Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL SKRIPSI

PENGGUNAAN DATA SEA SURFACE TEMPERATURE DAN CITRA


SATELIT HIMAWARI UNTUK PENENTUAN BANJIR BANDANG
(Studi Kasus Banjir Kota Jayapura 3 Agustus 2017)

ELEAZAR BANGALINO
12.17.0060

PROGRAM SARJANA TERAPAN METEOROLOGI


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
TANGERANG SELATAN
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL SKRIPSI
PENGGUNAAN DATA SEA SURFACE TEMPERATURE DAN CITRA
SATELIT HIMAWARI UNTUK PENENTUAN BANJIR BANDANG
Diusulkan oleh

ELEAZAR BANGALINO

NPT. 12.17.0060

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan disetujui


pada tanggal 03 Agustus 2018

Susunan Tim Penguji

Pembimbing Utama Ketua Tim Penguji

Munawar Ali, M.Sc Nama Ketua Tim Penguji


NIP. 1977101719999031002 NIP. ....................................

Anggota Tim Penguji

Nama Anggota Tim Penguji


NIP. ........................................

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat Proposal Skripsi
dengan judul “Penggunaan Data Sea Surface Temperature dan Citra Satelit
Himawari untuk Penentuan Banjir Bandang” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan aktualisasi ini tidak dapat tuntas
tanpa ada dukungan, bimbingan dan peran serta dari berbagai pihak. Disini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Slamet Suyitno, S.Si, M.Si selaku Ketua STMKG
2. Bapak Dr. Munawar Ali, M.Si selaku dosen dan pembimbing dalam
menyelesaikan proposal skripsi.
3. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan banyak doa dan dukungan.
4. Seluruh pihak yang telah berpasrtisipasi dalam membantu penyelesaian laporan
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Proposal Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan yang terdapat dalam
penulisan laporan kegiatan aktualisasi ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Tangerang Selatan, 03 Agustus 2018


Penulis

Eleazar Bangalino

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ..............................................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................7


1.1 Latar Belakang.....................................................................................7
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................8

BAB II DASAR TEORI........................................................................................9


2.1 Tinjauan Pustaka..................................................................................9
2.2 Landasan Teori....................................................................................10

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................13


3.1 Lokasi Waktu Penelitian......................................................................13
3.2 Alat dan Data Penelitian .....................................................................13
3.3 Teknik Pengolahan Data......................................................................14
3.4 Analisis Penelitian...............................................................................14
3.5 Diagram Alir Penelitian.......................................................................16
3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian............................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Konvektifitas.........................................................10

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Alir Pemikiran ...................................................................12


Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ........................................................................16

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hujan merupakan endapan air yang jatuh ke permukaan bumi . Hujan yang
terjadi dalam intensitas yang berlebihan dan dalam kurun waktu yang singkat
tentu dampaknya akan berbahaya khususnya bagi daerah yang rawan banjir dan
longsor.Berdasarkan laporan dari berbagai media massa bahwa pada tanggal 3
Agustus 2017 telah terjadi banjir bandang di Jayapura,Papua. Iklim di wilayah
kabupaten Jayapura adalah tropis dengan temperatur rata-rata 25-35 °C, di daerah
pantai temperaturnya 26 °C, sedangkan di daerah pedalaman temperaturnya
bervariasi sesuai ketinggian dari permukaan laut.Menurut data Balai Besar
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wil. V - Jayapura BMKG, Sebaran hujan
Lebat yang terjadi pada tanggal 03 Agustus 2017 terjadi dalam kurun waktu 3 jam
di wilayah Kota Jayapura, dengan curah hujan tertinggi tercatat di pos hujan Dok
VIII dan Entrop (136.5 dan 106 mm/hari). Iklim di wilayah kabupaten Jayapura
adalah tropis dengan temperatur rata-rata 25-35 °C, di daerah pantai
temperaturnya 26 °C, sedangkan di daerah pedalaman temperaturnya bervariasi
sesuai ketinggian dari permukaan laut. Perbedaan musim hujan dan musim kering
hampir tidak ada karena pengaruh angin.
Satelit cuaca adalah sejenis satelit buatan yang digunakan untuk mengawasi
cuaca dan iklim bumi. Satelit cuaca biasanya mengamati awan dan sistem awan.
Satelit cuaca memudahkan prakirawan (forecaster) untuk memprediksikan daerah-
daerah mana yang terdapat awan, front, hujan, dan fenomena lain yang sangat
berguna bagi kepentingan umum terutama dalam memberikan informasi cuaca
yang tepat dan akurat bagi masyarakat luas. Suhu Permukaan Laut adalah salah
satu faktor penting yang mempengaruhi kehidupan organisme di laut, dan juga
menjadi salah satu indikator perubahan iklim.
Fenomena cuaca ekstrim seperti curah hujan yang tinggi dengan periode yang
singkat, kadang-kadang disertai dengan angin kencang (puting beliung), petir
serta hujan es merupakan akibat dari dampak pemanasan yang tidak merata yang
mengakibatkan massa udara dingin dan panas akan bersinggungan pada wilayah
yang sempit dan menyebabkan turbulensi udara, sehingga akan menimbulkan

7
terjadinya awan-awan konvektif yang cukup banyak dengan periode tumbuhnya
yang cukup cepat seperti awan Cumulus Congestus dan Cumulonimbus (Cb).
Berdasarkan hal diatas, akan dilakukan kajian terhadap bagaimana proses
terjadinya hujan lebat yang menyebabkan banjir melalui data SST dan satelit
Himawari. Data satelit himawari dan SST diharapkan mampu memberikan
informasi pengamatan curah hujan dan kondisi suhu permukaan laut saat kejadian,
sehingga dapat diketahui karakteristik suhu permukaan air laut dan jumlah curah
hujan yang akurat di wilayah Jayapura.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah dalam penilitian ini adalah:
1. Bagaimana data SST dan Citra satelit dapat digunakan untuk penentuan
banjir bandang .
2. Bagaimana sebaran genangan banjir bandang di Jayapura menggunakan
data SST dan citra satelit Himawari-8.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang dicapai dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui prosentase hasil data SST & citra satelit Himawari dapat
dimanfaatkan guna penentuan kejadian banjir bandang di wilayah
Jayapura.
2. Mengetahui pola sebaran banjir bandang di jayapura menggunakan data
SST dan citra satelit Himawari-8.

1.4 Manfaat penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pemahaman
prakirawan dalam memanfaatkan citra satelit Himawari-8 dan data SST dalam
proses analisis dan pembuatan prakiraan cuaca, serta dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pembuatan informasi dan peringatan dini banjir yang
lebih akurat guna mengurangi dampak yang dapat merugikan.

8
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Kejadian Banjir Bandang di Indonesia
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan , banjir didefinisikan sebagai hadirnya air pada suatu
kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut (Supatra,
2013). Terdapa berbagai macam banjir yang dilihat dari berbagai macam
hal,seperti banjir rob yang disebabkan oleh pasang air laut.
Banjir bandang adalah adalah banjir besar yang dating secara tiba-tiba
dengan meluap , menggenangi ,dan mengalir deras menghanyutkan benda-
benda seperti kayu dan sebagainya. Banjir ini terjadi secara tiba-tiba di daerah
permukaan rendah akibat hujan yang turun terus-menerus. Akibatnya segala
macam benda dikelilingi air dengan tiba-tiba.
Hampir seluruh di wilayah di Indonesia mengalami fenomena Banjir
bandang.Tidak sedikit pula kerugian yang berdampak pada wilayah-wilayah
tersebut. Banjir terparah yang pernah tercatat adalah banjir Jakarta tahun 2013.

2.1.2 Karakteristik Awan dan Suhu Muka Laut Penyebab Banjir


Ada Beberapa faktor penyebab terjadinya banjir diantaranya adalah
hujan lebat yang disebabkan oleh awan konvektif dan pengaruh suhu muka
laut. Hujan lebat yang disebabkan oleh awan konvektif ,berasal dari awan
cumulonimbus. proses terjadinya hujan terlebih dahulu diawali dengan
menguapnya air akibat adanya pemanasan oleh matahari sehingga membentuk
uap air. Uap air naik ke udara akibat adanya arus udara yang mengalir. Uap air
tersebut kemudian membentuk awan ,setelah fase jenuh uap air mengalami
kondensasi membentuk butir-butir air.butir-butir air inilah yang dinamakan
hujan .
Anomali suhu permukaan laut juga menjadi faktor penting dalam proses
terjadinya pembentukan awan hujan yang signifikan . Jika anomali suhu muka
laut positif/hangat , maka potensi pertumbuhan awan hujan semakin

9
besar.Dalam kajian jurnal Bayu Nugroho(2015) yang berjudul Relationship
between Sea Surface Temperature (SST) and rainfall distribution pattern in
South-Central Java, Indonesia , menganalisis data SST dan menghitung data
curah hujan di beberapa stasiun di wilayah penelitian.Pola distribusi curah
hujan menunjukkan bahwa sebagian besar hujan selama musim hujan dari
1981 hingga 2009 jatuh di daerah pegunungan selatan dan barat , terutama di
dekat pantai ,dan lebih sedikit hujan tutun di daerah dataran rendah pusat.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa data SST mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan curah hujan rata-rata selama musim hujan di pesisir
selatan.

2.1.3 Karakteristik Wilayah Jayapura


Jayapura adalah ibukota provinsi jayapura,papua .Kota Jayapura
mempuyai luas 940km2 terletak di tepian teluk Humboldt atau Yos Sudarso
pada ketinggian 0 – 700 m di atas permukaan laut.Kota jayapura berada posisi
equatorial 130o-141o BT dan 1o27’-3o49’ LS dengan kondisi daerah meliputi
daerah pesisir ,dataran rendah ,perbukitan dan daerah pegunungan.
Kota Jayapura beriklim tropis basah dengan suhu minimum 29 o C dan
suhu maksimum 31,8o C , dengan curah hujan rata-rata 146mm per tahun.
Kelemababan udara rata-rata bervariasi antara 79% - 81% di lingkungan
perkotaan sampai daerah pinggiran kota. Iklim di jayapura sangat cocok dalam
menunjang bidang pertanian dan bidang peternakan.
Kondisi topografis lokal di jayapura yang berada dekat samudera pasifik
mendorong terjadinya dinamika atmosfer dan berpengaruh besar terhadap
parameter kondisi permukaan laut.

2.2 Landasan Teori


Alir pada penelitian ini dimulai dengan pemilihan masalah yang dikaji yaitu
banjir bandang di jayapura. Dalam memulai penelitian ini,Hal pertama yang
dilakukan adalah mengumpulkan semua data penelitian meliputi data observasi
curah hujan , data satelit himawari-8 dan data SST. Selanjutnya dilakukan
pengolahan dan analisis berbagai data penelitian yang disebutkan .

10
Kemudian hasil dari berbagai analisis itu akan dikomparasikan dan
selanjutnya hasil dari perbandingan tersebut,dapat ditarik hasil kesimpulan dari
penelitian ini. Secara umum diagram alir penelitian digambarkan sebagai berikut.

11
PpPengumpulan data

Data curah hujan

Citra Satelit Sea Surface


Himawari-8 Temperature

Pengolahan di
TRMM
Pengolahan di
Pengolahan di GIS
GMSLPD

Peta distribusi suhu


Citra
muka laut

Analisis time series


Nino Index
dan spasial

Komparasi

Kesimpulan

Gambar 2.1 Diagram alir pemikiran

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Disini penulis mengambil gambar kota Jayapura. Jayapura ditunjukkan pada
gambar 3.1, terletak pada pulau papua yang merupakan ibukota provinsi
tersebut,yang terletak antara 130o-141o BT dan 1o27’-3-49’ LS dengan kondisi
daerah meliputi daerah pesisir ,dataran rendah ,perbukitan dan daerah
pegunungan.dilihat dari gambar, Kondisi topografis lokal di Jayapura yang berada
dekat samudera pasifik mendorong terjadinya dinamika atmosfer dan berpengaruh
besar terhadap parameter kondisi permukaan laut.

3.2 Alat dan Data Penelitian


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan untuk mengkaji kondisi dinamika awan
menggunakan perangkat lunak GMSLPD dan mengkaji suhu muka laut
menggunakan GIS untuk membuat grafik Indeks Nino 3.4 dan data sinoptik
Stasiun Meteorologi yang berada di wilayah Jayapura.

3.2.2. Data
Data yang digunakan untuk mengkaji kondisi dinamika atmosfer dalam
skala analisis cuaca secara global menggunakan data model grafik Indeks
Nino 3.4 yang didapat dari model numerical weather prediction (NWP)
Australia dengan cara mengunduh datanya langsung dalam format .jpeg dari
situsnya di alamat http://www.bom.gov.au. Data ini digunakan untuk
mengetahui besarnya potensi banjir terhadap anomali suhu permukaan laut di
perairan wilayah Indonesia bagian Timur, termasuk wilayah Jayapura.

Kemudian, data yang digunakan untuk mengamati pergerakan awan


melalui satelit himawari-8, dari data tersebut,kemudian dapat diolah di
GMSLPD guna mendapat pertumbuhan awan konvektif pada saat kejadian

13
banjir. Data ini dapat mengetahui besarnya potensi terjadinya curah hujan
tinggi uang menyebabkan terjadinya banjir bandang di wilayah Jayapura.

Adapun data terakhir yang dipakai untuk mengkaji kondisi dinamika


atmosfer dalam skala analisis cuaca lokal yaitu data sinoptik di jayapura pada
tanggal 3 Agustus 2017. Data sinoptik adalah data hasil observasi parameter
cuaca yang terdiri dari data suhu, kelembaban, tekanan, serta arah dan
kecepatan angin. Data ini diperoleh dari stasiun meteorologi sinoptik yang
berada di sekitar wilayah jayapura.

3.3 Teknik Pengolahan Data


Data dalam analisis suhu muka laut dan satelit himawari membutuhkan
pengolahan data dengan aplikasi .pada satelit himawari-8 dibutuhkan identifikasi
awan tersebut, dengan menggunakan aplikasi GMSLPD .aplikasi ini dapat
mengidentifikasi pertumbuhan awan konvekktif.awan konvektif adalah salah
saktu factor utama terjadinya curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir.

Dalam analisis suhu muka laut, perlu dibuat pengelompokkan variasi suhu
muka laut.data dapat diperoleh dari situs NOAA.kemudian data tersebut dalam
bentuk raw dimasukkan ke dalam aplikasi GIS.Identifikasi suhu muka laut dapat
menentukan perkembangan dinamika atmosfer.

3.4 Analisis Penelitian


Convective Available Potential Energy (CAPE) digambarkan sebagai daerah
positif pada aerogram yang terbentuk oleh profil suhu lingkungan yang sejajar
dengan garis adiabatis basah dan garis antara Level of Free Convection (LFC) dan
Equilibrium Level (EL).
Nilai CAPE dihitung dengan mengintegrasi jumlah nilai apung per level
secara vertikal, mulai dari Level of Free Convection (LFC) sampai Equilibrium
Level (EL). Kemudian, nilai CAPE dapat dihitung menggunakan persamaan :
i=n
g
CAPE = ∑ ( Tparcel−Tenv ) ∈¿ ¿∆iz
i=1 Tenv

14
Keterangan :

CAPE : energi potensial untuk konvektifitas (J/kg)

Tparcel : suhu parcel udara (K)

Tenv : suhu lingkungan (K)

∆iz : selisih level tekanan (mb)

g : gravitasi bumi (9.8 ms-2)

Klasifikasi nilai energi hasil perhitungan CAPE dalam hubungannya


dengan tingkat konvektifitas dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :

CAPE (J/kg) Tingkat Konvektifitas


< 1000 Konvektif lemah
1000 – 2500 Konvektif sedang
>2500 Konvektif kuat
Tabel 3.1. Klasifikasi Tingkat Konvektifitas

15
3.5 Diagram Alir Penelitian

Pengumpulan data

Citra Satelit Sea Surface


Data curah hujan
Himawari-8 Temperature

Pengolahan di
Pengolahan di Pengolahan di GIS
GMSLPD
TRMM

Peta distribusi suhu


Citra muka laut

Analisis time series


Nino Index
dan spasial

Komparasi

Kesimpulan

END

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

16
3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut adalah tabel jadwal pelaksanaan penelitian yang telah dirancang :

Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6
Pengumpulan data V
Pengolahan data V V
Analisis data V V
Pembuatan laporan V
Tabel 3.2. Rencana Pelaksanaan Penelitian

17
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, B. D. A. (2015). Relationships between Sea Surface Temperature (SST)


and rainfall distribution pattern in South-Central Java,
Indonesia.Indonesian Journal of Geography, 47(1), 20-25

Holton, J. M.2004, An Introduction to Dynamic Meteorology 4th


Edition,Department of Atmospheric Science University of
Washington,USA

Soera, Lioba S., 2015, Kajian Meteorologi Terkait Cuaca Ekstrem saat Musim
Kemarau di Malaka-NTT (Studi Kasus Tanggal 17 – 26 Juni 2013 di
Malaka-NTT), STMKG, Tangerang Selatan.

Tjasyono , B.H.K, 2004 and Dupe, Z.L., The Impact of El Nino on season in
Indonesian Moonson Region.Procidinng of International Workshop on the
Climate System of Moonson Asia, Kyoto, Japan.

Wang, G., dan Hendon, H., 2007, Sensitivity of Australian Rainfall to Inter – El
Nino VAriatons, Journal of Climate , American Meteorology Society.

Wirdjohamidjojo, S., dan Swarinoto, Y., 2010, Iklim Kawasan Indonesia,


Puslitbang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai