C 25
TAHUN DI PONED PUSKESMAS BANJARHARJO
TAHUN 2023
LAPORAN KOMPREHENSIF
Disusun Oleh:
IIS MASRUROH
NIM: P2.06.24.8.22.090
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan Praktik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Laporan ini dipergunakan untuk
memenuhi tugas Praktek Klinik Kebidanan Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan di Politeknik Kementerian Kesehatan Tasikmalaya.
Laporan ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
Penulis
1
2
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan
sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebebkan oleh masalah yang
setiap hari 830 ibu per 100.000 kelahiran hidup di dunia meninggal akibat
dan pre-eklampsia. Sebanyak 7.000 bayi baru lahir di dunia meninggal setiap
kematina bayi di Jawa Barat pada tahun 2017 sebesar 3,4/1.000 kelahiran
kelahiran hidup atau 84,63% kematian bayi berasal dari usia 0-28 hari. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat tahun 2017 sebesar 76,03/100.000 (696
6
orang) kelahiran hidup, pada umunya kematian ibu terjadi pada saat
melahirkan 224 orang (60,87%), waktu nifas 289 orang (30,43%) dan waktu
hamil 183 orang (8,70%). Kematian ibu berdasarkan kelompok umur <20
tahun sebanyak 49 orang (7,04%), kelompok umur 20-34 tahun sebanyak 456
kematian ibu 20 orang. Angka kematian bayi di Kota Tasikmalaya pada tahun
minggu pertama kelahiran, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan
pemeriksaan sesuai standar lebih sering, minimal dua kali dalam minggu
penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat segera
Upaya tersebut dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996
oleh Presiden Republik Indonesia. Upaya lain yang juga telah dilakukan yaitu
dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan
kematian bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh
dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan (Kemenkes RI, 2017).
Sejak tahun 2015, penekanan persalinan yang aman adalah persalinan ditolong
fasilitas pelayanan kesehatan sebagai salah satu indikator upaya kesehatan ibu,
ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan
indikator tersebut telah memenuhi target Renstra sebesar 77% (Kemenkes RI,
2018).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
kepada Ny C mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan
2. Tujuan Khusus
Ny. C
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu), trimester ketiga dari bulan ketujuh
atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi
a. Muntah-muntah dan tidak mau makan Rasa mual dan muntah dapat
terjadi 50-70% ibu hamil. Tetapi jika keadaan tersebut berlebihan disebut
hyperemesis, hal ini 7 akan menghambat asupan gizi pada ibu hamil
10
11
ditangani.
bagi ibu maupun janin, olrh karena itu harus segera mendapat
c. Bengkak kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala disertai kejang
fisik yang lain dan bertahan lebih dari 24 jam. Oedema yang terjadi
terutama pada tangan dan wajah, sakit kepala yang hebat merupakan
paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum yang baik. Jika ibu tidak merasakan gerakan janin dalam 12 jam
yang tidak normal adalah perdarahan yang berwarna merah, banyak, atau
disertai nyeri. Perdarahan ini dapat berarti aborut, kehamilan mola, atau
tidak normal adalah merah, jumlahnya banyak, dan kadang tidak disertai
rasa nyeri. Perdarahan semacam itu berarti plasenta previa dan solusio
plasenta.
maka janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini akan berbahaya baik
bagi ibu maupun janin. Keluhan kehamilan pada trimester tiga Trimester
III merupakan masa persiapan dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi
a. Uterus
Uterus atau rahim yang semula besarnya sebesar buah pir akan
1) Ukuran
(Sulistyawati, 2016).
13
Kehamilan (Devi, Tria Eni Rafika, 2019), dapat dicermati dalam tabel
Tabel 2. 1
TFU berdasarkan Umur Kehamilan
Umur
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Kehamilan
1/3 di atas simfisis atau 3 jari di atas simfisis 12 minggu
Pertengahan simfisis pusat 16 minggu
2/3 di atas simfisis atau 3 jari di bawah pusat 20 minggu
Setinggi pusat 24 minggu
1/3 di atas pusat atau 3 jari di atas pusat 28 minggu
Pertengahan pusat proccesus xypoideus (px) 32 minggu
3 jari di bawah proccesus xypoideus (px) 36 minggu
Setinggi proccesus xypoideus (px) 38 minggu
Satu jari di bawah proccesus xypoideus (px) 40 minggu
2) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1.000
Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan
(Prawirohardjo, 2014).
c. Payudara / mammae
(Manuaba, 2013).
d. Kulit
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang
juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna tersebut
e. Sistem kardiovaskuler
2014).
f. Sistem pernapasan
oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita
2014).
g. Sistem urinaria
2014).
h. Sistem Muskuloskletal
(Prawirohardjo, 2014).
16
i. Sistem Pencernaan
2014).
j. Sistem Integumen
hormon MSH. Pigmentasi yang lebih gelap terjadi pada puting dan areola
bagian atas umbilikus hingga rambut pubis) atau disebut linea nigra.
gravidarum. Kadang, garis-garis ini terdapat juga pada buah dada dan
paha.
dan kehamilan ganda, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia (Rukiah,
dkk., 2013).
17
k. Sistem Endokrin
1) Kelenjar Tiroid
2) Kelenjar Paratiod
3) Pankreas
wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang
4) Kelejar Pituitari
5) Kelenjar Adrenal
kalium dalam aliran darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari
standar pertambahan berat badan ibu hamil adalah 9-12 kg. Pertambahan
berat badan pada seorang wanita dipengaruhi oleh status gizi atau IMT
cm, sudut costa ± 68o sebelum kehamilan menjadi 103o pada kehamilan
trimester ketiga.
kehamilan.
1,440 Kcal/Dag.
tepat kesatu tempat yang lain, makan membutuhkan energi 17% total
pre eklampsia, janin besar dan sebagainya. Za-zat yang diperlukan antara
garam terutama kalsium, fosfor dan zat besi (Fe), vitamin dan air.
tablet. Hal ini untuk mencegah anemia pada ibu hamil. Pemeriksaan
kemana-mana.
Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman tanpa sabuk atau
pita yang menekan bagian perut atau pergelangan tangan, stoking tungkai
pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik
lambung dan usus terjadi reabsobsi zat makan peristaltik usus lebih
i. Kebutuhan fisik ibu hamil akan mobilisasi, body mekanik dan exercise
karena jatuh.
2013).
24
1) Senam Hamil
2) Rebozo
3) Pijat perineum
4) Hypnobirthing
6. Pemeriksaan Kebidanan
a. Pemeriksaan Umum
normal. Batas tinggi badan minimal bagi ibu hamil untuk dapat
bersalin secara normal adalah 145 cm. Namun, hal ini tidak menjadi
25
6) LILA: Batas minimal LILA bagi ibu hamil adalah 23,5 cm (Kemenkes
RI, 2013)
7) Tanda-tanda Vital:
rendah 90/ 60 mmHg. Antara gejala klinis yang bisa dilihat akibat
normal yaitu sistoliknya 140 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan
149).
tes yang dilakukan cepat pada daerah dasar kuku untuk memonitor
b. Pemeriksaan Fisik
hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara (inspeksi,
akan terdiri dari pemeriksaan tanda vital (suhu, denyut nadi, kecepatan
Uliyah, 2008).
normal berwarna merah muda (Hidayat dan Uliyah, 2008). Selain itu,
eklampsia.
tidaknya stomatitis.
28
7) Perut:
(Mochtar, 2011).
dan kiri, menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang,
e) Ektremitas: Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella
c. Pemeriksaan Penunjang
anemia atau tidak. Nilai normal HB pada ibu hamil adalah 12,5-15,5
a) Ultrasonografi (USG)
a) Klasifikasi proteinuria :
2016)
perkembangan janin pada rahim. Selain itu antenatal care bertujuan untuk
Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
minggu.
Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT
Tabel 2.2
Klasifikasi Nilai IMT
Kategori IMT
Rendah <19,8
Normal 19,8-26
Tinggi 26-29
Obesitas >29
Table 2.3
Rentang total kenaikan untuk wanita hamil
Rentang total kenaikan yang
Kategori IMT
dianjurkan (kg)
Rendah (IMT<19,8) 12,5-18
Normal (IMT 19,8-26) 11,5-16
Tinggi (IMT >26 hingga 29 7,0 – 11,5
Gemeli 16 – 20,5
Sumber : Varney (2004) dan Prawirohardjo (2014)
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi
darah lebih besar atau sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko
c. Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas) Bila < 23,5cm menunjukkan
ibu hamil menderita Kurang Energi 23 Kronis (Ibu hamil KEK) dan
d. Ukur tinggi fundus uteri Menurut Manuaba (2013) panjang fundus uteri
pengukuran tinggi fundus uteri kita juga dapat menghitung tafsiran berat
janin belum masuk PAP), 12 (apabila kepala janin masih berada diatas
(Salmah, 2006).
Tabel 2.4
Perbandingan Tinggi Fundus dengan Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Tinggi Fundus
Sebelum 12 minggu Belum teraba
12 Minggu Teraba 1-2 jari diatas simfisis pubis
16 Minggu Teraba pertengahan simfisis pubis – pusat
20 Minggu Teraba 3 jari di bawah pusat
24 Minggu Sepusat
35
pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita
2016).
- Tausak:
trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul kemungkinan adanya kelainan letak atau ada masalah lain. Bila
denyut jantung janin kurang dari 120 kali/ menit atau lebih dari 160
Tabel 2.5
Jadwal Pemberian Imunisasi TT
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
tetanus.
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT5 12 bulan setelah TT 4 > 25 tahun
berat terhadap imunisasi TT pada masa lalu nya (contoh: kejang, koma,
diperlukan.
(Anemia).
dan lain-lain.
38
menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif,
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai ada
penyulit.
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi
2. Macam-macam Persalinan
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
(Ari Kurniarum,2016)
dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.
40
3) False labor Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon
bersifat:
b) Tidak teratur
tertutup.
sulit.
tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
adalah :
pemula.
42
ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau
pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya
diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar. (Ari
Kurniarum,2016).
a. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan sedikitnya satu tanda
b. Temperature lebih dari 38⁰C, Nadi lebih dari 100x/menit dan DJJ kurang
bercampur darah
a. Kala I Kala satu terbagi menjadi dua fase yaitu laten dan aktif.
2) Fase aktif Frekuensi meningkat dan adekuat tiga kali dalam sepuluh
penrunan kepala.
apakah ada majemuk tali pusat, putaran paksi luar setelah kepala bayi
lahir.
c. Kala III (Kala Uri) Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
44
dengan tekanan pada fundus uteri (Wiknjosastro dkk, 2005). Pada tahap
ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan cara Crede
d. Kala IV (2 Jam Setelah Melahirkan) Pada tahap ini, kontraksi otot rahim
(Manuaba,2010).
7. Mekanisme Persalinan
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his
sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga
sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul dapat
Tabel 2.6
Penurunan Kepala Janin
Perlimaan Hodge Station
5/5 : kepala belum masuk
-3 : 3 cm di atas
PAP, kepala mudah di -
spina isiadika
gerakan. Konvergent.
4/5 : kepala sudah masuk -2 : 2 cm di atas
HI-HI : PAP
panggul 1/5. Konvergent spinaisiadika
HII : Sejajar dengan
3/5 : kepala sudah masuk -1 : 1 cm di atas
HI melalui pinggir
panggul 2/5. Konvergent. spinaisiadika
bawah sympisi
HIII : Sejajar dengan
2/5 : Kelapa sudah masuk
HI melalui 0 : spinaisiadika
panggul 3/5. Divergent
spinaisiadika
+1 : 1 cm di
1/5 : Kepala sudah masuk
HIII+ bawah
panggul 4/5. Divergent
spinaisiadika
0/5 : Kepala sudah masuk HIV : Sejajar dengan +2 : 2 cm di
panggl seluruhnya. HI melalui ujung bawah
Divergent. koksigis spinaisiadika
b. Fleksi
Fleksi yaitu posisi dagu bayi menempel pada dada dan ubun-ubun
d. Defleksi
f. Ekspulsi
dasar panggul, apabila kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan
belakang dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang.
g. Tahapan persalinan
1) Persalinan Kala I
a) Fase Laten
(3) Pada umunya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam
b) Fase aktif
cm.
(Manuaba, 2010).
2) Persalinan Kala II
lengkap (10 cm) dan berakhir degan lairnya bayi. Kala dua juga
kontraksi
dan/atau vaginanya.
(a) Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain
perut ibu.
bersih dan kering), ibu jari pada salah satu sisi perineum
dan 4 jari tangan ada sisi yang lain dan tanga yang lain
(c) Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi
perineum.
50
(b) Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi
melewati simfisis.
(c) Setelah bahu depan lahir, gerakan kepala keatas dan lateral
dilahirkan.
arah perineum dan sanggah bahu dengan lengan atas bayi pada
tangan tersebut.
51
(2) Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan
(6) Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara
kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan
(7) Letakkan bayi diatas kain atau handuk yang telah disiapkan
pada perut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih
bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III
dan kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan
bayi lahir
4) Persalinan Kala IV
dimaksudkan agar keadaan ibu post partum dapat dipantau dan bahaya
episiotomi perineum)
penilaian dilakukan.
posterior, dan kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika tidak ada
sfingter ani.
5) Patograf
a) Untuk semua ibu dalam kala I fase aktif (fase laten tidak dicatat di
rekam medik)
C. Nifas
1. Pengertian Nifas
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih
56
(Prawirohardjo, 2014).
2. Tahapan Postpartum
sebagai berikut:
lainnya.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
komplikasi.
3. Periode postpartum
a. Immediate Puerperium
b. Early Puerperium
c. Late Puerperium
yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu
nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu
diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik
b. Fase Taking Hold Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah
Tugas bidan yaitu mengajarkan cara perawatan bayi, cara menyusui yang
disebut involusi.
Tabel 2.7
Involusi Uterus
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Sepusat 1000 gram
Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat 500 gram
simpisis
2 minggu Tak teraba 350 gram
6 minggu Berukuran normal 50 gram
seperti semula
Sumber: Prawirohardjo 2014
b. Ligamen-ligamen Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregan
menciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang
kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar
dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam
hematokrit serta eritrosit akan bervariasi pada awal masa nifas sebagai
akibat dari volume darah, volume plasma, dan volume sel darah yang
dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat
kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat
hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu.
cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7
postpartum.
kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran melalui sectio
caesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri
naik dan pada section caesaria hematokrit cenderung stabil dan kembali
dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini
h. Lokhea Lokhea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
1) Lokhia Rubra Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
pascapersalinan.
3) Lokhia Serosa Berwarna kuning, cairan tidak berubah, pada hari ke-7
berbau busuk.
i. Endometrium
yang luas dan berdinding tipis. Rugae timbul kembali pada minggu ke
peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
menonjol.
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada
melahirkan.
63
l. Laktasi Umumnya produksi air susu baru berlangsung betul pada hari ke
yang merupakan cairan kuning lebih kental dari pada air susu,
1) Suhu Badan Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit
badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi
2) Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit.
preeklampsi postpartum.
suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga
nafas.
64
orang, respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap
dijaga, respon tubuh secara sistemik pada trauma, aliran darah dari dan ke
melahirkan, yang mirip dengan nyeri pada saat persalinan tetapi lebih
ringan. Nyeri ini semakin terasa sesuai dengan meningkatnya paritas dan
intensitasnya dan menjadi lebih ringan pada hari ketiga (Saleha, 2009).
b. Sistem muskuloskeletal
rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah
melahirkan.
c. Sistem gastrointestinal
d. Sistem perkemihan
tertinggal sisa urine sesudah kencing. Sisa urine ini dan trauma pada
hamil.
e. Sistem endokrin
1) Hormon plasenta
f. Sistem integumen
g. Abdomen
otot perut normal atau tidak, caranya dengan memasukkan jari telunjuk
dan jari tengah ke bagian dari diafragma dari perut ibu. Jika jari masuk
dua jari berarti diastasi rekti ibu normal. Jika lebih dari dua jari
a. Perawatan Awal
palpasi fundus uteri untuk memastikan kontraksi yang baik. Jika tidak
berkontraksi.
b. Ambulasi Dini
mencegah komplikasi kandung kemih yang jarang terjadi dan yang lebih
c. Perawatan Perineum
masalah, seperti hematoma dalam hari pertama atau lebih, dan infeksi
d. Diastasis Rekti
abdomen. Kasus ini sering terjadi pada multi paritas, bayi besar, poli
hidramnion, kelemahan otot abdomen dan postur yang salah. Selain itu,
menjadi melemah dan lebih tipis. Hal ini akan meningkatkan beban di
muskulus rektus yang jelas. Pada keadaan ini, dinding abdomen di sekitar
69
garis tengah hanya dibentuk oleh peritoneum, fasia tipis, lemak subkutan
dan kulit.
antara rectus lebarnya 3 jari atau lebih. Otot dinding abdomen tidak dapat
bervariasi. Bila parah banyak bagian dari dinding uterus anterior yang
hanya tertutup oleh selaput kulit, fasia yang menipis dan peritoneum.
(berlapis dua jika perlu) dari area xifoid sternum dasar sesering mungkin,
8. Tanda Homan
dan memberi tekanan ringan untk menjaga kaki tetap lurus. Jika terdapat
nyeri betis saat dorsofleksi kakai tanda ini positif, nyeri saat penekanan
berik, nyeri tekan sepanjang aliran pembuluh darah yang terkena dengan
waktu pemeriksaan tanda homan hasilnya positif (+) (Dewi dan Sunarshi,
2013)
a. Kolostrum
cairan yang berwarna kuning lemon tua. Cairan ini biasanya keluar dari
(Baskoro, 2008).
71
b. ASI Ekslusif
ASI ekslusif atau lebih tepat pemberian ASI (air susu ibu) secara
ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, sejak usia 30 menit posnatal
(setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain. ASI
yang diberi ASI tidak mengalami obstipasi (sembelit) dan ASI tidak
c. Tekhnik Menyusui
yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan posisi ibu
hangat.
h) Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan
c) Payudara bengkak
d) Mastitis
4) Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya
sendiri
tromboplebitis)
e. Kunjungan Nifas
menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi
Tabel 2.8
Tabel Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam 1) Mencegah perdarahan masa nifas karena
setelah atonia uteri.
persalinan 2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan: rujuk bila perdarahan
berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau
74
1) Nutrisi Kebutuhan nutrisi pada ibu nifas yaitu dengan tambahan kalori
IU sebanyak 2 butir dan dimunum 1x24 jam, dan suplemen tablet besi
RI, 2014).
dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta
perdarahan berlanjut.
atonia uteri.
60 abnormal.
istirahat.
dan tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
77
alami.
(a) Posisi bayi yang benar. Kepala, leher dan tubuh bayi satu
bahu saja
4) Tanda bayi cukup ASI yaitu buang air kecil sebanyak 6 kali dalam 24
jam, buang air besar bayi berwarna kekuningan dan seperti berbiji,
bayi tampak puas setelah minum ASI, frekuensi bayi 10-12 kali dalam
78
24jam, payudara terasa lembut dan kosong, serta berat badan bayi
bertambah.
mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara
memberikan ASI kepada bayi dengan perleketan dan posisi ibu dan
ASI yang pertama kali atau bila ibu merasakan lelah atau
tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena itu ibu harus
(b) Duduk
sebelum menyusui
menyusui diakhiri.
80
menyendawakan bayi :
3) Tanda Bayi Cukup ASI Menurut Dewi dkk, (2011; h. 24) tanda bayi
a) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal
c) Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali perhari
f) Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai
rentang usianya)
81
h) Bayi kelihatan puas, sewaktu waktu saat lapar akan bangun dan
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram. Neonatus ialah bayi yang
memakai alat
c. Apgar score ≥7
sempurna;
q. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam pertama,
menjadi 2 periode:
a. Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari Pada masa ini terjadi adaptasi
periode:
c. Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari b) Masa post (pasca) neonatal,
umur 29 hari sampai 11 bulan Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang
tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Pada masa ini,
tubuh pada BBL, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika
dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ventilasi/pendingin ruangan.
rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan
Kehilangan Panas:
bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
(3) Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu
ke kulit bayi
panas
kurang dari enam jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil
(7) Rawat Gabung Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan
yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah
2013 adalah :
atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga
- Lipat popok di bawah puntung tali pusat. - Luka tali pusat harus
dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat mengering dan
hati) dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan secara
tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali pusat,
tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu
baru lahir belum sempurna, maka semua bayi akan berisiko untuk
dipergunakan kembali.
infeksi mata diberikan segera setelah proses IMD dan bayi selesai
pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu ke
badan untuk bayi baru lahir cukup bulan maksimal 10% dan untuk
88
bayi yang kurang bulan maksimal 15%. Panjang badan normal 48-52
cm. Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm. Lingkar dada normal
Bibir, gusi, langit-langit utuh . Perut bayi datar teraba lemas, tidak ada
pusat atau kemerahan sekitar tali pusat. Tulang punggung tidak ada
lubang dan tidak ada benjolan. Ekstremitas jumlah jari-jari tangan dan
minor. Bayi laku-laki testis sudah turun dan terdapat lubang uretra
3. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir meliputi
1) Suhu bayi : Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-
(Muslihatun, 2010)
bulan. Segera setelah bayi lahir dilakukan penilaian kembali apakah bayi
atau bergerak aktif. Jika keadaan bayi normal dilakukan asuhan kebidanan
sebagai berikut :
c. Keringkan
e. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2
i. Pemeriksaan fisik
2017).
6. Refleks primitif
a. Refleks moro
b. Kejang-kejang
c. Lemah
d. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit), tarikan dinding
g. Demam/panas tinggi
j. Kulit dan mata bayi kuning (pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14
k. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat (Kemenkes RI, 2016).
yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat
E. Keluarga Berencana
yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usi ideal melahirkan anak, mengatur
(BKKBN,2015)
yang berarti penemuan antara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan
sperma atau mencegah penemuan sel telur dan sel sperma (Handayani,
2010).
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor
5. Kontrasepsi Pascapersalinan
1) Memberi ASI ekslusif kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan.
b. Klien menyusui
6. MAL
7. Kontrasepsi kombinasi
pascapersalinan.
8. Kontrasepsi progestin
bulan.
dapat haid, kontrasepsi progestin dapat dimulai setelah yakin tidak ada
kehamilan.
9. AKDR
c. Jika laktasi atau haid sudah dapat, insersi dilakukan sesudah yakin tidak
ada kehamilan.
10. Kondom/spermisida
11. Diafragma
12. KB alamiah
14. Tubektomi
15. Vasektomi
F. Pendokumentasian Asuhan
menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang
telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka
didokumentasikan dalam bentuk SOAP yang terdiri atas empat langkah yang
1. S (Subjektif)
2. (Objektif)
yang diperoleh dari melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik
memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.
3. A (Analisa Data)
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan data objektif. Analisa data
Varney adalah langkah kedua, ketiga dan keempat, sehingga mencakup hal-
4. P (Penatalaksanaan)
akan datang rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan
disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini
mampu mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu
evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai
TINJAUAN KASUS
Identitas Pasien
Ibu Suami
Pendidikan : SD / SD
Gol. Darah :A / -
99
100
S:
O:
A:
P:
S:
Ibu datang ke PMB pukul 15.00 WIB diantar oleh suami dan keluarga. Ibu
mengatakan mules sejak jam 05.00 WIB, belum keluar air-air. Ibu mengatakan
terakhir BAK pukul 14.00 WIB dan terakhir BAB pukul 09.00 WIB. Makan
terakhir pukul 10.00 WIB dan minum terakhir pukul 15.00 WIB,.
O:
Konjungtiva merah muda, sklera putih, abdomen tidak terdapat bekas operasi,
TFU Mcdonald 30 cm, Leopold I: 3 jari dibawah PX, teraba bulat, lunak, tidak
melenting. Leopold II: bagian perut kiri ibu teraba keras, memanjang, seperti ada
tahanan, bagian perut kanan ibu teraba bagian kecil janin, Leopold III: bagian
perut bawah ibu teraba bulat, keras, melenting, presentasi kepala janin, sudah
masuk PAP. Leopold IV: 2/5 Divergent. DJJ: 143X/menit, His: 3X10’X20”,
Genetalia: v/t. v/v t.a.k, portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, ketuban (+),
presentasi kepala, penurunan Hodge I.
A:
Ny. C 25 tahun G1P0A0 Hamil 39 Minggu Inpartu Kala I Fase Laten Fisiologis
P:
104
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Ibu. Ibu dan janin dalam keadaan
sehat, Ibu mengetahui
2. Informed Consent dilakukannya Endorphine Massase. Ibu menyetujui
3. Melakukan endorphine massase. Ibu merasa relaks
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum ketika tidak ada kontraksi. Ibu
bersedia
5. Mengobservasi His, DJJ, dan kemajuan persalinan.
6. Menyiapkan alat Ibu, bayi dan partus set.
lunak, mmHg
pembukaan
2 cm,
ketuban
(+),
presentasi
kepala,
penurunan
Hodge I.
Catatan Perkembangan
S:
Ibu mengeluh mules semakin sakit dan tak tertahankan ingin mengedan.
O:
vt. v/v t.a.k, portio tipis, lunak, Pembukaan: Lengkap, Ketuban (+), presentasi
kepala, UUK di depan, penurunan Hodge III, sisa cairan lendir.
A:
P:
Catatan Perkembangan
S:
Ibu merasa lega bayinya sudah lahir, ibu mengatakan masih terasa sedikit mules.
O:
Tidak ada janin kedua, uterus globuler, tali pusat memanjang, ada semburan darah
tiba-tiba, v/v tampak tali pusat, perdarahan pervaginam normal
A:
P:
108
Catatan Perkembangan
S:
O:
TFU 2 jari dibawah pusat, Kontraksi uterus kuat, Blass tidak penuh, Genetalia
tampak pengeluaran darah normal.
A:
109
P:
S:
Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya, ibu tidak ada keluhan, ibu sudah
tidur ± 4 jam. Sudah makan 1 kali, sudah minum air putih dan teh manis. Ibu
sudah bisa berjalan sendiri ke kamar mandi, sudah BAK.
O:
Konjungtiva merah muda, sklera putih, Payudara simetris, tidak ada retraksi, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, puting susu menonjol. pengeluaran
colostrum sedikit, abdomen tidak ada luka bekas operasi TFU 2 jari dibawah
pusat, kandung kemih tidak penuh, genetalia tidak ada laserasi, perdarahan normal
lochea rubra, anus tidak ada haemoroid, ektermitas atas dan ekstremitas bawah
tidak ada oedema dan tidak ada varises.
A:
P:
Catatan Perkembangan
S:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, BAK dan BAB sudah lancar, BAK ±5
kali/hari, BAB 1 kali/hari, makan 3kali/hari dengan porsi sedang, minum ±8
112
gelas/hari, tidak ada makanan yang dipantang, tidur malam ±6 jam terbangun
untuk menyusui.
O:
Payudara simetris, tidak ada retraksi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
abnormal, puting susu menonjol. ASI (+), abdomen tidak ada luka bekas operasi
TFU sudah tidak teraba, kandung kemih tidak penuh, genetalia bersih dan kering,
perdarahan normal lochea serosa, anus tidak ada haemoroid, ektermitas atas dan
ekstremitas bawah tidak ada oedema dan tidak ada varises.
A:
Ny. C 25 tahun P1A0 4 Hari Post Partum Fisiologis
P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengetahui.
2. Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya nifas, ibu mengerti dan bersedia
datang ke fasilitas kesehatan bila terdapat tanda bahaya nifas.
3. Mengingatkan ibu untuk selalu memenuhi nutrisi dan hidrasi tidak ada
pantangan dalam makanan, ibu dan keluarga mengerti.
4. Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya 2 jam sekali atau ketika bayi
ingin menyusu, ibu mengerti.
5. Informed Consent untuk dilakukan pijat oksitosin. Ibu menyetujui
6. Melakukan pijat oksitosin, Pijat oksitosin sudah dilakukan.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat selagi bayi tidur, ibu bersedia.
113
Identitas
Nama : By Ny. C
Tanggal Lahir : 29 April 2023
Waktu : 02.00 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke :1
S:-
O:
K/U: Baik Tonus otot: Aktif Menangis: Kuat Warna kulit:
Kemerahan
A:
Bayi Ny. I Bayi baru lahir fisiologis
P:
1. Mengeringkan dan mengganti kain basah dengan kain kering. Bayi dibungkus
dengan kain kering.
2. Melakukan jepit-jepit potong tali pusat. Sudah dilakukan.
3. Meletakan Bayi diatas perut Ibu untuk IMD dengan kepala ditutupi topi dan
diselimuti. IMD berhasil selama 1 jam.
4. Pukul 03.00 WIB melakukan pengukuran antropometri, hasilnya BB: 2800
gr, PB: 50 cm, LK: 34 cm, LD: 34 cm, LILA: 12 cm.
114
Catatan Perkembangan
S: -
O:
Kepala bentuk simetris, tidak terdapat caput succedanum, tidak terdapat cephal
hematoma, tidak ada kelainan. Muka bentuk simetris, tidak ada kelainan. Mata
simetris tidak ada secret, tidak ada kelainan, reflek glabella (+). Hidung Bentuk
simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung. Telinga bentuk
simetris, sejajar dengan ujung mata, tidak ada sekret, lubang dan daun telinga
tidak ada kelainan, reflek moro (+). Mulut: Bentuk bibir simetris, warna bibir
merah muda, bibir dan palatum utuh, reflek rooting, sucking, swallowing (+).
115
Leher simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, reflek tonic neck (+).
Klavikula utuh. Dada simetris, pergerakkan dada simetris, tidak ada tarikan
dinding dada, bunyi nafas bersih, bunyi jantung reguler, tidak ada kelainan.
Bentuk simetris, tidak ada benjolan abnormal, tali pusat bersih, berwarna putih,
terbuka, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada kelainan. Ekstremitas: Atas:
Bentuk simetris, jari lengkap, pergerakkan aktif, reflek grasp (+), Bawah: Bentuk
simetris, jari lengkap, pergerakkan aktif, reflek Babinski (+). Punggung: Bentuk
lurus, tidak ada spina bifida, reflek gallants (+) Genitalia: scrotum menutupi testis
dan terdapat 2 testis, lubang uretra normal. Anus: Terdapat lubang anus,
mekonium sudah keluar.
A:
P:
Catatan Perkembangan
S:
Ibu mengatakan bayinya sehat, menyusunya kuat, tidak rewel. Bayi menyusu
sehari ± 8 kali. Bayi sudah dimandikan.
O:
Kepala bentuk simetris, tidak terdapat caput succedanum, tidak terdapat cephal
hematoma, tidak ada kelainan. Muka bentuk simetris, tidak ada kelainan. Bentuk
simetris tidak ada secret, tidak ada kelainan, reflek glabella (+). Hidung Bentuk
simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung. Telinga bentuk
simetris, sejajar dengan ujung mata, tidak ada sekret, lubang dan daun telinga
tidak ada kelainan, reflek moro (+). Bentuk bibir simetris, warna bibir merah
muda, bibir dan palatum utuh, reflek rooting, sucking, swallowing (+).Bentuk
simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, reflek tonic neck (+).Bentuk
simetris, pergerakkan dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada, bunyi nafas
bersih, bunyi jantung reguler, tidak ada kelainan. Bentuk simetris, tidak ada
benjolan abnormal, tali pusat sudah puput. Ekstremitas: Atas: Bentuk simetris, jari
lengkap, pergerakkan aktif, reflek grasp (+), Bawah: Bentuk simetris, jari lengkap,
117
pergerakkan aktif, reflek Babinski (+). Punggung: Bentuk lurus, tidak ada spina
bifida, reflek gallants (+) Genitalia: labia mayor menutupi labia minor, lubang
uretra dan lubang vagina terpisah. Anus: Terdapat lubang anus.
A:
P:
PEMBAHASAN
A. Kehamilan
sekarang 25 tahun. Usia ini merupakan usia yang ideal untuk hamil dan
penyakit yang beresiko, misalnya kelainan bawaan dan penyulit pada waktu
persalinan yang disebabkan oleh otot Rahim kurang baik untuk menerima
(Prawirohardjo, 2014).
Pada teori dinyatakan bahwa pemeriksaan yang lengkap adalah K1, K2,
K3 dan K4. K merupakan singkatan dari kunjungan. Hal ini berarti minimal
dilakukan satu kali kunjungan antenatal pada trimester pertama, satu kali
kunjungan pada trimester kedua dan dua kali kunjungan antenatal pada
dilakukan pemeriksaan antenatal 8 kali yaitu 1 kali pada trimester I, 2 kali pada
yang sangat penting bagi proses dan output persalinan. Berat badan Ny. C
sebelum hamil adalah 52 kg dengan tinggi badan 157 cm. Berdasarkan hasil
pengukuran terakhir berat badan Ny. C adalah 67 kg dan kenaikan berat badan
118
119
bahwa ibu dalam kondisi normal berdasarkan IMT. kenaikan berat badan yaitu
15 kg, dan sesuai dengan rentang total kenaikan yang dianjurkan yaitu 11,5 –
120/80 mmHg, tidak ditemukannya tekanan darah melebihi batas normal pada
Ny.C Mengukur tekanan darah pada ibu hamil guna mendeteksi adanya faktor
120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90mmHg,
Pada pemeriksaan Lila (lingkar lengan atas) guna penilaian status gizi
didapatkan Lila ibu adalah 31 cm. Ambang batas LILA wanita usia subur
dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Bila < 23,5cm menunjukkan
ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (Ibu hamil KEK) dan beresiko
klasifikasi Normal.
TFU Ny.C pada usia kehamilan 39 minggu adalah 30 cm, Sesuai dengan teori
Manuaba (2013).
120
Tausak: Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :TBBJ = ( TFU –
11 ) x 135-155 Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
TBBJ = ( TFU –13) x 135-155. Taksiran berat janin yang didapatkan saat usia
kehamilan 39 minggu dan sudah masuk pintu atas panggul, dengan tinggi
fundus uteri 30 cm adalah 2800 gram. Keadaan ini masih dalam batas normal
sesuai dengan teori yang menyatakan berat badan bayi lahir normal adalah
normal didapatkan 143 x/menit. Hasil pemeriksaan ini masih sesuai dengan
teori yang menyatakan denyut jantung janin normal ialah 120-160 x/menit
lahir, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut hebat, demam, sakit kepala,
B. Persalinan
121
WIB dengan keluhan mules-mules sejak pukul 05.00 WIB, belum keluar air-air
dan lendir campur darah dari jalan lahir gerakan janin dirasakan ibu aktif.
Berdasarkan teori keluhan yang dirasakan ibu dapat dikatakan ibu telah masuk
kedalam inpartu. Adapun tanda-tanda inpartu yaitu rasa sakit oleh adanya his
datang lebih kuat, sering, dan teratur. Keluar lendir bercampur darah (bloody
show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. Kadang–
mendatar dan pembukaan telah ada. Hal ini tidak ada kesenjangan antara
wajar dialami oleh ibu bersalin. Salah satu faktor yang berperan dalam
Power adalah kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan
keluar. His yang normal mempunyai sifat kontraksi otot rahim mulai dari salah
satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar
ke seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang
pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur
oleh parturient.
WIB dan kala I berlangsung selama ± 8 jam, menurut teori kala I pada
122
primigravida berlangsung 8 jam namun mules dirasa sejak pukul 05.00 WIB.
cm/jam. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
Kala III pada kasus Ny. C berlangsung 7 menit pada pukul 02.10 WIB,
melahirkan plasenta secara spontan. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa Kala III berlangsung dari lahirnya bayi hingga lahirnya
plasenta secara lengkap dari dinding uterus. Biasanya plasenta lepas dalam 6 –
15 menit setelah kelahiran bayi dan keluarnya spontan atau dengan tekanan
pada fundus uteri, apabila setelah 15 menit plasenta belum juga dapat
Pada asuhan kala III telah menggunakan manajemen aktif kala III yang
sesuai dengan teori yaitu memberikan oksitosin dengan segera, penegangan tali
Pada kala IV dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam post partum yang
merupakan waktu kritis bagi ibu dan bayi, maka dari itu dilakukan pemeriksaan
123
setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
uterus, jumlah perdarahan, kandung kemih, dan tanda – tanda vital. Hal ini
sudah dilakukan dan tidak ada kesenjangan dengan teori. Selama kala I Ny. C
pemijatan ringan ini sangat penting bagi ibu hamil untuk membantu
Selain itu Ny. C diberikan intervensi Birthing Ball dengan duduk di atas
janin.
C. Nifas dan KB
masa nifas klien, dan mendeteksi apakah adanya gangguan yang dirasakan oleh
klien pada masa nifas serta menginformasikan tentang KB. Sesuai dengan teori
2009). Penulis melakukan kunjungan nifas sebanyak tiga kali dan berlangsung
normal, keadaan umum dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Proses
involusi uteri pada Ny. C berlangsung normal pada 6 jam postpartum TFU
setinggi 3 jari dibawah pusat, pada hari ke 8 post partum TFU sudah tidak
teraba.
efeksamping dan hal yang harus diwaspadai saat ada hal yang patologis.
Pada masa nifas ibu memiliki keluhan pada pola eliminasi, BAB yang
tidak teratur dan konsistensi yang sedikit keras. Penulis telah menyarankan
BAB, dan tetap memenuhi hidrasi agar tidak terjadi dehidrasi. BAB yang tidak
teratur pada masa nifas nyatanya adalah hal yang wajar dikarenakan terdapat
perubahan pada sistem pencernaan. Hal ini disebabkan karena pada waktu
(dehidrasi), kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air
dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2
125
atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau glyserin spuit atau
Lokhea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada
pengeluaran lokhea pada Ny. C adalah lokhea rubra dengan warna kemerahan.
Pada pemeriksaan nifas kedua yaitu 7 hari post partum, pengeluaran lokhea
pada Ny. C adalah lokhea Sanguinolenta dengan warna merah kuning berisi
bahwa Ny. C memiliki pengeluaran lokhea yang fisiologis. Hal ini sesuai teori
(Prawirohardjo, 2014).
Proses adaptasi psikologi ibu berjalan dengan baik, pada nifas hari
pertama ibu hanya mengalami periode taking in, yaitu Ny. C masih merasa
mulas, kurang tidur, dan kelelahan. Berdasarkan teori, Fase ini merupakan
periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua
setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif
ibu yaitu istirahat yang cukup dan komunikasi yang baik. Setelah melewati fase
taking in, ibu akan menjalani fase taking hold yang berlangsung 3-10 hari
setelah melahirkan, dimana pada fase ini ibu merasa khawatir akan
(Ambarwati, 2008).
126
bayinya secara efisien, selain mengurus bayi ibu juga harus merasa cukup
dengan pola istirahatnya serta tidak lupa penulis mengingatkan untuk selalu
menjaga personal hygiene, penkes gizi, cara menyusui yang benar. Selama
masa nifas, proses laktasi berjalan dengan baik dan tidak terjadi pembengkakan
pada payudara ibu. Segera setelah lahir, penulis menganjurkan agar ibu
memberikan hanya ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan apapun.
Penulis juga memberikan penkes mengenai manfaat dari pemberian ASI, sesuai
dengan teori yang dikemukakan, Air Susu Ibu (ASI) mempunyai sifat
pernafasan dan paru-paru, otitis media, karena air susu ibu mengandung
kenyamanan pada ibu. Selain itu, ibu melakukan senam kegel untuk
Segera setelah bayi lahir, penulis menetekkan bayi pada Ny. C dengan
melakukan proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Hal ini dilakukan agar dapat
melakukan penilaian dan perawatan pada bayi yaitu menjaga kehangatan pada
bayi, menganjurkan ibu untuk menyusi bayinya dengan cara memberitahu ibu
cara menyusui yang benar. Pada bayi Ny. C penulis memberikan salep mata
diberikan secara IM pada sepertiga anterolateral paha kiri bayi. Setelah bayi
anterolateral paha kanan bayi. Hal ini sudah sesuai dengan teori dan tidak ada
kesenjangan.
kuat, refleks hisap baik, tali pusat masih basah dan dibiarkan terbuka. Hal ini
normal, tidak ada ikterus, ibu hanya memberikan ASI saja, ini sesuai dengan
teori yang mengatakan bahwa bayi baru lahir hanya diberikan ASI saja, tidak
normal, tidak ikterus, tidak hipotermi, bayi hanya di beri ASI saja, terdapat
kenaikan berat badan, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa bayi
baru lahir hanya diberikan ASI saja, tidak ada tanda-tanda infeksi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mulai dari pengkajian (data subjektif dan data objektif), analisa data dan
kesenjangan antara teori dan praktik selama asuhan persalinan mulai dari
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik serta tidak ditemukan adanya
128
129
dan data objektif), analisa data dan penatalaksanaan asuhan yang diberikan.
kegawatdaruratan neonatal.
5. Pendokumentasian
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Tidak ada kesenjangan
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB yang disesuaikan dengan evidence
Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka
Affandi Biran. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrsepsi. Jakarta: PT.
Bina Pustaka
APN. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:
JNPK-KR
Asmadi. 2009. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Baskoro, A. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media
Devi, Tria Eni Rafika. 2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika
Dewi, Vivian N.L., & Sunarsih, Tri. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika
131
Gunawan, Lany. 2012. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius
Guyton dan Hall. 2013. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 12E. Jakarta: Elsevier
Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:
Depkes RI
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesi tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan dan JICA
Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: BPPSDM Kesehatan
132
Manuaba, IAC., I Bagus, dam IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi Kedua. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC
PP IBI. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: Pengurus Pusat IBI
Prawihardjo, S., 2014. Ilmu Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika
Purwoastuti & Walyani. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
133
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Cetakakn Ke-1. Jakarta: EGC
Sari, Anggrita,. dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor: In. Media
Suherni., Widyasih, Hesty., & Rahmawati, Anita. 2009. Perawatan Masa Nifas.
Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Fitramaya
134