Disusun Oleh :
AULIA AKBAR
NIM. 140203007
MENGETAHUI,
MENYETUJUI,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan
menyusun laporan kreja praktek di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Pekanbaru.
Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
akademis dalam menyelesaikan pendidikan program studi strata satu (S1)
mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau. Manfaat dari kerja praktek ini adalah
untuk mendapatkan dan mengerti hal-hal yng berhubungan dengan Teknisi dan
Instrumentasi di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru.
Dalam melaksanakan dan penyusunan laporan kerja praktek ini, kami
mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan bantuan dari semua pihak.
Kami diberikan dukungan, bimbingan, pengalaman, serta pengetahuan yang dapat
membantu kami, terutama pada :
1. Allah SWT yang telah menjaga dan melindungi penulis dalam
melaksanakan proses kerja praktek di Stasiun Meteorologi BMKG
Pekanbaru.
2. Ayah, Ibu dan Keluarga yang senantiasa mendoakan serta selalu
mencurahkan kasih dan sayangnya kepada penulis. Terima kasih untuk
segala pengorbanannya.
3. Bapak Juli Widiyanto, S.Kep., M.Kes., Epid, dan Bapak Prasetya, M.Si
selaku Dekan dan Wakil Dekan Fakultas MIPA dan Kesehatan.
4. Bapak Shabri Putra Wirman, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika.
5. Ibu Noni Febriani, ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis.
6. Kakak Tiara Aretni, S.Tr, selaku pembimbing lapangan yang selalu
memberikan ilmu dan pengarahan yang tulus kepada saya.
7. Kakak Veronica selaku kakak senior baik di kampus maupun di tempat
kerja praktek yang telah banyak memberikan pengetahuan dan arahan
hingga laporan ini selesai dibuat.
iii
8. Keluarga fisika generasi 7, generasi 8, dan generasi 9 yang telah banyak
mendukung penulis.
9. Serta semua pihak yang turut membantu penulis yang namanya tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Demikian Laporan ini Penulis ajukan agar dapat bermanfat serta menambah
wawasan maupun pengetahuan bagi para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa
Fisika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Kesehatan. Oleh Karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
AULIA AKBAR
NIM. 140203007
iv
DAFTAR ISI
v
3.3.1. Pengamatan (Observasi) ...................................................................... 19
3.3.2. Data dan Informasi ............................................................................... 20
3.3.3. Pelayanan Jasa (Bidang data dan Informasi) .................................... 23
3.3.4. Pemeliharaan (Bidang Observasi) ...................................................... 24
BAB IV KEGIATAN KERJA PRAKTEK ....................................................... 26
4.1. Pengenalan Bagian-bagian Bidang di BMKG Pekanbaru ...................... 26
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 30
5.2. Kesimpulan ................................................................................................ 30
5.2. Saran .......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1. Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan periode panjang
(bulan,tahun) untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Sedangkan cuaca adalah
keadaan atmosfer pada suatu saat. Iklim tidak sama dengan cuaca, tapi lebih
merupakan pola rata-rata dari keadaan cuaca untuk suatu daerah tertentu. Cuaca
menggambarkan keadaan atmosfer dalam jangka waktu pendek. Iklim secara
operasional didefenisikan sebagai deskripsi statistik dari unsur-unsur iklim seperti
temperatur (suhu), presipitasi (hujan), angin, kelembaban dan variasi dalam rentang
waktu mulai dari bulanan hingga jutaan tahun [1].
2.1.1. Suhu
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul
dalam atmosfer atau udara yang timbul karena adanya radiasi panas matahari yang
diterima bumi. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
a) Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi
dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari,
semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang
datangnya tegak lurus.
c) Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan
cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
3
4
Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak
sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm.
Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran horizontal
secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan
suhu atau temperatur udara daratan dan lautan.
2.1.2. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge
[2]. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh
di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a) Bentuk medan atau topografi;
b) Arah lereng medan;
c) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan
d) Jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke
permukaan bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta
yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet. Berdasarkan butiran yang
dicurahkan dan asal terjadinya, hujan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
A. Berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
1. Hujan gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran
kurang dari 0,5 mm.
2. Hujan salju atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang
temperaturnya berada di bawah titik beku.
3. Hujan batu es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca
panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku.
4. Hujan deras atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang
temperaturnya di atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm.
B. Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
5
1. Hujan front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda
temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga
berkondensasi dan turun hujan.
2. Hujan konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang
menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal, karena pemanasan
air laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.
3. Hujan orografi atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang mengandung
uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan berkondensasi dan
turun sebagai hujan.
4. Hujan buatan, yaitu dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman untuk
merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3000 kaki lebih
cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
2.1.3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan
udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga
naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara
dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas
lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamakan konveksi. Faktor-faktor yang menyebabkan angin terhadi antara lain
adalah:
a) Gradien Barometris, yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari dua isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien
barometrisnya, makin cepat tiupan anginnya.
b) Lokasi, kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat daripada angin yang
jauh dari garis khatulistiwa.
c) Tinggi Lokasi, semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang
bertiup. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menhambat laju
udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata
lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempa,
gaya gesekan ini semakin kecil.
6
d) Waktu, Angin bergerak lebih cepat pada siang hari, dan sebaliknya terjadi pada
malam hari.
e) Sebenarnya yang kita lihat saat angin berhembus adalah partikel-partikel
ringan seperti debu yang terbawa bersama angin. Angin bisa kita rasakan
hembusannya karena kita mempunyai indra perasa, yaitu kulit, sehingga kita
bisa merasakannya.
2.1.4. Kelembaban
Kelembaban udara adalah kandungan uap yang ada dalam udara.
Pemanasan yang terjadi pada permukaan bumi menyebabkan air-air yang ada pada
permukaan bumi, baik di daratan maupun lautan, menguap dan termuat dalam
udara. Kelembaban udara dapat berubah-ubah, tergantung pada pemanasan yang
terjadi. Makin tinggi suhu suatu kawasan, maka makin tinggi pula tingkat
kelembaban udara di kawasan tersebut, karena udara yang mengalami pemanasan,
merenggang dan terisi oleh uap air [2].
Kandungan uap air yang termuat dalam jumlah udara tertentu pada
temperatur tertentu dibandingkan dengan kandungan uap yang dapat termuat dalam
udara tersebut disebut kelembaban relatif atau nisbi. Besarnya kelembaban relatif
dinyatakan dalam persen. Selain kelembaban relatif atau kelembaban nisbi, ada
jenis kelembaban lain yang disebut kelembaban absolut. Kelembaban absolut ialah
jumlah yang menunjukkan kandungan uap air dalam satuan gram yang ada pada
setiap 1 m3 udara.
2.1.5. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul oleh adanya berat dari
lapisan udara. Udara merupakan kumpulan gas yang masing-masing memiliki
massa dan menempati ruang. Karena massa yang dimilikinya, udara pun memiliki
tekanan. Suhu suatu kawasan sangat berpengaruh terhadap tekanan udara di
kawasan tersebut. Bila suhu makin tinggi, maka tekanan udara akan makin rendah.
Ini disebabkan udara yang hangat bersifat renggang. Sebaliknya, bila suhu makin
rendah, maka tekanan udara akan makin tinggi karena udara yang dingin lebih padat
daripada udara yang panas. Berdasarkan hal tersebut, suhu sangat menentukan
perbedaan tekanan udara setiap kawasan di muka bumi ini.
7
Transduser adalah sebuah perangkat yang mentransfer daya dari satu sistem
kesistem lain dalam bentuk yang sama maupun berbeda. Mengingat pengertiannya
bahwa transduser adalah perangkat yang mentransfer daya dari satu sistem kesistem
lain dalam bentuk yang sama maupun berbeda. Maka sebenarnya sensor itu sendiri
adalah bagian dari transduser. Didalam pembahasan spesifik tentang sensor,
transduser bisa jadi adalah bagian dari sebuah sensor yang kompleks. Blok diagram
sensor kompleks dapat dilihat pada gambar 2.2.
memakai termometer bola basah dan bola kering diletakkan berdampingan yang
dinamakan psikrometer [5].
Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu
dalam proses pengukuran atau pendifinisian yang sesuatu kelembaban uap air yang
terkandung dalam udara. Sensor kelembaban relatif, pada umumnya menggunakan
sensor bersifat kapasitif, Electrical Conductivity Sensor, Thermal Conductivity
Sensor, Optical Hygrometer, Dan Oscillating Hygrometer.
Salah satu sensor kapasitif adalah kapasitif polimer. Kapasitif polimer
memanfaatkan perubahan posisi bahan dielektrik diantara kedua keping kapasitor
untuk melakukan pengukuran RH. Hal ini disebabkan karena uap air diatmosfer
mengubah permitivitas elektrik udara.
2.6. Sensor Tekanan Udara
Sensor tekanan digunakan untuk mengubah tekanan menjadi induktansi.
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan
sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnet pada kumparan. Kumparan
yang digunakan adalah kumparan CT (center tap), dengan demikian apabila inti
mengalami pergeseran maka induktansi pada salah satu kumparan bertambah
sementara induktansi pada kumparan yang lain berkurang. Sensor tekanan adalah
sensor untuk mengukur tekanan suatu zat. Tekanan adalah satuan fisika untuk
menyatakan gaya per satuan luas. Prinsip kerja dari sensor tekanan adalah
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Blok diagram sensor tekanan
dapat dilihat pada gambar 2.4.
yang mengalir pun semakin besar. Skema kerja Photodiode dapat dilihat pada
gambar 2.6.
2.8. Sensor curah hujan
Curah hujan merupakan salah satu aspek terpenting dalam bidang
metrologi, klimatologi dan geofisika. Dengan data-data yang didapat dari
pengukuran curah hujan. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut
penakar hujan atau istilah lainnya rain gauge (penakar hujan). Pada umumnya
peralatan Automatic Weather Station (AWS) yang kini banyak dioperasikan di
stasiun Meteorologi, perangkat sensor penakar hujannya menggunakan tipping
bucket (gambar 2.7). Dimana pada saat bucketnya saling berjungkit, secara elektrik
terjadi kontak dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan yang displaynya dapat
dilihat pada monitor. Penakar hujan tipe tipping bucket, nilai curah hujannya tiap
bucket berjungkit tidak sama, serta luas permukaan corongnya beragam tergantung
dari merek pembuatnya.
saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat yang ada di taman alat
BMKG Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Alat Ditaman Meteorologi Pekanbaru :
Nama Alat Fungsi
16
17
a. Makna Logo
Makna dari logo BMKG menggambarkan bahwa BMKG berupaya
semaksimal mungkin dapat menyediakan dan memberikan informasi meteorologi,
klimatologi, dan geofisika dengan mengaplikasikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini dan dapat berkembang secara dinamis sesuai
kemajuan zaman. Dalam menjalankan fungsinya, BMKG berupaya memberikan
yang terbaik dan penuh keikhlasan berdasarkan pancasila untuk bangsa dan tanah
air Indonesia yang subur yang terletak di garis khatulistiwa.
b. Arti Logo
1. Bentuk lingkaran melambangkan BMKG sebagai institusi yang dinamis.
2. 5 (lima) garis di bagian bawah merupakan angka tertinggi yang
melambangkan hasil maksimal yang diharapkan.
3. 9 (Sembilan) garis di bagian bawah merupakan angka tertinggi yang
melambangkan hasil maksimal yang diharapkan.
4. Gumpalan awan putih melambangkan meteorologi.
5. Bidang warna biru bergaris melambangkan klimatologi.
6. Bidang berwarna hijau bergaris patah melambangkan geofisika.
7. 1 (satu) garis melintang di tengah melambangkan garis khatulistiwa.
c. Arti Warna Logo
1. Warna biru diartikan keagungan/ ketaqwaan;
2. Warna putih diartikan keikhlasan/ suci;
3. Warna hijau diartikan kesuburan;
4. Warna abu-abu diartikan bebas/ tidak ada batas administrasi
19
b. Pengolahan Data
1. Melaksanakan pengolahan dan pengarsipan data hasil pengamatan dalam
format yang sudah ditetapkan.
2. Melaksanakan kendali mutu data hasil pengamatan.
3. Melaksanakan pengolahan basis data dan kualiti kontrol seluruh hasil
pengamatan yang dikoordinasikan stasiun meteorologi di wilayahnya;
4. Melaksanakan pengelolaan data dan kualiti kontrol hasil pengamatan cuaca
di bandar udara dengan menggunakan metode statistik untuk membuat
Aerodrome Climatology Summary (ACS) bagi stasiun meteorologi yang
memberikan layanan penerbangan.
c. Analisis dan Prakiraan
1. Melaksanakan pemetaan dan melakukan analisis cuaca sinoptik permukaan
dan udara atas secara reguler 4 (empat) kali per hari pada jam 00, 06, 12,
dan 18 UTC atau Paling sedikit 2 (dua) kali per hari pada jam 00 dan 12
UTC bagi stasiun meteorologi yang memberikan layanan penerbangan.
2. Melaksanakan interpretasi produk Numerical Weather Prediction (NWP),
citra satelit, cuaca dan citra radar cuaca wilayah pelayanan yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Membuat prakiraan cuaca harian untuk kepentingan publik secara reguler 4
(empat) kali per hari dilakukan updating pada jam 00, 06, 12, dan 18 UTC
wilayah pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya (kecuali stasiun yang
lokasinya terdapat disekitar di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika Pusat dan/atau Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah
yang melaksanakan).
4. Membuat prakiraan cuaca untuk pelayanan penerbangan sesuai ketentuan
dan kebutuhan operasi penerbangan dalam wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya bagi stasiun meteorologi yang memberikan layanan penerbangan.
5. Membuat prakiraan cuaca perairan pantai, perairan laut terbuka dan
alur/rute pelayaran dalam wilayah pelayanan yang menjadi tanggung
jawabnya bagi stasiun meteorologi maritim.
23
26
27
(a) (b)
Gambar 4.2 Pembersihan Sensor dari sarang lebah
Teknisi dinas pagi mendapat laporan bahwa server digitalisasi dalam
kondisi off (tidak membaca data), ditandai dengan indikator sensor pada layar
display berwarna merah. Pertama yang dilakukan adalah pengecekan tengangan
arus listrik pada kabel-kabel dari sensor menuju server dengan menggunakan
multimeter. Teknisi mengecek kondisi fisik sensor yang terdapat pada aws
digitalisasi dan didapati bahwa beberapa sensor dalam keadaan kotor sehingga
diperlukan pembersihan dapat dilihat pada gambar 4.2.
Teknisi melakukan pengecekan fisik kabel mulai dari sensor hingga ke
server untuk memastikan tidak adanya kabel yang dimakan tikus. Setelah itu
ditentukan lokasi untuk pemasangan enclosure yang baru dikarenakan posisi
enclosure yang lama terlalu tinggi sehingga menyulitkan teknisi untuk melakukan
pengecekan dan perbaikan.Teknisi melakukan proses pembangunan tiang dan
enclosure logger yang baru di lokasi yang telah ditentukan sebelumnya. Proses
pemasangan enclosure yang baru dapat dilihat pada gambar 4.3.
29
5.2. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan kerja praktek selama satu bulan di Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota pekanbaru, penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Automatic Weather System (AWS) adalah alat yang digunakan untuk
stasiun meteorologi yang melakukan pengamatan dan mengirim secara
otomatis.
2. Mengetahui prinsip kerja dari Automatic Weather System (AWS), sensor,
Enclosure, server, display.
3. Dengan mempelajari standart operasional kerja dapat melatih kedisiplinan,
sikap mandiri, dan profesional.
5.2. Saran
1. Sebaiknya sensor-sensor yang terdapat pada Automatic Weather System
(AWS) menggunakan sensor nirkabel (WiFi).
2. Agar melakukan perawatan alat Automatic Weather System (AWS) secara
rutin agar alat tidak mudah rusak.
30
DAFTAR PUSTAKA
[1] BMG. 2006. Tata Cara Tetap Pengamatan Dan Pelaporan Data Iklim Dan
Agroklimak. Indonesia, Peraturan Kepala Badan Meteorologi Dan
Geofisika, Nomor : SK 32/TL.202/KB/BMG-2006.
[2] Bayang, Tjasyono. 2007. Sains Atmosfer Dan Iklim. Disampaikan Pada
Short Course Ilmu Kebumian Untuk Masyarakat Lapan-BMG.
[3] Ridho Pratama, dkk. 2013. Pembuatan Sistem Pengukuran Durasi
Penyinaran Matahari Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535
Menggunakan Sensor LDR. Jurnal Pillar Of Physics 299-106
[4] WMO. 2008. Guide To Meteorological Instruments And Method And
Methods Of Observatio. Genewa. WMO-No. 8 Seventh Edition.
[5] BMKG. 2012. Mengenal Lebih Dekat Dengan Informasi Cuaca,
Mengenal Lebih Dekat Dengan Informasi Cuaca BMKG. Diakses Tanggal
6 April 2015.
31