Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA KOTA PONTIANAK

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PONTIANAK

Dosen Pembimbing :
Jumiati, S.Si, M.Si
NIP: 1984062220190932015

Disusun Oleh:
Muhammad Eldo Alviani D1051171057

TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Laporan ini berjudul
“Pemantauan Kualitas Udara Kota Pontianak”, yang bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kerja Praktek. Melalui kerja praktek ini diharapkan kami dapat
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.
Penulis berterima kasih kepada Ibu Jumiati, S.Si, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini. Penulis juga
berterima kasih kepada pimpinan dan seluruh yang telah membantu selama
melaksanakan kerja praktek.
Penulis berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan
yang telah dibuat untuk masa yang akan datang.

Pontianak, 10 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 6
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 7
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II PROFIL PERUSAHAAAN..................................................................... 9
2.1 Profil Umum Instansi ............................................................................. 9
2.2 Sejarah .................................................................................................... 9
2.3 Visi Misi ................................................................................................. 9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12
3.1 Pencemaran Udara ................................................................................ 12
3.1.1 Pengertian Pencemaran Udara .................................................... 12
3.1.2 Penyebab Pencemaran udara ....................................................... 12
3.1.3 Sumber Pencemaran Udara ......................................................... 13
3.1.4 Parameter Pencemar Udara ......................................................... 13
3.2 Baku Mutu Udara Ambien .................................................................... 14
3.3 Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) ............................................ 14
BAB IV METODOLOGI ................................................................................... 16
4.1 Waktu dan Tempat................................................................................ 16
4.2 Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 16
4.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 16
4.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 17
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 18
5.1 Pengambilan Sampel ............................................................................ 18
5.1.1 Passive Sampler .......................................................................... 18
5.2 Hasil ...................................................................................................... 20
BAB VI KESIMPULAN ..................................................................................... 22
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 22
6.2 Saran ..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Parameter Pencemar Udara, Sumber dan Dampak ......................................... 13


Tabel 3. 2 Baku Mutu Udara Ambien Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 .................... 14
Tabel 3. 3 Kategori Indeks Standar Pencemar Udara....................................................... 15
Tabel 3. 4 Efek Kategori ISPU......................................................................................... 15
Tabel 5. 1 Hasil uji Passive Sampler ................................................................................ 18
Tabel 5. 2 Hasil Uji parameter Udara............................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5. 1 Passive Sampler .......................................................................................... 18


Gambar 5. 2 Air Quality Monitoring System ................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencemaran adalah suatu hal yang telah lama menjadi permasalahan bagi
kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran lingkungan yang ada
di air, udara dan tanah memberikan dampak yang buruk bagi manusia, hewan dan
tumbuhan serta lingkungan sekitar. Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana
kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak
berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pada umumnya
bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun (hampir sumber 90%) dan
partikel-partikel zat padat. Penyebab pencemar udara berasal dari dua yaitu sumber
bergerak berupa sarana transportasi dan sumber tidak bergerak berupa emisi asap
cerobong.
Pencemaran udara adalah proses masuknya atau dimasukannya zat pencemar
ke udara oleh aktivitas manusia atau alam yang menyebabkan berubahnya tatanan
udara sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu dan tidak dapat
berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Keberadaan zat pencemar dalam udara dapat
membahayakan makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu, upaya
pemantauan kualitas udara terutama di lingkungan tempat tinggal sangat perlu
dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Berapa nilai parameter NO2, CO, SO2 dan PM10 di kawasan kota Pontianak.
2. Bagaimana kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu di kawasan Kota
Pontianak.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat pencemaran NO2, CO, SO2 dan PM10 di kawasan Kota
Pontianak dengan metode Passive Sampler dan Air Quality Monitoring
System (AQMS).
2. Mengetahui kualitas udara dibandingkan baku mutu di Kota Pontianak.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup kerja praktik ini adalah :
1. Lokasi kerja praktik adalah salah satu kawasan di Kota Pontianak.
2. Obyek kerja praktik adalah, NO2, CO, SO2 dan PM10 di kawasan Kota
Pontianak.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini berguna untuk mengetahui tingkat pencemaran udara di
kawasan Kota Pontianak.
2. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan rujukan untuk penelitian-
penelitian lebih lanjut.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAAN

2.1 Profil Umum Instansi


Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak sementara waktu menempati 2
(dua) unit bangunan kantor, kantor pertama berada di lokasi Jl.Alianyang Kota
Pontianak Nomor 7B, adalah merupakan kantor Badan Lingkungan Hidup saat lalu,
dan kantor kedua berada di Jalan Alianyang Nomor 121, yang dulu adalah
Puskesmas Alianyang, serta Workshop sarana dan prasarana di Jalan Kebangkitan
Nasional Dalam I No. 1 Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara, yang
merupakan kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan saat lalu yang terdiri dari;
Gedung kantor, Taman, Halaman parkir, Pagar, Gapura, Papan nama dinas, jalan
masuk, pos jaga, jaringan link dengan PDAM serta jaringan kelistrikan. dan Kantor
UPTD TPA (Tempat Pembuangan/Pengelolaan Akhir) berada di Kec. Pontianak
Utara di Kelurahan Batu Layang memiliki luas 26,6 Ha.
2.2 Sejarah
Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah, maka telah dibentuk Dinas Lingkungan Hidup Kota
Pontianak; merupakan langkah awal bergabungnya 2 (dua) instansi Pemerintahan
di bawah Pemerintah Kota Pontianak, yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan
Badan Lingkungan Hidup. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2015-2019, maka
harus menindaklanjutinya dengan menyusun Rencana Jangka Menengah untuk
periode yang sama mulai tahun 2017-2019 sebagai Rencana Strategis (RENSTRA)
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam kurun waktu tersebut. Dinas
Lingkungan Hidup Kota Pontianak merupakan organisasi perangkat daerah yang
berbentuk kedinasan bergerak di bidang Lingkungan Hidup, dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas dan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
2.3 Visi Misi
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak memiliki visi yaitu :
“Terwujudnya Kota Pontianak Bersih dan Peningkatan Kualitas Fungsi
Lingkungan Hidup Melalui Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang
Berkelanjutan”
Penjelasan dari Visi tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Pontianak Bersih adalah gambaran Kota Pontianak yang kondisinya selalu


dalam keadaan bersih dan sehat serta dikelola dengan optimal.
2. Peningkatan Kualitas Fungsi Lingkungan Hidup, bertujuan untuk
meningkatkan daya dukung lingkungan hidup dengan cara pengelolaan
lingkungan hidup. Fungsi lingkungan hidup

Misi Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak adalah:


1. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan dan Pelayanan Kebersihan Lingkungan
Kota
2. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat, Swasta dan Pihak Lainnya Terhadap
Peraturan Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Meningkatkan kesadaran Masyarakat Dalam Membangun Sistem Informasi
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
4. Meningkatkan peran Serta Masyarakat dan Pemerintah Dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Secara Partisipatif Yang Berbasis Masyarakat
5. Meningkatkan Pelayanan Administrasi, Akuntabilitas Kinerja dan
Keuangan Serta Profesionalisme Sumber Daya Aparatur
a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak yaitu :


Dinas Lingkungan Hidup termasuk instansi pemerintah dengan pemimpi tertinggi
yaitu Kepala Dinas. Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari :
a) Kepala Dinas;
b) Sekretaris terdiri dari;
1. Subbagian Umum dan Aparatur
2. Subbagian Perencanaan; dan
3. Subbagian Keuangan
c) Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan hidup terdiri
dari;

1. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran


2. Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
3. Seksi Pembinaan Lingkungan Hidup
d) Bidang Perizinan dan Penegakan Hukum Lingkungan terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Perizinan Lingkungan
2. Seksi Penegakan Hukum Lingkungan; dan
3. Seksi Penanganan Kasus Lingkungan
e) Bidang Revitalisasi Lingkungan dan Pengembangan Kapasitas terdiri dari;
1. Seksi Kerjasama Lingkungan Hidup;
2. Seksi Pengembangan Kapasitas; dan
3. Seksi Pengelolaan Persampahan Berbasis Masyarakat
f) Unit Pelaksana Teknis; dan
g) Kelompok Jabatan Fungsional
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pencemaran Udara


3.1.1 Pengertian Pencemaran Udara
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 menyebutkan
bahwa pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukannya zat, energi, dan/
atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara ambien turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak
dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau
substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai
sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (yang dapat dihitung dan
diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material.
Menurut Kumar Pencemaran udara adalah adanya bahan polutan di atmosfer
yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer
dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya (Mukono, 2010). Menurut
Wardhana (2010) pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan atau zat-zat
asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asung di dalam udara dalam jumlah
tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat
mengganggu kehidupan manusia.
3.1.2 Penyebab Pencemaran udara
Menurut Wardhana (2010), secara umum penyebab pencemaran udara ada
dua macam, yaitu :
1. Faktor Internal (secara alamiah), contoh :
a. Debu yang berterbangan akibat ditiup angin
b. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi
c. Proses pembusukan sampah organik
2. Faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :
a. Hasil pembakaran bahan bakar fosil
b. Debu/serbuk dari kegiatan industri
c. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
3.1.3 Sumber Pencemaran Udara
Sumber pencemar udara terdiri dari dua sumber yaitu sumber bergerak dan
tidak bergerak
1. Sumber Bergerak
Sumber pencemar udara bergerak dapat dikelompokkan menjadi kendaraan
bermotor, pesawat terbang, kereta api dan kapal laut. Sarana transportasi sebagai
sumber pencemar karena proses pembakaran bahan bakar pada mesin yang
digunakan sebagai penggerak kendaraan tersebut. Dalam proses pembakaran bahan
bakar maka timbulah gas buang dari masing- masing kendaraan, yang diemisikan
ke udara ambien sebagai pencemar. Hasil pembakaran tersebut diantaranya adalah
CO, CO2, SOx, NOx, Hidrokarbon dan bahan dengan penambahan bahan aditif
yang digunakan untuk menyempurnakan proses pembakaran.
2. Sumber Tak Bergerak
Sumber pencemar dari bahan bakar bersumber menetap adalah pembakaran
beberapa jenis bahan bakar yang diemisikan pada suatu lokasi yang tetap. Bahan
bakar tersebut terdiri atas batubara, minyak bakar, gas alam. Berbeda dengan
sarana transportasi, sumber pencemar udara menetap mengemisikan polutan pada
udara ambien tetap, sehingga dalam pengelolaan lingkungannya perlu perencanaan
yang matang, misalnya harus dipertimbangkan keadaan geografi dan topografi,
metereologi, serta tata ruang.

3.1.4 Parameter Pencemar Udara


Dibawah ini merupakan tabel parameter pencemar udara, sumber
parameter pencemar udara dan dampak parameter pencemar udara
Tabel 3. 1 Parameter Pencemar Udara, Sumber dan Dampak

Parameter Sumber Parameter Dampak Parameter


No.
Pencemaran Udara Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Kegiatan pembangkit Iritasi pada paru-paru
tenaga listrik, terutama yang menyebabkan
yang menggunakan timbulnya kesulitan
1. SO2
batu bara atau minya bernafas.
diesel sebagai bahan
bakarnya
Kendaraan yang Menghambat pasokan
2. CO menggunakan bahan oksigen, mengganggu
bakar bensin fungsi saraf dan
Parameter Sumber Parameter Dampak Parameter
No.
Pencemaran Udara Pencemaran Udara Pencemaran Udara
mengganggu fungsi
jantung
Transportasi, Iritasi terhadap paru-
generator listrik, paru, iritasi terhadap
pembuangan sampah. mata, iritasi terhadap
3. NO2
Kebakaran hutan, kulit
pembakaran sisa
batubara
Sumber: BAPEDAL, Keputusan Kepala Bapedal No.107 Tahun 1997
3.2 Baku Mutu Udara Ambien
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
1999 tentang baku mutu udara ambien nasional adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 2 Baku Mutu Udara Ambien Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999

Waktu Baku Metode


No. Parameter Peralatan
Pengukuran Mutu Analisis
SO2 - 1 jam - 900 Pararosanalin Spektrofotometer
(Sulfur - 24 jam µg/Nm3
Dioksida) - 1 Tahun - 365
1.
µg/Nm3
- 60
µg/Nm3
CO - 1 jam - 30.000 NDIR NDIR Analyzer
(Karbon - 24 jam µg/Nm3
2.
Monoksida) - 1 Tahun - 10.000
µg/Nm3
NO2 - 1 jam - 400 Saltzman Spektrofotometer
(Nitrogen - 24 jam µg/Nm3
Dioksida) - 1 Tahun - 150
3.
µg/Nm3
- 100
µg/Nm3
PM10 24 jam 150 Gravimetric Hi – Vol
4. µg/Nm3

Sumber : PP No.41 Tahun 1999


3.3 Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
Tujuan penghitungan ISPU untuk mengetahui seberapa bahayanya tingkat
konsentrasi polutan pada udara ambien. Sehingga identifikasi dampak kesehatan
dapat diketahui dari tingkat ISPU polutan tersebut. Berikut kategori ISPU untuk
partikulat udara ambien.
Tabel 3. 3 Kategori Indeks Standar Pencemar Udara

ISPU TSP (µg/m3) PM2,5 (µg/m3) PM10(µg/m3) Kategori


0 – 50 0 – 75 0 – 15 0 – 50 Baik
51 – 100 76 –260 16 –65 51 –150 Sedang
101 – 200 261 – 375 66 –150 151 – 350 Tidak Sehat
201 – 300 376 – 625 151 – 250 351 – 420 Sangat Tidak
Sehat
> 300 > 625 > 251 > 421 Berbahaya
Sumber: BAPEDAL Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997

Tabel 3. 4 Efek Kategori ISPU

Kategori ISPU Efek


Baik Tidak ada efek
Sedang Terjadi penurunan pada jarak pandang
Tidak Sehat Jarak pandang turun dan terjadi
pengotoran udara dimana-mana
Sangat Tidak Sehat Sensitivitas meningkat pada
pasien berpenyakit asma dan
bronchitis
Berbahaya Tingkat berbahaya bagi semua
populasi yang Terpapar
Sumber: BAPEDAL Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997
BAB IV
METODOLOGI

4.1 Waktu dan Tempat


Kerja praktek dilakukan mulai dari tanggal 1 September 2021 hingga 30
September 2021 dimana jam praktek dimulai dari jam 07.10-15.30WIB. Lokasi
kerja praktek yaitu di Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak. Yang terletak di
Jalan Alianyang No.7B
4.2 Jenis Dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Data primer yang diperoleh dari pihak yang memberi informasi secara
langsung atau wawancara serta dari Data Sekunder diperoleh dari data-data dari
dokumen yang relevan
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan
penelitian. Pengumpulan sata merupakan langkah yang amat penting dalam suatu
metode ilmiah. Teknik atau metode dalam pengumpulan data dalam pengerjaan
laporan ini meliputi :
1. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada informan atau seseorang ahli yang berwenang
dalam suatu masalah yang ingin diketahui penulis. Pengumpulan data ini
mengadakan wawancara dengan pelaku kegiatan usaha.
2. Observasi
Metode observasi adalah metode dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematis dan meninjau langsung terhadap objek penelitian. Tahap ini, penulis
melakukan penelitian langsung ke lapangan berupa menghadiri proses monitoring
dan rapat Tim Teknis Pengawasan dan Pengendalian untuk memahami proses dalam
pemberian informasi.
3. Studi Literatur
Studi literatur merupakan pengumpulan data secara teoritis dengan bantuan
bermacam-macam buku maupun jurnal yang berhubungan dan menunjang masalah
yang dibahas.
4. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data baik itu berupa profil instansi
dan objek penelitian serta digunakan sebagai lampiran pada laporan kerja praktik
yang berupa foto-foto.
4.4 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan terikat.
a. Variabel bebas merupakan yang mempengaruhi perubahan atau variabel yang
mampu dimanipulasi. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu parameter
yang akan diuji yaitu, SO2, CO, NO2, PM10 dan PM 2.5.
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu tingkat pencemaran udara di
wilayah kota pontianak.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pengambilan Sampel


5.1.1 Passive Sampler
Pemantauan kualitas udara ambien salah satunya dapat dilakukan dengan
metode Passive Sampler. Metode Passive Sampler merupakan salah satu metode
sederhana yang digunakan untuk pengukuran kualitas udara ambien dengan
menggunakan parameter ukur SO2 dan NO2. Kegiatan pemantaun udara ambien
tersebut bertujuan untuk menyatakan atau menyimpulkan kondisi kualitas udara
dalam bentuk Indeks Kualitas Udara (IKU). Metode perhitungan Lokasi
pengambilan Passive Sampler berada di 4 titik yang tersebar di kota Pontianak yang
mewakili kondisi kawasan komersi, permukiman padat penduduk, daerah/kawasan
industri dan daerah padat transportasi. Pengambilan sampel udara ambien dengan
metode Passive Sampler dilakukan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan
dilakukan 2 kali dalam setahun untuk mewakili musim kemarau dan musim
penghujan. Pemaparan sampel Passive Sampler selama 14 hari, serta di lakukan
pengamatan lapangan tentang kondisi tiang, cuaca dan lokasi pemantauan.

Gambar 5. 1 Passive Sampler


Sumber : Dokumentasi, 2021
5.1.2 Hasil Uji Passive Sampler
Tabel 5. 1 Hasil uji Passive Sampler

Nomor Parameter Hasil Uji Baku mutu


1. SO2 25,57 µg/Nm3 900µg/Nm3
2. CO 21.000 30.000µg/Nm3
µg/Nm3
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Berdasarkan data tersebut, parameter Sulfur Oksida sangat jauh dibawah baku
mutu. Nilai parameter SO2 tidak memberikan dampak buruk bagi manusia dan
hewan lainnya, dan nilai parameter CO masih dibawah baku mutu sehingga tidak
memberikan dampak buruk bagi manusia.

5.1.3 Air Quality Monitoring System


Air Quality Monitoring System (AQMS) atau Sistem Pemantau Kualitas
Udara adalah sistem untuk mengetahui tingkat pencemaran udara di Kota
Pontianak, salah satunya untuk Indeks Pencemar Udara (ISPU).

Gambar 5. 2 Air Quality Monitoring System


Sumber: Dokumentasi, 2021
Selain itu juga, untuk mengetahui konsentrasi zat pencemar secara real time,
terutama untuk wilayah dengan tingkat pencemaran yang diperkirakan melebihi
baku mutu. Alat ini berfungsi untuk memberikan informasi ambang kadar udara
dengan jumlah parameter pemantauan sebanyak 6 (enam) parameter terdiri dari CO,
O3, NO, SO2, PM10 dan PM 2.5 Data hasil pemantauan tersebut diolah menjadi
Indeks Standar Pemantauan Udara (ISPU) yang mengacu pada keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 107 Tahun 1997 tentang indeks standar pencemar udara
melalui ISPU, masyarakat dapat mengetahui bersih atau tercemarnya kualitas udara
dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut
selama beberapa jam atau hari.
5.2 Hasil
Hasil uji parameter udara adalah sebagai berikut :

Tabel 5. 2 Hasil Uji parameter Udara

Sumber: Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan data tersebut, semua paramater udara ambien di wilayah Kota


Pontianak memiliki kondisi yang baik

1. Sulfur Dioksida (SO2)


Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx).
Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna,SO2
dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar
fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam hampir semua material
mentah yang belum diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih bijih yang
mengandung metal seperti alumunium, tembaga,seng,timbal dan besi. Tingginya
kadar SO2 di udara merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam.
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Merawat mesin kendaraan bermotor
b. Melakukan Uji Emisi kendaraan berkala
d. Memasang scrubber pada cerobong asap
e. Merawat dan pengujian berkala mesin kendaraan
f. Menggunakan bahan bakar minyak atau batubara dengan kadar sulfur
2. Nitrogen Dioksida
Nitrogen Dioksida terbentuk dan dipancarkan dari semua mesin pembakaran.
Inilah sumber terbentuknya senyawa berbahaya ini. Mulai dari asap kendaraan
bermotor (terutama mobil, truk, dan bis), asap buang dari kompor minyak tanah,
kompor gas, pemanas air di kamar mandi yang menggunakan minyak tanah, asap
rokok, pembakaran generator pada industri, serta Nitrogen Dioksida yang terbentuk
dari kebakaran hutan. Pencegahan terbentuknya Nitrogen Dioksida :
a. Meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi
b. Mengemudi dengan putaran mesin rendah
c. Rawat mesin kendaraan dan ukur emisi gas buangnya
d. Buat ventilasi dan gunakan exhaust fan
e. Mengurangi temperatur pembakaran generator
3. PM 10
Particulate matter (PM) adalah istilah untuk partikel padat atau cair yang
ditemukan di udara.PM10 termasuk partikel dengan diameter 10 mikrometer atau
kurang. Standar kesehatan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 untuk PM-10 adalah
150 µg/Nm3 (24 jam). Dari titik pantau di Kota Pontianak tidak ditemukan
konsentrasi PM10 yang melebihi Baku Mutu yang dipersyaratkan.
4. PM 2.5
Partikulat (PM2.5) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5
mikron (mikrometer). Nilai Ambang Batas (NAB) adalah batas konsentrasi polusi
udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB PM2.5 = 65 ugram/m3
. Dari titik pantau di Kota Pontianak ditemukan konsentrasi PM 2.5 yang melebihi
Baku Mutu.
5. CO
Dari tabel diatas parameter co untuk nilai baku mutunya adalah parameter CO
untuk nilai baku mutunya adalah 30.000 µg/m3. nilai parameter CO berada dibawah
baku mutu. nilai parameter CO tidak memberikan dampak seperti mengganggu
pasokan oksigen, fungsi saraf dan mengganggu fungsi jantung pada manusia.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengujian kualitas udara melalui metode Passive Sampler adalah 25,57
µg/Nm3 untuk parameter SO2, dan 21.000 µg/Nm3 untuk parameter CO dan
pengujian menggunakan alat AQMS diketahui bahwa kualitas udara di kota
Pontianak dikategorikan baik .
2. Kualitas udara dibandingkan baku mutu pada wilayah kota Pontianak dalam
kategori baik.
6.2 Saran
Saran bagi masyarakat agar memperhatikan penggunaan kendaraan dan
perawatan kendaraan agar dapat mencegah kerusakan lingkungan dari polusi emisi
sumber bergerak yang mengeluarkan emisi yang melebihi baku mutu dan dapat
menjaga kebersihan udara dengan melakukan pemantauan kualitas udara ambien
secara berkala sehingga masyarakat dapat terhindar dari gangguan pernafasan.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : KEP-


107/KABAPEDAL/11/1997. Tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan
Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara.
Mukono HJ. 2010. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Surabaya: Airlangga
University Press.
Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Sekretaris Kabinet Republik Indonesia. Jakarta
Wardhana, A.W. 2010. Dampak Pencemaran Lingkungan Yogyakarta : CV Andi

Anda mungkin juga menyukai