Anda di halaman 1dari 29

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT BUAH LONTAR

UNTUK MENURUNKAN KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR


INDUSTRI LAUNDRY

PROPOSAL PENELITIAN

“Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di


Program Studi Teknik Kimia”

DIUSULKAN OLEH :
RIZKA SAFITRI 2010814320006
ZELVA NOVRIZA 2010814220045

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Ir. CHAIRUL IRAWAN S.T., M.T., Ph.D

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga proposal penelitian yang berjudul “Pembuatan
Karbon Aktif Dari Limbah Kulit Buah Lontar Untuk Menurunkan Kadar Fosfat
Pada Limbah Cair Industri Laundry" dapat terselesaikan. Tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing
yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada proposal
penelitian ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar untuk
kesempurnaan proposal ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Banjarbaru, 30 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................3
1.5 Luaran yang Diharapkan.............................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4
2.1 Fosfat..........................................................................................................4
2.2 Kulit Buah Lontar.......................................................................................5
2.3 Adsorpsi......................................................................................................5
2.4 Aktivasi Adsorben......................................................................................7
2.5 Metode AAS...............................................................................................7
2.6 Penelitian Terdahulu...................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................10
3.1 Alat..........................................................................................................10
3.2 Bahan.......................................................................................................10
3.3 Variabel Penelitian...................................................................................10
3.4 Prosedur Penelitian..................................................................................10
3.4.1 Persiapan Karbon Aktif dari Kulit Buah Lontar
.................................................................................................................
10
3.4.2 Penentuan Massa Optimum Karbon Aktif Kulit Buah Lontar
.................................................................................................................
12

ii
3.4.3 Penentuan pH Optimum Adsorpsi
.................................................................................................................
12
3.4.1 Penentuan Suhu Optimum adsorpsi
.................................................................................................................
12

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...................................................13


4.1 Anggaran Biaya..........................................................................................13
4.2 Jadwal Penelitian........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................DP-1

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kualitas Limbah Laundry.................................................................4


Tabel 4.2 Adsorpsi pada Limbah Cair..............................................................9
Tabel 4.2 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian.............................................14
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian...............................................................15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alir Persiapan Karbon Aktif Kulit Buah Lontar...........11

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Adsorpsi Fosfat menggunakan Biosorben


Kulit Buah Lontar........................................................................13

iv
ABSTRAK

Fosfat merupakan salah satu senyawa esensial untuk pertumbuhan makhluk hidup.
Biasanya fosfat dapat ditemukan di alam atau lingkungan yang lebih baik maupun air limbah
dalam bentuk fosfat. Senyawa fosfat merupakan nutrisi yang sangat penting bagi lingkungan.
Akan tetapi, jika didalam air limbah terdapat fosfat maka dapat menghambat penguraian pada
proses biologis lingkungan. Limbah laundry yang dihasilkan dari deterjen mengandung fosfat
yang tinggi sehingga menyebabkan terbentuknya lapisan film dalam air yang akan menurunnya
tingkat transfer ke dalam air serta dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang cukup serius pada
manusia. Salah satu pemanfaatan kulit dari buah lontar dapat menjadi karbon aktif sebagai
adsorben fosfat yang terkandung dalam limbah cair. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
manfaat terbaik kulit buah lontar sebagai adsorben fosfat pada limbah air industri laundry. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah lontar yang telah dihaluskan hingga ukuran
60 mesh dimasukkan ke dalam furnace dengan suhu 400 ℃ selama 2 jam hingga terbentuk karbon.
Langkah selanjutnya adalah pengaktifan biosorben dengan larutan kalium hidroksida. Kemudian
dibilas menggunakan akuades hingga pH mendekati netral. Kemudian menentukan massa
optimum adsorpsi dengan variasi massa (5 dan 10) gram. Kemudian menentukan pH optimum
adsorpsi dengan variasi pH 2, 4 dan 6. Kemudian menentukan suhu optimum adsorpsi dengan
variasi suhu 40℃, 50℃ dan 60℃. Pengembangan penurunan kadar fosfat dengan karbon aktif
berbentuk bubuk dari bahan organik berupa kulit buah lontar sangat berpotensi untuk dilakukan.

Kata kunci: kulit buah lontar, fosfat, adsorpsi, karbon aktif, limbah cair

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua makhluk hidup berkeinginan selalu tersedianya sumber air bersih
di bumi ini. Karena dapat meningkatkan kesehatan tubuh bagi pengkonsumsinya.
Namun, adanya industri laundry sebagai salah satu lapangan pekerjaan baru
menyebabkan deterjen menempati peringkat nomor satu sebagai bahan yang
menemari lingkungan perairan (Ngatimin dkk., 2020). Industri laundry perlu
mendapat perhatian karena limbah dari produksinya dibuang langsung ke selokan
atau badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Limbah dari laundry
mengandung deterjen yang memiliki potensi bahaya antara lain terbentuknya
lapisan film dalam air akan menyebabkan menurunnya tingkat transfer ke dalam
air, gangguan kesehatan yang cukup serius pada manusia, serta kombinasi antara
polifosfat dengan surfaktan dalam deterjen dapat meningkatkan kandungan fosfat
dalam air. Selain itu limbah laundry yang dihasilkan dari deterjen mengandung
fosfat yang tinggi. Dengan demikian pemrosesan limbah laundry menjadi sangat
penting agar beban pencemaran berkurang dan air dapat dimanfaatkan kembali.
Polutan dapat berbentuk unsur atau senyawa kimia sintetik maupun alami
yang mana berpotensi sebagai bahan pencemar karena konsterasinya cukup
tinggi. Salah satu contohnya adalah fosfat. Senyawa fosfat merupakan nutrisi yang
sangat penting bagi lingkungan Akan tetapi, jika didalam air limbah terdapat
fosfat maka dapat menghambat penguraian pada proses biologis lingkungan
(Marzuki dkk., 2022). Akibatnya jika kandungan fosfat semakin tinggi maka
dapat menimbulkan masalah yang sangat serius untuk pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak tersebut diperlukannya pengolahan
limbah laundry dengan membuat adsorben yang ramah lingkungan dari bahan
organik berupa kulit buah lontar sebagai karbon aktif berbentuk bubuk yang
berguna untuk menurunkan kadar fosfat.

1
Penelitian dalam mengurangi kadar surfaktan anionik dan fosfat dalam
air limbah laundry dilakukan oleh Utomo dkk. (2018) dengan menggunakan
adsorben

1
2

dari karbon aktif komersial (teknis). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
bahwa semakin kecil ukuran partikel, maka semakin tinggi kapasitas adsoprsinya
dari variasi ukuran -200 mesh dengan kandungan surfaktan anionik menjadi 3,102
ppm, dan penurunan kadar fosfat dengan karbon aktif diperoleh kandungan fosfat
yang berkurang signifikan dibawah batas deteksi. Oleh karena itu, pengembangan
penurunan kadar fosfat dengan karbon aktif berbentuk bubuk dari bahan organik
berupa kulit buah lontar sangat berpotensi untuk dilakukan. Pada penelitian ini
dikembangkannya karbon aktif dari kulit buah lontar sebagai adsorben untuk
menurunkan kadar fosfat dalam limbah laundry.
Buah lontar atau yang sering dikenal sebagai buah siwalan merupakan
jenis palma yang tumbuh tersebar di setiap daerah Indonesia. Buah ini termasuk
famili Arecaceae yang mana sering tumbuh pada daerah tropis dengan kondisi
tanah yang kering. Kulit buah lontar salah satu limbah perkebunan yang kurang
dimanfaatkan (Fariha dkk., 2020). Akan tetapi, masyarakat hanya memanfaatkan
daging, daun maupun niranya sebagai sumber mata pencaharian. Kulit dari buah
ini seringkali menjadi sampah organik hingga menjadi limbah. Karena
pemanfaatan kulit buah lontar yang kurang maksimal. Sehingga untuk
memaksimalkannya kulit buah lontar digunakan sebagai bahan baku pembuatan
adsorben yang bernilai ekonomis.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pembuatan karbon aktif dari kulit buah lontar?
2. Bagaimana menentukan kondisi optimum adsorpsi (massa, pH dan
temperatur)?
3. Bagaimana menganalis kandungan fosfat dari limbah cair industri
laundry yang ditambahkan karbon aktif kulit buah lontar menggunakan
metode AAS?
3

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan karbon aktif dari kulit buah lontar.
2. Untuk menentukan kondisi optimum adsorpsi (massa, pH dan
temperatur).
3. Untuk menganalis kandungan fosfat dari limbah cair industri laundry
yang ditambahkan karbon aktif kulit buah lontar menggunakan metode
AAS.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mengurangi penemaran lingkungan.
2. Mengurangi potensi kadar zat yang berbahaya.
3. Memanfaatkan limbah buangan (sampah organik).

1.5 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Mengikuti seminar proposal.
2. Publikasi ilmiah di jurnal nasional.
3. Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta 2022.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fosfat
Fosfat merupakan salah satu senyawa esensial untuk pertumbuhan
makhluk hidup. Biasanya fosfat dapat ditemukan di alam atau lingkungan yang
lebih baik maupun air limbah dalam bentuk fosfat. Fosfat di dalam air limbah
dapat berupa senyawa polifosfat, ortofosfat, dan fosfat yang bercampur zat
organik. Adanya fosfat yang terkandung dalam deterjen dapat menghasilkan
limbah laundry. Jika dalam air limbah terdapat fosfat maka dapat menghambat
kerja mikroorganisme air untuk penguraian pada proses hayati (Marzuki dkk.,
2022).
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Air
Limbah, kadar paling tinggi untuk fosfat dalam industri sabun deterjen adalah 2
mg/L dalam air limbah. Sedangkan, industri laundry saat ini berkembang pesat,
sehingga industri laundry ini perlu mendapat perhatian karena para pelaku indsutri
laundry membuang langsung limbah sisa produksinya ke selokan atau badan air
tanpa pengolahan terlebih dahulu. Limbah dari laundry mengandung deterjen
yang memiliki potensi bahaya antara lain terbentuknya lapisan film dalam air akan
menyebabkan menurunnya tingkat transfer ke dalam air, campuran antara
polifosfat dan surfaktan di dalam deterjen dapat meningkatkan kandungan fosfat
dalam air, serta dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang cukup serius pada
manusia (Utomo dkk., 2018).
Berikut adalah tabel kualitas limbah laundry (Kusuma dkk., 2019) :

Table 1.1 Kualitas Limbah Laundry


Parameter Kadar Awal
BOD (mg/L) 441
COD (mg/L) 910,5
Fosfat (mg/L) 38,24
pH 9
Surfaktan (mg/L) 47,8

4
4
5

2.2 Kulit Buah Lontar


Pohon lontar akan menghasilkan buah lontar yang terdiri dari daging,
tempurung, hingga kulit dalam jumlah yang banyak. Hampir semua dari pedagang
buah ini hanya membuang kulitnya tanpa memanfaatkan kembali. Kulit dari buah
ini dapat digunakan menjadi karbon aktif untuk solusi agar tidak menumpuk
dilingkungan dan dapat menanggulangi limbah secara efektif. Banyak
pemanfaatan limbah kulit lontar yang menjadi karbon aktif sebagai adsorben
(Kurniati dkk., 2021). Dengan menjadikan kulit ini sebagai karbon aktif,
diharapkan limbah ini dapat bernilai ekonomis.
Karbon aktif merupakan bahan yang memiliki kandungan karbon
didalamnya. Bahan yang banyak mengandung karbon terdapat pada kayu, serabut
kelapa, rumput, sekam dan biomassa lainnya. Dengan penggunaan kulit buah
lontar sebagai karbon aktif dapat memiliki nilai guna yang tinggi. Kulit lontar
mengandung selulosa sebesar 11,90% (Fariha dkk., 2020) maka sama halnya
mengandung senyawa polimer juga. Polisakarida yang memiliki gugus -OH
sehingga dapat dibuat menjadi karbon aktif (Murtono, 2017).

2.3 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan proses penyerapan gas atau cairan yang terikat pada
molekul, atom, atau ion pada permukaan lain dari padatan. Adsorpsi berbeda
dengan dengan absorpsi. Untuk proses adsorpsi, molekul hanya melekat pada
permukaan saja sedangkan untuk absorpsi, terjadi pelarutan absorbat ke dalam
medium absorben. Pada proses adsorpsi terdapat 2 zat yang berinteraksi yaitu,
adsorbat dan adsorben. Adsorbat adalah zat yang diadsorpsi, sedangkan adsorben
adalah zat yang mengadsorpsi, yang mana fasa padatnya berperan sebagai tempat
berpindahnya zat terlarut dari larutan (Setianingsih, 2018).
Proses fisika yang terjadi karena adanya gaya tarik-menarik yang relatif
lemah antara adsorbat dengan permukaan adsorben merupakan proses adsorpsi.
Proses adsorpsi juga disebabkan oleh gaya intermolekul lebih besar dari gaya tarik
antar molekul. Adsorpsi juga merupakan peristiwa reversibel, terjadi pada
temperatur rendah, terjadi tanpa memerlukan energi aktivasi sehingga membentuk
6

lapisan multilayer pada permukaan adsorben, ikatan yang terbentuk dapat


diputuskan dengan mudah melalui pemanasan, dan panas yang dibutuhkan
umumnya rendah yaitu pada kisaran 5-10 kkal/gmol gas (Sandra dkk., 2022).
Faktor- faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi diantaranya
(Ramli dan Mustam, 2022) :
1. Luas permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, maka makin banyak zat yang teradsorpsi.
Luas permukaan adsorben ditentukan oleh ukuran partikel dan jumlah dari
adsorben.
2. Jenis adsorbat
Peningkatan berat molekul adsorbat dapat meningkatkan kemampuan
adsorpsi Adsorbat dengan rantai yang bercabang biasanya lebih mudah
diadsorpsi dibandingkan rantai yang lurus.
3. Struktur molekul
Struktur molekul adsorbat Hidroksil dan amino mengakibatkan mengurangi
kemampuan penyisihan sedangkan Nitrogen meningkatkan kemampuan
penyisihan.
4. Konsentrasi Adsorbat
Semakin besar konsentrasi adsorbat dalam larutan maka semakin banyak
jumlah substansi yang terkumpul pada permukaan adsorben.
5. Temperatur
Pemanasan atau pengaktifan adsorben akan meningkatkan daya serap
adsorben terhadap adsorbat menyebabkan pori-pori adsorben lebih terbuka
pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan rusaknya adsorben sehingga
kemampuan penyerapannya menurun.
6. pH
pH larutan mempengaruhi kelarutan ion logam, aktivitas gugus fungsi pada
biosorben dan kompetisi ion logam dalam proses adsorpsi.
7. Waktu Kontak
Penentuan waktu kontak yang menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum
terjadi pada waktu kesetimbangan.
7

Proses adsorpsi merupakan proses yang menarik untuk dikaji karena


metode ini dapat dilakukan dengan berbagai jenis material, salah satunya adalah
karbon aktif. Karbon aktif dipilih karena memiliki daya serap yang tinggi yakni
mencapai 25-100% terhadap senyawa organik ataupun anorganik serta luas
permukaan yang besar berkisar antara 300-350 m2/g (Utomo dkk., 2018). Oleh
karena itu, dalam penelitian ini dilakukan untuk menurunkan kadar fosfat dalam
limbah laundry.

2.4 Aktivasi Adsorben


Aktivasi adalah memperluas diameter pori yang sudah terbentuk pada
proses karbonisasi dan membentuk pori baru (Saptati dan Himma, 2018).
Sehingga meningkatnya kemampuan adsorpsi dari karbon aktif. Aktivasi karbon
aktif berarti penghilangan zat-zat yang menutupi pori-pori pada permukaan arang.
Proses aktivasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu ada aktivasi fisika dan aktivasi
kimia. Aktivasi fisika adalah proses pemutusan rantai karbon dari senyawa
organik dengan bantuan panas, uap dan CO 2. Sedangkan aktivasi kimia adalah
proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan pemakaian bahan-
bahan kimia (Patmawati, 2022). Aktivasi dapat dilakukan dengan bahan-bahan
kimia antara lain H2SO4, HCl, H3PO4 dan ZnCl2.

2.5 Metode AAS


Atomic Absorption Spectrophotometric atau biasa disebut AAS adalah
suatu metode analisis yang didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh
atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar. Metode AAS berprinsip pada
absorpsi cahaya oleh atom dan serapan atom hanya tergantung pada perbandingan
tidak tergantung pada temperatur (Nasir, 2020). Metode AAS dilakukan dengan
mengambil filtrat dan menguji kandungannya untuk mengukur daya adsorbansi.

Untuk penentuan kadar fosfat yang diserap oleh karbon aktif kulit buah
lontar dapat digunakan dengan perhitungan daya serap adsorben. Berikut
persamaan daya serap adsorben alternatif dapat dirumuskan (Sudarmawan dkk.,
2020) :
8

( Larutan sebelum−Larutan Sesudah)


Daya Serap = x 100 %
Larutan Sebelum
…(2.1)

Kapasitas adsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut


(Anggriani dkk., 2021) :

Co−Ce
Q=( )xV …(2.2)
m

Keterangan :
Q = Kapasitas adsorpsi (mg/g)
Co = Konsentrasi awal larutan (mg/L)
Ce = Konsentrasi akhir lariutan (mg/L)
m = massa adsorben yang digunakan (g)
V = volume larutan (mL)

2.6 Penelitian Terdahulu


Penelitian sebelumnya telah dilakukan dengan menurunkan kadar
surfaktan anionik dan fosfat dari limbah laundry (Utomo dkk., 2018). Pada
penelitian tersebut, adsorben yang digunakan adalah karbon aktif komersial
(teknis) sebanyak 4 gram tanpa diaktivasi. Serta menggunakan variasi ukuran
partikel yang lolos ayakan 60 mesh, 120 mesh dan 200 mesh. Adapun beberapa
penelitian yang telah dilakukan untuk adsorpsi pada limbah cair sebagai berikut :
8
9

Tabel 2.2 Adsorpsi pada Limbah Cair


Zat yang Persentase
Adsorben Limbah Cair Peneliti
diserap Penurunan
Sabut Siwalan Limbah Rhodamin 67,59% (Heriono dan
Industri Batik B Rusmini, 2015)
Kacang Tanah Limbah COD dan 96,82% dan (Komala dkk.,
Industri Tahu BOD 90,94% 2021)
Bijih Plastik Limbah Amoniak 48,77% (Tati dkk.,
Rumah sakit 2020)
Ampas Tebu Limbah Timbal 93,5% (Nurhayati dkk.,
dan PAC Laboratorium 2018)
Ijuk, Arang Limbah COD dan 67,5% dan (Albasthomi
Aktif dan Zeolit Industri Cat TSS 40% dkk., 2019)
BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Proses Program


Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.

3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, blender, neraca
analitik, sudip, pengaduk kaca, gelas beker, Erlenmeyer, buret, pipet volume,
propipet, pipet tetes, gelas arloji, gelas ukur, corong, cawan porselin, penjepit
krusibel, statif dan klem, hotplate, magnetic heated stirrer, stirrer, furnace, pH
meter, oven, ayakan 60 mesh, desikator, dan spektrofotometer AAS.

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah lontar,
limbah laundry, akuades, KOH 2 M, HCl, NaOH, kertas saring whatman, dan
aluminium foil.

3.3 Variabel Penelitian


Adapun variabel pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu :
Penelitian ini menggunakan dua variabel proses yaitu:
1) Variabel Bebas terdiri dari komposisi bahan dengan variasi massa (2 gram, 5
gram dan 10 gram) dengan berbagai pH awal larutan (2, 4, dan 6), pemanasan
pada variasi suhu (40°C, 50°C, dan 60°C).
2) Variabel Terikat terdiri dari sampel limbah laundry sebanyak 50 mL,
adsorpsi dilakukan selama 15 menit dan spektrofotometer AAS menggunakan
panjang gelombang 880 nm.

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Persiapan Karbon Aktif dari Kulit Buah Lontar
Sampel kulit buah lontar yang sudah dipisahkan dari cangkangnya dicuci
hingga bersih. Kemudian, kulit buah lontar dipotong menjadi ukuran kecil dan
dikeringkan dengan panas matahari selama 5 hari. Setelah itu, kulit buah lontar

10
11

dihaluskan dengan blender dan kulit buah lontar diperkecil dengan ayakan 60
mesh. Selanjutnya, kulit buah lontar tadi ditempatkan pada cawan porselin dan
dikarbonasi dalam furnace. Karbonasi dilakukan pada suhu 400°C selama 2 jam,
lalu disimpan dalam desikator. Setelah itu, kulit buah lontar yang telah
dikarbonasi diaktifkan secara kimia. Aktivasi karbon aktif kulit buah lontar secara
kimia dilakukan dengan merendamkannya dengan larutan KOH 2 M di dalam
gelas beker. Kemudian gelas beker ditempatkan di magnetic heated stirrer pada
suhu ruang dengan kecepatan 150 rpm selama 2 jam. Selama pengadukan gelas
beker ditutup dengan aluminium foil untuk mencegah kontaminasi. Setelah itu,
karbon aktif dibilas dengan akuades hingga pH mendekati netral. Lalu,
dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 30 menit dan disimpan dalam
desikator.

Kulit buah lontar

Dikeringkan dengan panas matahari


t = 7 hari
Dihaluskan dan diayak
Ukuran = 60 mesh

Dimasukkan ke dalam furnace


T = 400 oC; t = 2 jam
Diaktivasi dengan kalium hidroksida
t = 2 jam, 150 rpm
Dibilas dan dikeringkan dengan oven
T = 105 oC; t = 30 menit
Karbon aktif

Gambar 3.1 Diagram Alir Persiapan Karbon Aktif Kulit Buah Lontar
12

3.4.2 Penentuan Massa Optimum Karbon Aktif Kulit Buah Lontar


Siapkan sampel karbon aktif dengan massa masing-masing sebanyak 2
gram, 5 gram dan 10 gram. Kemudian menyiapkan 2 larutan sampel limbah
laundry masing-masing sebanyak 50 mL. Masukkan karbon aktif sebanyak 5
gram ke dalam sampel limbah laundry yang telah disiapkan. Lalu diadsorpsi
selama 15 menit. Selanjutnya, membaca absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer AAS pada panjang gelombang 880 nm. Proses diulangi kembali
untuk karbon aktif sebanyak 10 gram.

3.4.3 Penentuan pH Optimum Adsorpsi


Siapkan 3 sampel limbah laundry masing-masing sebanyak 50 mL. Ukur
pH sampel limbah laundry dan didapatkan pH nya adalah 4. Kemudian HCl
ditambahkan hingga pH larutan menjadi 2 dan NaOH ditambahkan hingga pH
larutan menjadi 6. Kemudian, siapkan 3 sampel karbon aktif masing-masing
sebanyak 2 gram. Masukkan karbon aktif sebanyak 2 gram ke dalam sampel
limbah laundry pH 2 yang telah disiapkan. Kemudian sampel diadsorpsi selama
15 menit. Kemudian membaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer
AAS pada panjang gelombang 880 nm. Ulangi hal yang sama untuk sampel
limbah laundry dengan pH 4 dan 6.

3.4.4 Penentuan Suhu Optimum Adsorpsi


Siapkan 3 sampel karbon aktif masing-masing sebanyak 2 gram dan
siapkan 3 sampel limbah laundry masing-masing sebanyak 50 mL. Selanjutnya,
masukkan karbon aktif sebanyak 2 gram ke dalam sampel limbah laundry 50 mL.
Sampel campuran dipanaskan menggunakan hotplate dengan diatur variasi
suhunya pada 40°C dan diaduk dengan kecepatan 150 rpm selama 15 menit. Lalu
disaring dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer AAS pada
panjang gelombang 880 nm. Ulangi proses yang sama untuk sampel limbah
laundry dengan suhu 50°C dan 60°C.
13

Larutan Sampel

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer sebanyak 50 mL

Proses adsorpsi
menggunakan magnetic
heated stirrer kecepatan 150
rpm

Filtrasi
Analisis:
AAS
Residu Filtrat

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Adsorpsi Fosfat menggunakan Biosorben


Kulit Buah Lontar
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Usulan anggaran biaya pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut :

Tabel 4.3 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian


No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
Bahan habis pakai (Bahan Belmawa 3.685.000
Perguruan Tinggi 550.000
1. kimia, ATK, kertas saring,
dll)
Sewa dan jasa (sewa/jasa alat Belmawa 240.000
2. Perguruan Tinggi 100.000
instrument, dll)
Transportasi lokal (Perjalanan Belmawa 1.260.000
3. pengambilan sampel, Perguruan Tinggi 100.000

koordinasi kegiatan PKM)


Lain-lain (biaya komunikasi Belmawa 730.000
4. Perguruan Tinggi 300.000
dan uji sampel)
Jumlah
Belmawa 5.915.000
Rekap Jumlah Dana Perguruan Tinggi 1.050.000
Jumlah 6.965.000

14
15

4.2 Jadwal Penelitian


Adapun rencana jadwal penelitan ini dapat diperlihatkan pada Tabel 4.2
berikut ini :

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian


Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1. Pembentukan Tim
2. Studi Literatur
3. Penyusunan proposal
4. Persiapan alat dan bahan
5. Pelaksanaan penelitian
6. Analisis dan pengolahan data
6. Penyusunan laporan kemajuan
dan laporan akhir
7. Penulisan artikel ilmiah
8 Seminar dan diskusi
DAFTAR PUSTAKA

Albasthomi, Y., Sholikah, N. A. dan Udyani, K. (2019): Pengolahan Limbah Cair


Industri Cat dengan Proses Adsorpsi untuk Menurunkan COD dan TSS.

Anggriani, U. M., Hasan, A. dan Purnamasari, I. (2021): Kinetika adsorpsi karbon


aktif dalam penurunan konsentrasi logam tembaga (Cu) dan timbal (Pb).
Kinetika. 12. 29-37

Fariha, C. N., Setiawan, A. dan Ramadani, T. A. (2020): Karakterisasi Sabut


Siwalan (Borassus flabellifer) dan Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca
var. Raja) dalam Proses Produksi Pembuatan Bioetanol.

Heriono, H. dan Rusmini, R. (2015): Pemanfaatan Sabut Siwalan untuk


Pembuatan Karbon Aktif sebagai Adsorben Limbah Pewarna Industri
Batik. Sains dan Matematika. 4.

Komala, R., Dewi, D. S. dan Pandiyah, N. (2021): PROSES ADSORPSI


KARBON AKTIF KULIT KACANG TANAH TERHADAP
PENURUNAN KADAR COD DAN BOD LIMBAH CAIR INDUSTRI
TAHU. Jurnal Redoks. 6. 139-148

Kurniati, Y., Prasetya, F. A., Hanafi, F. I., Taufik, N. M. dan Arifiyana, D. (2021):
Kajian Sintesis Katalis Asam Padat dari Limbah Sabut Siwalan (Borassus
flabellifer L.) dengan Metode Sulfonasi. Journal of Pharmacy and
Science. 6.

Kusuma, D. A., Fitria, L. dan Kadaria, U. (2019): Pengolahan Limbah Laundry


dengan Metode Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Jurnal Teknologi
Lingkungan Lahan Basah. 2. 001-010

Marzuki, I., Syahrir, M., Ramli, M., Harimuswarah, M. R., Artawan, I. P. dan
Iqbal, M. (2022): Operasi dan Remediasi Lingkungan. 1. TOHAR
MEDIA.

DP-1
Murtono, J. (2017): PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG
BUAH KARET DENGAN AKTIVATOR H3PO¬ 4 DAN
APLIKASINYA SEBAGAI PENJERAP Pb (II). Jurnal Teknik Kimia
USU. 6. 43-48

Nasir, M. (2020): Spektrometri Serapan Atom. Syiah Kuala University Press.

Ngatimin, Aminah, S. N., Salim dan Rahmiati (2020): AGROHIDROLOGI


Senandung Kehidupan Tentang Pencemaran Air. Penerbit LeutikaPrio.

Nurhayati, I., Sugito, S. dan Pertiwi, A. (2018): Pengolahan limbah cair


laboratorium dengan adsorpsi dan pretreatment netralisasi dan koagulasi.
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan. 10. 125-138

Patmawati, Y. (2022): MENGENAL PERMUKAAN KARBON AKTIF BATU


BARA. CV Literasi Nusantara Abadi.

Ramli, I. dan Mustam, M. (2022): PRODUKSI ARANG KARBON DENGAN


METODE PIROLISIS LAMBAT. Penerbit K-Media.

Sandra, L., Jasin, F. M., Pido, R., Makbul, R., Udyani, K., Sari, D. K., Satriawan,
D., Fajar, H. dan Ningsih, E. (2022): Proses Pengolahan Limbah. Get
Press.

Saptati, A. dan Himma, N. F. (2018): Perlakuan Fisiko-Kimia Limbah Cair


Industri. UB Press. Malang.

Setianingsih, T. (2018): Karakterisasi Pori dan Luas Muka Padatan. Universitas


Brawijaya Press.

Sudarmawan, W. S., Suprijanto, J. dan Riniatsih, I. (2020): Abu Cangkang


Kerang Anadara granosa, Linnaeus 1758 (Bivalvia: Arcidae) sebagai
Adsorben Logam Berat dalam Air Laut. Journal of Marine Research. 9.
237-244

DP-1
Tati, R., Teguh, B. dan Ridwan, S. (2020): Efisiensi Penyisihan Kadar Amoniak
Limbah Cair Rumah Sakit dengan Proses Adsorpsi Karbon Aktif Bijih
Plastik. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 19. 82-88

Utomo, W. P., Nugraheni, Z. V., Rosyidah, A., Shafwah, O. M., Naashihah, L. K.,
Nurfitria, N. dan Ullfindrayani, I. F. (2018): Penurunan kadar surfaktan
anionik dan fosfat dalam air limbah laundry di Kawasan Keputih,
Surabaya menggunakan karbon aktif. Akta Kimia Indonesia. 3. 127-140

DP-1
DP-3

Anda mungkin juga menyukai