Oleh:
NIS : 166416
i
HALAMAN PENGESAHAN
Pengujian Kadar Nitrat (NO3) Dan Nitrit (NO2) Pada Air Sungai Secara
Spektrofotometri UV VIS
Oleh
Sardita
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang
berjudul “Pengujian Kadar Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) dalam air sungai secara
Spektrofotometri UV-VIS”.
Laporan Praktek Kerja Industri ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
lulus dari SMK-Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) Padang. Laporan ini
penulis susun berdasarkan hasil pengujian yang telah penulis lakukan dan
ditunjang oleh beberapa buku dan informasi-informasi dari berbagai pihak dan
media secara langsung.
iii
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang berisfat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa
yang akan datang. Semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumya.
Penulis
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Nitrat (NO3) dan Ntrit
(NO2) pada sampel air sungai. Metode penelitian yang diaplikasikan
adalah Metode Spektrofotometer UV-VIS. Tiga sampel nitrat pada sampel
air sungai, diantaranya pada kode sampel 082/1As1 adalah 1,6013 ppm,
kode sampel 082/2/As2 adalah –0,0064 ppm, dan kode sampel 082/3/As3
adalah –0,0420 ppm. Sedangkan tiga sampel nitrit pada air sungai kode
082/1/As1 adalah 0,0004 ppm, kode sampel 082/2/As2 adalah 0,00435
ppm, dan kode sampel 082/3/As3 adalah 0,00075 ppm. Dari hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan ada satu sampel nitrat pada air sungai dengan
kode 082/1/As1 yang telah di analisa melewati kadar maksimum atau
starndar baku yang di telah ditetapkan peraturan menteri kesehatan
republik indonesia.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. v
5.2. Saran..................................................................................................................... 39
3/2
DAFTAR LAMPIRAN
4/2
BAB I
PENDAHULUAN
5/2
1.3. Manfaat Pengujian
Dapat mengetahui kadar dan prinsip kerja dari pengujian Nitrat dan Nitrit.
serta siswa telah mampu melaksanakan pengujian Nitrat dan Nitrit pada air
sungai dan siswa dapat menerapkan teori yang telah dipelajari di sekolah.
6/2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7/2
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1. Visi
“Menjadi perusahaan konsultan terdepan sebagai ujung tombak
pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan
profesionalisme sebagai tujuan dasar falsafah kerja”.
2.2.2. Misi
Pengembangan bisnis perusahaan dengan mempertimbangkan aspek-aspek
Kesehatan dan KeselamatanKerja (K3), perlindungan lingkungan, serta
meningkatkan produktivitas karyawan, dengan berpedoman pada peraturan yang
berlaku.
8/2
Tabel 2.1. Ruang Lingkup Pengujian Binalab Lokasi Pekanbaru
Bahan-
Bidang Jenis Pengujian/ Spesifikasi/Identitas
Bahan/Produk
Pengujian Sifat Yang Diukur Metoda Pengujian
yang Diuji
Temperatur SNI 06-6989.23-2005
pH SNI 06-6989.11-2004
Kekeruhan SNI 06-6989.25-2005
Kebauan MP–K A28(Organoleptis)
Warna SNI 06-6989.80-2011
TSS SNI 06-6989.03-2004
TDS IK-S3 (TDS Meter)
Kesadahan Total
SNI 06-6989.12-2004
(Ca dan Mg)
Klorida SNI 06-6989.19-2009
Nitrat (NO3-N) SNI 06-6989.79-2011
Nitrit ( NO2-N) SNI 06-6989.09-2004
Sulfat SNI 06-6989.20 -2009
MBAS SNI 06-6989.51-2005
APHA 3500 – Cr – B –
Krom Hexavalent
2012
Fisika/Kimia/
Air Minum Total Coliform APHA 9222 B 2012
Mikrobiologi
Nilai Permanganat
SNI 06-6989.22-2004
(KMnO4)
Florida (F) SNI 06-6989.29-2005
Amonia (Fenat) SNI 06-6989.30-2005
Klorin IK S4 (Cl2 meter)
APHA 4500 – B – B –
Boron (B)
2012
Nikel (Ni)
Kromium (Cr)
Besi (Fe) APHA 3111 B – 2012
Mangan (Mn) IK L-42 (MP–AES)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Timbal (Pb) IK L-42 (MP–AES)
Kadmium (Cd) IK L-42 (MP–AES)
Barium (Ba)
IK L-42 (MP–AES)
Natrium (Na)
Temperatur SNI 06-6989.23-2005
pH SNI 06-6989.11-2004
Fisika/Kimia/
Air Bersih Kekeruhan SNI 06-6989.25-2005
Mikrobiologi
Kebauan MP–K A28(Organoleptis)
Warna SNI 06-6989.80-2011
9/2
Konduktivitas IK S3 (Conductivity
(DHL) meter)
TDS IK-S3 (TDS Meter)
Kesadahan Total
SNI 06-6989.12-2004
(Ca dan Mg)
Klorida SNI 06-6989.19-2009
Nitrat (NO3-N) SNI 06-6989.79-2011
Nitrit ( NO2-N) SNI 06-6989.09-2004
Sulfat SNI 06-6989.20 -2009
MBAS SNI 06-6989.51-2005
APHA 3500 – Cr – B –
Krom Hexavalent
2012
DO (Oksigen
IK S2 (DO meter)
Terlarut)
Nilai Permanganat
SNI 06-6989.22-2004
(KMnO4)
Florida (F) SNI 06-6989.29-2005
Amonia (Fenat) SNI 06-6989.30-2005
Klorin IK S4 (Cl2 meter)
Fisika/Kimia/
Air Bersih Total Coliform APHA 9222B 2012
Mikrobiologi
Nikel (Ni)
Kromium (Cr)
Besi (Fe) APHA 3111 B – 2012
Mangan (Mn) IK L-42 (MP–AES)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Timbal (Pb) IK L-42 (MP–AES)
Kadmium (Cd) IK L-42 (MP–AES)
Kalium (K)
Natrium (Na)
Aluminium (Al) IK L-42 (MP–AES)
Kalsium (Ca)
Magnesium (Mg)
Temperatur SNI 06-6989.23-2005
pH SNI 06-6989.11-2004
Kekeruhan SNI 06-6989.25-2005
Salinitas IK S1 (Salt meter)
Konduktivitas IK S3 (Conductivity
Fisika/Kimia/ (DHL) meter)
Air Permukaan
Mikrobiologi TSS SNI 06-6989.03-2004
TDS IK-S3 (TDS Meter)
APHA 4500 – B – B –
Boron (B)
2012
Klorida SNI 06-6989.19-2009
Nitrat (NO3-N) SNI 06-6989.79-2011
10 /
2
Nitrit ( NO2-N) SNI 06-6989.09-2004
Sulfat SNI 06-6989.20 -2009
MBAS SNI 06-6989.51-2005
APHA 3500 – Cr – B –
Krom Hexavalent
2012
DO (Oksigen
IK S2 (DO meter)
Terlarut)
Nilai Permanganat
SNI 06-6989.22-2004
(KMnO4)
Florida (F) SNI 06-6989.29-2005
Amonia (Fenat) SNI 06-6989.30-2005
Klorin IK S4 (Cl2 meter)
Kebutuhan Oksigen
SNI 6989.73 : 2009
Kimiawi (COD)
Kebutuhan Oksigen
APHA 5210 B - 2012
Biokimiawi (BOD)
Total Coliform APHA 9222B 2012
Nikel (Ni)
Kromium (Cr)
Besi (Fe)
APHA 3111 B – 2012
Fisika/Kimia/ Mangan (Mn)
Air Permukaan IK L-42 (MP–AES)
Mikrobiologi Tembaga (Cu)
Kobalt (Co)
Seng (Zn)
Timbal (Pb) IK L-42 (MP–AES)
Kadmium (Cd) IK L-42 (MP–AES)
Barium (Ba)
Natrium (Na)
Kalium (K)
IK L-42 (MP–AES)
Aluminium (Al)
Calsium (Ca)
Magnesium (Mg)
Total posfat APHA 4500-P 2012
Total coliform APHA 9222B 2012
Fecal coliform APHA 9222D 2012
Temperatur SNI 06-6989.23-2005
pH SNI 06-6989.11-2004
Salinitas IK S1 (Salt meter)
TSS SNI 06-6989.03-2004
Fisika/Kimia/ TDS IK-S3 (TDS Meter)
Air Limbah
Mikrobiologi Kebutuhan Oksigen
SNI 6989.73 : 2009
Kimiawi (COD)
Kebutuhan Oksigen
APHA 5210 B - 2012
Biokimiawi (BOD)
Nitrat (NO3-N) SNI 06-6989.79-2011
11 /
2
Nitrit ( NO2-N) SNI 06-6989.09-2004
Sulfat SNI 06-6989.20 -2009
MBAS SNI 06-6989.51-2005
APHA 3500 – Cr – B –
Krom Hexavalent
2012
APHA 4500-S2 D & F –
Sulfida (S-2)
2012
Florida (F) SNI 06-6989.29-2005
Amonia (Fenat) SNI 06-6989.30-2005
Klorin IK S4 (Cl2 meter)
Phosphat (PO4) SNI 06-6989.31-2005
Nitrogen Organik
SNI 06-6989.52-2005
Kjedahl
Nikel (Ni)
Kromium (Cr)
terlarut
Kromium (Cr) total
Besi (Fe) terlarut
Mangan (Mn)
terlarut
Tembaga (Cu)
Fisika/Kimia/
Air Limbah terlarut
Mikrobiologi APHA 3111 B – 2012
Tembaga (Cu) total
IK L-42 (MP–AES)
Kobalt (Co) terlarut
Kobalt (Co) total
Seng (Zn) terlarut
Timbal (Pb) terlarut
Timbal (Pb) total
Kadmium (Cd)
terlarut
Kadmium (Cd)
total
Barium (Ba) IK L-42 (MP–AES)
Fenol SNI 06-6989.21-2004
Total nitrogen SNI 06-6989.52-2005
Total coliform APHA 9222B 2012
Temperatur SNI 06-6989.23-2005
pH SNI 06-6989.11-2004
Kekeruhan SNI 06-6989.25-2005
Salinitas IK S1 (Salt meter)
Fisika/Kimia/
Air Laut TSS SNI 06-6989.03-2004
Mikrobiologi
DO IK S2 (DO meter)
Amonia (Fenat) SNI 06-6989.30-2005
APHA 4500-S2 D & F –
Sulfida (S-2)
2012
12 /
2
Nitrat (NO3-N) SNI 06-6989.79-2011
Kecerahan IK - SA17 (Organoleptis)
MP-K A28
Kebauan
(Organoleptis)
US EPA 5030&5035
Hidrokarbon total
2003
Kebutuhan Oksigen
APHA 5210 B - 2012
Biokimiawi (BOD)
MBAS SNI 06-6989.51-2005
Phosphat (PO4) SNI 06-6989.31-2005
Total coliform APHA 9222B 2012
Fecal coliform APHA 9222D 2012
Nitrogen Oksida
SNI 19-7117.5-2005
(NOx)
Sulfur Dioksida
SNI 7117.18-2009
(SO2)
Amoniak (NH3) SNI 19-7117.6-2005
Hidrogen Sulfida
SNI 19-7117.7-2005
(H2S)
Hidrogen Klorida
SNI 19-7117.8-2005
(HCl)
Hidrogen Flourida
SNI 19-7117.9-2005
(HF)
SNI 19-7117.10-2005
Karbon Monoksida
Udara Emisi IK-S. UE17 (Gas
(CO)
Fisika/Kimia Sumber Tidak Analyzer)
Bergerak Karbon Dioksida SNI 19-7117.10-2005
(CO2) IK-S. UE17 (Gas
Oksigen (O2) Analyzer)
Sulfur Dioksida IK-S. UE17 (Gas
(SO2) Analyzer)
Nitrogen Dioksida IK-S. UE17 (Gas
(NO2) Analyzer)
Cl2 MP-K-UE-11 (Titrimetri)
Opasitas SNI 19-7117.11-2005
Total Partikel
SNI 19-7117.12-2005
(isokinetik)
Kecepatan alir gas SNI 19-7117.01-2005
Temperatur emisi IK-S. UE20 Termolaser
Amoniak (NH3) SNI 19-7119.1-2005
Nitrogen Dioksida
SNI 7119-2 : 2017
(NO2)
Fisika/Kimia Udara Ambient
Total partikulat
SNI 7119-3 : 2017
tersuspensi (TSP)
Timbal SNI 7119-4 : 2017
13 /
2
Sulfur Dioksida
SNI 7119-7 : 2017
(SO2)
Oksidan (O3) SNI 7119-8 : 2017
IK-S.UA2 (Sound level
Kebisingan
meter)
Hidrogen Sulfida MP-K-UA3 H2S
(H2S) (Spektrofotometri)
Debu total SNI-16-7058-2004
Nitrogen Dioksida MP-K-RK2-NO2
(NO2) (Spektrofotometri)
Sulfur Dioksida MP-K-RK3-SO2
(SO2) (Spektrofotometri)
MP-K-RK4-NH3
Amoniak (NH3)
(Spektrofotometri)
Udara Ruang Hidrogen Sulfida MP-K-RK5-H2S
Fisika/Kimia
Kerja (H2S) (Spektrofotometri)
MP-K-RK6-O3
Oksidan (O3)
(Spektrofotometri)
Kebisingan SNI 7231-2009
MP-K-RK7-Pb (AAS-
Timbal (Pb)
MPAES)
Indeks Suhu Bola
MP-K-RK10 (ISBB)
Basah
Nikel (Ni)
US EPA 1311 Tahun
Kromium (Cr)
1992
Tembaga (Cu)
MP-K-TCLP (AAS-
Seng (Zn)
MPAES)
Timbal (Pb)
IK-L42 (MP-AES)
Kadmium (Cd)
US EPA 1311 Tahun
1992 MP-K-TCLP (AAS-
Barium (Ba)
MPAES) IK-L42 (MP-
AES)
Tanah/Lumpur/ US EPA 1311 Tahun
Fisika/Kimia
Material 1992 MP-K-TCLP (AAS-
Besi (Fe)
MPAES) IK-L42 (MP-
AES)
US EPA 1311 Tahun
1992 MP-K-TCLP (AAS-
Mangan (Mn)
MPAES) IK-L42 (MP-
AES)
US EPA 1311 Tahun
1992 MP-K-TCLP (AAS-
Kobalt (Co)
MPAES) IK-L42 (MP-
AES)
14 /
2
Total Petroleum
US EPA 8015B 1996
Hidrokarbon
Minyak Lemak APHA 5520 E - 2017
Nikel (Ni)
Kromium (Cr)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
MP-K-T13-Logam (AAS-
Timbal (Pb)
MPAES)
Kadmium (Cd)
IK-L42 (MP-AES)
Barium (Ba)
Besi (Fe)
Mangan (Mn)
Kobalt (Co)
Fraksi mineral MP-K-T12 Tekstur 3
(tanah,pasir,debu) Fraksi (Gravimetri)
Kadar air SNI 13-6793-2002
pH H2O SNI 6787 2015
pH CaCl2 SNI 6787 2015
MP-K-T7 Karbon
Carbon organik Organik
Tanah
Fisika/Kimia (Spektrofotometri)
(Kesuburan)
Nitrogen MP-K-T6 N (Titrimetri)
Ekstrak HCl 25% MP-K-T8 P&K HCl 25%
(P2O5) (Spektrofotometri)
Ekstrak HCl 25% MP-K-T8 P&K HCl 25%
(K2O) (MPAES)
Ekstrak Bray MP-K-T9 P (Bray)
(P2O5) (Spektrofotometri)
15 /
2
organisasi harus bekerja menurut tugasnya masing-masing dan bertanggungjawab
sesuai dengan tugas yang diberikan padanya.
Struktur organisasi mempunyai peranan dan arti yang sangat penting , baik
dalam suatu perusahaan atau lembaga instansi lainnya. Tanpa adanya struktur
organisasi yang sistematis maka akan sulit bagi suatu perusahaan untuk
menjalankan segala aktivitas kegiatannya secara terarah dan teratur dalam
mencapai suatu tujuan. Disamping itu, stuktur oraganisasi juga bertujuan agar
tercapai suatu kerjasama atau koordinasi yang baik.
Dalam organisasi selalu terdapat unsur-unsur, sbb :
a. Adanya pimpinan dan kelompok manusia yang akan dipimpinnya.
b. Terdapat tujuan yang akan dicapai serta adanya kerjasama.
c. Adanya wewenang dan tanggungjawab.
16 /
2
STRUKTUR ORGANISASI BINALAB
LOKASI PEKANBARU
Direktur Utama/ Manager
Puncak
Drs. Iwan Setiawan
Penanggung Jawab
1. Bahan,alat, dan
Deputi Manager Teknis/ Kepala Administrasi ruangan: Ririn
Penyelia Younensis Sarmila, S.Si Kurniawati, S.Si
Rini Delvi Yenti, S.Si 2. Persiapan sampel :
Melya Fajriah
Sardita
3. Limbah dan K3 :
Ridzky M Harris,
ANALIS PPC (PETUGAS S.Si
1. Gerry Faldano, PENGAMBIL
S.Si CONTOH)
2. Dahri Satya Yahya
3. Zulfikar, S.Si 1. M. Fadhli
4. Ririn Kurniawati, Arjulis
S.Si 2. Zurialdi
5. Ridzky M. Harris, 3. A. Syukri
S.Si 4. Zurialdi
6. Melya Fajriah 5. Rianto
Sardita
7. Muslim Nur
2
2.4.1. Sistem Manajemen
II. METODA
III
TINGKAT → PENGUJIAN
IV I. FORMULIR
TINGKAT →
2
kesesuaian dengan standar ini ditetapkan dalam PR-EL-ERE-04
klausul 4.1;
2
c. Sanitari meliputi kegiatan perencanaan sistem jaringan air bersih, air
kotor,perencanaan pembuangan akhir sampah dan limbah padat industri B3
dan non B3, Instalasi Pembuangan Limbah Tinja(IPLT), Waste Water
Treatment Plant (WWTP) khususnya untuk industri dan perencanaan
instalasi jaringan transmisi air minum.
4. Aplikasi Pengembangan Perangkat Lunak, Telekomunikasi dan Sistem
Informasi.
a. Study kelayakan teknologi komunikasi.
b. Perencanaan dan pembuatan jaringan sistem informasi.
c. Perencanaan dan pembuatan jaringan telekomunikasi.
d. Pengembangan komputerisasi menajemen rumah sakit, manajemen
pemerintahan, sistem pelayanan satu atap untuk keperluan dispenda.
e. Perencanaan dan pengembangan sistem navigasi.
5. Analisa Laboratorium.
a. Analisa kualitas udara, debu, partikel logam, dan kebisingan {ambien dan
emisi).
b. Analisa kualitas air tanah dan permukaan (parameter fisika, kimia, dan
biologi).
c. Analisa limbah cair dan limbah padat (sludge)
d. Analisa laboratorium mekanika tanah dan batuan.
e. Analisa air tanah dan batuan.
6. Design Dan Perencanaan.
a. Design dan perencanaan jalan raya.
b. Design dan perencanaan pemungkiman.
c. Design dan perencanaan instalasi dan pengolahan air bersih.
d. Design dan perencanaan instalasi dan pengolahan air limbah.
e. Design dan perencanaan tata ruang dan perkotaan.
f. Design dan perencanaan irigasi.
g. Design dan perencanaan gedung dan bangunan.
h. Design dan perencanaan pariwisata.
7. Konsultasi Manajemen.
20 /
2
a. Konsultasi dan pelatihan SMM ISO 9001 : 2008.
b. Konsultasi dan pelatihan SML ISO 14001 : 2004.
c. Konsultasi dan pelatihan OHSAS 18001/SMK3.
d. Konsultasi dan pelatihan manajemen terintegrasi.
e. RSPO.
21 /
2
2.6.1. Air Sungai
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan
bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju.
Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan
baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini
terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS) (Wikipedia, 2019).
2
b. Penutupan danau dan kantong-kantong lainnya.
c. Penebangan hutan yang berlebihan.
d. Penggunaan bahan kimia yang berlebihan.
e. Penyempitan sungai dikarenakan pembangunan disekitar area sungai
(Rima,2013).
Manfaat Sungai :
a. Sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian.
b. Sebagai pembangkit listrik tenaga air.
c. Sebagai prasarana lalu lintas.
d. Sebagai sumber pangan berupa ikan dan sejumlah hewan yang hidup di
sungai.
e. Sebagai tempat budi daya ikan air tawar.
f. Sebagai sarana kebutuhan rumah tangga, seperti : mandi, cuci, dan kakus
(MCK).
2
nitrobakter
2NO2– + O2 ————> 2NO3– (b)
(Effendi,2003)
Masuknya nitrat kedalam badan sungai disebabkan manusia yang
membuang kotoran dalam air sungai, kotoran banyak mengandung amoniak.
Kemungkinan lain penyebab konsentrasi nitrat tinggi ialah pembusukan sisa
tanaman dan hewan, pembuangan industri, dan kotoran hewan. Pengotoran 1000
ternak sama dengan kotoran kota berpenduduk 5000 jiwa.
Nitrat dalam air baku, dalam suasana asam, jika bereaksi dengan Brusin
Sulfat dan Asam Sulfanilat, akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna
kuning.
Warna kuning yang terjadi diukur intensitas absorbannya dengan
spektrofoto meter pada panjang gelombang 410 nm. Senyawa N ( Nitrogen ) di
alam terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu N organik, N ammonia, N-NO3, N-
NO2, dan gas N2. Bentuk – bentuk senyawa Nitrogen tersebut dipengaruhi oleh
pH dan kondisi aerob – anaerob. Senyawa Nitrogen merupakan nutrien yang
menjadi unsur utama dalam pertumbuhan dan reproduksi tanaman dan hewan,
termasuk hewan dan tumbuhan air yang memperoleh unsur Nitrogen dari
lingkungan air di sekitarnya.
2.7.1. Dampak Nitrat.
Nitrat yang berlebih dapat menyebabkan kualitas air menurun, menurunkan
oksigen terlarut, penurunan populasi ikan, bau busuk, rasa tidak enak. Nitrat
adalah ancaman bagi kesehatan manusia terutama untuk bayi, menyebabkan
kondisi yang dikenal sebagai methemoglobinemia, yang juga disebut “sindrom
bayi biru”. Air tanah yang digunakan untuk membuat susu bayi yang mengandung
nitrat, saat nitrat masuk kedalam tubuh bayi nitrat dikonversikan dalam usus
menjadi nitrit, yang kemudian berikatan dengan hemoglobin dan membentuk
methemoglobin, sehingga mengurangi daya angkut oksigen oleh darah (Tresna,
2000).
24 /
2
2.8. Nitrit (NO2)
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat
(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu,
nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada
perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari
0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang
memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Nitrit yang dijumpai pada air minum
dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang
mendapatkan air dari sistem distribusi PDAM.
Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam
darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit
membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat
menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik
alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah
atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-
pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh
karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang
terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia
anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat
meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di
dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah
tanah.
25 /
2
kulit tampak biru abu – abu atau levender. Semua bayi di bawah enam bulan
beresiko keracunan nitrat. Bebrapa bayi mungkin lebih sensitif di bandingkan
dengan bayi yang lainnya. Bayi yang menderita penyakit tersebut memerlukan
perawatan medis segera karena kondisi yang dapat mengakibatkan koma dan
kematian jika tidak segera diobati.
Warna
Panjang gelombang Warna terlihat
komplementer
<400 Ultraviolet -
400-450 Violet Kuning
450-490 Biru Jingga
490-550 Hijau Merah
550-580 Kuning Ungu
580-650 Jingga Biru
650-700 Merah Hijau
>700 Inframerah
Tabel 1 Spektrum Warna
26 /
2
Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua berkas oleh cermin yang
berputar pada bagian dalam spektrofotometer. Berkas pertama akan melewati
kuvet berisi blanko, sementara berkas kedua akan melewati kuvet berisi sampel.
Blanko dan sampel akan diperiksa secara bersamaan. Adanya blanko, berguna
untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber cahaya.
Dimana :
A = Absorban
e = Absorptivitas Molar
c = konsentrasi
27 /
2
Komponen-Komponen Spektrofotometri Uv-Vis :
1. Sumber Cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang
stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada
dua macam :
a. Lampu Tungsten (Wolfram)
Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk
lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang
antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya
memiliki waktu 1000jam pemakaian.
b. Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy
radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada
daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis
menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang
tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a. Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya
di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
28 /
2
b. Grating (Kisi Difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi
sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan
lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan
spektrum.
c. Celah Optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan
dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi
akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang
diharapkan.
d. Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang
diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang
yang dipilih.
3. Kompartemen Sampel
Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet. kuvet
merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel yang akan dianalisis.
Pada spektrofotometer double beam, terdapat dua tempat kuvet. Satu kuvet
digunakan sebagai tempat untuk menaruh sampel, sementara kuvet lain digunakan
untuk menaruh blanko. Sementara pada spektrofotometer single beam, hanya
terdapat satu kuvet.
2
digunakan pada saat pengukuran di daerah UV. Oleh karena itu, bahan kuvet
dipilih berdasarkan daerah panjang gelombang yang digunakan. Gunanya agar
dapat melewatkan daerah panjang gelombang yang digunakan.
• UV : fused silika, kuarsa
• Visible : gelas biasa, silika atau plastik
• IR : KBr, NaCl, IRTRAN atau kristal dari senyawa ion
Bahan Panjang gelombang
Silika 150-3000
Gelas 375-2000
Plastik 380-800
Tabel 2 Bahan Kuvet Sesuai Panjang Gelombang
4. Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian
diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan
dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
30 /
2
Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang
berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi
yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan
tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah
ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-sistem terkonjugasi,
struktur elektronik dengan adanya ikatan π dan non bonding elektron .Prinsip kerja
spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik (Io)
melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan
(Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi
diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah
melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari
sampel secara bergantian secara berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor
diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan
dengan komputer yang sudah terprogram.
31 /
2
e) Lakukan uji dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan
maksimum.
f) Perhitungan koefisien korelasi regresi linear (r) lebih besar atau sama dengan
0,995 dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi.
g) Lakukan uji efisiensi kolom sesuai butir 3.4.5.
h) Lakukan analisis blanko dengan frekuensi 5% - 10% per batch (satu seri
pengukuran) atau minimal satu kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10
sebagai control kontaminasi.
i) lakukan analisis duplo dengan frekuensi 5 % - 10% per satu seri pengukuran
atau minimal satu kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai control
ketelitian analisis. Jika perbedaan persen relatif (relative percent difference,
RPD) sama dengan 20 % maka lakukan pengukuran ketiga.
j) Lakukan control akurasi dengan spike matrik dengan frekuensi 5% - 10% per
satu seri pengukuran atau minimal satu kali untuk contoh uji kurang dari 10.
Kisaran persen temu balik adalah 85% - 115% persen temu balik (%recovery,
%R).
32 /
2
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2
2 bulb filter 1 buah
3 Botol semprot 1 botol
4 Kertas Ph 1 kotak
5 Kawat panjang 1 buah
6 Serbet 1 buah
3.4.3. Bahan
2
3.5. Perhitungan
3.5.1. Hitung Nitrat (NO3)
Kadar Nitrat (mg NO3–N/L) = A – B
Keterangan :
A = Kadar NO2-N dari Kolom Reduksi.
B = Kadar NO2-N tanpa melewati Kolom Reduksi.
35 /
2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
36 /
2
4.1.2. Hasil Nitrat (NO3)
4.2. Pembahasan
Sesuai dengan praktikum yang dilakukan, jika nitrit bereaksi dengan
sulfanilamide dalam suasana asam maka, akan menghasilkan senyawa diazonium
yang sebanding dengan banyaknyasenyawa nitrit yang ada pada contoh uji atau
sampel, senyawa diazonium tersebut kemudian akan bereaksi dengan n-(l-naftil)-
etilendiamin dihidroklorida (NED-dihidroklorida) membentuk senyawa azo yang
berwarna merah muda. Senyawa azo ini ekivalen dengan senyawa diazonium
yang ekivalen dengan nitrit totol. Warna merah muda diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 543 nm. Sampel yang telah
direaksikan ini, memiliki batas waktupengukurannya yaitu hanya <2 jam, jika
37 /
2
lewat dari 2 jam maka sampel atau contoh uji di nyatakan rusak karena besar
kemungkinan sampel telah terkontaminasi senyawa lain.
Sedangkan, jika nitrat yang di reaksikan dengan brusin sulfat dan asam
sulfanilat (larutan warna) bereaksi. Maka, akan membentuk senyawa kompleks
yang berwarna merah muda. Sampel yang telah direaksikan ini memiliki waktu
relatif 10-15 menit, ini adalah jangka waktu terbaik untuk melakukan pengukuran.
38 /
2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari Hasil Pengujian Kadar Nitrat yang telah dilakukan pada sampel
082/1/AS1 adalah 1.6013 mg/L, sampel 082/2/AS2 adalah -0.0064 mg/L, dan
sampel 082/3/AS3 adalah –0.045 mg/L. Dan %RPD pada sampel 082/1/AS1
adalah 0%, sampel 082/2/AS2 adalah-3,13%, dan sampel 082/3/AS3 adalah
1.43%. Dari semua sampel yang telah diuji dapat diketahui bahwa semua sampel
memenuhi syarat baku mutu peraturan pemerintahan no. 82 tahun 2001 yaitu ≤
10 mg/L dan begitu pula pada batasan RPD sesuai SNI 06-6989.9:2004 yaitu ≤
10%. Sedangkan dari hasil pengujian kadar nitrit yang telah dilakukan pada
sampel 082/1/AS1 adalah 0.0004, sampel 082/2/AS2 adalah 0.00435, dan sampel
082/3/AS3 adalah 0.00075. Dan %RPD pada sampel 082/1AS1 adalah 0%,
sampel 082/2/AS2 adalah -2.30%, dan sampel 082/3/AS3 adalah -0.13. Dari
semua sampel yang telah diuji dapat diketahui bahwa semua sampel memenuhi
syarat baku mutu peraturan pemerintahan no. 82 tahun 2001 yaitu ≤ 0.06 mg/L
dan begitu pula pada batasan RPD sesuai SNI 06-6989.9:2004 yaitu ≤ 5%.
5.2. Saran.
Dalam pengujian akan terdapat beberapa sampel yang pekat atau konsentrasinya
tinggi, sebaikny dalam penanganan sampel ini dilakukan pengenceran supaya
tidak mengganggu pada saat analisa atau pengukuran dan sampel pada sampel
yang terdapat banyak endapan lebih baik disaring terlebih dahulu. Keselamatan
kerja seperti memakai alat elindung kerja lebih di perhatikan lagi agar tidak terjadi
kecelakaan kerja. Sampel sebaiknya di analisa secara duplo agar hasil yang
diperoleh lebih akurat.
39 /
2
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G., Sartika dan Sri Sumestri, 1984, “Metode Penelitian Air Dan Nitrat”,
Usaha Nasional: 2. Bappenas RI.
Slamet, 2007. Kiat Meningkatkan Kinerja, Cetakan Pertama. PT. Rineka Cipta ;
Jakarta.
Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan. Universitas Negeri Medan. Medan.
Sudaryoko, Y. 1986. Departemen Pekerjaan Umum. Badan Metode Penelitian.
Brierly. 2005. Kimia Lingkungan. All About Chemistry And Environmental.
Total Suspended Solid.
Hanzah. 2009. Teori Motivasi Dan Pengukuran, (Jakarta : PT Bumi Aksara)
R.I.M.A, 20013. Macam-Macam Perairan Darat. Blogspot.com.
Hutagalung, et, al., 1997, Metode Analisis Air Laut, Sedimen, Dan Biodata,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Dachriyanus., 2004, Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektrofotometri,
Hal 1-37, Andalas University Press, Padang.
Underwood, A.L and R.A day, Jr. 1986. Analisis Kimia Kulitatif. Jakarta :
Erlangga.
Effendi, H.2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.
Sujudi. A. 1995. Pengendalian Mutu. Simposium Program Menjaga Mutu
Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit. Yogyakarta.
SNI-6989.79:2011 Nitrat.
SNI-06-6989.9:2004 Nitrit.
40 /
2
LAMPIRAN I
Pembuatan Reagen
41 /
2
g. Pembuatan Larutan Kerja Nitrat (NO3)
Buat deret larutan kerja dengan blanko minimal 3 kadar yang berbeda dalam
labu ukur 100 mL. Setiap proposional dan berada pada rentang pengukuran.
Larutan kerja ini dibuat setiap akan digunakan.
42 /
2
LAMPIRAN II
Standarisasi Nitrat Dan Nitrit Menggunakan Spektrofotometer
mg x Ar N x 1000
Larutan Induk KNO3 = 101,1 x 1000
723,3 𝑥 14 𝑥 1000
= 101,1 𝑥 1000
= 100,16 ppm
43 /
2
Larutan baku 4 mL Larutan baku 5 mL
𝑣1 𝑥 𝑝𝑝𝑚1 𝑣1 𝑥 𝑝𝑝𝑚1
Ppm2 = Ppm2 =
𝑣2 𝑣2
4 𝑚𝐿 𝑥 100,16 𝑚𝑔/𝐿 5 𝑚𝐿 𝑥 100,16 𝑚𝑔/𝐿
= =
100 100
Dengan perhitugan :
Dimana : V1 = Volume larutan baku yang dipipet
Ppm1 = Konsentrasi larutan baku yang dipipet
V2 = Volume larutan kerja
Ppm2 = Konsentrasi larutan kerja
44 /
2
3) Lewatkan larutan diatas kedalam kolom reduksi, atur kecepatan 7-10
mL/menit.
4) Buang 25 mL tampungan pertama.
5) Selanjutnya tampung dengan labu 50 mL.
6) Ukur 50 mL larutan yang sudah direduksikan dan masukkan kedalam
labu ukur 50 mL.
7) Tambahkan 2 mL larutan pewarna.
8) Baca absorbansinya salam kisaran waktu antara 10 menit sampai 2 jam
setelah penambahan larutan pewarna.
9) Buat kurva kalibrasi dengan mengukur absorbansinya pada panjang
gelombang 543 nm dan tentukan persamaan garis lurusnya.
Konsentrasi
Absorbansi
(mg/L)
0,1000 0,039
0,2000 0,077
0,4000 0,104
0,6000 0,150
0,8000 0,193
1,0000 0,236
45 /
2
e. Larutan baku Nitrit
Larutan baku dibuat dari larutan induk dengan konsentrasinya 0,5 ppm
dengan cara memipet 5 mL sehingga di peroleh konsentrasinya :
V1 x ppm1 = V2 x ppm2
01 x 10 = 50 x ppm2
100 = 50 x ppm2
mg/L = 0,03mg/L
46 /
2
Larutan baku 4 mL Larutan baku 5 mL
𝑣1 𝑥 𝑝𝑝𝑚1 𝑣1 𝑥 𝑝𝑝𝑚1
Ppm2 = Ppm2 =
𝑣2 𝑣2
4 𝑚𝐿 𝑥 0,5 𝑚𝑔/𝐿 5 𝑚𝐿 𝑥 0,5 𝑚𝑔/𝐿
= =
50 50
Dengan perhitugan :
Dimana : V1 = Volume larutan baku yang dipipet
Ppm1 = Konsentrasi larutan baku yang dipipet
V2 = Volume larutan kerja
Ppm2 = Konsentrasi larutan kerja
2
5) Buat kurva kalibraasinya.
Kosentrasi
Absorbansi
(mg/L)
0,0100 0,029
0,0500 0,150
0,1000 0,298
0,1500 0,444
0,2000 0,586
0,2500 0,726
0,3000 0,859
0,3500 0,998
0,4000 1,132
0,4500 1,268
48 /
2
LAMPIRAN III
Perhitungan
Data perhitungan :
A. Nitrat
1. % RPD (relative percent difference)
% RPD dari masing-masing sampel adalah sebagai berikut :
Blind :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
0,4394−0,4390
= x 100%
0,4392
= 0,09%
Blanko :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
0,0970−0,0970
= x 100%
0,0970
= 0,00%
Sampel 082/1 :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
1,6013−1,6013
= x 100%
1,6013
= 0,00%
Sampel 082/2 :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
−0,0065+0,0063
= x 100%
−0,0064
= - 3,13%
49 /
2
Sampel 082/3 :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
−0,0423+0.0417
= x 100%
−0,0420
= 1,43%
2. %R (recorvery)
𝑋̅ 𝑏𝑙𝑖𝑛𝑑 𝑥 𝑋̅ 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
% R blind = 𝑥 100%
𝐶𝑥
0,4392−0,0970
= x 100%
0,4
= 85,55%
3. %KSR
[𝑋𝑏𝑙𝑖𝑛𝑑 𝑥 𝑋𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜]− 𝐶𝑥
%KSR blind = x 100%
𝐶𝑥
[0,4392−0,0970]− 0,4
= x 100%
0,4
= - 14,45
B. Nitrit
1. % RPD (relative percent difference)
% RPD dari masing-masing sampel adalah sebagai berikut :
Blind :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
0,2083−0,2083
= x 100%
0,2083
= 0,00%
Blanko :
50 /
2
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
0,0019−0,0018
= x 100%
0,00185
= 5,41%
Sampel 082/1 :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
0,0004−0,0004
= x 100%
0,0004
= 0,00%
Sampel 082/2 :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
0,0043−0,0044
= x 100%
0,00435
= - 2,30%
Sampel 082/3 :
𝑋1 𝑥 𝑋2
% RPD = 𝑥 100%
𝑋
0.0007−0.0008
= x 100%
0.00075
= - 0,13%
2. %R (recorvery)
𝑋̅ 𝑏𝑙𝑖𝑛𝑑 𝑥 𝑋̅ 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
% R blind = 𝑥 100%
𝐶𝑥
0,2083−0,00185
= x 100%
0,2
= 103,22 %
51 /
2
3. %KSR
[𝑋𝑏𝑙𝑖𝑛𝑑 𝑥 𝑋𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜]− 𝐶𝑥
%KSR blind = x 100%
𝐶𝑥
[0,2083−0,00185]− 0,2
= x 100%
0,2
= 3,22%
52 /
2
LAMPIRAN IV
akan dianalisa
2. Masukkan 25 mL sampel
100 mL
53 /
2
3. Atur pH sampel antara 7-
4. Penambahan NH4Cl
pekat 75 mL
5. Tampung 50 mL kelabu
ukur
54 /
2
6. Penambahan 2 mL
larutan pewarna
larutan pewarna
8. Mengukur dengan
Spektrofotometer UV-
Vis
55 /
2
Gambar-gambar dalam proses Nitrat (NO2)
1. Masukkan 50 mL sampel
2. Penambahan larutan
Sulfanilamida 1 mL
56 /
2
3. Penambahan larutan
NED 1 mL
NED
57 /
2
5. Mengukur sampel dengan
Spektrofotometer UV-
Vis
58 /
2
LAMPIRAN V
PERATURAN
PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2001
TENTANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
KELAS
PARAMETER SATUAN Keterangan
I II III IV
FISIKA
Deviasi
Temperatur 0C deviasi deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5 temperat
3 ur dari
keadaan
alamiahn
ya
Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000
Bagi
Residu pengolahan
Tersuspensi mg/L 50 50 400 400 air minum
secara
konvensional
, residu
tersuspensi <
5000 mg/L
KIMIA ORGANIK
pH 6-9 6-9 6-9 5-9 Apabila
secara
alamiah di
luar rentang
tersebut,
maka
ditentukan
berdasarkan
kondisi
alamiah
BOD mg/L 2 3 6 12
59 /
2
COD mg/L 10 25 50 100
DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas
minimum
Total fosfat sbg P mg/L 0,2 0,2 1 5
NO3 sebagai N mg/L 10 10 20 20
Bagi
Perikanan,
NH3-N kandungan
mg/L 0,5 (-) (-) (-)
amonia bebas
untuk ikan
yang peka <
0,02 mg/L
sebagai NH3
Arsen mg/L 0,05 1 1 1
Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2
Barium mg/L 1 (-) (-) (-)
Boron mg/L 1 1 1 1
Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05
Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01
Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 1
Bagi
pengolahan
Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2 air minum
secara
konvensional
, Cu < 1
mg/L
Bagi
pengolahan
Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-) air minum
secara
konvensional,
Fe < 5 mg/L
Bagi
pengolahan
Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1 air minum
secara
konvensional,
Pb < 0,1
mg/L
60 /
2
1/2