenza Map – Offline Mapping” pada kolom
pencarian
14
3. Setelah menemukan aplikasi tersebut, ketuk instal
15
3. Buat nama serta pilih ikon penanda titik tersebut. Setelah
selesai mengedit maka titik tersebut muncul di peta
tersebut
d. Merekam jejak (tracking)
1. Ketuk ”pengaturan” yang terdapat di pojok tampilan
2. Pilih “rekam jejak GPS”
3. Untuk memulai rekam jejak, klik “mulai merekam”.
Kemudian berjalanlah sesuai jejak yang ingin dibuat
(seperti batas luar kawasan, jalur, dll.)
4. Bila ingin menjeda, klik “jeda”. Jika perekaman akan
dihentikan, klik “selesai” dan data track akan disimpan
sebagai fitur peta
e. Membuat jalur/polygon
1. Klik “pengaturan”, kemudian pilih “gambar dan ukur”
2. Kemudian posisikan titik awal sesuai yang diinginkan
3. Kemudian hubungkan dengan titik selanjutnya
4. Lanjutkan proses pembuatan jalur sampai titik akhir
5. Jika ingin membuat polygon maka hubungkan posisi titik
akhir dengan titik awal.
Dalam pelaksanaan, aplikasi Avenza Map digunakan oleh
kelompok 2 untuk melaksanakan kegiatan pemetaan yang ada di
KTH Rimba Agro Abadi. Adapun kegiatan pemetaan tersebut
antara lain :
1. Pengambilan titik koordinat untuk penyelesaian peta batas
luar dan pembagian KUPS (tanggal 21, 23, dan 24 Januari
2023)
2. Kegiatan tracking jalur buat perencanaan jalan produksi KTH
( tanggal 6 Februari)
3. Pengambilan data areal tegakan jati di KUPS 5 (tanggal 8
Februari 2023)
4. Pengambilan data areal persiapan kegiatan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan (tanggal 12 Februari 2023)
16
c. Pembuatan embung
Gagasan pembuatan embung ini berasal dari salah satu
keluhan dari para petani KTH. Ketika melakukan kegiatan
pemeliharaan tanaman, para petani mengalami kesulitan untuk
mendapatkan air. Hal ini dikarenakan kondisi di lapangan yang
merupakan areal perbukitan membuat jalan menuju ke mata air
sangat susah. Selain itu, rata-rata usia para petani sudah memasuki
masa lansia (lanjut usia) yang membuat berkurangnya tenaga untuk
mengambil air.
Namun, dari semua kesulitan tersebut, tantangan terbesar
bagi petani ialah proses pemeliharaan tanaman ketika sudah
memasuki musim kemarau. Pada saat kemarau telah tiba, banyak
mata air yang mengalami kekeringan sehingga tingkat kesulitan
dalam proses pemeliharaan semakin tinggi. Akibatnya, banyak
tanaman yang mati dan terjadi penurunan hasil panen. Karena
mengalami penurunan hasil panen, maka penghasilan para petani
semakin rendah serta mengalami penurunan kualitas kehidupan
para petani.
Karena permasalahan tersebut, kelompok 2 membuatkan
embung. Harapannya, dengan embung tersebut dapat mengurangi
beban petani dalam proses pemeliharaan tanaman KTH. Adapun
cara kerja embung ialah dengan menampung air hujan sehingga
petani memiliki persediaan air yang berasal dari air hujan.
Untuk pembuatan embung, alat dan bahan yang
dibutuhkan adalah cangkul, parang, gergaji, linggis, terpal, kayu
balok, paku, dan atap seng. Adapun langkah-langkah pembuatan
embung ialah sebagai berikut :
1. Buatlah lubang embung dengan ukuran dan kedalaman sesuai
yang diinginkan
2. Bentangkan terpal kemudian masukkan terpal ke dalam
galian
3. Benamkan pinggiran terpal menggunakan tanah hasil galian
17
4. Potonglah kayu balok menjadi 4 balok dengan ukuran 2 balok
lebih panjang daripada 2 balok lainnya. Setelah dipotong,
potonglah secara diagonal di salah satu ujung potongan kayu
5.
6.
Sebelum membuat embung, terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan :
1. Sebelum melakukan pembelian terpal, maka kita harus tau
seberapa besar embung yang dibutuhkan agar tidak terjadi
salah pembelian terpal.
2. Pembuatan embung sebaiknya dilaksanakan pada saat cuaca
tidak mengalami hujan, supaya tidak mengalami kesusahan
saat menggali.
d. Ekowisata
e. Kunjungan bersama
Dalam rangka untuk menambah wawasan, kelompok 2
bersama pihak KTH Rimba Agro Abadi mengadakan sejumlah
kunjungan ke beberapa tempat. Selain menambah wawasan,
kegiatan kunjungan tersebut bertujuan sebagai sarana untuk
merefereshkan kembali pikiran peserta praktik agar tidak
mengalami kejenuhan. Dalam pelaksanaan kegiatan, kelompok 2
dan pihak KTH Rimba Agro Abadi bekerja sama dengan kelompok
1 dan pihak KTH Geralang Asri Jaya yang berada di Kecamatan
Randudongkal. Hal ini dikarenakan wilayah praktik kerja
kelompok 1 berdekatan dengan kelompok 2 sehingga dapat
dilakukan kegiatan kunjungan bersama, sekaligus mempererat
hubungan antar peserta praktik maupun antar KTH.
Adapun kegiatan kunjungan bersama kelompok 1 dan
kelompok 2 adalah sebagai berikut :
1. Kunjungan ke Pertemuan KTH se-Pemalang-Tegal
18
Pada tanggal 5 Februari 2023, diadakan kegiatan
pertemuan bersama antar KTH se-Pemalang-Tegal dengan
pengurus pusat Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial
(Gema PS). Bersama ibu ketua umum Gema PS, Ibu Siti
Fikriyah membahas hasil rapat Gema PS.bersama Pak
Presiden Joko Widodo. Hasil yang didapatkan dari pertemuan
dengan pak Joko Widodo yaitu tentang pengesahan Surat
Keputusan Perizinan Kawasan Hutan Dengan Pemanfaatan
Khusus (SK KHDPK). Percepatan pengesahan surat
keputusan tersebut didasari atas semua konflik antara
masyarakat perhutanan sosial dengan pihak Perum Perhutani.
Dengan surat keputusan tersebut, diharapkan agar Pihak
Perum Perhutani tidak lagi mengikut campur urusan dengan
KTH mengenai penggunaan lahan.
Setelah pemberitahuan informasi tersebut, ibu Siti
Fikriyah juga menjelaskan apa saja yang harus dilakukan
setelah SK.KHDPK.tersebut telah disahkan oleh bapak
presiden.
a. Pembuatan peta penggunaan lahan
Maksud tujuan pembuatan peta tersebut agar
setiap KTH memiliki wilayah produksi khusus terutama
bagian agroforestry, seperti produksi jeruk, kopi, nanas,
mangga, dll.
b. Perencanaan pembuatan jalan produksi
Ibu Siti Fikriyah menjelaskan alasan mengapa
pengeluaran KTH lebih besar daripada pemasukan. Salah
satu alasannya ialah permasalahan jalan produksi.
Sebagian besar jalan produksi sudah tidak layak
digunakan lagi, padahal jalan tersebut digunakan untuk
membawa hasil panen.
Karena itu, Ibu Fikriyah meminta agar seluruh
KTH untuk merancang jalan produksi di setiap wilayah
19
KTH. Diharapkan setelah mengumpulkan semua
rancangan jalan produksi, pengurus pusat akan kembali ke
Istana Negara dan melakukan pertemuan kembali dengan
Presiden agar memberikan bantuan pembuatan jalan
produksi tersebut.
c. Perencanaan penempatan embung
Selain percepatan SK.salah satu hasil pertemuan
antara Ibu Siti Fikriyah dengan Bapak Presiden Joko
Widodo mengenai bantuan pembuatan embung. Bapak
presiden siap memberikan bantuan berupa pembuatan
embung sebanyak 40 buah embung di seluruh perhutanan
sosial Pemalang-Tegal dengan ukuran embung 1 Ha. Oleh
karena itu, beliau meminta agar seluruh KTH se-
Pemalang-Tegal agar memberikan koordinat lokasi
rencana pembuatan embung tersebut
2. Kunjungan ke Pabrik Produksi Kayu Lapis
20
2. Kampus Lapangan UGM Getas
21
d. Hasil dan pembahasan
22
Kayu Putih, Serambi,Mangga, dan Alpukat. Jarak tanam
antar tanaman pengisi sepanjang 1,5 m
Dari semua identifikasi tanaman tersebut, pola tanam yang dipakai di
ketiga jenis tanaman tersebut menggunakan pola tanam sejajar dan disesuaikan
dengan kontur tanah. Namun jika dilihat dari komposisi tanaman yang terdapat
pada layout, dapat diperkirakan bahwa wilayah KHDTK UGM Getas memiliki
permasalahan dimana tanaman pertanian lebih mendominasi daripada tanaman
kehutanan. Walaupun terdapat tanaman kehutanan, tetapi hanya tanaman Jati
yang lebih mendominasi daripada tanaman kehutanan lainnya. Hal ini
dikarenakan wilayah KHDTK lebih banyak merupakan wilayah Perum
Perhutani sehingga tidak heran kalau di KHDTK tersebut lebih banyak
diperlihatkan tanaman Jati daripada yang lain.
23
a. Penunjukan kawasan hutan → penetapan awal peruntukan suatu
wilayah tertentu sebagai kawasan hutan.
b. Penataan Batas Kawasan Hutan → kegiatan proyeksi batas,
pemancangan patok batas, pengumuman, inventarisasi, dan
penyelesaian hak-hak pihak ketiga, pemasangan pal batas, pengukuran,
dan pemetaan, serta pembuatan berita acara tata batas.
c. Pemetaan kawasan hutan dalam rangka kegiatan pengukuhan kawasan
hutan dilakukan melalui proses pembuatan peta: penunjukan kawasan
hutan, rencana trayek batas, pemancangan patoh batas sementara,
penataan batas kawasan hutan, dan penetapan kawasan hutan
d. Penetapan kawasan hutan → suatu penegasan tentang kepastian hukum
mengenai status, batas dan luas suatu Kawasan Hutan menjadi Kawasan
Hutan Tetap.
24
b. Adapun alat dan bahan yang akan digunakan beserta fungsinya adalah
sebagai berikut :
1. Receiver GPS, berfungsi mengambil titk koordinat (marking), merekam
jejak (tracking), membuat rute, jalur dan polygon, sebagai navigasi, dan
lain-lain
2. Kompas, berfungsi sebagai alat pengukur azimut
3. Klinometer, berfungsi sebagai alat pengukur kemiringan
4. Roll meter, sebagai alat pengukur jarak lapangan
5. Peta Kerja, sebagai peta yang akan digunakan dalam memandu kegiatan
6. Tallysheet lapangan, sebagai lembar kerja dan lembar pengisi hasil data
lapangan dan data hasil pengolahan data
7. Salinan peta referensi, berguna sebagai peta dasar dalam pengolahan di
software Avenza Map dan ArcGIS
8. Aplikasi Avenza Map, berfungsi membantu proses kerja Receiver GPS
seperti navigasi, dll.
9. Microsoft Excel, sebagai aplikasi pengolahan data lapangan
10. Software ArcGIS, sebagai software pengolahan data lanjutan serta
pembuatan peta hasil kegiatan
Adapun pelaksanaan kegiatan penataan kawasan hutan,
kegiatan penataan kawasan meliputi :
a. Pengambilan data batas luar kawasan
1. Pengambilan data di kapangan
(1) Buatlah jarak antar titik dengan jarak maksimal 20 meter
(2) Lakukan pengambilan titik koordinat menggunakan GPS Receiver di
setiap titik
(3) Gunakan kompas untuk mengetahui azimuth antar titik
(4) Gunakan klinometer untuk mengambil data kemiringan antar titik.
2. Pengolahan data
(1) Masukkan semua data lapangan di tallysheet Ms.Excel
25
Gambar 5 Tabel Tallysheet Data Lapangan Ms.Excel
26
lakukan digitasi polygon serta layouting hingga menghasilkan peta
seperti gambar berikut
9192400 Series2
9192300
9192200
9192100
9192000
9191900
9191800
9191700
541800 541900 542000 542100 542200
27
Pal Batas Sebagai tanda batas
1
Petak antar petak
2 Pal B
Pal DK
3 (Djawatan
Kehutanan)
4 Pal Alur
A. Tujuan
28
B. ALAT DAN BAHAN
C. CARA KERJA
29
8. Setelah itu kita menentukan metode n table,menentukan
Np,menentukan Nn,dan Nmn
9. Dan selanjutnyan kita pilih tanaman jati yang ingin dimatikan
dan yang di tinggalkan,kami mendapatkan 5 pohon yang akan
dimatikan dan yang ditinggalkan sejumlah 18 pohon
10. Kami mengambil pola untualang untuk tanaman yang
dimatikan,umur pohon yang kami ambil yaitu berumur 10 tahun
11. Kemudian kami mengidentifikasi pohon tersebut dengan melihat
kondisi batang,menalu,alur dan permukaan
30
D. Hasil
31
Gambar 11 Pohon pusat
32
E. Pembahasan
A. Tujuan
1. Mendeskripsikan gangguan hama dan penyakit ( biotik dan abiotik )
serta gulma dan benalu yang ditemukan di lapangan
2. Menghitung luas serangan dan intensitas serangan hama atau penyakit
serta gulma dan benalu yang ditemukan di lapangan
33
B. Alat dan bahan
1. Petak ukur
2. Tally shet (kertas data pengolahan)
3. Roll meter
C. Cara kerja
1. Buat petak ukur 20 x 20 m
2. Amati tanaman apa yang terdapat di dalamnya
3. Amati penyakit apa yang terdapat dalam pohin tersebut
4. Hitung luas dan intensitas serangannya
5. Lakukan hal tersebut hingga pohon yang diamati dalam petak ukur
habis
D. Hasil
34
Gambar 14 Ulat daun jati
E. Pembahsaan
35
berkualitas. Hal kedua yaitu manipulasi lingkungan dimana penyesuaian
lingkungan sesuai tempat tumbuh tanaman dan tanaman apa yang akan ditanam.
Contohnya jati yang seharusnya ditanam di tanah berkapur. Hal terakhir adalah
perlindungan hutan yang terfokus pada hama dan penyakit.
Hama yaitu sekelompok jenis penyusun vegetasi yang tidak diinginkan, yang
bersifat parasit. Hama biasanya berupa serangga dan organisme lain, contohnya
rayap, ulat jati yang dominan di lapangan. Penyakit merupakan gangguan yang
melekat pada tanaman yang membuat pertumbuhannya melambat. Contoh
penyakit yaitu karat daun dan mozaik daun yang ada pada pohon jati yang
ditemukan. Benalu adalah tumbuhan yang menempel pada tumbuhan inang yang
merugikan pohon inang tersebut. Gulma merupakan tanaman pengganggu,
contohnya kacang kacangan. Pada saat pengamatan karat daun dan mozaik daun
adalah tanaman yang mendominasi sementara rayap adalah hama yang lumayan
banyak pada pohon jati. Karat daun merupakan penyakit pada tanaman yang
disebabkan oleh jamur. Karat daun ini sendiri menyerang pada daun dari bagian
mana saja, pada umumnya pinggiran daunnya menguning dan tengahnya coklat
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghindari kehadiran hama, penyakit,
gulma serta benalu. Hal yang bisa dilakukan seperti menanam jenis tanaman yang
tahan hama, memangkas daun atau bagian yang sudah terserang melakukan
penyemprotan sebelum penanaman, membersihkan gulma yang mengganggu. Hal
36
hal tersebut merupakan hal yang cukup mudah untuk dilakukan untuk
meminimalisir kehadiran hal yang tidsk diinginkan tersebut.Kemudian jumlah
luas serangannya yaitu,rayap 38,Kupu putih 0,penggerek batang0,ulat jati 45,akar
merah 0,jamur upas 0,kanker batang 17,mozaik 21,atang 0,ulat jati 45,akar merah
0,jamur upas 0,kanker batang 17,mozaik 21,kerusakan lain 0,benalu 79.
Jenis
Jumlah
Petak No Tanama Hama Penyakit
Benalu
n
1 Jati Ulat 10 4
2 Jati Rayap 8 3
3 Jati Ulat 7 3
4 Jati Rayap 10 3
5 Jati Rayap 10 3
1 6 Jati Rayap 10 3
7 Jati Ulat 8 2
8 Jati Ulat 8 1
9 Jati Rayap 8 1
10 Jati Ulat 8 1
11 Jati ulat Kb 1
12 Jati - Mozaik 1
13 Jati - Mozaik -
14 Jati ulat - -
2
15 Jati rayap - -
16 Jati rayap - 1
17 Jati ulat 1
18 Jati ulat 1
3 19 Jati ulat mozaik 1
20 Jati rayap Kb 1
21 Jati rayap Kb 2
22 Jati ulat mozaik 1
37
23 Jati ulat - -
24 Jati ulat - -
25 Jati ulat mozaik 2
26 Jati - mozaik 1
4 27 Jati - jamur 1
28 Jati rayap kb -
29 Jati rayap mozaik 1
IP 33.6206897
Tujuan
• Cangkul
• Pita meter
• Alat tulis
• Alat dokumentasi
• Tallysheet
38
Cara Kerja
-hal yang pertama yang dilakukan yaitu menuju lokasi untuk melihat tanah
yang akan diamati
-Kedua yaitu mengikis tanah untuk memperjelaskan lapisan tanah yang
sebelumnya telah dilihat
-ketiga yaitu mengukur lapisan tanah di tiap lapisan tanah yang ada di tiap-
tiap horizon
-pada tiap lapisan tanah di lihat dan diraba agar mengetahui struktur tanah
-terakhir setelah melakukan prngamatan data yang ada dipindahkan ke
tallysheet dan laporan
Pembahasan
Horizon ini memiliki warna abu-abu tua dengan tekstur yang loamy sand dan
berstruktur prisma.Selanjutnya, horizon terakhir adalah horizon C pada horizon
ini memiliki kedalaman yang cukup dalam sekitar 70cm dan memiliki batas
39
Topografi yang tidak beraturan dan kejelasan yang berangsur.Untuk warna nya
sendiri horizon ini memiliki warna kuning muda memiliki cak merah dan
berstektur loamy sand dan berstruktur lempeng.Untuk horizon R sendiri kami
tidak memiliki horizon ini karena kami memiliki tanah kapur.
Lapi Batas
san
Hori Kedalam Wa Tek Struk
Topo Kejel
zon an(cm) rna stur tur
grafi asan
Tan
ah
Hori
Hita Cla Pris
zon 30 Rata jelas
m y ma
O
hita
San
Hori m
Nyat dy Pris
zon 50 Rata ke
a Cla ma
A abu
y
2an
abu Loa
Hori
bero bera - my Lem
zon 80
mbak ngsur abu San peng
B
Tua d
Hori 80 Tidak bera kun Loa Lem
zon berat ngsur ing my peng
C uran mu San
da d
40
ada
cak
mer
ah
Hori
zon - - - - - -
R
Tabel 3 Lapisan Horizon
Tujuan
1. Siswa mengetahui jenis dan faktor terjadinya erosi pada petak pengamatan.
2. Siswa dapat menghitung prediksi laju dan tingkat bahaya erosi suatu kawasan.
Pendugaan erosi
• Alat tulis
• Tallysheet
41
• Data curah hujan per ta
• Alat tulis
• Tallysheet
• Roll meter
• Tali tampar
• Tali Kasur
• Stopwatch
Cara Kerja
42
Hasil
Lebar Sungai
Seksi Kedalaman (m) Luas (m2)
(m)
1 0,5 0.21 0.105
2 1,5 0.61 0.305
3 2,5 0.67 0.335
4 3,5 0.52 0.26
5 4,5 0.48 0.24
6 5,15 0.37 0.185
1.43
Tabel 4 Pengamatan Profil Sungai
43
Profil Sungai
0,5 1,5 2,5 3,5 4,5 5,15
0
0.1
0.2
Kedalaman (m)
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
Lebar sungai (m)
N
Tingkat Bahaya Erosi (TBE) L (ha)
o
Total 253.50
Tabel Tingkat Erosi Rata-Rata
Erosi
Rata-
N Total L
Tahun Total (A x L) (ton/th) Rata
o (ha)
(ton/ha/t
h)
44
1 2022 173422.78 253.50 684.11
Tabel 6 tingkatan bahaya erosi
Pembahasan
1. Menjelaskan jenis erosi dan faktor penyebab erosi yang ada di lokasi
pengamatan.
3. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan suspensi dan debit aliran sungai
Pada survey lapangan yang telah dilakukan di dapati bahwa jenis erosi
yang terdapat pada lokasi adalah jenis erosi percik dan erosi tepian.Erosi
percik merupakan erosi yang terjadi pada permukan tanah yang disebabkan
45
oleh insensitsas hujan sehingga mengakibatkan sebuah percikan pada top soil
tanah.Selain erosi percik, terdapat erosi tepian di lokasi, erosi tepian
merupakan erosi yang terjadi akibat sebuah tepian dari tebing sungai tersebut
terkikis oleh arus sungai.Jika terjadi arus sungai yang sangat kuat sehingga
dapat terjadi kikisan pada tebing tanah.
Poin ketiga ini berisikan pengertian suspensi yang dimana suspensi dapat
diartikan dengan hasil kejadian erosi baik erosi permukaan maupun erosi
tebing sungai. Memiliki bentuk erosi yang hampir sama tetapi dengan
kejadian tempat erosi yang sedikit berbeda. Erosi permukaan adalah suatu
erosi yang merata tebalnya di bidang permukaan tanah sedangkan erosi tebing
sungai ialah pengikisan tanah yang terjadi di tepian sungai. Sedangkan yang
dimaksud dengan debit ialah laju aliran air yang melewati sebuah penampang
sungai dengan persatuan waktu.
A. Tujuan
1. Siswa mengetahui jenis dan faktor terjadinya erosi pada petak pengamatan.
46
2. Siswa dapat menghitung prediksi laju dan tingkat bahaya erosi suatu
kawasan.
C. Cara Kerja
Menentukan batas DAS
1. Metode titik dilakukan apabila data topografi tidak tersedia dan hanya
tersedia berupa beberapa aliran sungai.
2. Menempatkan titik A pada outlet sungai
3. Menempatkan “dot” pada sisi luar hulu anak sungai.
4. Hubungkan beberapa “dot” tersebut dengan garis yang akan
mendapatkan batas dari catchment / Daerah Tangkapan Air (DTA)
PROSEDUR PRAKTEK
47
Menghitung morfometri DAS
1. Menentukan orde sungai dari peta jaringan berdasarkan metode strahler.
2. Penentuan dan perhitungan panjang sungai tiap – tiap orde dengan peta
jaringan sungai
3. Menetukan panjang rata – rata tiap orde dan menetukan panjang
maksimum sungai
4. Penentuan luas DAS tiap – tiap orde
5. Menghitung rasio percabangan, rasio panjang dan rasio luas
6. Menentukan dimensi fraktannya
E. Pembahasan
1. Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS)
2. Sebut dan menjelaskan batas-batas DAS
3. Menjelaskan hasil perhitungan morfometri DAS
4. Menjelaskan kondisi sempadan sungai pada lokasi pengamatan
5. Menjelaskan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi sungai dan
sempadan pada
Dafi Desriana
Dalam point pertama dapat di definisikan bahwa pengertian dari Daerah
Aliran Sungai (DAS) menurut permenklhk ialah Suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya,
yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
49
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Pada point kedua Batas itu biasanya berupa punggung bukit atau
pegunungan. Batas DAS biasanya tak sama dengan batas administrasi
wilayah. Suatu DAS bisa berada pada satu wilayah maupun beberapa
wilayah. Ada DAS yang meliputi beberapa wilayah kota, kabupaten,
provinsi, bahkan negara. DAS bisa dibagi ke pada 3 komponen yaitu:
bagian hulu, tengah dan hilir.
Pada hasil pengamatan sempadan sungai yang telah dilakukan pada
tanggal 14 maret 2023.Dengan tipe sumber air yang dimiliki adalah
sungai, ketersediaan sumber air nya sepanjang tahun.Namun kualitas pada
sungai tersebut agak keruh.Pencemaran yang terdapat di sungai tersebut
berupa pencemaran lingkungan dari warga berupa limbah sampah baik
organikmaupun anorganik.Untuk sampah organik terdapat bekas hasil dari
tebangan tumbuhan dan untuk anorganik berupa sampah plastic, ataupun
sampah rumah tangga.
A. Tujuan
50
SOP Persemaian
HASIL
51
kesimpulan yang dapat di simpulkan secara rinci tentang persemaian dan cara
perawatan pembibitan.Banyak ilmu yang didapat dan hal baru yang dapat di coba,
dalam hal ini rincian wawancara sebagai berikut:
Pada hal ini kami melakukan kegiatan di lokasi persemaian dengan judul
dan topik adalah persemaian dan pembibitan.Disisni akan sedikit menjelaskan
rincian dari persemaian tersebut.Persemaian ini di bangun pada tahun 2019, dan
dapat diketahui bahwa Mas Anto merupakan salah satu pengurus sekaligus pendiri
dari persemaian ini, yang dulu nya dia diberi Pendidikan oleh UGM selama
kurang lebih 1 tahun dan pekerja yang ada dipersemaian ini kurang lebih dari 6
orang pengurus persemaian.
Untuk bibit apa saja yang ada didalam persemaian ini sebenarnya
tergantung request dari pembeli yang akan memngambil bibit tersebut, namun
rata-rata atau yang paling sering dalam pengambilan bibit dan yang ada di lokasi
adalah sebagai berikut:
Jambu Mente
Nangka
Alpukat
Kayu putih
Kopi Robusta
Durian
Rambutan
Mangga
Caliandra
Yang di atas merupakan bibit yang ada di lokasi dan yang biasanya
pembeli/peminat untuk mengambil bibit.
Pada hal ini menanyakan kepada Mas Anto “berapa usia yang di pangkas
pada tumbuhan?” Sebelumnya Mas Anto belum melakukan pemangkasan pada
52
bibit lain selain tumbuhan kayu putih, unutk kayu putih sendiri kurang lebih 1-1 ½
tahun.Untuk pemanenan sendiri kurang lebih 6 bulan sekali pemanenan.
Dinyatakan bahwa kualitas bibit itu tergantung dari biji, jika mutu atau
kualitas biji nya buruk maka kualitas bibitnya buruk.Oleh karena itu sebelum kita
menanam kita harus memilih biji yang baik dan harus di seleksi terlebih dahulu.
Perlakuan pada biji vegetative adalah dengan beberapa step atau Langkah sebagai
berikut:
Pemilihan biji yang baik dan yang bagus dan bermutu sesuai dengan syarat
umum atau syarat khusus.
Selanjutnya, di tabur pada bak tabur yang biasanya mereka menggunakan
serabut kelapa atau pasir pada nampan,
Setelah selesai menabur bibit dapat disiram dan,
Di sungkep dengan plastik agar kelembapannya tetap terjaga.
Jangan lupa di cek perminggu nya untuk melihat perkembangan nya
Jika bibit sudah tumbuh sekitan 5 cm dapat di pindahkan ke polybag.
Untuk luas persemaian sendiri kurang lebih ¼ ha, dan untuk luas bedeng sendiri
kurang lebih 30cmx200cm dan di dalam bedeng tersebut berisi kurang lebih 500
bibit, untuk pengambilan bibit nya 200.000-250.000 sekali pengambilan.
Untuk sarana dan prasarana nya sendiri adalah:
Angkong
Nampan
Sukup
Paranet
Pengambilan pembibitan ini dari berbagai daerah jawa dan yang paling jauh di
daerah lampung.
Dan yang harus diketahui bahwa Mas Anto pernah mengalami kegagalan
dikarenakan hama yang ada di dalam bibit masuk ke dalam batang yang membuat
tanaman tersebut langsung mati selain itu tanaman yang mati dikarenakan hama
dapat menyebar ke tanaman yang sehat lainnya, oleh karena itu penanganan atau
tindakan yang dapat diambil berupa kita segera menyingkirkan tanaman yang
terkena hama sebelum menyebar ke tanaman yang masih sehat.
53
Dalam hal Mas Anto juga memberitahu tentang cara merawat durian dan
alpukat, dengan cara jangan pernah di tempat terbuka usahakan di tempat yang
ternaungi.Karena tumbuhan tersebut kurang baik pertumbuhannya dalam cuaca
yang cukup panas.
Selain itu persemaian juga membuat minyak kayu putih dengan pohon yang
mereka tanami sendiri, mereka mempunyai wadah besar untuk merebus.Dengan
cara memisahkan daun kayu putih dengan batang/ranting, namun sebelum itu
daun kayu putih dapat di keringkan terlebih dahulu.Setelah itu dapat di masukkan
ke wadah besar tersebut dan diketahui bahwa 1 wadah besar tersebut dapat
mencakup kurang lebih 700-800kg daun kayu putih.
Dan dari itu dapat menghasilkan 7,5-8 liter minyak kayu putih.Dan untuk
1kg minyak kayu putih nya sendiri seharga 200.000, unutk perebusan minyak
kayu putih ini di lakukan selama 8 jam.
N kegiatan Perlakuan
O
1 Pembelian Bibit Pada pembelian ini, man anto memesan disekitaran
jawanlewat mulut dari mulut, atau dati online. Dan
paling jauh adalah daeraj lampung.
2 Rincian/Keterangan Seperti inforasi yang di dapat bahwa dalam 1 bedeng
bedeng berisi 500 polybag, dan ukuran kurang 30 cm x200cm.
3 Jenis Bibit Bibit yang ada disana dan bibit yang sering dibeli
/dipesan
Alpukat
Nangka
Kayu putih
Jambu mente
Durian
Rambutan
Kopi robusta
54
4 Perawatan Kayu Pemilihan biji yang baaagus
Putih (vegetative)
Jangan lupa siapkan media tanam
denganserabut kelapa/pasir
Sukun
Paranet
55
A. TUJUAN
1. Siswa mampu menggambar peta kontur.
2. Dapat merencanakan tindakan konservasi tanah dan air sesuai dengan
kondisi lapangan.
C. CARA KERJA
1. Menentukan titik ikat
2. Membidik arah lereng sesuai derajat yang telah ditentukan
3. Mengukur kemiringan lereng menggunakan klinometer
4. Mengukur jarak untuk setiap kontur dengan clino dan roll meter
dengan ukuran 10 meter
5. Merancang peta kontur menggunakan bingkai A searah dengan kontur
6. Membuat layout patok.
56
Hasil
57
Gambar 23 Peta Kontur
58
D. PEMBAHASAN
1. Jelaskan fungsi peta kontur untuk keperluan konservasi tanah dan air
2. Jelaskan teknik Konservasi Tanah dan Air yang cocok pada lokasi
pengambilan data dan berikan alasan
3. Sebutkan dampak yang timbul apabila lokasi pengambilan data tidak
menerapkan tindakan Konservasi Tanah dan Air.
Penjelasan
Dalam KTA fungsi dari peta kontur kita bisa menentukan pola tanam
apa yang akan kita gunakan dan juga berapa kemiringan lereng pada lahan
yang kita tempati. Dan dari kemiringan tersebut kita dapat mengetahui
erosi ap ajika terjadi kemiringan yang terlalu, dan pencegahannya.Tak
hanya itu peta kontur ini juga berfungsi sebagai sketsa dari lahan yang kita
punya.
Pada petak 97C ini untuk teknik KTA yang digunakan adalah ialah
teknik mekanis. Pada lahan yang tidak begitu miring dan juga tidak ada
kanal yang peka longsor. Kenapa teknik mekanis? Karena lahannya
mempunyai kemiringan 3-10% diukur dengan clino dan juga tidak ada
kanal yang peka longsor. Kemungkinan di lahan itu sangat jarang turun
hujan.
Jika tidak menerapkan Tindakan KTA akan terjadi erosi kecil pada
lahan tersebut, namun kemiringan yang ada pada lahan tersebut tidak
59
berlebihan hanya 3-10%.Namun tetap harus berjaga-berjaga mengambil
tindakan yang tepat.
60
A. Tujuan
• Pitameter
• Rollmeter
• Hagameter
• Luxmeter
C. Cara Kerja
61
Penjelasan
Agroforestry adalah manajemen pemanfaatan lahan secara optimal
dan lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan
pertanian pada unit pengolahan social, ekonomi dan budaya masyarakat.
Selain itu agroforestry memiliki arti lain yaitu Agroforestry merupakan
istilah untuk sistem dan teknologi pemanfaatan lahan dimana tanaman kayu
yang berumur panjang dibudidayakan secara sengaja dalam satu unit
pengelolaan lahan bersama dengan tanaman pertanian dan/atau ternak
dengan pengaturan ruang dan waktu tertentu.
62
d. Silvofishery : kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan
dengan perikanan.
e. Apiculture : budidaya lebah atau serangga yang dilakukan dalam kegiatan
atau komponen kehutanan.
f. Agrosilvopasture : kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian
dengan kehutanan dan peternakan/hewan.
Manfaat yang dimiliki ada 2 yaitu manfaat ekonomi dan manfaat ekologis,
2 tersebut memiliki manfaat besar bagi masyarakat.Untuk manfaat
ekonomi sendiri masyarakat memiliki nilai ekonomis yang untuk
memenuhi hidup mereka sendiri.
63
A. Tujuan
C. Cara kerja
1. Melakukan wawancara terhadap keyinforman yang dilakukan pada ketua RT
2. Setiap 1 orang anggota kelompok mewawancarai 2 responden
D. hasil
10 Jumlah
0
Asli Pendatang
Asli/Pendatang
Umur Warga Desa
Gebang <25 25-34
65-74 25-34 35-44 45-54
14% 7% 55-64 65-74
55-64 35-44 >75
21% 36%
45-54
21%
64
Lama Tinggal Warga Desa
gebang
8
6 Jumlah
Jumlah
4
2
0
6-16 17-27 28-38 39-49 50-60 >60
Lama tinggal (Tahun)
50-60
20%
Asli
Pendatang
Asli
100%
65
Umur Warga Desa Gebang
6
5
4
3
Jumlah
Jumlah
2
1
0
<25 25- 35- 45- 55- 65- >75
34 44 54 64 74
Umur (Tahun)
K i
SD P gg ah
SM /S
M iT n kol
A n e
SM r ua akS
rg
u Tid
Pe
Pendidikan
SMA/SMK SMP
40% 27%
66
Dari informasi yang di dapat diketahui bahwa Lembah Dhuwur ini
memiliki 77 kepala keluarga,dan rata-rata mayoritas pekerjaan warga desa
Lembah Dhuwur yaitu petani,kemudian desa Lembah Dhuwur memiliki warga
yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil dan swasta. Di dalam desa
Lembah Dhuwur memiliki 2 sarana Pendidikan yaitu sd dan smp yang letaknya
tidak jauh dari desa Lembah Dhuwur dengan jarak 1-1,5 km.SD nya terdapat SD
01 dan SD 02 dan SMP Muhammadiyyah Di desa Lembah Dhuwur ini juga
memiliki kuburan dengan jarak 1km.
o Narasumber 1
Tujuan dilakukannya inventarisasi sosial ekonomi masyarakat adalah
untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat desa hutan.Selain itu dapat juga
mengetahui rasa kepedulian yang tinggi terhadap hutan. Selain itu permasalahan
67
pengelolaan lahan dilakukan penanaman, pemeliharaan/pengendalian, dan
pemupukan.Dengan seluruh perawatan tersebut dijumlah kan pertahun nya 7-
8jt.Kebutuhan sehari-hari/kebutuhan pokok pengeluaran yang dikeluarkan kurang
lebih 20jt.
o Narasumber 2
Pada narasumber ke-2 yang telah diwawancarai bernama Ibu Satina, bu
Satina merupakan ibu rumah tangga yang memiliki umur 66 tahun.Jumlah anak
bu satinah adalah 3, ketiga anak nya tidak tinggal di desa tersebut.Pendidikan
terakhir Ibu satina adalah SD.Ibu satina hanya sebagai ibu rumah tangga, suami
ibu Satina bekerja merantau ke Kalimantan sebagai perawat yang ditanami
sawit.Ibu satina keseharian nya tidak selalu tinggal di desa ini karena bu Satina
selalu tinggal di tempat anak nya.Dia hanya Kembali ke rumah tersebut jika suami
nya pulang, dan hari raya besar.Oleh karena itu bu Satinah sangat kurang untuk
sosial ekonomi di lahan sekitar karena lahan nya sendiri di alih tanggung
jawabkan ke anaknya.
Dapat diketahui bahwa anak bu Satinah bernama pak Edi memiliki umur
kurang lebih 40tahun, dengan pendidikan terakhirnya adalah SD.Dan yang
mengurus lahan bu Satinah adalah pak Edi ini.Bu Satina memiliki luas lahan
sekitar ¼ ha.lahan tersebut di tanami tebu.Dan keseharian pak Edi adalah dengan
membantu bu Satina dengan cara membersihkan ilalang sekitaran tebu.
68
69
A.Tujuan
C. Cara Kerja
70
Dapat diketahui bahwa kelestarian hutan merupakan kelakuan untuk
mencegah terjadinya kepunahan ekosistem di dalam hutan.Dan kelestarian hutan
juga sudah jarang dilakukan hanya dengan beberapa masyarakat yang itupun
masih peduli dengan hutan dan sekitar isinya. Kelestarian hutan adalah hasil
berbagai proses yang terjadi dalam kehidupan dari ekologi hutan. Sebuah
ekosistem hutan memiliki sistem sosial yang terdiri dari manusia dengan proses-
proses sosial dan kemudian terdapat lingkungan ekosistem itu sendiri.
71
Untuk pal batas yang kami temukan ada di beberapa titik/lokasi.Dan
Setelah melakukan pengamatan secara langsung di lapangan ditemukan beberapa
buah pal batas berjenis DK, Pal batas berjenis DK yaitu batas antara perhutani
dengan yang bukan perum perhutani.
72
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHANNYA
A. Masalah
Pada proses perancangan dan perancanaan rehabilitasi yang dilaksanakan
pada KTH Sukobubuk Rejo serta Kampus Lapangan Fak.Kehutanan UGM
Getas terdapat beberapa masalah yang terjadi, yaitu:
B. Pemecahan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, adapun pemecahan dari
permasalahan tersebut adalah:
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dalam praktik kerja lapangan di KTH dan di kampus lapangan fakultas
kehutanan UGM getas saya mendapatkan pelajaran yang baru dan tidak
dipelajari di kampus SMK Kehutanan Pekanbaru , yang bisa digunakan dan
dimanfaatkan untuk kedepannya
B. Saran
a. KTH Rimba Agro Abadi
- Seharusnya tempat kediaman siswa/siswi lebih dekat dengan rumah ketua
KTH agar tidak terjadi miss komunikasi.
- Akses seharusnya memadai agar waktu satu bulan cukup untuk
mengunjungi seluruh tempat yang ada di KTH.
b. KHDTK Getas
- Sebaiknya menyediakan transportasi
- Sebaiknya menyediakan tempat ibadah untuk agama selain islam
C.
74
DAFTAR PUSTAKA
Yuwono, T., dan Wiyono , T.P. 2008. Coumperative Forest Management: potret
Pengelolaan Hutan Kabupaten Ngawi di Era otonomi Daerah Datamedia.
Yogyakarta
75
LAMPIRAN
76