OKSIDA LOGAM
TUGAS PUSTAKA
GITA PUSPITA
140210150025
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI SARJANA KIMIA
JATINANGOR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 140210150025
Menyetujui,
Pembimbing
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
Zinc oxide is a material that is widely applied in various fields such as catalyst,
immobilization of enzymes, and cancer therapy. Zinc oxide was synthesized by
sol-gel method to determine the role of zinc precursor variation on annealing
time. Sol-gel method which is a simple method copable of controlling particle size
and morphology. Precursor used in this synthesis are Zn-acetate and Zn-nitrate
and the annealing time used is 2 hours and 24 hours. SEM (Scanning Electron
Microsopy) is found that Zn-acetate has nanorods and Zn-nitrate has a circle
plate shape (nanodisc), based on the result of XRD the particle size was
increased with increasing annealing time. The particle size Zn-acetate is large
than Zn-nitrare.
iii
KATA PENGANTAR
Penyusun menyadari bahwa seluruh persiapan dari tugas pustaka ini tidak dapat
diselesaikan tanpa bimbingan, arahan, dan saran. Oleh karena itu, penyusun
Sebagai dosen pembimbing tugas pustaka yang telah meluangkan waktu untuk
Penulis berharap tugas pustaka ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
tugas pustaka ini, maka dari itu penyusun memohon maaf dan mengharapkan
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur kristal wurtzite ZnO (Niskanen et al., 2013). ....................... 4
Gambar 3.2 SEM ZnO dengan prekusor yang berbeda (a)Zn-asetat (b)Zn-........... 9
Gambar 3.3 Pola XRD ZnO menggunakan prekusor (a) Zn-asetat (b) Zn-nitrat . 10
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR ISTILAH
Annealing : Anil
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Sifat kimia dari seng oksida merupakan semikonduktor grup II-IV dan memiliki
nilai celah pita energi 3,37 eV, energi ikatan 60 meV dan memiliki sifat mekanik
Sifat piezo dan piroelektrik dari seng oksida dapat digunakan sebagai
Karena sifatnya yang keras, kaku, dan konstanta piezoelektriknya dapat digunakan
sebagai bahan penting dalam industri keramik, dan juga toksisitasnya yang rendah
Dalam sintesis seng oksida, ada beberapa jenis prekusor yang dapat
sebagai prekusor.
1
2
Dalam hal ini selain pengaruh penggunaan prekusor, ada juga pengaruh
perlakuan panas yang terjadi pada logam dan oksidanya (BOC, 2013). Pada tugas
pustaka dilakukan kajian mengenai variasi prekusor dan pengaruh variasi anil dari
TINJAUAN UMUM
Seng oksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia ZnO
yang mempunyai sifat semikonduktor dan memiliki struktur kristal wurtzite yang
stabil (Gambar 1). ZnO diklasifikasikan sebagai semikonduktor grup II-VI karena
seng dan oksigen secara berurutan termasuk dalam grup 2 dan 6 pada tabel
susunan berkala unsur, memiliki nilai celah pita energi 3,37 eV, energi ikatan 60
meV dan memiliki sifat mekanik yang stabil pada suhu ruangan (Rabin et al.,
2016). Karakteristik senyawa ZnO secara umum dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2.1 Karakteristik senyawa ZnO secara umum (Fiedot et al., 2014)
3
4
.
Gambar 2.1 Struktur kristal wurtzite ZnO (Niskanen et al., 2013).
Ikatan ZnO bersifat ionik, hal ini disebabkan kuatnya polarisasi antara
kedua atom tersebut, Zn dan bidang datar O2 menanggung muatan listrik positif
dengan parameter kisi ɑ= 0.3926 dan c= 0.52065 nm. Secara sederhana, struktur
terkoordinasi oleh O2 dan ion Zn2+ yang bertumpuk secara berurutan sepanjang
sumbu c. Secara struktur seng oksida memiliki tiga arah pertumbuhan sesuai
dengan Indeks Miller (hkl) yakni terletak pada (211), (011), dan (001). Salah satu
faktor yang menentukan morfologi kristal yakni aktifitas permukaan relatif dari
yang ditekankan pada pertumbuhan kristal yang terkendali. Jadi setelah terjadi
proses nukleasi awal dan proses inkubasi, kristal akan berkembang menjadi objek
tiga dimensi dengan indeks permukaan kristalografi yang terdefinisi dengan baik
g/cm3. Zn-asetat berbentuk padatan putih dan larut pada pelarut alkohol dan air
Zn(NO3)2.6H2O dengan massa molekul relatif 297,49 g/mol, densitas 2,065 g/cm3.
Zn-nitrat heksahidrat dapat larut pada pelarut alkohol dan air (Dutta et al., 2007).
irreversible yang mendekati dan cepat, serta untuk menghindari struktur kristal
kinetik yang dapat dikendalikan melalui prekusor molekul, yang mana merupakan
building block untuk material selanjutnya. Akibat yang akan terjadi dari semua
penentuan struktur dan sifat material hasil metode sol-gel (Levy and Zayat, 2015).
bentuk cair. Partikel-partikel tersebut dapat berbentuk amorf atau kristal, dan
6
mungkin memiliki substruktur yang padat, berpori, atau polimer. Selain itu, dapat
disebabkan oleh agregasi dari unit subkoloid kimia (Levy and Zayat, 2015).
membentuk tiga dimensi mengelilingi dan menyokong fase cair (gel basah).
sol. Pembentukan gel dapat reversibel ketika ikatan lain terlibat, seperti gaya van
der Waals atau ikatan hydrogen. Struktur dari jaringan gel sangat bergantung pada
2.4 Anil
Anil adalah proses perbandingan dalam serangkaian proses perlakuan
panas pada logam dan oksidanya (Barnett et al., 2019). Anil adalah metode yang
kerusakan pada material semikonduktor yang dapat mengubah struktur dan rasio
permukaan dengan sumber energi (foton,elektron, atau ion) yang cukup untuk
permukaan berkas energi yang dapat dianalisis. SEM dilakukan dengan cara
tingkat pembesaran yang sangat tinggi (300.000 kali) tanpa merusak material
7
3,0 nm. Sampel dapat berupa logam, keramik, polimer,dan komposit. Adapun
prinsip dari SEM adalah berkas elektron yang difokuskan discan menyilang pada
dihamburkan dan dikarakterisasi sinar-X. signal ini dapat dideteksi oleh detector
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Elektron-elektron yang terhambur
(Newbury, 2012).
8
sampel. Struktur kristal terdiri atas bagian yang simetri sepanjang bidang, sumbu
atau pusat perpotongan dengan bidang pada sumbu simetri didefinisikan sebagai
nilai resiprok dari perpotongan, hkl, yang dikenal sebagai indeks miller. Sinar-X
ditembakan pada material sehingga terjadi interaksi dengan elektron dalam atom.
tumbukan akan mengalami pembelokan dari arah datang awal. Jika panjang
oleh interaksi ini. Syarat terjadinya difraksi harus memenuhi hukum Bragg yaitu :
terdifraksi akan terdiri atas interferensi maksimun tajam (peak) yang simetri dan
TINJAUAN KHUSUS
Pada metode sintesis seng oksida, metode yang paling sering digunakan
adalah metode sol-gel. Metode sol-gel adalah metode yang paling sederhana dan
membentuk lapisan tipis (films) melalui proses spin coating dan dip coating.
Adapun prekusor dari bentuk sol dapat diproses kembali melalui proses
kondensasi dan terjadi pembentukan gel. Setelah proses terjadi penguapan pelarut
pada saat kalsinasi dalam tanur dan akan membentuk serbuk (Levy & Zayat,
2015).
prekusor terhadap struktur dan morfologi seng oksida menggunakan prekusor Zn-
asetat dan Zn-nitrat dalam pelarut metanol dan akuades. Anand & Varghese,
rekasinya:
8
Pada penelitian (Athauda & Ozer, 2012) menyatakan bahwa kristal seng
(wurtzite) dengan grup ruang P63mc yang merupakan bentuk yang paling stabil
dan memiliki kualitas yang bagus. Kemudian Zn-nitrat juga direaksikan dengan
NaOH yang telah dilarutkan dengan air deionisasi dalam suhu ruang, reaksinya
sebagai berikut :
Gambar 3.2 SEM ZnO dengan prekusor yang berbeda (a)Zn-asetat (b)Zn-
Pada Gambar 3.2 (a) merupakan morfologi seng oksida dari Zn-asetat
Gambar 3.2 (b) merupakan morfologi prekusor dari Zn-nitrat berbentuk piringan
plat lingkaran menyerupai tablet (nanodisc) dengan diameter 850-980 nm. Hasil
yang didapatkan diteliti kembali dengan XRD dengan hasil Gambar 3.3
10
Gambar 3.3 Pola XRD ZnO menggunakan prekusor (a) Zn-asetat (b) Zn-nitrat
Pada Gambar 3.3 terlihat perbandingan pola XRD dari prekusor Zn-asetat
dan Zn-nitrat. Jika dilihat dari puncak tajam dalam pola XRD, kedua struktur seng
oksida memiliki kristalin yang tunggi ditandai dengan tidak munculnya puncak
lain dan menandakan bahwa tidak ada pengotor yang muncul dalam senyawa
tersebut.
3.3 Pengaruh waktu anil terhadap ukuran rata-rata partikel seng oksida
Tabel 3.2 Preparasi sampel ZnO dengan variasi prekusor dan variasi waktu anil
Sampel Prekusor Pelarut Waktu anil Suhu anil
Jarak bidang kristal untuk setiap puncak dari sampel dengan prekusor yang
Pada Tabel 3.3 terdapat data jarak bidang kristal (d) dan sudut puncak
persamaanya:
nλ = 2dsinθ
Tabel 3.4 Jarak bidang kristal Zn-nitrat dengan waktu anil 24 jam
Sudut bragg Indeks miller Jarak plat Ukuran Kristal Rata-rata
(2ɵ) (hkl) kristal (Å) (nm) ukuran Kristal
31,73 (100) 2,8178 33,75
34,39 (001) 2,6058 35,76
36,29 (101) 2,4130 31,30
47,51 (102) 1,9121 28,71
56,57 (110) 1,6256 23,96 23,45
62,84 (103) 1,4776 23,39
66,36 (200) 1,4076 12,45
67,94 (112) 1,3758 19,76
68,07 (201) 1,3587 13,04
72,53 (104) 1,3015 12,23
12
Berdasarkan data dari kedua tabel tersebut, ukuran rata-rata kristal yang
paling besar dengan waktu anil 24 jam adalah ukuran rata-rata kristal Zn-asetat
Selain waktu anil sintesis seng oksida selama 24 jam dilakukan juga
selama 2 jam. Pada Gambar 3.4 menggambarkan hasil XRD dengan variasi waktu
anil yakni 2 jam dan 24 jam serta variasi prekusor dalam sintesis seng oksida.
Gambar 3.4 Pola XRD dengan waktu anil 2 jam dan 24 jam
Data Tabel 3.4 menjelaskan tentang ukuran rata-rata kristal. Ukuran rata-
rata kristal yang paling besar dengan waktu anil 2 jam diantaranya adalah Zn-
nitrat sebesar 31,98 nm data jarak dan ukuran bidang kristal pada sintesis dengan
Pada prekusor Zn-nitrat, ukuran rata-rata kristal pada waktu anil 2 jam
lebih besar daripada waktu anil 24 jam. Hal ini sesuai dengan hasil SEM dari Zn-
nitrat seperti pada Gambar 3.5 bahwa semakin meningkatnya waktu anil akan
Gambar 3.5 Hasil SEM Zn-nitrat dengan waktu anil 2 jam dan 24 jam.
Tabel 3.5 Jarak bidang Kristal Zn-nitrat dengan waktu anil 2 jam
Sudut bragg Indeks miller Jarak plat Ukuran Kristal Rata-rata
(2ɵ) (hkl) kristal (Å) (nm) ukuran Kristal
31,74 (100) 2,8163 37,34
34,45 (001) 2,6004 41,94
36,27 (101) 2,4743 36,89
47,65 (102) 1,9064 30,36
56,60 (110) 1,6241 19,25 31,98
62,84 (103) 1,4771 22,00
66,32 (200) 1,4076 35,11
67,86 (112) 1,3796 34,05
69,04 (201) 1,3589 41,87
76,97 (104) 1,2373 21,01
yakni pada saat waktu anil 2 jam sebesar 32 nm sedangkan pada waktu anil 24
jam sebesar 17 nm. Hal ini tentunya bertentangan dengan teori bahwa semakin
tinggi waktu anil seharusnya semakin besar pula ukuran partikel yang dihasilkan.
Pada tabel 3.6 data prekusor Zn-asetat dengan waktu anil 2 jam ukuran
rata-rata partikel adalah sebesar 27,43 nm sedangkan dengan waktu anil 24 jam
sebesar 57,38 nm. Semakin meningkatnya waktu anil maka semakin besar pula
ukuran partikel yang dihasilkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa prekusor Zn-
asetat memenuhi teori yang ada bahwa semakin meningkatnya waktu anil maka
KESIMPULAN
prekusor dan Zn-nitrat dengan variasi waktu anil 2 jam dan 24 jam. Dengan hasil
karena ukuran rata-rata kristalnya semakin besar seiring meningkatnya waktu anil
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17