Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“Alat Optik”

Dosen pengampu:

Prof.Dr.Hj. Yanti Fitria,S.pd,M.pd


Afriza Media,M.pd

Oleh
Efrilia Putri Handayani
23129104

Pertemuan ke-
12

NO Aspek yang dinilai Skor Skor


Maksimu
Di
m
peroleh
1 Sistematika laporan 4
2 Kelengkapan laporan 4
3 Kejelasan dan keruntunan laporan 4
4 Kebenaran konsep ide yang dipaparkan 4
5 Ketepatan pemilihan kosa kata 4
6 Kmampuan mahasiswa dalam menjelaskan isi 4
laporan

7 Usaha mahasiswa dalam menyusun laporan 4


8 Presentasi laporan 4
KATA PENGANTAR

Terima kasih terhadap Allah SWT sebab telahmelimpahkan kepada kami nikmat dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas dengan judul “Alat
Optik” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kelompok
pada mata kuliah Konsep Dasar Fisika SD. Kami mengucapkan terima kasih terhadap dosen
pengampu mata kuliah Ibuk Prof.Dr.Hj.Yanti Fitria,S.Pd.M.Pd dan Afriza Media,M.pd yang
telah mempercayakan tugas ini pada kami.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan maupun kekeliruan dari
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihakagar
pembuatan makalah kami untuk kedepannya jauh lebih baik. Sekian yang dapat kami
sampaikan. Kami berharap makalah ini berguna untuk seluruh pihak, terutama untuk kita
semua. Terima kasih.

Padang, 12 November 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................3

LAPORAN BELAJAR MANDIRI.........................................................................................4

II.RINGKASAN.......................................................................................................................4

III.PERMASALAHAN/PENYELESAIAN.........................................................................13

PENUTUP...............................................................................................................................20
A. Kesimpulan......................................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

PETUNJUK PRAKTIKUM..................................................................................................22
A. Dasar Teori........................................................................................................................22
B. Tujuan Praktikum..............................................................................................................23
C. Alat dan Bahan..................................................................................................................23
D. Prosedur.............................................................................................................................23
E. Hasil pengamatan..............................................................................................................23
F. pertanyaan.........................................................................................................................24
G. Simpulan...........................................................................................................................24
H. Daftar Rujukan..................................................................................................................24

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.....................................................................................................................5
Gambar 1.2.....................................................................................................................8
Gambar 1.3….................................................................................................................8
Gambar 1.4.....................................................................................................................9
Gambar 1.5...................................................................................................................10
Gambar 1.6...................................................................................................................10
Gambar 1.7....................................................................................................................10
Gambar 1.8....................................................................................................................11
Gambar 1.9....................................................................................................................11

3
LAPORAN BELAJAR MANDIRI

A. Link Bacaan /sumber bacaan

1. https://repositori.kemdikbud.go.id/22172/1/XII_Fisika_KD-
3.11_Final.pdf
2. https://staffnew.uny.ac.id/upload/131656345/pendidikan/
5+Alat+Optik_Mata.pdf

II.RINGKASAN

1. Pengertian Alat Optik


Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi
cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik. Kata berasal dari
ὀπτική optik Latin, yang berarti tampilan. Alat optik adalah alat yang berupa benda bening yang
digunakan untuk menghasilkan bayangan melalui pemantulan atau pembiasan cahaya.
Alat optik terdiri dari alat optik alamiah dan alat optik buatan. Alat alamiah misalnya
mata, sedangkan alat optik buatan seperti kacamata, lup, mikroskop, teleskop, kamera,
proyektor, dll. Alat optik yang paling utama adalah mata, karena mata merupakan alat untuk
melihat. Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui proses penglihatan melalui mata. Fungsi
alat-alat optik yang lainnya sebenarnya adalah membantu proses penglihatan atau pengamatan.
Lensa optik bisa terbuat dari bahan kaca, plastik, fiber, dan lain sebagainya
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi
cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik. Kata berasal dari
ὀπτική optik Latin, yang berarti tampilan. Bidang optik biasanya menggambarkan sifat cahaya
tampak, sinar inframerah dan ultraviolet, tetapi sebagai cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, fenomena yang sama juga terjadi dalam bentuk sinar-X, gelombang mikro,
gelombang radio, dan lainnya gejala radiasi elektromagnetik dan mirip maupun pada balok
muatan partikel (balok dibebankan). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari
keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait
dengan beberapa bidang optik kuantum hingga mekanika. Dalam prakteknya, sebagian besar
fenomena optik dapat dihitung dengan menggunakan sifat dari cahaya elektromagnetik, seperti
yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Bidang optik memiliki identitas, masyarakat, dan konferensi. Aspek lapangan sering
disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari
rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa
pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus,
dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai
fotonika atau optoelektronik. Batas-batas antara bidang ini dan “optik” yang tidak jelas, dan istilah
yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri. Karena
aplikasi yang luas dari ilmu “cahaya” untuk aplikasi dunia nyata, ilmu optik dan rekayasa optik
cenderung sangat interdisipliner. Ilmu optik merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait
termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-
4
lain. Selain itu, perilaku optik yang paling lengkap, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu
rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini
cukup untuk menjelaskan sebagian besar perilaku fenomena optik dan mengabaikan relevan dan/
atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
8
Dalam ruang bebas dengan kecepatan gelombang bepergian c=3×10 meter/ detik.
Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang dengan kecepatan
v, yang merupakan karakteristik dari bahan dan kurang dari cahaya besarnya kecepatan sendiri
(c). Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya dalam
c
n=
medium adalah indeks bias bahan n sebagai berikut: v

2. Macam-macam Alat Optik


1. Mata dan Kecamata

Gambar 1.1

Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik
yang sangat penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai
alat optik :

 Kornea merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-bagian lain
dalam mata yang halus dan lunak.
 Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi untuk membiaskan
cahaya yang masuk ke dalam mata.
 Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan lensa cembung
berfungsi membentuk bayangan.
 Iris (otot berwarna) membentuk celah lingkaran yang disebut pupil.
 Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Lebar pupil diatur
oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar lebih banyak cahaya yang masuk ke
dalam mata.
 Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai layar
tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh pada retina
bersifat : nyata, diperkecil dan terbalik.
 Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap cahaya, sehingga
bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas/kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat
bintik kuning. Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk
sel batang berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk sel kerucut
berfungsi membedakan kesan berwarna.

5
 Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya akomodasi mata. Cahaya yang
masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan retina. Oleh sel-sel yang ada di
dalam retina, rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak. Oleh otak diterjemahkan
sehingga menjadi kesan melihat.
a. Daya Akomodasi Mata
Perlu diketahui bahwa jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap. Sehingga
dalam melihat benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah kelengkungan lensa
mata. Untuk mengubah kelengkungan lensa mata, yang berarti mengubah jarak titik
fokus lensa merupakan tugas otot siliar. Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang
dibentuk oleh lensa mata selalu jatuh di retina. Pada saat mata melihat dekat lensa mata
harus lebih cembung (otot-otot siliar menegang) dan pada saat melihat jauh lensa harus
lebih pipih (otot-otot siliar mengendor). Peristiwa perubahan-perubahan ini disebut daya
akomodasi. Daya akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk
menebalkan atau memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat
atau jauhnya jarak benda yang dilihat. Manusia memiliki dua batas daya akomodasi
(jangkauan penglihatan) yaitu :
1) Titik dekat mata (Punctum Proximum) adalah jarak benda terdekat di depan mata
yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (Emetropi) titik dekatnya
berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk
dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca normal.
2) Titik jauh mata (Punctum Remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata yang
masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah “Tak
Terhingga”.
b. Cacat Mata
Berkurangnya daya akomodasi mata seseorang dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan mata untuk melihat benda pada jarak tertentu dengan jelas. Cacat mata yang
disebabkan berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun jauh, rabun dekat serta
rabun dekat dan jauh. Selain tiga jenis itu, masih ada jenis cacat mata lain yang disebut
astigmatisma. Cacat mata dapat dibantu dengan kacamata. Kacamata hanya berfungsi
membantu penderita cacat mata agar bayangan benda yang diamati tepat pada retina.
Kacamata tidak dapat menyembuhkan cacat mata. Ukuran yang diberikan pada kacamata
adalah kekuatan lensa yang digunakan. Kacamata berukuran –1,5, artinya kacamata itu
berlensa negatif dengan kuat lensa –1,5 dioptri. Berkurangnya daya akomodasi mata
dapat menyebabkan cacat mata sebagai berikut
1) Rabun Jauh (Miopi)
Rabun jauh yaitu mata tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas,
disebut juga mata perpenglihatan dekat (terang dekat/mata dekat). Penyebab terbiasa
melihat sangat dekat sehingga lensa mata terbiasa tebal. Miopi sering dialami oleh
tukang arloji, penjahit, orang yang suka baca buku (kutu buku) dan lain-lain. Untuk
mata normal (emetropi) melihat benda jauh dengan akomodasi yang sesuai, sehingga
bayangan jatuh tepat pada retina. Mata miopi melihat benda jauh bayangan jatuh di
depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal. Mata miopi ditolong dengan kacamata
berlensa cekung (negatif).
Untuk menentukan besarnya lensa cekung yang digunakan, maka digunakan
rumus :
6
100
P=−
PR
Keterangan:
P = kekuatan lensa kacamata (D atau dioptri)
PR = Punctum Remotum atau titik jauh mata (cm)

2) Rabun Dekat (Hipermetropi)


Rabun dekat tidak dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga mata
perpenglihatan jauh (terang jauh/mata jauh). Rabun dekat mempunyai titik dekat
yang lebih jauh daripada jarak baca normal. Penyebab terbiasa melihat sangat jauh
sehingga lensa mata terbiasa pipih. Rabun dekat sering dialami oleh penerbang
(pilot), pelaut, sopir dan lain-lain. Rabun dekat ditolong dengan kacamata berlensa
cembung (positif).
Bayangan yang dibentuk lensa cembung harus berada pada titik dekat mata
penderita rabun dekat. Karena bayangan yang dihasilkan lensa cembung berada di
depan lensa maka harga Si adalah negatif.
Untuk menentukan besarnya lensa cembung yang digunakan, maka
digunakan rumus :
100 100
P= −
Sn PR
Keterangan:
P = kekuatan lensa kacamata (D atau dioptri)
PR = Punctum Remotum atau titik jauh mata (cm)
Sn = titik dekat mata normal (biasanya 25 cm)

3) Mata Tua (Presbiopi)


Mata tua tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh dan
benda-benda pada jarak baca normal, disebabkan daya akomodasi telah berkurang
akibat lanjut usia (tua). Pada mata tua titik dekat dan titik jauh keduanya telah
bergeser. Mata tua diatasi atau ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa
rangkap (cembung dan cekung). Pada kacamata dengan lensa rangkap, lensa negatif
bekerja seperti lensa pada kaca mata miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti
halnya pada kacamata hipermetropi.
4) Astigmatisma (Mata Silindris)
Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan
bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya.
Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga
memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada
bidang horisontal. Astigmatisma ditolong/ dibantu dengan kacamata silindris.

7
1. Lup
Lup adalah alat optik berlensa cembung
(lensa positif) yang digunakan untuk
mengamati / melihat benda kecil agar tampak
besar. Jika kita mengamati objek dengan lup,
maka benda harus di letakkan di ruang I (antara
titik pusat lensa lup dengan jarak fokus lup).
Sifat bayangan yang di bentuk lup adalah
maya, tegak diperbesar. Dan bila kita akan
mengamati objek dalam waktu yang lama dengan menggunakan lup, maka benda harus
diletakkan pada titik Gambar 1.2 fokusnya mata berakomodasi.
Perajin perhiasan emas dan perak juga menggunakan alat ini untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Sedangkan oleh siswa lup digunakan saat praktikum biologi di
pakai untuk mengamati bagian hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas.
Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus pendek). Sifat bayangan
yang diharapkan dari benda kecil yang dilihat dengan lup adalah tegak dan di perbesar.
Orang yang melihat benda dengan menggunakan lup akan mempunyai sudut penglihatan
(sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang melihat dengan mata biasa.
Ada dua cara memakai lup, yaitu dengan mata tak berakomodasi dan mata
berakomodasi.
1) Untuk mata berakomodasi maksimum, benda diletakan diantara F dan O atau jarak benda
(so) selalu lebih kecil daripada jarak titik (f)
2) Untuk mata yang tidak berakomodasi, benda diletakkan tepat pada titik api (f) atau jarak
benda (so) sama dengan jarak titik api lup (f).

2. Kamera
Kamera adalah sebuah alat
yang mengarahkan bayangan yang
difokuskan oleh lensa/sistem optik
lain ke atas permukaan foto
sensitif yang berada dalam tempat
tertutup/ film. Kamera mempunyai
prinsip kerja seperti mata manusia.

Gambar 1.3
Kamera yang paling sederhana adalah alat potret yang dinamakan camera
obscura. Kamera ini terbentuk sebuah kotak tertutup yang salah satu sisinya berlubang
kecil.
Bagian-bagian Kamera:
a. Lensa Cembung : Untuk membentuk bayangan pada film
b. Diafragma : Untuk mengatur cahaya masuk kamera
8
c. Shutter : Sebagai pembuka/ penutup lensa
d. Ulir Sekrup : Untuk memfokuskan cahaya masuk kamera
e. Film : Yang peka terhadap cahaya untuk menangkap bayangan yang
dibentuk lensa kamera.
Prinsip Kerja Kamera
Prinsip kerja kamera dan mata adalah sama. Apabila mata melihat benda, sinar
dari benda yang masuk ke mata dibiaskan lensa mata. Bayangan jatuh di layar mata atau
retina. Sifat bayangan yang terjadi nyata, diperkecil dan terbalik. Pelat film berupa
celluloid, pelat itu dilapisi gerak bromida dan sangat peka terhadap cahaya. Apabila
bayangan objek mengenai pelat film akan tercetak sebagai gambar negatif. Setelah
proses pencucian, film dapat dicetak sebagai gambar positif pada kertas foto.

3. Mikroskop
Mikroskop adalah alat untuk melihat dan mengamati benda dan jasad renik atau
objek yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yang masing-masing
disebut sebagai lensa objektif dan
lensa okuler.
Lensa objektif adalah lensa
pada mikroskop yang letaknya dekat
dengan objek yang diamati,
sedangkan lensa okuler adalah lensa
pada mikroskop yang letaknya dekat
dengan mata, ketika kita mengamati
objek dengan mikroskop. Lensa
okuler pada mikroskop berfungsi
seperti lup.

Gambar 1.4

Sifat Bayangan yang Dibentuk Mikroskop


a. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Lensa ini fokusnya lebih kecil dari lensa okuler.
b. Bayangan yang di bentuk oleh lensa okuler bersifat maya, tegak dan di perbesar. Lensa
ini fokusnya lebih besar dari lensa objektif.
c. Bayangan akhir yang dibentuk oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.

Cara Kerja Mikroskop


Cara kerja mikroskop adalah sebagai berikut : Objek atau benda yang diamati
9
harus diletakan diantara Fob dan 2Fob, sehingga lensa objektif membentuk bayangan
yang terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda
bagi lensa okuler. Lensa okuler berperan seperti lup yang dapat diatur/ digeser-geser
sehingga mata dapat mengamati dengan cara berakomoasi atau tidak berakomodasi.
Untuk pengamatan dengan akomodasi maksimum, maka bayangan yang dibentuk oleh
lensa okuler harus jatuh/ diletakan pada titik dakat mata (PP). Perbesaran yang diperoleh
adalah merupakan perbesaran oleh lensa objektif dan lensa okuler yaitu: M=Moby x
Mok. Untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, maka bayangan yang
dibentuk oleh lensa okuler harus berada pada titik jauh mata.

4. Teropong
Gambar 1.5
Teropong merupakan alat optik
yang biasa digunakan untuk melihat benda
yang jaraknya terletak jauh sehingga
tampak lebih dekat dan jelas. Teropong
terdiri dari dua lensa positif yaitu lensa
yang mengarah pada obyek adalah
obyektif dan lensa yang mengarah pada
mata adalah okuler.
Prinsip utama pembentukan
bayangan pada teropong adalah: lensa
obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi
sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara
berakomodasi maupun tidak berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh
karena itu jarak antara obyektif dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah
jarak antara lensa obyektif dan lensa okulernya.

5. Periskop
Gambar 1.6
Alat optik periskop adalah sebuah alat optik
yang berfungsi untuk melihat objek yang tersembunyi.
Periskop biasanya berbentuk memanjang. Periskop juga
dapat digunakan untuk melihat atau mengintai sesuatu
dari tempat yang tersembunyi. Periskop juga dapat
digunakan untuk melihat benda yang berada di atas atau
di bawah pengguna periskop.

10
Gambar 1.7
Pada periskop sederhana, kunci
dari prinsip kerja periskop berada pada
kedua cermin yang ada di dalam tubuh
alat optik tersebut. Secara umum,
periskop ini bekerja denga menangkap
cahaya yang dipantulkan benda atau
objek oleh cermin pertama yang
berada di bagian atas periskop.
Kemudian, bayangan yang ditangkap
dari cermin pertama ini diteruskan
pada cermin kedua yang berada di bawah periskop sekaligus berfungsi sebagai media untuk
memantulkan bayangan objek atau benda ke mata manusia.

6. Proyektor Slide
Proyektor adalah sebuah perangkat optik yang memproyeksikan gambar atau gambar
bergerak pada sebuah permukaan datar, biasanya sebuah layar putih atau dinding putih.
Kebanyakan proyektor membuat gambar dengan cara menyinari objek melalui lensa
transparan kecil, namun proyektor sekarang dapat memproyeksikan gambar secara langsung,
dengan menggunakan laser.
Gambar 1.8

Sebuah proyektor yang


menggunakan sistem optical
mekanikal untuk
memproyeksikan foto slide.
Foto slide maksudnya,
sekumpulan foto yang
ditampilkan secara bergantian
sesuai urutannya/ susunannya
layaknya membuka album foto.
Perlu dicatat bahwa, foto yang digunakan pada Slide Projektor bukanlah foto yang sudah
jadi seperti foto yang dicetak di kertas foto, tapi negatif/ film dari foto-foto tersebut. Atau
orang bilang “klise” foto, istilah lain untuk negatif foto. Berikut gambar Slide
Projektor. Jadi, Slide Projektor ini cara kerjanya yaitu dengan menyinari lembaran-
lambaran negatif film dan memproyeksikan ke sebuah permukaan datar.

7. Oftalmoskop

Gambar 1.9

Oftalmoskop adalah alat yang memencarkan


seberkas sinar ke dalam mata, memungkinkan dokter
memeriksa retina atau bagian belakang bola mata
11
melalui pupil. Pemeriksaan oftalmoskopi dan penafsiran pemeriksaan hasil pemeriksaan
ini merupakan bagian terpenting dari rangkaian pemeriksaan medik yang komprehensif.
Dengan prosedur ini dapat dilihat gejala-gejala yang dapat menunjukkan adanya retina
lepas, glaukoma, tekanan darah tinggi, penyakit diabetes melitus, tumor otak dan
penyakit-penyakit lain.
Bagian mata dalam dinamakan fundus dan melewati retina, diskus optikus,
makul dan pembuluh darah retina. Dapat dilihat melalui oftalmoskop, suatu instrument
yang dipergunakan dengan cara dipegang yang memproyeksikan cahaya melalui prisma
dan membelokan cahaya dengan sudut 90 derajat, memungkinkan pemeriksa melihat
retina. Oftalmoskop direk memiliki berapa lensa yang tersusun pada roda. Lensa dapat
dipilih dengan memutar roda dengan telunjuk tanpa menghentikan inspeksi.
Apertur tanpa filter yang kecil sudah cukup dan paling berguna pada oftalmoskop
standar. Oftalmoskopi indirek melibatkan penggunaan skop binokuler dengan
pencahayaan terang, yang memungkinkan pengintipan fundus okuli yang lebih luas.

12
PENYELESAIAN / PERMASALAHAN

1. Bayangan yang terbentuk oleh cermin cembung dan sebuah benda yang tingginya h
yang ditempatkan di depan cermin bersifat ….

a. nyata, tegak, diperbesar


b. maya, tegak, diperbesar
c. nyata, tegak, diperkecil
d. nyata, terbalik, diperbesar
e. maya, tegak, diperkecil

Jawaban: E

Bayangan yang terbentuk oleh cermin cembung dan sebuah benda yang tingginya h yang
ditempatkan di depan cermin adalah maya, tegak, diperkecil.

2. Seseorang bermata hipermetropi supaya dapat melihat dengan normal harus


menggunakan kaca mata yang kuat lensanya +2 dioptri. Maka jarak terdekat yang dapat
dilihat orang tersebut tanpa kaca mata adalah ….

a. 2,5 cm
b. 15 cm
c. 50 cm
d. 60 cm
e. 100 cm

Jawaban: C

Diketahui: P = 2 dioptri

s = 25 cm

Ditanyakan: PP (jarak terdekat yang dapat dilihat orang tersebut tanpa kaca mata)?

13
3. Seorang siswa (Sn = 25 cm) melakukan percobaan menggunakan mikroskop, dengan
data seperti diagram berikut:

Perbesaran mikroskop adalah ….

a. 30 kali
b. 36 kali
c. 40 kali
d. 46 kali
e. 50 kali

Jawaban: A

Diketahui: sn = 25 cm

fob = 1 cm

sob = 1,2 cm

fob = 5 cm

14
Ditanyakan: Perbesaran bayangan (M)?

Jawab:

4. Sebuah benda diletakkan 20 cm di depan cermin cembung yang jarak fokusnya 30 cm.
Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin tersebut adalah ….

a. 60 cm di depan cermin, maya, tegak


b. 60 cm di belakang cermin, nyata, tegak
c. 60 cm di depan cermin, nyata, terbalik
d. 12 cm di belakang cermin, maya, tegak
e. 12 cm, di depan cermin, nyata, tegak

Jawaban: D

Diketahui: s = 20 cm

f = –30 cm

Ditanyakan: Letak bayangan (s’) dan sifat bayangan?

Jawab:

15
Jadi, letak bayangan 12 cm di belakang cermin dengan sifat maya dan tegak

5. Seseorang bermata normal (titik dekatnya 25 cm) mengamati benda dengan mata
berakomodasi maksimum. Diameter pupil matanya 2 mm dan mata peka terhadap
cahaya. 550.10-6 mm. Batas daya urai mata orang itu adalah ….

a. 0,01 mm
b. 0,08 mm
c. 0,18 mm
d. 0,8 mm
e. 1,8 mm

Jawaban: B

Diketahui:

Titik dekat (ℓ) = 25 cm = 250 mm

Diameter pupil (d) = 2 mm

Panjang gelombang (λ) = 550 × 10-6 mm

Ditanyakan: Batas urai mata (dm)?

Jawab:

6. Alat optik di bawah ini yang selalu menghasilkan bayangan maya, tegak dan diperkecil
dari suatu benda nyata, adalah ….

a. cermin datar
16
b. cermin cekung
c. cermin cembung
d. lensa positif
e. lensa negatif

Jawaban: C

Sifat bayangan dari cermin cembung adalah maya, tegak dan diperkecil.

7. Letak bayangan yang dibentuk lensa bikonveks 20 cm di belakang lensa. Apabila


kekuatan lensa 10 dioptri, maka jarak benda terhadap lensa adalah ….

a. 5 cm
b. 10 cm
c. 15 cm
d. 20 cm
e. 40 cm

Jawaban: D

Diketahui: s’ = 20 cm

P = 10 dioptri

Ditanyakan: Jarak benda (s)?

Jawab:

8. Seorang dengan mata normal menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi


maksimum itu berarti ….

a. Bayangan lensa obyektif 25 cm di belakang lensa


b. Bayangan lensa obyektif tak hingga
17
c. Bayangan lensa okuler tak hingga
d. Bayangan lensa okuler 25 cm di depan
e. Bayangan lensa okuler 25 cm di belakang

Jawaban: E

Mata normal menggunakan mikroskop dengan berakomodasi maksimum, berarti:

1. Bayangan yang dilihat selalu bayangan maya yang dibentuk oleh okuler.
2. Karena bayangan maya maka letak bayangan di depan lensa yaitu searah dengan arah
datangnya cahaya.
3. Karena berakomodasi maksimum berarti bayangan terletak pada jarak 25 cm dari mata.

9. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 5 cm, jika titik dekat mata normal = 25 cm, maka
perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum adalah ….

a. 3 kali
b. 4 kali
c. 5 kali
d. 6 kali
e. 7 kali

Jawaban: D

Diketahui: f = 5 cm

Sn = 25 cm

Ditanyakan: Perbesaran (M)?

Jawab:

Untuk mata berkomodasi maksimum

10. Bayangan dari sebuah benda yang di bentuk oleh cermin cembung adalah ….

a. selalu di belakang cermin


b. selalu di perbesar
c. kadang-kadang di perkecil
d. kadang-kadang terbalik
e. kadang-kadang nyata
18
Jawaban: A

Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung selalu maya, tegak, dan diperkecil dengan
letak bayangan di belakang cermin.

11. Seorang tukang servis jam memiliki titik dekat 20 cm, menggunakan lup yang jarak
fokusnya 10 cm. Besar perbesaran bayangan dengan tanda berakomodasi adalah ….

a. 2 kali
b. 1 kali
c. 3 kali
d. 5 kali
e. 6 kali

Jawaban: A

Diketahui: Sn = 20 cm

f = 10 cm

Ditanyakan: Perbesaran (M)?

Jawab:

M = Sn/f = 20/2 = 2 kali

12. Sebuah lensa berjarak fokus 5 cm, digunakan sebagai lup. Mata normal menggunakan
lup tersebut dengan berakomodasi maksimum, maka perbesaran anguler lup adalah ….

a. 3 kali
b. 4 kali
c. 5 kali
d. 6 kali
e. 8 kali

Jawaban: D

Diketahui: Sn = 25 cm

f = 5 cm

Ditanyakan: Perbesaran (M)?

Jawab:

M = (Sn/f) +1 = (25/5) + 1 = 6 kali

19
20
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat-alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan
benda optik. Misalnya, cermin, lensa, atau prisma. Alat optik memanfaatkan prinsip pemantulan
dan atau pembiasan cahaya. Beberapa alat optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop,
proyektor, episkop, dan lain-lain.

B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan ialah agar pembaca dapat mengetahui betapa
pentingnya alat-alat optik bagi kehidupan manusia.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bueche Frederick J. 2006. Fisika Universitas. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga

Douglas C Giancoli.2001. Fisika.Edisi 5.Jakarta:Erlangga

Gamjanti, Aby Sarojo. 2011. Gelombang dan Optik . Jakarta: Salemba Teknika

Halliday. David .1997. Fisika. Jilid 2. Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga

Searz dan Zemensky. 2003. Fisika Universitas. Edisi kesepuluh. Jilid 2 . Jakarta : Erlangga

Sutrisno. 1979. Fisika Dasar Gelombang & Optik. Bandung : ITB

Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Edisi ketiga jild 2. Jakarta : Erlangga

Zemensky Sears.1991.Fisika untuk Universitas 3 Optik Fisika Moderen. Jakarta : Trimitra


Mandiri

22
PETUNJUK PRAKTIKUM

A. Dasar Teori
Kaca pembesar atau lup digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa dilihat dengan
mata secara langsung. Lup menggunakan sebuah lensa cembung atau lensa positif untuk
memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat dengan jelas.
Bayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Untuk mendapatkan
bayangan semacam ini objek harus berada di depan lensa dan terletak diantara titik pusat O dan
titik fokus F lensa. untuk menghasilkan bayangan yang diinginkan, lup dapat digunakan dalam
dua macam cara, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak
berakomodasi.
Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum untuk mendapatkan perbesaran
bayangan yang diinginkan. Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus
tepat berada di titik dekat mata (s’ = - s n = jarak titik dekat mata). Karena lup merupakan lensa
cembung sehingga jarak fokusnya positif. Sehingga bayangannya bersifat maya (tanda negatif
menunjukkan bahwa bayangan di depan lensa).
Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata berakomodasi maksimum adalah
:
sn
M= +1
f
Dimana :
M = perbesaran lup
sn = jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata normal)
f = jarak fokus lup
Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum membuat mata menjadi
cepat lelah. Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam keadaan mata tidak
berakomodasi. Untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan dalam keadaan mata
tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk harus berada sangat jauh di depan lensa (jarak tak
hingga). dalam hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s = f).
Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata tidak berakomodasi adalah :
sn
M=
f
Dimana :
M = perbesaran lup,
sn = jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata normal),

23
f = jarak fokus lup

B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui cara membuat lup sederhana dan cara kerjanya yang memudahkan
melihat benda-benda yang kecil agar tampak lebih besar.

C. Alat dan Bahan

 Sebuah lampu bekas 5 watt


 Plastik bekas
 Tali / benang / karet gelang
 Selotip
 Air

D. Prosedur

 Ambil sebuah lampu bekas 5 watt kemudian lubangi bagian bawahnya.


 Keluarkan semua isinya sampai bersih.
 Selanjutnya, cuci dengan air bersih.
 Masukkan air ke dalam lampu tersebut sampai penuh, tutup dengan sebuah plastik dan
ikat dengan tali / benang/ karet gelang dengan erat agar air dalam lampu tersebut tidak
keluar atau bocor.
 Kemudian ambil stik es krim dan ikat dengan tali / benang / karet gelang di bagian tubuh
lampu sebagai pegangan atau penyangga lampu.
 Kemudian lilitkan dengan selotip agar stik es krim tersebut tidak goyang dan lebih kuat.
 Lup sederhana dari lampu bekas sudah siap untuk digunakan.
Cara Kerja Alat
 Ambil sebuah buku atau koran yang ukuran tulisannya sangat kecil.
 Lalu ambil lup sederhana tadi yang kita buat, kemudian dekatkan ke buku atau koran
yang akan kita teliti.
 Lihat perubahan ukuran hurufnya.
 Mula-mula ukurannya kecil, tapi setelah dilihat dengan lup ukurannya berubah menjadi
besar.

24
 Ulangi lagi dengan buku atau tulisan yang lain yang lebih kecil. Jika tulisannya berubah
menjadi besar atau dari yang tidak jelas menjadi jelas berarti kerja alat yang dibuat
bekerja dengan sukses.

F. Pertanyaan
1. Bagaimana cara membuat lup sederhana dan cara kerjanya ?
G. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa : Lup dan lup sederhana yang kami
buat dan lampu bekas tersebut memiliki sifat bayangan maya, tegak, dan diperbesar. Lup dan
alat tersebut hanya bisa digunakan untuk melihat benda-benda yang kecil saja dan tidak bisa
digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil dan benda -benda yang sangat jauh
karena hanya menggunakan 1 buah lensa yaitu lensa cembung.

H. Daftar Rujukan

Video Rujukan dari youtube


https://youtu.be/A7ij4k9jGhs?si=rbCIaR98tRyFcQ_X

Video praktikum :
https://youtube.com/watch?
v=ZseYlfGuyYU&feature=shared

25

Anda mungkin juga menyukai