0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan6 halaman
Bab 2 Tinjauan Pustaka membahas beberapa bahan kimia dan konsep yang relevan dengan penelitian, termasuk bahan organik, limbah organik, kalium permanganat, asam oksalat, asam sulfat, titrasi permanganometri, dan baku mutu air serta limbah.
Bab 2 Tinjauan Pustaka membahas beberapa bahan kimia dan konsep yang relevan dengan penelitian, termasuk bahan organik, limbah organik, kalium permanganat, asam oksalat, asam sulfat, titrasi permanganometri, dan baku mutu air serta limbah.
Bab 2 Tinjauan Pustaka membahas beberapa bahan kimia dan konsep yang relevan dengan penelitian, termasuk bahan organik, limbah organik, kalium permanganat, asam oksalat, asam sulfat, titrasi permanganometri, dan baku mutu air serta limbah.
Bahan organik adalah kumpulan senyawa- senyawa organik kompleks yang telah mengalami proses dekomposisi oleh organisme pengurai, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi [ CITATION Sup17 \l 1057 ] . Bahan organik memegang peran yang sangat penting di dalam tanah dan merupakan faktor kunci dalam berbagai proses biokimia dalam tanah. Bahan organik merupakan kompleks gabungan antara jasad hidup, mati, bahan terdekom-posisi dan senyawaorganik. Penyediaan hara bagi tanaman dapat dilakukan dengan penambahan pupuk baik organik maupun anorganik. Bahan organik di samping berpengaruh terhadap penambahan unsur hara, juga berpengaruh dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah [ CITATION Lum12 \l 1057 ]
2.2 Limbah Organik
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung unsur Karbon (C), sehingga meliputi limbah dari makhluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti tinja (feaces) berfungsi mengandung mikroba potogen, air seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen dan Posfor sisa makanan, sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain- lain. Kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah tersebut mempunyai racun yang tinggi misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit bibit penyakit atau pencemaran biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya. Namun secara teknis sebagian orang mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang hanya berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-bahan organik alami namun sulit membusuk atau terurai, seperti kertas, dan bahan organik sintetik (buatan) yang sulit membusuk atau terurai [ CITATION Has16 \l 1057 ]. 2.3 Kalium Permanganat Kalium permanganat adalah suatu senyawa kimia anorganik yang memiliki rumus KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4-. Kalium permanganat larut dalam air dan menghasilkan larutan berwarna merah muda atau ungu Intens. Senyawa ini merupakan suatu agen pengoksidasi yang baik, dimana mangan memiliki bilangan oksidasi +4 sehingga dapat dimanfaatkan dibidang kesehatan maupun industry. Kalium Permanganat memiliki rumus kimia KMnO4 dan merupakan garam yang mengandung ion K+ dan MnO4 - . Kalium permanganat merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Kalium permanganat larut dalam air menghasilkan larutan berwarna merah muda. Penguapan larutan ini meninggalkan kristal prismatic berwarna keunguan hitam. Kalium permanganate memiliki nama lain yaitu chameleon mineral, CI 77755, kristal condy’s dan cairox. Kalium permanganat merupakan kristal perunggu dan stabil. Kalium permanganat dapat bereaksi dengan senyawa yang mudah menyala sehingga menyebabkan kebakaran dan dijauhkan dari senyawa pereduksi, asamkuat, material organic, peroksida, alcohol dan senyawa kimia logam aktif [CITATION Fer18 \l 1057 ]. Kalium permanganat (KMnO4) adalah salah satu jenis bahan yang dapat menyerapkan dengan etilen di udara untuk memperpanjang masa simpan buah. Kalium permanganat akan mengoksidasi etilen dan diubah ke dalam bentuk etil englikol dan mangan dioksida [CITATION Adi14 \l 1057 ].
2.4 Asam Oksalat
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Asam oksalat merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di- anionnya dikenal sebagai oksalat juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contohnya kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan [ CITATION Ati17 \l 1057 ]. 2.5 Asam Sulfat Asam sulfat adalah golongan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan salah satu produk utama industri kimia yang memiliki banyak kegunaan dalam berbagai proses. Asam sulfat biasa digunakan sebagai pelarut, pereaksi, suasana asam, pengawetan, dan lain-lain. Ciri-ciri asam sulfat antara lain cair, bening, dan tidak berbau [ CITATION Lis18 \l 1057 ].
2.6 Titrasi Permanganometri
Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam proses titrasi larutan sampel. Hal ini dikarenakan permanganometri memiliki kelebihan antara lain merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan indikator, mudah diperoleh dan terjangkau. Namun demikian, terdapat kekurangan dari metode ini yakni larutan yang tidak stabil dalam penyimpanan sehingga harus sering dilakukan pembakuan [ CITATION Put16 \l 1057 ].
2.7 Baku Mutu
2.7.1 Baku Mutu Air Baku mutu air diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Peratutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 mengatur tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum dengan standar baku mutu sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar baku mutu PMK No. 32 Tahun 2017 No. Parameter Unit Standar Baku Mutu (kadarmaksimum) Wajib 1. pH mg/L 6,5 - 8,5 2. Besi mg/L 1 3. Fluorida mg/L 1,5 4. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 5. Mangan mg/L 0,5 6. Nitrat, sebagai N mg/L 10 7. Nitrit, sebagai N mg/L 1 8. Sianida mg/L 0,1 9. Deterjen mg/L 0,05 10. Pestisida total mg/L 0,1 Tambahan 1. Air raksa mg/L 0,001 2. Arsen mg/L 0,05 3. Kadmium mg/L 0,005 4. Kromium mg/L 0,05 5. Selenium mg/L 0,01 6. Seng mg/L 15 7. Sulfat mg/L 400 8. Timbal mg/L 0,05 9. Benzene mg/L 0,01 10. Zatorganik (KMnO4) mg/L 10
Parameter wajib merupakan paramter yang harus diperiksa secara berkala
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan parameter tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi geohidrologi mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan dengan parameter tamabahan [ CITATION Ind17 \l 1057 ].
2.7.2 Baku Mutu Limbah Domestik
Baku mutu limbah domestik diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2016. Peratutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2016 mengatur tentang air limbah domestik yang dihasilkan dari skala rumah tangga dan usaha dan/atau kegiatan berpotensi mencemari lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke media lingkungan dengan standar baku mutu sebagai berikut: Tabel 2.2 Standar baku mutu air limbah domestik Parameter Satuan Kadar Maksimum pH - 6-9 BOD mg/L 30 COD mg/L 100 TSS mg/L 30 Minyak&lemak mg/L 5 Amoniak mg/L 10 Total Colirorm jumlah/100 mL 3000 Debit L/orang/hari 100 Parameter dari salah satu kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku mutu air limbah domestik Peraturan Menteri inim aka parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izin. Dalam hal terdapat Parameter yang sama dari beberapa kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku mutu air limbah domestik dalam Peraturan Menteri ini maka parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izin dengan kadar yang paling ketat [CITATION Ind16 \l 1057 ].
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, F.Z. 2014. “Pengaruh Penggunaan KMnO4 Sebagai Bahan Penyerap
Etilen Selama Penyimpanan Buah Alpukat.” Persea Americana, Mill (5), 21-22. Atikah. 2017. “Pengaruh Oksidator dan Waktu Terhadap Yield Asam Oksalat Dari Kulit Pisang Dengan Proses Oksidasi Karbohodrat.” Jurnal Redoks 2(1). Feronika, N. I., & Zainul, R. 2018. “Kalium Permanganat: Termodinamika Mengenai Transport Ionik dalam Air.” Chemistry Education. Hasibuan, R. 2016. “Analisis dampak limbah/sampah rumah tangga terhadap pencemaran lingkungan hidup. .” Jurnal Ilmiah Advokasi 4(1), 42-52. Indonesia. 2017. “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Keesehatan air untuk Keperluan Higiene Sitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.” Indonesia. Indonesia. 2016. “Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.” Indonesia. Listyorini, R., dkk. 2018. “Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat dan Lama Perendaman Terhadap Kuat Lentur Kayu Kelapa Implementasi Pada Mata Kuliah Ilmua Bahan Bangunan.” IJCEE 4 (1). Lumbanraja, P. 2012. “Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Jenis Mulsa Terhadap Kapasitas Pegang Air Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max l) var. Willis Pada Tanah Ultisol Simalingkar. .” Jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi 5(2), 58-72. Putra, F. dan Djarot Sugiarso. 2016. “Perbandingan Metode Analisis Permanganometri dan Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi(II).” JURNAL SAINS DAN SENI ITS 5 (1). Supriyantini, E., Nuraini, R. A. T., & Fadmawati, A. P. 2017. “Studi kandungan bahan organik pada beberapa muara sungai di kawasan ekosistem mangrove, di wilayah pesisir pantai Utara Kota Semarang, Jawa Tengah.” Buletin Oseanografi Marina 6(1), 29-38.