INDRA
12.17.0063
INDRA
NPT. 12.17.0063
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat Proposal Skripsi
dengan judul “Penentuan Faktor Dominan Terjadinya Hujan Lebat saat Musim
Kemarau Berdasarkan Data Reanalisis Model dan Peta Sinoptik di Saumlaki”
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan aktualisasi ini tidak dapat tuntas
tanpa ada dukungan, bimbingan dan peran serta dari berbagai pihak. Disini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Slamet Suyitno, S.Si, M.Si selaku Ketua STMKG
2. Bapak Dr. Munawar Ali, M.Si selaku dosen dan pembimbing dalam
menyelesaikan proposal skripsi.
3. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan banyak doa dan dukungan.
4. Seluruh pihak yang telah berpasrtisipasi dalam membantu penyelesaian laporan
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Proposal Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan yang terdapat dalam
penulisan laporan kegiatan aktualisasi ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Indra
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
7
model cuaca. Oleh karena itu, dengan mengkaji dinamika kondisi atmsofer di atas
wilayah Saumlaki dapat diketahui faktor paling mendukung terjadinya hujan yang
biasanya tidak terjadi pada bulan Oktober.
8
BAB II
DASAR TEORI
2.1.2 Analisis Hujan Lebat Berdasarkan Data Reanalisis Model dan Peta
Sinoptik
Analisis curah hujan dengan pola pergerakan angin di Saumlaki
memanfaatkan metode grafik dan metode wind rose. Hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa curah hujan tinggi ketika angin bergerak dari arah barat
9
atau barat daya, dan curah hujan rendah ketika angin bergerak dari arah timur
atau tenggara (Marthinus, 2012). Dengan menggunakan analisis stabilitas
atmosfer dan model WRF-ARW dan menunjukkan bahwa hujan ekstrim
tersebut lebih disebabkan oleh faktor cuaca skala skala regional yaitu siklon
tropis Narelle, daripada faktor skala lokalnya (Prianti, 2014).
Analisis kondisi dinamika atmosfer terkait cuaca ekstrem saat musim
kemarau mengelola data reanalysis dengan menggunakan aplikasi GrADS
untuk menampilkan parameter suhu udara permukaan, titik embun
permukaan, indeks stabilitas CAPE, vortisitas dan kecepatan gerak vertikal,
nilai SST, monsun, peta gradient angin, MSLP, dan citra satelit (Soera, 2015).
Analisis tersebut menunjukkan bahwa cuaca ekstrem tersebut disebabkan
faktor cuaca regional serta mendukung kondisi cuaca skala lokal.
Ketersediaan energi konvektif lemah - sedang, kondisi udara yang
basah mencapai lapisan atas serta giatnya gerak vertikal udara keatas yang
ditunjukkan oleh nilai vortisitas dan kecepatan gerak vertikal, merupakan
faktor lokal yang mendukung terjadi hujan sangat lebat di Maluku dapat
diperoleh dengan metode (Marthinus, 2012; Prianti, 2014; Soera, 2015).
10
vortisitas relatif dan energi termodinamika yang ditransmisikan daratan
Saumlaki terhadap matahari.
1. 1. 11
SST Tekanan
2. permukaan Data Reanalisis
Data Synoptik
Nino Indeks 2. ECMWF
Gambar 2.1 Diagram Alir Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.2 Data
Data yang digunakan untuk mengkaji kondisi dinamika atmosfer dalam
skala analisis cuaca secara global menggunakan data model grafik Indeks
Nino 3.4 yang didapat dari model numerical weather prediction (NWP)
Australia dengan cara mengunduh datanya langsung dalam format .jpeg dari
situsnya di alamat http://www.bom.gov.au. Data ini digunakan untuk
12
mengetahui besarnya pengaruh fenomena El-Nino dan La-Nina terhadap
anomali suhu permukaan laut di perairan wilayah Indonesia bagian Timur,
termasuk wilayah Saumlaki.
Kemudian, data yang digunakan untuk mengkaji kondisi dinamika
atmsofer dalam skala analisis cuaca secara regional menggunakan data model
peta angin gradient dan data model peta MSLP yang didapat dari model NWP
Australia dengan cara mengunduh datanya langsung dalam format .jpeg dari
situsnya di alamat http://www.bom.gov.au. Data model ini baik peta angin
gradient maupun peta MSLP bertujuan mendapatkan pola-pola gangguan
cuaca yang memungkinkan terjadinya konvektifitas di wilayah Saumlaki.
Selain data model peta angin gradien dan peta MSLP, digunakan juga
data reanalisis ECMWF tanggal 19 – 21 Oktober 2000 dengan resolusi 0,125 o
x 0,125o di wilayah Saumlaki yang diperoleh dengan mengunduh data dalam
format .nc dari situs http://www.cpc.ncep.noaa.gov. Data reanalisis ECMWF
ini digunakan untuk menampilkan parameter streamline, konvergen,
divergen, vortisitas, RH tiap lapisan dan kecepatan gerak vertikal (ω) di
Saumlaki.
Adapun data terakhir yang dipakai untuk mengkaji kondisi dinamika
atmosfer dalam skala analisis cuaca lokal yaitu data sinoptik tanggal 19-21
Oktober 2000. Data sinoptik adalah data hasil observasi parameter cuaca yang
terdiri dari data suhu, kelembaban, tekanan, curah hujan (CH) serta arah dan
kecepatan angin. Data ini diperoleh dari stasiun meteorologi sinoptik yang
didapat berdasarkan pembacaan pada alat pengukur parameter-parameter
cuaca yang dilakukan oleh petugas observasi di stasiun meteorologi saumlaki.
13
dilakukan dengan menggunakan panoply. Secara ringkas, urutan pengubahan data
reanalisis ECMWF menjadi data excel :
a. Masukkan data reanalisis ECMWF
b. Parameter cuaca data reanalisis ECMWF : streamline, konvergen, divergen,
vortisitas, RH tiap lapisan dan kecepatan gerak vertikal (ω) yang akan
dikonvert diklik kanan
c. Pilih export labelled text
d. Pilih lokasi file tempat penyimpanan
e. Klik finish
Setelah dikonvert menjadi data excel, barulah data tersebut diolah
menggunakan GrADS 2.0.1 untuk menghasilkan data vortisitas relatif, kecepatan
vertikal udara, dan convective available potential energy. Selanjutnya, data
sinoptik yang berupa nilai hasil pengukuran terhadap kondisi parameter cuaca di
wilayah Saumlaki diolah dan disusun menjadi model grafik dengan menggunakan
Ms. Excel 2017.
δC ∂ v ∂ u
= − =ζ
δA ∂ x ∂ y
14
Dengan persamaan di atas, vortisitas dapat dihitung dengan
menggunakan data vektor angin dalam bentuk grid. Angin yang merupakan
besaran vektor kemudian kecepatannya diuraikan ke dalam komponen
horizontal yakni zonal µ (barat-timur) dan meridional v (utara-selatan)
dengan persamaan :
u = ff x cos (270o-ddd)
v = ff x sin (270o-ddd)
15
3.4.2 Kecepatan Vertikal Udara
Komponen kecepatan gerak vertikal atmosfer untuk skala sinoptik
biasanya dinyatakan dalam satuan senitmeter per detik. Sementara dari
pengamatan meteorologi udara atas memberi nilai kecepatan angin dengan
akurasi satuan meter per detik. Dengan demikian, kecepatan vertikal tidak
dapat diukur langung tapi harus diturunkan dari bidang yang diukur secara
langsung.
Terdapat dua pendekatan dasar dalam perhitungan kecepatan gerak
vertikal udara, yaitu berdasarkan ketinggian koordinat isobarik (ω) dan
ketinggian koordinat Cartesian (w). Ada dua metode yang umum digunakan
untuk menyimpulkan bidang gerak vertikal yaitu metode kinematik
berdasarkan persamaan kontinuitas dan metode adiabatik berdasarkan
persamaan energi termodinamika. Kedua metode tersebut biasanya diterapkan
menggunakan sistem koordinat isobarik sehingga perhitungan menggunakan
ω (p) lebih ditekankan dibanding w (z) yang menggunakan koordinat
Cartesian.
∂u ∂v
ω(p) = ω(ps) + (ps – p) ( + ¿
∂x ∂ y
∂T ∂T
ω = Sp-1 ( +µ ¿
∂t ∂x
Keterangan :
Sp : parameter stabilitas statis untuk sistem isobarik, dimana
Sp = (γd – γ)/pg
16
Salah satu faktor pembentukan awan diakibatkan oleh gerak vertikal
udara ke atas dan omega lapisan permukaan, dimana nilai kecepatan vertikal
negatif menunjukkan geradan udara ke atas yang dapat menyebabkan
terjadinya proses kondensasi dan proses presipitasi.
i=n
g
CAPE = ∑ ( Tparcel−Tenv ) ∈¿ ¿∆iz
i=1 Tenv
Keterangan :
CAPE : energi potensial untuk konvektifitas (J/kg)
Tparcel : suhu parcel udara (K)
Tenv : suhu lingkungan (K)
∆iz : selisih level tekanan (mb)
g : gravitasi bumi (9.8 ms-2)
17
1. SST
2. Nino
Indeks
3.4
Output : Data
1. Vortisitas Sinoptik
relatif Suhu,
vertikal Tekanan,
2. CAPE RH, CH,
3. Kelembaban Angin
Menganalisis kondisi
dinamika atmosfer
secara menyeluruh
18
3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6
Pengumpulan data V
Pengolahan data V V
Analisis data V V
Pembuatan laporan V
Tabel 3.2. Rencana Pelaksanaan Penelitian
19
DAFTAR PUSTAKA
Harwati, Tri. 2008. Pengaruh Suhu dan Panjang Penyinaran Terhadap Umbi
Kentang. Jakarta: Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 7, No. 1, 2008 (11 -
18)
Fadholi, Akhmad. 2013. Studi Pengaruh Suhu Dan Tekanan Udara Terhadap
Daya Angkat Pesawat Di Bandara S. Babullah
Ternate .Pangkalpinang: Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol.01, No.
02.
Pustaka internet :
20