Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN ARAHAN


FUNGSI KAWASAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) RONTU
KOTA BIMA

DISUSUN OLEH:

NAMA : SRI WAHYUNINGSIH


NIM : 2019D1C004

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang selalu memberikan
kesehatan pada raga ini dan kesempatan kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Adapun laporan yang
dikerjakan selama menjalani masa praktek kerja lapangan selama kurun waktu
3 (Bulan), yaitu praktikan mencoba membantu dalam “Menganalisis
Kesesuaian Penggunaan Lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu Kota
Bima”. Laporan praktek kerja lapangan ini merupakan tugas yang harus
diselesaikan oleh mahasiswa program studi Perencanaan Wilayah Dan Kota.
Tujuan utama dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, adalah untuk
memantapkan teori dan praktek yang telah dipelajari di bangku perkuliahan
dengan mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan megikuti kegiatan praktek
kerja pada instansi terkait. Sesuai dengan judul laporan ini, penulis hanya
membahas tentang penyusunan laporan terkait “kesesuaian penggunaan lahan di
Das Rontu Kota Bima”.
Dalam proses pembuatan laporan ini, tidak lupa penulis menghaturkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang telah banyak
memberikan dorongan serta semangat dari awal hingga selesainya kegiatan
penyusunan laporan ini.. Juga dengan segala hormat penulis ucapkan banyak
terimakasih kepada bapak dan ibu dosen pembimbing, sehingga kami dapat
menerapkan ilmu yang telah diberikan serta dapat menyelesaikan laporan yang
penulis kerjakan.

Ucapan terimakasih ini juga saya ucapkan kepada :


1. Kepada Ibu (Febrita Susanti, ST.,M.Eng), selaku dosen pembimbing yang
membimbing penulis dalam menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
2. Kepada Bapak (Burhan, S.P.,M.M), selaku Kepala Bidang Planologi dan
Pemanfaatan Hutan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
3. Kepada Bapak (Anto Suwanto, A.Md., S.P), selaku Sub Koordinator

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


Planologi Hutan pada Bidang Planologi dan Pemanfaatan Hutan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4. Kepada Ibu (Juwita Widya Qur’ani, S.T), selaku Ahli pertama-Surveyor
Pemetaan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa
Tenggara Barat sekaligus pembimbing selama melakukan PKL di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan


dengan segala kekurangnanya. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan dari laporan kerja praktek ini.
Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan mahasiswa dan mahasiswi serta pembaca sekaligus, demi menambah
pengetahuan tentang kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Mataram, 10 Desember 2022

Sri Wahyuningsih

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
DAFTAR PETA.....................................................................................................................
DAFTAR TABEL..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Persyaratan Akademis......................................................................................2
1.3. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan........................................................................3
BAB II MANAJEMEN INSTANSI PKL.................................................................................
2.1. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan PKL.............................................................5
2.2. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan PKL...........................................................13
2.2.1 Pola Manajemen Pekerjaan...................................................................13
2.2.2 Tugas Dan Kedudukan Praktikan Dalam Kegiatan...............................14
2.2.3 Jadwal Kegiatan Praktikan Dalam Kegiatan PKL.................................14
BAB III KETERLIBATAN PRAKTIKAN DALAM PROYEK............................................
3.1 Posisi Praktikan Dalam Kegiatan (PKL)........................................................22
3.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan PKL.................................................................22
3.2.1 Metodelogi yang Digunakan................................................................22
3.2.2 Proses Pengolahan Data.........................................................................23
3.3 Persoalan yang di hadapi................................................................................24
BAB IV MATERI PRAKTEK KERJA LAPANGAN...........................................................
4.1 Gambaran Umum Praktek Kerja Lapangan (PKL)..........................................25
4.2 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan..................................................................25
4.2.1 Ketentuan Umum..................................................................................25
4.2.2 Latar Belakang......................................................................................27
4.2.3 Gambaran Umum Lokasi......................................................................29
4.2.4 Metode Skoring....................................................................................30
4.2.5 Hasil dan Pembahasan..........................................................................34

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


BAB IV PENUTUP...............................................................................................................
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................43
5.2 Lesson Learned...............................................................................................44
5.3 Saran...............................................................................................................44
5.3.1 Instansi Kerja Praktik............................................................................45
5.3.2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.....................................45
5.3.3 Saran Untuk Calon Praktikan................................................................45

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


DAFTAR PETA

Peta 4. 1 Administrasi Kecamatan DAS Rontu Kota Bima..............................................30


Peta 4. 2 Jenis Tanah DAS Rontu Kota Bima..................................................................35
Peta 4. 3 Kelerengan DAS Rontu Kota Bima...................................................................37
Peta 4. 5 Curah Hujan DAS Rontu Kota Bima.................................................................38
Peta 4. 4 Peta Penutupan Lahan DAS Rontu Kota Bima..................................................39
Peta 4. 6 Arahan Fungsi Kawasan di DAS Rontu Kota Bima..........................................40
Peta 4. 7 Kesesuaian Penggunaan Lahan Pada DAS Rontu Kota Bima...........................42

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Luas DAS Rontu Kota Bima...........................................................................29


Tabel 4. 2 Klasifikasi dan Skor Faktor Kelerengan..........................................................31
Tabel 4. 3 Klasifikasi dan skor faktor jenis tanah............................................................31
Tabel 4. 4 Klasifikasi dan Skor Faktor Intensitas Curah Hujan Harian Rata-rata.............32
Tabel 4. 5 Skor Kriteria Arahan Fungsi Kawasan............................................................33
Tabel 4. 6 Jenis Tanah di DAS Rontu..............................................................................35
Tabel 4. 7 Kelerengan DAS Rontu...................................................................................37
Tabel 4. 8 curah hujan DAS Rontu Kota Bima................................................................38
Tabel 4. 9 Jenis penutup lahan berdasarkan luas DAS Rontu...........................................39
Tabel 4. 10 Arahan Fungsi Kawasan................................................................................41
Tabel 4. 11 Kesesuaian Lahan di DAS Rontu..................................................................41

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktek kerja lapangan atau PKL merupakan salah satu kegiatan wajib bagi
setiap mahasiswa yang bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental
mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja, dengan cara menerapkan ilmu yang
didapatkan sebelumnya pada waktu perkuliahan untuk diterapkan dunia
pekerjaan. Tujuan utama dari program PKL ini dimana dijadikan sebagai salah
satu cara yang memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk
memperoleh pengalaman kerja di lapangan dengan cara mengamati,
membandingkan, menganalisis serta menerapkan pengalaman-pengalaman yang
didapatkan sebelumnya.
Dari program PKL inilah, mahasiswa sangat dituntut untuk dapat mengerti
serta memahami pekerjaan yang ada di lapangan. Oleh sebab itu setiap
mahasiswa diharapakan harus memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya. PKL ini dilaksanakan di salah satu
instansi tertentu dan mendapatkan pekerjaan (proyek) yang sesuai dengan bidang
keahlian. Proses awal pengerjaan suatu proyek mulai dari persiapan awal
(Rencana), pelaksanaan dan pengawasan, keterkaitan antara rencana dengan
pelaksanaan, keterampilan teknis yang memadai, dan tata pelaksanaan proses
dalam perencanaan.
PKL merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di Program Studi
Perencanaan Wilayah Kota, Universitas Muhammadiyah Mataram, dengan bobot
dua SKS. PKL ini dilaksanakan dalam kurun waktu ±3 bulan. PKL ini
dilaksanakan di instansi yang berkaitan dengan ilmu Perencanaan Wilayah dan
Kota. Untuk secara jelas mengetahui hal apa saja yang terjadi pada dunia kerja,
oleh sebab itu para mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota dipersiapkan agar
dapat masuk dalam dunia pekerjaan yang dibekali dari pengalaman-pengalaman
yang telah didapatkan sebelumnya.
Pemilihan lokasi PKL, berlokasi di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat (DLHK Prov.NTB) di Bidang Planologi dan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


1
Pemanfaatan Hutan yang merupakan salah satu instansi yang bergerak di bidang
Perencanaan Wilayah dan Kota. Pemilihan tempat PKL ini dikarenakan dalam
bidang planologi dan pemanfaatan hutan erat kaitannya dengan ilmu yang
didapatkan pratikan selama melaksanakan perkuliahan di program studi
Perencanaan Wilayah dan Kota. Maka dari itu Praktikan mencoba bergabung dan
belajar dari instansi tersebut, untuk menambah pengalaman serta wawasan
terkait ilmu khususnya dibidang perencanaan dan penataan kawasan.
Praktikan melakukan kegiatan “Analisis Kesesuaian Penggunaan lahan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu Kota Bima”. Analisis Ini bertujuan sebagai
acuan dalam perencanaan pengelolaan terpadu Daerah Aliran Sungai di Nusa
Tenggara Barat. Maka sangat perlu dilakukan analisis terkait kesesuaian
penggunaan lahan berdasarkan arahan fungsi kawasan di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Rontu sehingga bisa terealisasi perencanaan yang direncanakan
sebelumnya. Maka, dalam kegiatan tersebut, praktikan dibimbing oleh tenaga
ahli yang mengerti dibidang tersebut, sehingga praktikan mendapatkan ilmu baru
dan pengalaman baru di bidang perencanaan wilayah yang sesuai dengan
keilmuan yang sedang dipelajari di bangku perkuliahan khususnya materi
mengenai analisis kesesuaian lahan.

1.2. Persyaratan Akademis


Sebelum menjalani PKL, praktikan dituntut untuk menyelesaikan beberapa
persyaratan akademis. Berikut adalah persyaratan yang perlu dipenuhi sebelum
melakuakan PKL oleh calon praktikan.
1. Menyelesaikan dan lulus mata kuliah wajib (mata kuliah Studio dan Tugas
Wajib)
2. Mengisi buku tugas (lulus mata kuliah tugas wajib dan Praktik) yang
kemudian ditanda tangani oleh dosen pengampu dan Ketua Program Studi.
3. Memiliki sertifikat TOEFL
4. Memiliki sertifikat lulus membaca dan menulis Al-Qur’an
5. Menyelesaikan dan memiliki bukti pembayaran perkuliahan selama 6
(enam) semester yang kemudian di tanda tangani oleh Bagian
Administrasi Keuangan (BAU)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


2
6. Mengisi formulir pendaftaran Praktik Kerja Lapangan dengan tanda
tangan Ketua Program Studi.

1.3. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

 Calon Praktikan Memprogramkan Mata Kuliah PKL Pada Kartu Rencana


Studi (KRS)
Pada tahap ini calon praktikan sudah harus merencanakan kegiatan
studinya dengan mengambil Mata Kuliah PKL pada proses pemograman
KRS di semester ganjil yaitu semester 7 kemudian mengesahkan KRS
tersebut sesuai dengan tahapan dan prosedur yang telah ditetapkan
universitas.

 Mencari Informasi Lokasi Praktik Kerja Lapangan


Setelah memprogramkan PKL pada KRS, calon Praktikan mulai
mencari informasi terkait lokasi PKL akan dilaksanakan sesuai dengan
minat dan kemampuan dari calon praktikan yang tentunya tidak lepas atau
keluar dari konteks Perencanan Wilayah dan Kota.

 Memenuhi Syarat Akademis


Dalam proses pencarian lokasi PKL, calon pratikan juga melakukan
kegiatan lainya dengan menyiapkan berkas–berkas sebagai syarat
akademis yang sudah menjadi ketentuan dari Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota dan Fakultas termasuk membayar biaya PKL dan
berkas adminsitratif lainnya.

 Mengisi Form–Form Yang Dibutuhkan


Terdapat beberapa form yang harus diisi dan dilengkapi pada saat
proses administrasi kegiatan PKL baik form dari Istansi Kerja Praktik
(IKP) maupun Fakultas dan Program Studi sebagai informasi dan berkas
formal pemrograman kegiatan PKL.

 Konsultasi Dengan KA. Prodi dan Koordinator Praktik Kerja Lapangan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


3
Setelah mendapatkan lokasi atau instansi tempat kegiatan PKL yang
akan dilaksanakan, serta telah melengkapi berkas dan syarat administratif
yang di persyaratkan kepada calon praktikan, selanjutnya melakukan
konsultasi terkait tempat PKL yang telah didapatkan dengan KA. Prodi
dan Koordinator PKL untuk segera di lakukan komunikasi secara formal
dengan pihak IKP.

 Mulai Proses Praktik Kerja Lapangan


Setelah proses administratif selesai dan IKP telah menyetujui calon
praktikan untuk melakukan kegiatan PKL, maka praktikan mulai
melakukan PKL dengan jadwal rutin yang telah ditentukan oleh IKP yang
tentunya disesuaikan dengan jadwal perkuliahan dari praktikan yang
menjalani PKL dalam jangka waktu yang telah disepakati.

 Mengakhiri Kegiatan Praktik Kerja Lapangan


Setelah masa PKL mencapai batas waktu yang telah disepakati
antara IKP dengan praktikan, maka dilakukan pelepasan praktikan dari
IKP untuk kembali kekampus secara simblois yang menandakan kegiatan
PKL secara resmi telah berakhir. Kemudian akan ditindak lanjuti dengan
melengkapi berkas – berkas serta nilai yang diberikan kepada praktikan
diserahkan kepada pihak koordinator PKL untuk kemudian dilakukan
pengolahan nilai.

 Penyusunan Laporan PKL


Setelah kegiatan PKL berakhir, dilanjutkan dengan PKL dengan
format yang sudah tertuang dalam Pedoman pelaksanaan PKL yang sudah
disusun oleh prodi, untuk kemudian dapat diikuti tata cara dan syarat–
syarat yang di perlukan. Dalam pengerjaan laporan PKL ini di bimbing
oleh 2 dosen pembimbing untuk memberikan arahan.

 Ujian PKL

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


4
Setelah persyaratan adminsitratif dan pengisian form–form yang
diperlukan telah lengkap dengan keputusan dosen pembimbing 1 dan 2
menyatakan setuju untuk dilakukan ujian PKL. Kemudian praktikan diuji
oleh 2 dosen penguji dan 1 dosen pendamping yakni dosen pembimbing 1.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


5
BAB II
MANAJEMEN INSTANSI PKL

2.1. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan PKL

Instansi tempat praktikan melakukan PKL yaitu pada Dinas Lingkungan


Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat atau disingkat dengan
DLHK Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan Dinas Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Sebagai pelaksanaan urusan dalam Pemerintahan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Dalam program kegiatan PKL praktikan ditempatkan pada bidang Planologi


dan Pemanfaatan Hutan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang terdiri
dari Sub Koordinator Planologi Hutan, Sub Koordinator Pengolahan Hasil Hutan
dan Sub Koordinator Pemanfaatan Hutan. Tata kerja pada Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan
tugasnya terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala Sub
Koordinator, Kepala Sub Bagian dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
A. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa
Tenggara Barat
1. Kepala Dinas
Kepala dinas mempunyai ringkasan tugas yaitu merumuskan
bahan/materi penyusunan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian
dan pengawasan, monitoring, perumusan dan penyusunan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan kegiatan
Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran, Penataan dan
PengawasanLingkungan Hidup, Planologi dan Pemanfaatan Hutan,
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Rehabilitasi dan Pemberdayaan Masyarakat serta Kesekretariatan.
2. Sekretaris Dinas
Sekretaris dinas mempunyai ringkasan tugas menyusun bahan/materi
perumusan kebijakan, koordinasi, pengendalian, pembinaan dan fasilitasi,

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


6
monitoring, penyusunan rencana/program, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan kegiatan Program, Keuangan dan Umum.
a) Sub Bagian Program
Sub Bagian Program mempunyai ringkasan tugas yaitu
menyiapkan bahan/materi penyusunan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, fasilitasi dan monitoring, penyiapan rencana/program,
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan
dibidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan kegiatan Program.
b) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan yang dipimpin langsung oleh kepala sub
mempunyai ringkasan tugas yaitu menyiapkan bahan/materi
penyusunan kebijakan, koordinasi, pembinaan, fasilitasi dan
monitoring, penyiapan rencana/program, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup
dan Kehutanan kegiatan Keuangan.
c) Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai ringkasan tugas yaitu
menyiapkan bahan/materi penyusunan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, fasilitasi dan monitoring, penyiapan rencana/program,
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan
dibidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan kegiatan Umum.
3. Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran
Bidang pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran
mempunyai ringkasan tugas yaitu menyusun bahan/materi perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengawasan teknis, monitoring,
penyusunan rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup kegiatan Pengelolaan
Persampahan, dan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan serta Perubahan
Iklim dan Keanekaragaman Hayati. Bidang pengelolaan sampah dan
Pengendalian pencemaran dibagi menjadi beberapa sub koordinator yaitu:

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


7
a) Sub Koordinator Pengelolaan Persampahan
Sub Koordinator Pengelolaan sampah mempunyai ringkasan
tugas yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan dan monitoring, perumusan dan
penyusunan penyiapan rencana/program, evaluasi dan pelaporan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup
kegiatan Pengelolaan Persampahan.
b) Sub Koordinator Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.
Sub Koordinator Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
mempunyai ringkasan tugas yaitu menyiapkan bahan/materi
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan monitoring,
perumusan dan penyusunan penyiapan rencana/program, evaluasi
dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang
Lingkungan Hidup kegiatan Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan.
c) Sub Koordinator Perubahan Iklim dan Keanekaragaman Hayati
Sub Koordinator perubahan iklim dan Keanekaragaman
hayati mempunyai ringkasan tugas dalam menyiapkan
bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan
monitoring, perumusan dan penyusunan penyiapan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup kegiatan Pengendalian
Perubahan Iklim dan Kehati.
4. Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan Hidup
Bidang Penataan dan Pengawasan lingkungan hidup mempunyai
ringkasan tugas yaitu menyusun bahan/materi perumusan
kebijakan,koordinasi, pembinaan dan pengawasan teknis, monitoring,
penyusunan rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup kegiatan Penataan
Lingkungan Hidup, Pengaduan dan Pengawasan serta Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup. Bidang Penataan dan Pengawasan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


8
lingkungan hidup terbagi menjadi beberapa Sub Koordinator yaitu:
a) Sub Koordinator Penataan Lingkungan Hidup
Sub Koordinator penataan lingkungan hidup mempunyai
ringkasan tugas yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan dan monitoring, perumusan dan penyusunan
penyiapan rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup kegiatan Penataan
Lingkungan
b) Sub Koordinator Pengaduan dan Pengawasan
Sub Koordinator pengaduan dan pengawasan mempunyai
ringkasan tugas yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan,
koordinasi, Pembinaan dan monitoring, perumusan dan penyusunan
penyiapan rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan
urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup kegiatan Pengaduan
dan Pengawasan.
c) Sub Koordinator Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
Sub Koordinator peningkatan kapasitas lingkungan hidup
mempunyai tupoksi tugas yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan dan monitoring, perumusan dan
penyusunan penyiapan rencana/program, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Lingkungan Hidup
kegiatan Penanganan, Pengaduan dan Penghargaan Lingkungan Hidup.
5. Bidang Planologi dan Pemanfaatan Hutan
Bidang planologi dan pemanfaatan hutan mempunyai tupoksi
tugas yaitu menyusun bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan dan pengawasan, pengendalian, monitoring, penyusunan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan Planologi Hutan, Pemanfaatan
Hutan serta Pengolahan Hasil Hutan. Bidang Planologi dan Pemanfaatan
Hutan dibagi menjadi beberapa Sub Koordinator yaitu:
a) Sub Koordinator Planologi Hutan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


9
Sub Koordinator planologi hutan mempunyai tupoksi tugas yaitu
menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan
dan monitoring, perumusan dan penyusunan penyiapan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan Planologi Hutan.
b) Sub Koordinator Pemanfaatan Hutan
Sub Koordinator pemanfaatan hutan mempunyai tupoksi tugas
yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan dan monitoring, perumusan dan penyusunan penyiapan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan Pemanfaatan Hutan.
c) Sub Koordinator Pengelolaan Hutan
Sub Koordinator pengelolaan hutan mempunyai tupoksi tugas
yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan dan monitoring, perumusan dan penyusunan penyiapan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan Pengolahan Hasil Hutan.
6. Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Bidang perlindungan hutan dan konservasi alam mempunyai tupoksi
tugas yaitu menyusun bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan dan pengawasan, pengendalian, monitoring, penyusunan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan Perlindungan dan Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan, Penegakan Hukum serta Konservasi
Sumberdaya Alam dan Ekosistem. Bidang Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam dibagi menjadi beberapa sub koordinator yaitu:
a) Sub Koordinator Perlindungan dan Pengendalian Kebakaran Hutan
dan Lahan
Sub Koordinator perlindungan dan pengendalian kebakaran
hutan dan lahan mempunyai tupoksi tugas yaitu menyiapkan
bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


10
monitoring, perumusan dan penyusunan penyiapan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan Perlindungan dan
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
b) Sub Koordinator Penegakan Hukum
Sub Koordinator penegakan hukum mempunyai tupoksi tugas
yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan dan monitoring, perumusan dan penyusunan penyiapan
rencana/program, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan Penegakan Hukum.
c) Sub Koordinator Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem
Sub Koordinator konservasi sumberdaya alam dan ekosistem
mempunyai tupoksi tugas yaitu menyiapkan bahan/materi
perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan monitoring,
perumusan dan penyusunan penyiapan rencana/program, evaluasi
dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang
Kehutanan kegiatan Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem.
7. Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Rehabilitas dan Pemberdayaan
Masyarakat
Bidang pengelolaan daerah aliran sungai, rehabilitas dan
pemberdayaan masyarakat mempunyai tupoksi tugas yaitu menyusun
bahan/materi perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan
pengawasan, pengendalian, monitoring, penyusunan rencana/program,
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang
Kehutanan kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai serta Pemberdayaan Masyarakat. Bidang pengelolaan
daerah aliran sungai, rehabilitas dan pemberdayaan masyarakat dibagi
menjadi beberapa sub koordinator yaitu:
a) Sub Koordinator Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Sub Koordinator rehabilitasi hutan dan lahan mempunyai
tupoksi tugas yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan,

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


11
koordinasi, pembinaan dan monitoring, perumusan dan penyusunan
penyiapan rencana/program, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan.
b) Sub Koordinator Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Sub Koordinator pengelolaan daerah aliran sungai mempunyai
tupoksi tugas yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan
kebijakan,koordinasi, pembinaan dan monitoring, perumusan dan
penyusunan penyiapan rencana/program, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
c) Sub Koordinator Pemberdayaan Masyarakat
Sub Koordinator pemberdayaan masyarakat mempunyai
tupoksi tugas yaitu menyiapkan bahan/materi perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan dan monitoring, perumusan dan penyusunan
penyiapan rencana/program, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Kehutanan kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


12
Struktur organisasi yang ada di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara
Barat, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 1 1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2022
2.2. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan PKL

2.2.1 Pola Manajemen Pekerjaan LAPORAN PRAKTIK KERJA


Dalam proses manajemen aktivitas di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dilakukan dengan dua jenis proses
manajemen, yaitu diantaranya manajemen khusus dan manajemen umum.
Adapun manajemen umum yaitu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
pegawai secara umum yang bekerja tetap di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB, sedangkan manajemen secara khusus yaitu aktivitas
yang dilakukan praktikan selama melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di
instansi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini :

1. Manajemen Umum
Dalam manajemen pekerjaan yang dilakukan pegawai, yaitu
dilakukan secara fleksibel, dimana pegawai instansi melakukan pekerjaan
sehari-hari di kantor dan diluar kota. Pegawai akan melakukan pekerjaan
diluar kota apabila terjadi keadaan mendesak yang mengharuskan
pegawai untuk pekerjaan diluar kota. Untuk memudahkan koordinasi
dengan tim atau pegawai lainnya yang ada di kantor, umumnya kordinasi
dilakukan melalui sarana telekomunikasi.

2. Manajemen Aktivitas Praktikan


Dalam menjalankan aktivitas sebagai salah satu Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehuatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, aktivitas praktikan
lebih sering dilakukan di kantor, jadwal pekerjaan praktikan dilakukan
mulai hari (Senin – Jum’at), mulai dari pukul (08.00 – 16.00 WITA)
dalam membantu segala jenis kegiatan atau tugas yang telah di berikan
kepada praktikan dengan di monitoring secara langsung oleh tenaga ahli
bila ada kesulitan dalam tahap pengerjaan.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


14
2.2.2 Tugas Dan Kedudukan Praktikan Dalam Kegiatan
Dalam menjalankan kegiatan PKL di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, kegiatan praktikan ikut terlibat
dalam pekerjaan menganalisis kesesuaian lahan di Daerah Aliran Sungai
yang Berlokasi di Kota Bima. Kegiatan ini merupakan kegiatan utama
praktikan selama melakukan kegiatan PKL dengan memasukan hasil secara
keseluruhan data yang dianalisis pada Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk
melengkapi penyusunan laporannya.
2.2.3 Jadwal Kegiatan Praktikan Dalam Kegiatan PKL
PKL dilakukan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehuatan Provinsi
Nusa Tenggara Barat dengan waktu pelaksanaan selama 3 (bulan). PKL
dimulai sejak tanggal 26 September 2022 sampai tanggal 26 Desember 2022.
Dalam menganalisis kesesuaian penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Rontu Kota Bima. Adapun rincian kegiatan yang dilakukan praktikan
selama mengikuti PKL di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


15
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Harian Praktikan Selama PKL

No Tanggal Kegiatan Pratikan Output Kegiatan


Pekan 1
1 Mengantar surat rekomendasi Perizinan pelaksanaan
dari Universitas ke Dinas PKL
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB
2 23 September 2022 Tahap Pengenalan Pratikum Pengenalan mahasiswa
praktikan dan
penempatan di Bidang
Planologi dan
Pemanfaatan Hutan Sub
Koordinator Planologi
Hutan.

3 26 September 2022 Tahap Pengenalan Pratikum Pengenalan mahasiswa


praktikan dan
penempatan di Bidang
Planologi dan
Pemanfaatan Hutan Sub
Koordinator Planologi
Hutan.

4 27 September 2022 Menginput data titik SHP jalur pipa yang


koordinat jalur pipa yang melalui kawasan hutan
melalui kawasan hutan ke
dalam software Microsoft
excel
5 28 September 2022 Mempelajari Struktur, tupoksi Mengetahui Struktur,
dan peraturan terkait DLHK tupoksi dan peraturan
terkait DLHK

6 30 September 2022 Izin Kuliah

7 3 Oktober 2022 Mempelajari Struktur, tupoksi Mengetahui Struktur,

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


16
No Tanggal Kegiatan Pratikan Output Kegiatan
dan peraturan terkait DLHK tupoksi dan peraturan
terkait DLHK

8 4 Oktober 2022 Memasukan data titik SHP


koordinat ke dalam Arcgis
9 5 Oktober 2022 Pemberian tugas oleh Mengetahui Pekerjaan
pembimbing PKL untuk yang akan dilakukan
menganalisis kesesuaian selama PKL
penggunaan lahan di kawasan
DAS Rontu Kota Bima
10 6 Oktober 2022 Mempelajari materi terkait Memahami tugas yang
kesesuaian penggunaan lahan diberikan

11 7 Oktober 2022 Izin Kuliah

12 10 Oktober 2022 Mempelajari materi terkait Memahami tugas yang


kesesuaian penggunaan lahan diberikan

13 11 Oktober 2022 Mempelajari penyajian peta Memahami cara


sesuai aturan di DLHK penyajian peta dengan
baik dan benar

14 12 Oktober 2022 Mempelajari penyajian peta Memahami cara


sesuai aturan di DLHK penyajian peta dengan
baik dan benar

15 13 Oktober 2022 Pembuatan Peta Administrasi Luas dan Peta


Das Rontu dan menginput Administrasi DAS
data koordinat Rontu Kota Bima

16 14 Oktober 2022 Izin kuliah -

17 17 Oktober 2022 Pembuatan Peta Jenis Tanah Luas dan Peta Jenis
di Daerah Aliran Sungai Tanah Das Rontu Kota
(DAS) Rontu Kota Bima Bima

18 18 Oktober 2022 Pembuatan Peta Kelerengan Luas dan Peta


Daerah Aliran Sungai (DAS) Kelerengan DAS Rontu

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


17
No Tanggal Kegiatan Pratikan Output Kegiatan
Rontu Kota Bima Kota Bima

19 19 Oktober 2022 Pembuatan Peta Penutup Luas dan Peta Penutup


Lahan Daerah Aliran Sungai Lahan Das Rontu Kota
(DAS) Rontu Kota Bima Bima

20 20 Oktober 2022 Pembuatan Peta Curah Hujan Luas dan Peta Curah
Daerah Aliran Sungai (DAS) Hujan Das Rontu Kota
Rontu Kota Bima Bima

21 21 Oktober 2022 Izin -

22 24 Oktober 2022 Skoring peta jenis tanah, Data skoring peta jenis
curah hujan, dan kelerengan tanah, curah hujan, dan
kelerengan

23 25 Oktober 2022  Menginput data titik


koordinat sarana dan SHP sarana dan
prasarana penunjang prasarana penunjang
pembangunan bendungan pembangunan
Meninting ke dalam bendungan Meninting.
software Microsoft excel
dan Pembuatan SHP
 Rapat Hasil Monitoring
dan Evaluasi Kegiatan
Forest Investment Program
(FIP II) Di Balai KPH
Batulanteh
24 26 Oktober 2022 Menginput data titik SHP Lokasi
koordinat rekomendasi letak rekomendasi
tanah ke dalam software
Microsoft excel dan
Pembuatan SHP
25 27 Oktober 2022 Overlay Peta Jenis Tanah, Skoring dan data peta
Curah Hujan, dan Kelerengan arahan fungsi kawasan
Das Rontu

26 28 Oktober 2022 Izin Kuliah -

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


18
No Tanggal Kegiatan Pratikan Output Kegiatan

27 31 Oktober 2022 Pembuatan Peta Arahan Peta Arahan Fungsi


Fungsi Kawasan Daerah Kawasan Daerah Aliran
Aliran Sungai (DAS) Rontu Sungai (DAS) Rontu
Kota Bima Kota Bima

28 1 November 2022 Menginput data titik SHP lokasi survey


koordinat lokasi survey
klarifikasi lahan Balai KPH
Ampang Plampang, Balai
KPH Brang Rea Puncak
Ngengas, Pelangan Tasutra,
Tambota dan Toffo Pajo
Soromandi ke dalam software
Microsoft excel dan
Pembuatan SHP
29 2 November 2022 Overlay Peta Penutup Lahan Data Kesesuaian lahan
dengan Peta Arahan Fungsi Kawasan Daerah Aliran
Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu
Sungai (DAS) Rontu Kota Kota Bima.
Bima

30 3 November 2022 Pembuatan Peta Kesesuaian Peta Kesesuaian Lahan


Lahan Kawasan Daerah Daerah Aliran Sungai
Aliran Sungai (DAS) Rontu (DAS) Rontu Kota Bima
Kota Bima
31 4 November 2022 Izin kuliah -

32 7 November 2022 Memasukan data kesesuaian Data Luas kesesuaian


lahan Daerah Aliran Sungai lahan Daerah Aliran
(DAS) Rontu Kota Bima Sungai (DAS) Rontu
Kota Bima

33 8 November 2022 Pengecekan Kembali Peta Peta yang dibuat masih


yang dibuat praktikan oleh perlu diperbaiki.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


19
No Tanggal Kegiatan Pratikan Output Kegiatan
Pembimbing PKL
34 9 November 2022 Memperbaiki Peta Adanya peta
Administrasi Daerah Aliran Administrasi Daerah
Sungai (DAS) Rontu Kota Aliran Sungai (DAS)
Bima Rontu Kota Bima yang
terbaru

35 10 November 2022 Memperbaiki Peta jenis tanah Adanya peta jenis tanah
Daerah Aliran Sungai (DAS) Daerah Aliran Sungai
Rontu Kota Bima (DAS) Rontu Kota Bima
yang terbaru

36 11 November 2022 Izin Kuliah -

Pekan 8
37 14 November 2022 Memperbaiki Peta Adanya peta Kelerengan
Kelerengan Daerah Aliran Daerah Aliran Sungai
Sungai (DAS) Rontu Kota (DAS) Rontu Kota Bima
Bima yang terbaru

38 15 November 2022 Memperbaiki Peta curah Adanya peta curah


Hujan Daerah Aliran Sungai Hujan Daerah Aliran
(DAS) Rontu Kota Bima Sungai (DAS) Rontu
Kota Bima yang terbaru

39 16 November 2022 Memperbaiki Peta Tutupan Adanya peta Tutupan


lahan Daerah Aliran Sungai lahan Daerah Aliran
(DAS) Rontu Kota Bima Sungai (DAS) Rontu
Kota Bima yang terbaru

40 17 November 2022 Memperbaiki Peta arahan Adanya peta arahan


fungsi kawasan Daerah Aliran fungsi kawasan Daerah
Sungai (DAS) Rontu Kota Aliran Sungai (DAS)
Bima Rontu Kota Bima yang
terbaru

41 18 November 2022 Izin kuliah -

Pekan 9

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


20
No Tanggal Kegiatan Pratikan Output Kegiatan

42 21 November 2022 Memperbaiki Peta kesesuaian Adanya peta kesesuaian


penggunaan lahan Daerah penggunaan lahan
Aliran Sungai (DAS) Rontu Daerah Aliran Sungai
Kota Bima (DAS) Rontu Kota Bima
yang terbaru

43 22 November 2022 Pengecekan kembali peta Peta yang telah


yang telah diperbaiki diperbaiki sudah sesuai

44 23 November 2022 Menginput data titik SHP lokasi


koordinat lokasi wilayah izin
usaha pertambangan dalam
software Microsoft excel
45 24 November 2022 Mempelajari dan meringkas Adanya ringkasan hasil
Laporan Re-Enumerasi laporan Re-Enumerasi
Permnent Sample Plot (Psp) Permnent Sample Plot
Di Kawasan Hutan Produksi (Psp) Di Kawasan Hutan
Tetap (Hp), Kelompok Hutan Produksi Tetap (Hp),
Buinsoway (Rtk.57), Kelompok Hutan
Wilayah Kphp Batulanteh Buinsoway (Rtk.57),
(Unit Ix), Kabupaten Wilayah Kphp
Sumbawa, Provonsi NTB Batulanteh (Unit Ix),
Kabupaten Sumbawa,
Provonsi NTB

46 25 November 2022 Izin kuliah -

Pekan 10

47 28 November 2022 Mempelajari dan meringkas Adanya ringkasan hasil


Laporan Re-Enumerasi laporan Re-Enumerasi
Permnent Sample Plot (Psp) Permnent Sample Plot
Di Kawasan Hutan Produksi (Psp) Di Kawasan Hutan
Tetap (Hp), Kelompok Hutan Produksi Tetap (Hp),
Buinsoway (Rtk.57), Wilayah Kelompok Hutan
Kphp Batulanteh (Unit Ix), Buinsoway (Rtk.57),
Kabupaten Sumbawa, Wilayah Kphp

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


21
No Tanggal Kegiatan Pratikan Output Kegiatan
Provonsi NTB Batulanteh (Unit Ix),
Kabupaten Sumbawa,
Provonsi NTB

48 29 November 2022 Mempelajari dan meringkas Adanya ringkasan hasil


Laporan Re-Enumerasi laporan Re-Enumerasi
Permnent Sample Plot (Psp) Permnent Sample Plot
Di Kawasan Hutan Produksi (Psp) Di Kawasan
Tetap (Hp), Kelompok Hutan Hutan Produksi Tetap
Buinsoway (Rtk.57), Wilayah (Hp), Kelompok Hutan
Kphp Batulanteh (Unit Ix), Buinsoway (Rtk.57),
Kabupaten Sumbawa, Wilayah Kphp
Provonsi NTB Batulanteh (Unit Ix),
Kabupaten Sumbawa,
Provonsi NTB
49 30 November 2022 Mempelajari dan meringkas Adanya ringkasan hasil
Laporan Re-Enumerasi laporan Re-Enumerasi
Permnent Sample Plot (Psp) Permnent Sample Plot
Di Kawasan Hutan Produksi (Psp) Di Kawasan Hutan
Tetap (Hp), Kelompok Hutan Produksi Tetap (Hp),
Buinsoway (Rtk.57), Wilayah Kelompok Hutan
Kphp Batulanteh (Unit Ix), Buinsoway (Rtk.57),
Kabupaten Sumbawa, Wilayah Kphp
Provonsi NTB Batulanteh (Unit Ix),
Kabupaten Sumbawa,
Provonsi NTB

50

51

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


22
BAB III
KETERLIBATAN PRAKTIKAN DALAM PROYEK

3.1 Posisi Praktikan Dalam Kegiatan (PKL)

Dalam proses kegiatan PKL pada lingkup Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat kegiatan praktikan selama melakukan
PKL adalah ikut terlibat dalam kegiatan “Menganalisis Kesesuaian
Penggunaan Lahan Berdasarkan Arahan Fungsi Kawasan di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Rontu Kota Bima” Kegiatan ini diberikan oleh pembimbing PKL
di Bidang Planologi dan Pemanfaatan Hutan yang membawahi 3 (tiga) Sub
Koordinator yaitu Sub Koordinator Planologi Hutan, Sub Koordinator
Pemanfaatan Hutan, dan Sub Koordinator Pengolahan Hasil Hutan.
Adapun tugas praktikan dalam kegiatan PKL yaitu ikut terlibat dalam
kegiatan “Menganalisis Kesesuaian Penggunaan Lahan Berdasarkan Arahan
Fungsi Kawasan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu Kota Bima” kegiatan
ini merupakan kegiatan inti praktikan selama melakukan kegiatan PKL.

3.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan PKL

3.2.1 Metodelogi yang Digunakan


Metode yang digunakan praktikan dalam melakukan pelaksanaan
kegiatan PKL dengan menggunakan data hasil olahan aplikasi Arcgis 10.4 dan
Microsoft Excel Kemudian di eskpor ke dalam dokumen sehingga menghasilkan
data terbaru mengenai kesesuain penggunaan lahan berdasarkan arahan fungsi
kawasan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu Kota Bima.
Untuk lebih jelasnya penjabaran terkait metode dan pengolahan data
dapat dilihat pada tabel 3.1:

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


23
Tabel 3.1 Metodologi Yang Digunakan Dalam Pengerjaan Kegiatan
No Kegiatan Metode Output

1. Menganalisis Kesesuaian Scoring,


Arahan fungsi utama
Penggunaan Lahan Overlay,
kawasan
Berdasarkan Arahan fungsi Pembuatan
kawasan di Daerah Aliran Peta, dan
Sungai (DAS) Rontu Kota Deskriptif
Bima

Sumber : Praktikan, 2022


3.2.2 Proses Pengolahan Data
Adapun proses pengolahan data yang dilakukan praktikan selama
kegiatan menganalisis Kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan arahan fungsi
kawasan di daerah aliran sungai (DAS) Rontu Kota Bima adalah sebagai
berikut:
 Praktikan menerima Data sekunder yang dibutuhkan dalam menganalisis
kesesuain lahan antara lain:
- Data Jenis Tanah
- Data Kemiringan Lereng
- Data Curah Hujan
- Data Jenis Penggunaan Lahan
yang diberikan oleh pembimbing kegiatan PKL dalam menganalisis
kesesuaian lahan dalam kegiatan praktikan.
 Praktikan mulai membuat peta dasar dalam menganalisis kesesuaian
penggunaan lahan.
 Praktikan mulai menganalisis data dengan bantuan olahan dari aplikasi
Arcgis 10.4. Setelah itu praktikan di tugaskan untuk menginput data luasan
yang ada.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


24
 Output dalam kegiatan menganalisis kesesuaian penggunaan lahan pada
Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu setelah dianalisis adalah memberikan
arahan fungsi utama kawasan pada Daerah Aliran Sungai DAS (Rontu)

3.3 Persoalan yang di hadapi

Adapun persoalan yang dihadapi Praktikan selama menjalani kegiatan


Praktek kerja lapangan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Nusa Tenggara Barat yaitu terkait “Menganalisis Kesesuaian Penggunaan
Lahan Berdasarkan Arahan Fungsi Kawasan di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Rontu Kota Bima” yaitu dapat dilihat pada penjabaran tabel 3.2 dibawah ini :
Tabel 3.2 Persoalan yang dihadapi Praktikan

No. Persoalan Solusi

1 Praktikan belum terlalu bisa Sebelum praktikan diberikan


mengaplikasikan software ArcGIS tugas, praktikan terlebih dahulu
diajarkan tentang
pengaplikasian software
ArcGIS oleh pembimbing PKL
di tempat PKL.

2 Ketidaksesuaian beberapa data Mensinkronkan data.


antara SHP yang satu dengan yang
lainnya.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


25
BAB IV
MATERI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Gambaran Umum Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Adapun keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan selama melakukan


pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah menganalisis kesesuaian Penggunaan
Lahan Berdasarkan Arahan Fungsi Kawasan di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Rontu Kota Bima.
4.2 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan, praktikan diberikan tugas dan


tanggung jawab untuk menganalisis kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan
arahan fungsi kawasan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu Kota Bima. Oleh
karena itu materi yang dalam pembahasan yang dikerjakan praktikan adalah
sebagai berikut:

4.2.1 Ketentuan Umum


Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2022 Tentang Penyusunan Rencana Umum Rehabilitasi
Hutan Dan Lahan Daerah Aliran Sungai Dan Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan Dan
Lahan yang dimaksud dengan:

1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat RHL adalah upaya
untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi Hutan dan
lahan guna meningkatkan daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam
menjaga sistem penyangga kehidupan.
2. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan sungai dan anak-anak sungainya
yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


26
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
3. Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal
balik antara sumber daya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala
aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian Ekosistem serta
meningkatnya kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara
berkelanjutan.
4. Rencana Umum RHL DAS yang selanjutnya disingkat RURHL-DAS
adalah rencana indikatif kegiatan RHL selama 10 (sepuluh) tahun yang
disusun berdasarkan kondisi biofisik dan sosial ekonomi serta budaya
masyarakat setempat dalam satuan unit Ekosistem DAS atau wilayah DAS.
5. Rencana Tahunan RHL yang selanjutnya disingkat RTnRHL adalah rencana
RHL yang disusun pada tahun sebelum kegiatan (T-1) yang bersifat
operasional.
6. Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan yang selanjutnya disingkat RTnRH
adalah rencana rehabilitasi Hutan pada Kawasan Hutan yang disusun pada
tahun sebelum kegiatan (T-1) yang bersifat operasional.
7. Rencana Tahunan Rehabilitasi Lahan yang selanjutnya disingkat RTnRL
adalah rencana rehabilitasi lahan yang dilaksanakan di luar Kawasan Hutan
yang disusun pada tahun sebelum kegiatan (T-1) yang bersifat operasional.
8. Satuan Pemetaan Sasaran RHL yang selanjutnya disingkat SPS RHL adalah
satuan lahan yang mempunyai kesamaan kondisi biofisik terutama dalam
hal tingkat degradasi.
9. Lahan Kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar Kawasan Hutan
yang telah menurun fungsinya sebagai unsur produksi dan media pengatur
tata air DAS.
10. Daerah Resapan Air adalah daerah masuknya air dari permukaan tanah ke
dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu aliran air tanah yang
mengalir ke daerah yang lebih rendah.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


27
11. Hutan adalah satu kesatuan Ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
12. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat untuk dipertahankan keberadaannya sebagai Hutan tetap.
13. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan wujud struktur ruang dan
pola ruang.
14. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
15. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan.
16. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
17. Reboisasi adalah upaya penanaman jenis pohon pada Kawasan Hutan untuk
mengembalikan fungsi hutan.
18. Penghijauan adalah kegiatan untuk memulihkan dan meningkatkan daya
dukung lahan di luar Kawasan Hutan untuk mengembalikan fungi lahan.
19. Penghijauan Lingkungan adalah penanaman pohon di luar Kawasan Hutan
untuk meningkatkan kualitas 4 lingkungan pada areal fasilitas sosial atau
fasilitas umum, ruang terbuka hijau, jalur hijau, permukiman, dan taman.

4.2.2 Latar Belakang


Kementerian Kehutanan (2013) mengemukakan bahwa lahan kritis ialah
lahan yang berada di dalam dan luar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi
lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur produktivitas lahan sehingga
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem DAS. Hutan dan lahan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


28
kritis ialah hutan dan lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan
yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur
produktivitas lahan sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem DAS. Penggunaan lahan yang tidak tepat dengan kepemilikian lahan
menyebabkan meningkatnya degradasi DAS. Degradasi DAS ialah
berkurangnya fungsi DAS sebagai pengatur tata air, termasuk menurunnya
potensi produksi lahan dan air yang diikuti tanda-tanda perubahan watak
hidrologi sistem sungai (kualitas, kuantitas, kontinuitas). Saygin, et al., (2011)
menyatakan bahwa degradasi lahan diakibatkan oleh erosi tanah yang
merupakan masalah yang paling serius.
Arahan fungsi pemanfaatan lahan yang merupakan salah satu bagian dari
pola rehabilitas lahan dan konservasi tanah harus berdasarkan pada Satuan
analisis secara alami yang biasannya menggunakan Daerah Aliran Sungai
(DAS) sebagai unit perencanaan sekaligus sebagai wilayah kerja kegiatan
rehabilitas lahan dan konservasi tanah. Undang-Undang RI No 41 tahun 1999
tentang Kehutanan, menyebutkan bahwa penyelenggaraan kehutanan yang
bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat adalah dengan meningkatkan
daya dukung DAS dan mempertahankan kecukupan hutan minimal 30% dari
luas DAS dengan sebaran proporsional.
Peristiwa banjir dan kekeringan merupakan bencana alam yang silih
berganti di suatu wilayah atau daerah. Hal ini diakibatkan karena DAS telah
gagal memenuhi fungsinya sebagai penampung, penyimpan dan penyalur air
hujan ke sungai-sungai utama (Kodoatie dan Sjarief, 2005). Lebih lanjut
dikatakan bahwa fungsi DAS merupakan fungsi gabungan dari seluruh faktor
yang ada pada DAS tersebut, yaitu faktor vegetasi, bentuk wilayah (topografi),
tanah dan permukiman. Apabila salah satu dari faktor tersebut di atas
mengalami perubahan, maka hal tersebut akan mempengaruhi pola ekosistem
DAS. Sedangkan perubahan ekosistem akan menyebabkan gangguan terhadap
bekerjanya fungsi daerah aliran sungai, sehingga daerah aliran sungai tidak

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


29
berfungsi sebagaimana mestinya. Apabila fungsi suatu daerah aliran sungai
terganggu, maka sistem penangkapan curah hujan akan menjadi tidak sempurna.
Berdasarkan data Indeks Resiko Bencana Indonesia tahun 2016, sekitar
388.149 jiwa terpapar resiko bencana banjir bandang di Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB), dimana 63.141 jiwa berada di Bima dan 26.136 jiwa berada di
Kota Bima (BNPB, 2016). Angka tersebut meningkat dengan adanya banjir
bandang di Provinsi NTB pada tanggal 21 dan 23 Desember 2016. Banjir
bandang ini menimbulkan kerugian baik fisik, sosial, ekonomi maupun
lingkungan. Kerugian fisik dan lingkungan yang terjadi yaitu terdapat 203
rumah yang hanyut, 652 rumah rusak berat, 742 rumah rusak sedang dan juga
18.294 rusak ringan/terendam (BNPB, 2017). Sejumlah lima kecamatan di Kota
Bima terdampak oleh bencana ini hingga menyebabkan 105.754 jiwa terdampak
(BNPB, 2017). Bencana ini dipicu oleh kondisi curah hujan ekstrem yang
terjadi sejak tanggal 20 Desember 2016 (BNPB, 2017) dalam (Nurlatifah &
Purwaningsih , 2018).

4.2.3 Gambaran Umum Lokasi


DAS adalah suatu wilayah kesatuan eksosistem yang dibatasi oleh
pemisah topografi dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan, dan menyalur
air, sedimen polutan dan unsur hara dalam system sungai dan keluar melalui
outlet tunggal (Sudjarwadi 1985, dalam Biro Administrasi Kemahasiswaan
Alumni dan Informasi Universitas Medan Area, 2022). DAS Rontu berada di
Kota dan Kabupaten Bima dengan total luas 2.6020,3906 Ha. Adapun luas
Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut.

Tabel 4. 1 Luas DAS Rontu Kota Bima


Kecamatan Luas (Ha)
Ambalawi 31.5199
Asakota 3461.4893
Lambitu 802.4386

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


30
Mpunda 1376.9949
Palibelo 52.7589
Raba 4454.1520
Rasanae Barat 639.0022
Rasanae Timur 6234.5065
Wawo 8236.9220
Wera 730.6058
Jumlah 26020.3906
(Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, 2022)

Peta 4. 1 Administrasi Kecamatan DAS Rontu Kota Bima


4.2.4 Metode Skoring
Skoring yang dimasuksudkan pada pratikum ini yaitu untuk
memberikan nilai (bobot) skor pada masing-masing faktor penentu kriteria
penempatan fungsi kawasan. Tabel 4.2, menunjukan pembagian klasifikasi skor
untuk setiap kelas kemiringan lereng. Dimana semakin tinggi kelas, semakin

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


31
tinggi nilai kemiringan lereng, maka semakin tinggi pula skor yang ditetapkan.
Asumsiya bahwa nilai kemiringan lereng yang semakin tinggi akan lebih
berpotensi terhadap erosi dan bencana longsor. Apabila lereng semakin curam
maka kecepatan aliran air permukaan meningkat, sehingga kekuatan aliran
untuk mengangkut tanah juga semakin tinggi.

Tabel 4. 2 Klasifikasi dan Skor Faktor Kelerengan


No Kelas Lereng (%) Deskripsi Skor
1 I 0-8 Datar 20
2 II 8-15 Landai 40
3 III 15-25 Agak Curam 60
4 IV 25-45 Curam 80
5 V >45 Sangat Curam 100
(Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No.
683/kpts/um/VIII/1981)

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan pembagian Klasifikasi dan skor


untuk setiap jenis tanah. Klasifikasi dalam hal ini berdasarkan tingkat kepekaan
tanah terhadap erosi. Semakin tinggi kepekaan tanah, maka semakin tinggi pula
skor yang ditetapkan. Sebagai contoh, tanah regosol memiliki nilai skor yang
tinggi dikarenakan jenis tanah ini bertekstur pasir, sehingga daya ikat terhadap
air rendah. Aliran air akan lebih mudah lolos, hal itu menyebabkan tanah ikut
terangkut bersama laju aliran dan menimbulkan erosi atau bencana longsor.

Tabel 4. 3 Klasifikasi dan skor faktor jenis tanah


No Kela Lereng (%) Deskripsi Skor
s
1 I Aluvial, Tanah Gley, Planosol, Tidak Peka 15
Hidromof, Kelabu, Lateril, Air Tanah
2 II Latosol Kurang 30
Peka
3 III Brown Forest, Non Caltic Brown, Peka 45
Mediterania

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


32
No Kela Lereng (%) Deskripsi Skor
s
4 IV Andasol, Lateric, Gromosol, Podsol, Peka 60
Podsoltic
5 V Regosol, Litosol, Organol, Renzina Sangat 75
Peka
(Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No.
683/kpts/um/VIII/1981)

Tabel 4.4, menunjukan pembagian klasifikasi dan skor untuk nilai


intensitas hujan harian, dengan selang rendah yakni 0-13,6 mm/hr sampai
selang tertinggi ≥ 34.8. Intensitas curah hujan yakni menunjukan banyaknya
curah hujan persatuan waktu. Semakin tinggi nilai intensitas hujan, maka
semakin tinggi pula skor yang ditetapkan. Asumsinya bahwa nilai intensitas
hujan yang semakin tinggi akan berpotensi terhadap longsor atau banjir lebih
besar.

Tabel 4. 4 Klasifikasi dan Skor Faktor Intensitas Curah Hujan Harian Rata-rata
No Kelas Interval (mm/hari) Deskripsi Skor
1 I 0-13,6 Sangat Rendah 10
2 II 13,6-20,7 Rendah 20
3 III 20,7-27,7 Sedang 30
4 IV 27,7-34,8 Tinggi 40
5 V >34,8 Sangat Tinggi 50
(Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No.
683/kpts/um/VIII/1981)

Tabel 4.5, menunjukkan pembagian klasifikasi arahan penetapan


kawasan lindung dan budidaya berdasarkan nilai skor total. Nilai skor total ini
didapatkan dari hasil penjumlahan ketiga skor setiap faktor penentu kawasan.
Semakin tinggi nilai skor total, maka diasumsikan semakin tinggi pula upaya
pengelolaan yang dibutuhkan. Oleh karena itu nilai total skor tertinggi yakni
≥175 diklasifikasikan ke dalam arahan kawasan fungsi lindung.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


33
Tabel 4. 5 Skor Kriteria Arahan Fungsi Kawasan
No Kawasan Skor
1 Kawasan Lindung >175
2 Kawasan Penyangga 125-175
3 Kawasan Budidaya Tanaman <125 & Kemiringan lereng
Tahunan >8 %
4 Kawasan Budidaya Tanaman <125 &Kemiringan lereng ≤
Semusim dan Kawasan Permukiman 8%
(Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No.
683/kpts/um/VIII/1981)

Analisis data berikutnya yakni overlay peta, yang dilakukan secara


bertahap. Tahap pertama yaitu menumpang susunkan beberapa peta yaitu peta
jenis tanah, kemiringan lereng, dan curah hujan, yang akan menghasilkan peta
arahan fungsi utama kawasan. Tahap kedua yaitu melakukan overlay peta
arahan fungsi utama kawasan dengan peta penggunaan lahan, yang
menghasilkan peta kesesuaian. Analisis data deskriptif dilakukan guna
mendeskripsikan hasil pemetaan dan hasil analisis sehingga data hasil analisis
lebih mudah dipahami maknanya. Diagram alir penelitian disajikan pada
gambar berikut:

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


34
Karakteristik DAS Rontu

Peta Administrasi
DAS Rontu Peta Kelerengan Peta Jenis Tanah Peta Curah Hujan

Overlay

Peta Satuan Lahan

Skoring

Overlay Peta Arahan Fungsi Utama Kawasan

Peta Penggunaan Lahan Analisis SIG Peta Kesesuaian Lahan

Diagram alur analisis

4.2.5 Hasil dan Pembahasan


Adapun Kondisi fisik dasar Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu Kota Bima
adalah sebagai berikut:

1. Jenis Tanah
Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu memiliki karakteristik lahan yang
bervariasi. Mulai dari jenis tanah, berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Nusa
Tenggara Barat, DAS Rontu memiliki 4 jenis tanah.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


35
Peta 4. 2 Jenis Tanah DAS Rontu Kota Bima

Tabel 4. 6 Jenis Tanah di DAS Rontu


No Jenis Tanah Luas (Ha Persentase
1 K.Med.Cok. & 1777,29 7%
Med.Cok.Kmrhn
2 K.Lit.Med.Ck.Kmrh & Med 6939,71 27%
Cok
3 Alluvial Coklat-Kekelabuan 3625,57 14%
4 Komp. Med. Cok. & Litosol 13667,80 52%
Jumlah 26010,371 100%
(Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, 2022)

Jenis tanah Komplek Mediteran Coklat dan Mediteran Coklat


Kemerahan di DAS Rontu memiliki Luas 1777,29 ha (7%), dimana jenis tanah
ini tersebar sebagian di Kecamatan Asakota, Rasanae Barat, Mpunda, Raba,
Rasanae Timur. Jenis tanah komplek Litosol Mediteran Coklat Kemerahan dan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


36
Mediteran Coklat dengan luas 6939,71 ha (27%), Tanah ini tersebar di
Kecamatan Rasanae Barat, Mpunda, Rasanae Timur, Lambitu, Wawo dan
Palibelo. Jenis Tanah Alluvial Coklat-Kekelabuan dengan luas 3622,85 ha
(14%), Tanah ini tersebar di Kecamatan Palibelo dan Wawo. Sedangkan jenis
tanah Komplek Mediteran Coklat & Litosol dengan luas 13667,80 (52%).

2. Kelerengan
Kemiringan lereng sangat diperlukan dalam pengelolaan lahan. Parameter
Kelerengan juga digunakan untuk klasifikasi beberepa keperluan, misalnya
untuk Penentuan fungsi lindung dan budidaya. Jadi informasi ini sangat
dibutuhkan untuk keperluan pengelolaan termaksud fungsi lindung dan
budidaya. Jadi informasi ini sangat dibutuhkan untuk keperluan pengelolaan
termaksud pengelolaan hutan. Daerah Aliran Sungai Rontu Kota Bima memiliki
kondisi lereng yang didominasi oleh lereng Sangat Curam dengan kemiringan
berkisar >40%. Hal ini dapat dilihat pada tabel dan peta berikut:

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


37
Tabel 4. 7 Kelerengan DAS Rontu
No Kemiringan Deskripsi Luas (Ha) Persentase (%)
1 0-8% Datar 6611,260 26%
2 8 - 15 % Landai 3955,217 15%
3 15 - 25 % Agak Curam 1539,920 6%
4 25 - 40 % Curam 4733,915 18%
5 > 40 % Sangat Curam 9170,059 35%
Jumlah 26010,371 100%
(Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, 2022)

Peta 4. 3 Kelerengan DAS Rontu Kota Bima


3. Curah Hujan
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi dan bencana
seperti banjir dan tanah longsor pada umumnya adalah curah hujan.
Berdasarkan peta curah hujan Provinsi Nusa Tenggara Barat, DAS Rontu Kota
Bima memilki 3 kelas intensitas curah hujan yaitu sebagai berikut.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


38
Tabel 4. 8 curah hujan DAS Rontu Kota Bima
No Curah Hujan Luas (Ha Persentase (%)
1 900 – 1000 875.051 3
2 1000 - 1100 19405.5 22
3 1100 -1200 5729.82 75
Jumlah 26010,371 100%
(Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, 2022)

Peta 4. 4 Curah Hujan DAS Rontu Kota Bima


4. Penutup Lahan
Berdasarkan data spasial dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat bahwa jenis Penutupan lahan pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) meliputi hutan lahan kering sekunder/bekas tebangan, pertanian
lahan kering, semak belukar, pemukiman/lahan terbangun, savana/padang
rumput, pertanian lahan kering campur semak/kebun campur, sawah dan
tambak dan secara rinci disajikan data tabel 4.3 dibawah ini.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


39
Tabel 4. 9 Jenis penutup lahan berdasarkan luas DAS Rontu
No Jenis Penutupan Lahan Luas (Ha)
1 Hutan Lahan Kering Sekunder/Bekas Tebangan 6550.97
2 Pertanian Lahan Kering 5920.07
3 Semak Belukar 1780.74
4 Pemukiman/Lahan terbangun 1353.45
5 Savana/Padang Rumput 9.00704
6 Pertanian Lahan Kering Campur Semak/Kebun 7757.11
Campur
7 Sawah 2539.91
8 Tambak 151.913
Jumlah 26063.17004
(Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prov.NTB)

Peta 4. 5 Peta Penutupan Lahan DAS Rontu Kota Bima

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


40
Arahan Fungsi Utama Kawasan DAS Rontu
Penentuan zona fungsi utama kawasan terutama dalam suatu DAS penting
dilakukan guna mengetahui karakteristik fisik yang menunjang aktivitas penggunaan
lahan di sekitar DAS. Secara garis besar, berdasarkan hasil overlay dan skoring dari
peta curah hujan, jenis tanah dan Kelerengan menunjukan bahwa DAS Rontu
memiliki 4 (empat) arahan fungsi utama kawasan yang tersebar di beberapa bagian.
Yakni arahan kawasan fungsi lindung, penyangga, budidaya tanaman tahunan, serta
budidaya tanaman semusim dan permukiman.

Peta 4. 6 Arahan Fungsi Kawasan di DAS Rontu Kota Bima

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, bahwa arahan fungsi kawasan
di DAS Rontu terdiri dari arahan fungsi kawasan lindung, kawasan penyangga,
kawasan budidaya tanaman tahunan, dan kawasan budidaya tanaman semusim dan
permukiman. Arahan fungsi kawasan budidaya tanaman Semusim dan kawasan
permukiman memiliki luas 6621,2896 ha (25%), Kawasan Budidaya Tanaman

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


41
Tahunan seluas 1185,2735 ha (5%), Kawasan Lindung seluas 5030,8514 ha (19%)
dan Kawasan Penyangga seluas 13182,9512 ha (51%)

Tabel 4. 10 Arahan Fungsi Kawasan


No Arahan Fungsi Kawasan Luas (Ha) Persentase
(%)
1 Kawasan Budidaya Tanaman 6621.2896 25%
Semusim dan Kawasan Permukiman
2 Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan 1185.2735 5%
3 Kawasan Lindung 5030.8514 19%
4 Kawasan Penyangga 13182.951 51%
2
Jumlah 26020.365 100%
7
(Sumber: Hasil Analisis 2022)

Kesesuaian pemanfaatan lahan berdasarkan arahan fungsi kawasan di DAS


Rontu
Berdasarkan hasil overlay dari peta arahan fungsi kawasan dan peta
penggunaan lahan di DAS Rontu, DAS Rontu terdiri dari lahan sesuai dan lahan tidak
sesuai dari pada arahan fungsi kawasan. Dimana lahan sesuai memiliki luas
19030.9610 ha (73%) sedangkan lahan yang tidak sesuai seluas 7017.6202 ha (27%)
dari seluruh wilayah DAS Rontu. Hasil penentuan kesesuaian lahan ditunjukan pada
peta berikut:
Tabel 4. 11 Kesesuaian Lahan di DAS Rontu
No Kesesuaian Luas (Ha) Presentase
1. Sesuai 19030.9610 73%
2. Tidak Sesuai 7017.6202 27%
Jumlah 26048.5812 100%
Sumber: Hasil analisis 2022

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


42
Peta 4. 7 Kesesuaian Penggunaan Lahan Pada DAS Rontu Kota Bima

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


43
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai kegiatan yang dilakukan selama
masa PKL, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKL merupakan salah satu bentuk
dari pembelajaran di luar proses perkuliahan dengan tujuan memberikan
pengalaman bagi mahasiswa untuk ikut berpartisipasi secara langsung pada
Lembaga-lembaga pemerintah maupun perusahaan swasta. PKL bertujuan untuk
dapat menguji kemampuan dan pengetahuan yang telah didapatkan di bangku
perkuliahan yang diterapkan dalam kegiatan PKL.

Selama kegiatan PKL, Praktikan terlibat dalam kegiatan menganalisis


kesesuaian penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu Kota
Bima sehingga terupdatenya data luasan kesesuaian lahan pada daerah tersebut.
Dapat ditarik kesimpulan yang diperoleh oleh praktikan selama melakukan PKL
adalah sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan PKL praktikan menganalisis kesesuaian penggunaan


lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Rontu Kota Bima. Adapun
yang di kerjakan praktikan yaitu:
a) Menganalisis kesesuaian penggunaan lahan pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) Rontu Kota Bima
b) Menyusun luasan arahan fungsi kawasan dan luasan kesesuaian
penggunaan lahan berdasarkan hasil analisis.
c) Berdasarkan hasil analisis lahan yang sesuai memiliki luas
19030.9610 ha (73%) sedangkan lahan yang tidak sesuai seluas
7017.6202 ha (27%) dari seluruh wilayah DAS Rontu
2. Permasalahan yang dihadapi saat melakukan analisis, selalu
terpecahkan dengan metode diskusi antar tenaga ahli guna mencari
solusi untuk memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


44
selama kegiatan PKL berlangsung.
5.2 Lesson Learned
Pelajaran yang didapatkan praktikan setelah melaksanakan kegiatan PKL
adalah sebagai berikut :

1. Praktikan dapat menerapkan dan meningkatkan ilmu-ilmu dalam


bidang perencanaan yang telah diperoleh selama di bangku
perkuliahan.
2. Praktikan dapat mengetahui dan belajar manajemen waktu dalam
mengerjakan suatu prodak pekerjaan serta pembagian tugas sehingga
dapat memberikan konstribusi yang optimal.
3. Menambah rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugas ketika
diberikan suatu pekerjaan.
4. Mengetahui struktur dan sistematika dalam melakukan pekerjaan.
5. Melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), praktikan banyak
mendapat pengalaman yang dapat dipelajari tentang menganalisis
kesesuaian penggunaan lahan sebagai acuan dalam perencanaan
kedepannya.
6. Banyaknya materi yang diajarkan oleh team tenaga ahli di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat
kepada praktikan terkait Pemetaan yang sebelumnya praktikan belum
bisa mengaplikasikan software ArcGIS, dan terdapat ilmu yang
diberikan yang belum diajarkan di bangku perkuliahaan namun
didapatkan saat proses kegiatan praktek kerja lapangan (PKL).

5.3 Saran
Saran yang diberikan antara lain ditujukan kepada Instansi Kerja Praktik
(IKP), Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, serta rekan-rekan
mahasiswa calon praktikan yang akan melaksanakan kegiatan PKL nantinya.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


45
5.3.1 Instansi Kerja Praktik
Saran untuk Instansi Kerja Praktik (IKP) dalam kaitannya dalam
pelaksanaan PKL berlangsung antara lain:
1. Pembagian tugas dalam suatu pekerjaan diharapkan dapat dijelaskan
terlebih dahulu oleh Pembimbing sehingga praktikan secara tidak
langsung dapat mencerna maksud dari pekerjaan yang diberikan
tersebut.
2. Setelah waktu PKL telah habis diharapkan IKP dapat terus memberikan
waktu jika praktikan kesulitan dalam menyusun laporan PKL yang
membahas tentang pekerjaannya selama kegiatan PKL berlangsung.
5.3.2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Saran untuk Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota dalam
kaitannya dengan mata kuliah PKL antara lain:
1. Kepada program studi, di harapkan untuk mengadakan pembekalan
sebelum kegiatan di laksanakan terhadap calon mahasiswa yang akan
mengambil kegiatan PKL
2. Form–form atau lampiran yang nantinya akan dilengkapi dapat di
publikasikan terlebih dahulu pada papan informasi prodi/himpunan
agar calon praktikan dapat mempersiapkan bahkan langsung mencari
informasi untuk mendapatkan softcopy maupun hardcopy dari form
tersebut.
3. Pembatasan waktu dari pengajuan berkas pendaftaran PKL di Prodi
diharapkan dapat lebih di tegaskan untuk menghindari toleransi-
toleransi yang nantinya akan mempersulit pihak dari jajaran dosen
maupun mahasiswa kedepannya.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


46
5.3.3 Saran Untuk Calon Praktikan

Saran yang dapat diberikan untuk calon praktikan yang berkaitan dengan
mata kuliah PKL yang akan ditempuh antara lain:

1. Mengikuti dengan baik dan sungguh-sungguh serta mengerjakan


tugas-tugas kampus dengan baik, karena tugas-tugas dan ilmu yang
didapatkan saat mengikuti proses perkuliahan merupakan bekal saat
melakukan PKL nantinya.
2. Mempelajari dan memahami tugas-tugas dan kewajibannya dalam tim
saat melakukan penyusunan proyek bersama tim agar dapat melakukan
pekerjaan dengan baik.
3. Aktif dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik kepada
seluruh anggota tim dan staf IKP sehingga memudahkan praktikan
dalam pelaksanaan PKL.
4. Mengikuti dan memahami proses PKL dengan baik karena akan sangat
bermanfaat bagi praktikan dalam mengenal dunia profesi perencana.
5. Selama kerja praktik hendaknya melaksanakan pekerjaan dengan
ikhlas, disiplin, dan giat untuk mencapai hasil yang optimal.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN, 2022


47

Anda mungkin juga menyukai