PENELITIAN
Oleh:
Nico Rajindra
22160291D
PENELITIAN
Oleh:
Nico Rajindra
22160291D
Proposal Penelitian :
Oleh
Nico Rajindra
22160291D
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik kimia
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 SUHU ( TEMPERATURE ).............................................................................4
2.2 ZIRCONIUM OXYCHLORIDE ( ZOC ).........................................................4
2.3 Pelindian ( leaching ).......................................................................................5
2.4 Natrium Zirkonat..............................................................................................6
2.5 Asam Klorida ( HCl )........................................................................................7
2.6 Analisis Menggunakan X-Ray Fluoresence (XRF)......................................9
BAB 3. METODE PENELITIAN...................................................................................15
3.1 Rancangan Penelitian...................................................................................15
3.2 Metode Dan Prosedur Pengambilan Data..................................................15
3.2.1 ALAT DAN BAHAN................................................................................15
3.2.2 TAHAP KERJA PENELITIAN...............................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................18
BAB V Penutup…………………………………………………………………………21
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENELITIAN
Oleh
Nico Rajindra
22160291D
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik kimia
vi
Greg. Prima Indra B., S.T., M.Eng.
NIS0603098703
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN:
Nico Rajindra
22160291D
pada Tanggal
Mengetahui,
vii
Drs. Suseno, M.Si Greg. Prima Indra B., S.T., M.Eng.
NIS01199408011044 NIS0603098703
viii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Mineral dan Batubara melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2017
menjelaskan adanya larangan penjualan bijih (raw material atau ore) mineral
secara alamiah termasuk bijih kadar rendah (low grade/lateric ores) dan
Mineral zirkon apabila diolah lebih lanjut akan memiliki peran yang
lainnya. Pada industri nuklir, bahan ini dapat diolah menjadi zirkonia atau
sebagai bahan keramik maju karena memiliki kekuatan yang tinggi dan titik
lebur sangat tinggi (2700oC). Selain itu, bahan ini juga memiliki konduktivitas
termal yang rendah, fleksibilitas yang tinggi, dan ketahanan terhadap korosi
oksigen pada sistem nuklir berpendingin lead alloy seperti pada LFR (Lead
Driven System).
( Sajima, “ pelindian Natrium Zirkonat mengunakan asam klorida secara catu”, 69 (1), 2018. )
yang terbentuk?
dapat ?
2
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh suhu terhadap karakteristik ZOC yang di dapat
pelarut HCl
3
4
pereaksi dan energi kinetik partikel akan ikut meningkat. Hubungan antara
Arrhenius.
k = A. Exp. (-E/RT)
menjadi zirconia tetraklorida dan zirkonium pada 250 oC.( Arao Manhique,
2003)
ZOC cepat dengan air, uap atau cair untuk pertukaran dua klor pada
terlalu mahal karena jumlah asam klorida yang dibutuhkan Tetapi Metode
skala besar.
berbau yang memiliki berat molekul 322,30, titik didih pada tekanan (760
torr) sebesar 210 ºC (410 ºF), mempunyai titik leleh 150 ºC (302 ºF) dengan
tekanan uap pada suhu 20 ºC (68 ºF) adalah 9 sampai 13 torr. Zirconium
oksiklorid adalah senyawa yang mudah larut, dapat dilarutkan dalam air
dingin, alkohol, dan eter serta dapat terurai dalam air panas.
5
2.3 Pelindian ( leaching )
yang dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang
kuat yaitu asam sulfat (Zulfalina dan Manaf, 2004) maupun asam klorida
senyawa kimia lain atau pengotor dari padatan ke dalam cairan (Natziger dan
cair, sehingga sebagian zat padat ada yang larut dan sebagian lagi tidak larut
dapat dilakukan di dalam tangki dari bahan gelas atau beker gelas dengan
pelarut HCl sambil diaduk, warna serbuk Na2ZrO3 adalah putih kecoklatan
6
Zirkon secara kimia mengunakan metode proses basah diawali dengan
peleburan pasir Zirkon. Reaksi yang terjadi pada proses peleburan adalah :
( Na2ZrO3 ) bersifat tidak larut dalam air sedangkan natrium Silikat ( Na2SiO3 )
mudah larut dalam air. Perbedaan kedua sifat tersebut menjadi dasar untuk
dilakukan dengan melindi leburan mengunakan air. Reaksi yang terjadi dalam
sehingga diperoleh padatan natrium zirkonat dan beningan atau filtrate yang
Bahan ini merupakan mineral ikutan dari bijih timah atau emas dan sebagai
bahan tambang yang masuk klasifikasi bahan galian yang vital . Kadar zirkon
yang terkandung dalam pasir ini rendah ( marginal ) antara 35-50 % sehingga
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
7
ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya
dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam
mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat
seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah
dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl
signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl− adalah konjugat basa yang
sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut.
Untuk larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa molaritas H+ sama
8
dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit
angka bermakna.
Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan
ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam
jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik
oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%)
dalam bentuk larutan klorida, dalam hasil produk akhir setelah pengeringan,
elektron pada kulit yang lebih dekat inti karena terjadinya eksitasi elektron
9
oleh elektron yang terletak pada kulit lebih luar. Ketika sinar-X yang berasal
elektron kulit dalam, maka akan terjadi kekosongan pada kulit itu. Perbedaan
energi dari dua kulit itu akan tampil sebagai sinar-X yang dipancarkan oleh
dari atom akibat dikenai sumber radiasi dan pengukuran intensitas pendar
sinar-X yang dipancarkan oleh atom unsur dalam sampel.Metode ini tidak
merusak bahan yang dianalisis baik dari segi fisik maupun kimiawi sehingga
ganda atau Multi Chanel Analyzer (MCA). Tenaga sinar-X karakteristik yang
muncul tersebut dapat dilihat dan disesuaikan dengan tabel tenaga sehingga
10
dapat diketahui unsur yang ada di dalam cuplikan yang dianalisis (Iswani,
1983).
digunakan adalah Fe, Co, Cd dan Am. Sumber radioisotop ini dibungkus
Si(Li) biasanya dimasukkan dalam nitrogen cair. Hal ini dilakukan untuk
mengatasi arus bocor bolak-balik yang disebabkan oleh efek termal, sehingga
detektor Si(Li) harus dioperasikan pada suhu sangat rendah yaitu dengan
pendinginan maka arus akan bocor dan akan merusak daya pisah detektor.
Selain itu pendingin dengan nitrogen cair juga diperlukan untuk menjaga agar
lebih teliti, tidak merusak bahan, dapat digunakan pada cuplikan berbentuk
padat, bubuk, cair maupun pasta. Metode analisis XRF ini adalah metode
kalibrasi standar yang pada prinsipnya garis spektra unsur di dalam cuplikan
garis spektra unsur yang sama terhadap konsentrasi (standar) (Iswani, 1983).
compton. Luas puncak compton ini merupakan puncak yang dihasilkan dari
11
yang nomor atomnya lebih kecil dari sumber tersebut. Cacah unsur akan
menghasilkan luas puncak unsur yaitu puncak yang dihasilkan dari pantulan
12
4. Setelah tercapai suhu konstan, Natrium zirkonat dimasukan dalam
Hasil pelindian terdapat 2 fase yaitu larutan dan endapan pasir yang tak
atas yang berupa larutan bening sampai tertinggal endapan pasir yang
selanjutnya
larutan
13
3.3 Jadwal Kegiatan
Minggu ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Persiapan (studi
1.
literatur)
2. Pembuatan proposal
Pembuatan Zirconium
4.
Oxychloride (ZOC)
5. Analisis data
6. Penyusunan laporan
7. Seminar proposal
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Natrium Zirkonat mengunakan pelarut HCl dalam labu leher 3 dengan variasi
suhu proses 50oC, 60oC, 70oC dan 80oC selama 2 jam yang kemudian di
menghilangkan pengotor berupa pasir yang tak larut dan pengotor lainya.
Hal ini membuktikan bahwa hasil penelitian dengan teori yang ada telah
sesuai, ada 3 faktor utama dalam proses pelindian salah satunya adalah suhu
semakin cepat juga laju reaksi yang terjadi hal ini dikarenakan gerak partikel-
partikel pereaksi dan energi kinetik semakin meningkat, dalam hal ini suhu
15
Gambar 4.1. hasil Pelindian berupa serbuk ZOC
Dari gambar 4.1 dapat dilihat ZOC hasil pelindian, untuk sampel 1, 2
yang tidak ikut bereaksi dengan Zirkon pada saat pelindian HCl.
sampel 4 memiliki kadar yang lebih besar walaupun warna kristal ZOC yang
di hasilkan putih kekuningan . dapat di lihat pada tabel XRF Grafik 4.1 hasil
40
30
20
10
0
45 50 55 60 65 70 75 80 85
Suhu Proses ( ◦C )
16
Menurut hasil penelitian dari Sajima (2018) berdasarkan analisis XRF
akuratan pada setiap proses dan munculnya pengotor yang tidak diinginkan.
Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada, menurut Sajima (2018) ukuran
partikel, pengadukan dan variasi suhu juga berpengaruh pada hasil ZOC yang
ini menunjukkan bahwa semakin banyak Zr yang larut dalam HCl sehingga
perolehan Rendeman tertinggi dari suhu proses 80oC yaitu sebesar 58,5%.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
zircon dari natrium zirkonat kedalam pelarut HCl 4N. Hasil percobaan
B. Saran
kecepatan pengadukan.
18
DAFTAR PUSTAKA
5. Pirkle, F.L, dan Podmeyer, D.A. (1993), “Zircon: Origin and Use”,
Society For Mining. Metallurgy.And Exploration, Inc., vol. 292
8. Priyono, S., dan Febrianto, E.T. (2012), “Pemurnian Serbuk Zirkonia dari
19
Zirkon”, Telaah Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 30, no.1,
hal. 1-6.
11. Yamagata, C., Andrade, J.B., Ussui, V., Lima, N.B., dan Paschoal, J.O.A.
(2008), “High Purity Zirconia and Silica Powders via Wet Process: Alkali
Fusion of Zircon Sand”, Mater. Sci. Forum, vol. 591–593, hal. 771–776
20
LAMPIRAN
Menghitung Intensitas
Cacah net 112329
a. Sampel standar =
cacah compton
= 3470
= 32,3715
21
Menghitung Kadar Zr Sampel
intensitas sampel 1
a. Sampel 1 = x kadar Zr
intensitas standar
32,0937
= x 48,9611%
32,3715
= 48,5409%
intensitas sampel 2
b. Sampel 2 = x kadar Zr
intensitas standar
36,0112
= x 48,9611%
32,3715
= 54,4660%
intensitas sampel 3
c. Sampel 3 = x kadar Zr
intensitas standar
41,7240
= x 48,9611 %
32,3715
= 63,1065 %
intensitas sampel 3
d. Sampel 4 = x kadar Zr
intensitas standar
49,3997
= x 48,9611%
32,3715
= 74.7158%
Menghitung rendeman
massa hasil ZOC
Rendeman =
massa sampel Na 2 ZrO 3
x 100%
22
4,1321 gram
= x 100%
10 gram
= 41.3 %
massa hasil ZOC
b. Sampel 2 = x 100%
massa sampel Na 2 ZrO 3
4,4362 gram
= x 100%
10 gram
= 44.4%
massa hasil ZOC
c. Sampel 3 = x 100%
massa sampel Na 2 ZrO 3
5,2544 gram
= x 100%
10 gram
= 52.5%
massa hasil ZOC
d. Sampel 4 = x 100%
massa sampel Na 2 ZrO 3
5,8563 gram
=
10 gram
x 100%
= 58.5%
23
Pemutihan ZOC dengan Aseton Hasil Pelindian Natrium Zirkonat
24