Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“SIFAT-SIFAT CAHAYA, PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA”

Dosen pengampu:

Prof.Dr.Hj. Yanti Fitria,S.pd,M.pd


Afriza Media,M.pd

Oleh
Efrilia Putri Handayani
23129104

Pertemuan ke-
10

NO Aspek yang dinilai Skor Skor


Maksimu
Di
m
peroleh
1 Sistematika laporan 4
2 Kelengkapan laporan 4
3 Kejelasan dan keruntunan laporan 4
4 Kebenaran konsep ide yang dipaparkan 4
5 Ketepatan pemilihan kosa kata 4
6 Kmampuan mahasiswa dalam menjelaskan isi 4
laporan

7 Usaha mahasiswa dalam menyusun laporan 4


8 Presentasi laporan 4
KATA PENGANTAR

Terima kasih terhadap Allah SWT sebab telahmelimpahkan kepada kami nikmat dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas dengan judul “Sifat-Sifat
Cahaya, Pemantulan Dan Pembiasan Cahaya” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kelompok
pada mata kuliah Konsep Dasar Fisika SD. Kami mengucapkan terima kasih terhadap dosen
pengampu mata kuliah Ibuk Prof.Dr.Hj.Yanti Fitria,S.Pd.M.Pd dan Afriza Media,M.pd yang
telah mempercayakan tugas ini pada kami.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan maupun kekeliruan dari
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihakagar
pembuatan makalah kami untuk kedepannya jauh lebih baik. Sekian yang dapat kami
sampaikan. Kami berharap makalah ini berguna untuk seluruh pihak, terutama untuk kita
semua. Terima kasih.

Padang, 20 Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................3

LAPORAN BELAJAR MANDIRI..........................................................................4

I. Jurnal................................................................................................................4

II. Ringkasan.......................................................................................................5

III. Permasalahan..................................................................................................18

IV. Penyelesaian..................................................................................................19

V. Kesimpulan....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

PETUNJUK PRAKTIKUM..................................................................................25

A. Dasar Teori......................................................................................................25
B. Tujuan Praktikum...........................................................................................25
C. Alat dan Bahan...............................................................................................25

D. Prosedur..........................................................................................................25

E. Hasil pengamatan............................................................................................25
F. Pertanyaan.......................................................................................................25
G. Simpulan........................................................................................................26
H. Daftar Rujukan...............................................................................................26

DAFTAR GAMBAR

2
Gambar 1.Cahaya Merambat Lurus...............................................................................6
Gambar 2.Cahaya Dipantulkkan....................................................................................6
Gambar 3.Cahaya menembuskan Benda Bening….......................................................7
Gambar 4.Cahaya Mengalami Interferensi....................................................................7
Gambar 5.Cahaya Di Biaskan.......................................................................................7
Gambar 6.Cahaya Diuraikan.........................................................................................8
Gambar 7. Cahaya Difraksi............................................................................................8
Gambar 8. Cahaya Polarisasi..........................................................................................9
Gambar 9.Cahaya Diserap…..........................................................................................9
Gambar 10.Cahaya Merambat Tanpa Medium.............................................................10
Gambar 11. Cahaya Dalam Bentuk Radiasi..................................................................11
Gambar 12.Cahaya dari berbagai warna......................................................................11
Gambar 13.Pemantulan Baur..........................................................................................13
Gambar 14.Pemantulan Teratur....................................................................................13
Gambar 15.Cermin Datar...............................................................................................14
Gambar 16. Cermin Cekung….......................................................................................14
Gambar 17.Cerimin Cembung….....................................................................................14

LAPORAN BELAJAR MANDIRI

3
I. Link Bacaan /sumber bacaan

1. Putra, R. M. (2022). Cahaya dan Penerapan Sifat-Sifat Cahaya. CV MEDIA EDUKASI


CREATIVE.
2. Kaligis Jenny R.E, Darmodjo Hendro. 1993. Pendidikan IPA. Semarang: Mutiara.
3. Sumardi Yosaphat, dkk. 2004. Konsep Dasar IPA 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

4
II.RINGKASAN

A. Pengertian Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain
itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan
sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-
partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh
indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika,
merupakan area riset yang penting pada fisika modern.

B. Sifat-Sifat Cahaya
Dalam praktiknya, cahaya sebagai gelombang energi memiliki sifat atau karakteristik
yang dapat dijadikan sebagai tujuan dan fungsinya dalam kehidupan sehari- hari. Sifat
cahaya ini memiliki perbedaan dengan bentuk energi lain, seperti bunyi, getaran, dan
sebagainya. Berikut ini sifat- sifat cahaya beserta contohnya dalam aktivitas kehidupan
sehari hari:
1. Dapat Merambat Lurus
Cahaya dapat merambat lurus jika melewati satu medium perantara yang
memiliki partikel yang sama atau setara. Medium perantara tersebut harus memiliki
kerapatan optic yang sama agar cahaya bisa merambat lurus. Fenomena yang bisa
membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus adalah matahari sebagai sumber
cahaya terbesar di bumi memiliki pancaran sinar yang lurus. Hal tersebut terjadi
karena adanya perambatan cahaya matahari ke bumi maka terjadi siang dan malam.

Selain itu adapun fenomena gerhana matahari dan gerhana bulan yang
membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus. Pada fenomena tersebut sinar
matahari dihalangi oleh bulan sehingga membuat sebagian bumi menjadi gelap.
Contoh sifat cahaya yang merambat lurus juga bisa temukan dalam kehidupan
sehari- hari yakni pada cahaya senter ke arah depan maka akan memancar lurus
sesuai dengan yang kita arahkan senter tersebut.

5
2. Dapat Dipantulkan Atau Refleksi

Cahaya dapat dipantulkan dengan cara terpancarnya kembali cahaya tersebut


dari bagian permukaan benda yang terkena cahaya. Sifat pemantulan yang dimiliki
cahaya ini dapat dibagi menjadi dua, yakni pemantulan teratur dan pemantulan baur
atau difus. Pada proses pemantulan teratur, berkas cahaya akan memantul sejajar,
seperti ketika kita bermain di siang hari membawa cermin untuk memantulkan
cahaya. Saat mengarahkan cermin ke arah datangnya cahaya maka bisa dipantulkan
ke segala arah dari cahaya pantul sinar matahari tersebut.

Sedangkan pemantulan baur adalah pemantulan cahaya yang terjadi pada


permukaan yang tidak rata. Misalnya pemantulan cahaya pada air, batu, pohon,
sepatu, dan aspal. Cermin yang menggunakan sifat refleksi cahaya terbagi menjadi
cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung.

3. Dapat Menembus Benda Bening

Benda yang bersifat bening atau transparan bisa ditembus oleh cahaya. Benda
yang memiliki partikel tidak berwarna atau transparan dapat dirambati cahaya dengan
mudah. Hal ini bisa terjadi karena benda bening atau transparan mampu meneruskan
cahaya. Contohnya pada kaca bening jendela yang tidak bisa menghalangi cahaya
matahari masuk ke dalam rumah. Kita masih bisa melihat ke luar jendela kaca karena
cahaya masih bisa merambat masuk ke luar kaca yang bening dan tertangkap oleh
mata kita.

6
4. Dapat Mengalami Interferensi

Cahaya dapat mengalami interferensi, yakni dapat digabungkan dari dua


gelombang atau lebih. Cahaya bisa merambat lebih dari satu gelombang karena
cahaya termasuk salah satu energi yang kuat. Contohnya cahaya bisa merambat lewat
udara, air, dan padat sekaligus dengan gelombang yang berbeda-beda.

5. Dapat Dibiaskan Atau Dibelokkan (Reflaksi)

Cahaya dapat dibiaskan ketika cahaya bergerak miring melalui medium yang
berbeda kepadatannya, seperti dari udara kemudian melewati air, sehingga cahaya
mengalami pembiasan dan pembelokan dalam medium tersebut. Sifat cahaya yang
bisa dibiaskan atau dibelokkan ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai alat optik.
Contohnya adalah melihat kolam yang tampak dangkal karena airnya yang jernih,
padahal kolam tersebut bisa saja memiliki kedalaman.

6. Dapat Diuraikan Atau Dispersi

Cahaya dapat diuraikan atau dispersi secara alami, contohnya seperti yang
terjadi pada pelangi. Warna pelangi sebenarnya berasal dari satu warna saja, yakni

7
warna putih dari sinar matahari. Kemudian warna cahaya matahari tersebut dibiaskan
oleh titik air hujan sehingga mengakibatkan warna pelangi menjadi terurai dan
menghasilkan berbagai macam warna yang indah. Warna putih matahari menjadi
warna cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Cahaya yang bisa diuraikan adalah bentuk pemisahan cahaya yang tampak
menjadi cahaya dengan warna- warna berbeda.

Contoh penguraian cahaya selain pelangi adalah sebuah prisma yang disinari
oleh cahaya senter maka satu warna cahaya senter akan terurai menjadi berbagai
warna jika menembus prisma tersebut.

7. Dapat Mengalami Difraksi Atau Pelenturan

Cahaya dapat mengalami difraksi atau pelenturan pada bidang yang sempit.
Gelombang cahaya yang mengalami pelenturan karena merambat ke arah cahaya
yang melewati celah sempit. Contoh cahaya yang memiliki sifat difraksi adalah
cahaya bisa masuk pada lobang sekecil apapun pada ruangan. Misalnya kita masih
bisa menemukan cahaya yang masuk ke dalam ruangan meskipun semua sudut sudah
tertutup karena cahaya bisa masuk meski pada celah sempit sekalipun. Pembelokan
cahaya yang terdifraksi ini akan membuat daerah gelap dan terang pada ruangan
tertentu yang terkena cahaya.

8. Dapat Mengalami Polarisasi

8
Cahaya juga dapat mengalami polarisasi, yakni menyerap sebagian arah getar cahaya
sehingga cahaya tersebut dapat kehilangan arah getarnya sebagian. Cahaya dapat
diserahkan atau terpolarisasi dengan merambat ke segala arah secara tegak lurus
dengan arah rambat yang dimilikinya. Contoh dari polarisasi adalah warna biru pada
langit. Warna ini merupakan hasil dari rambatan cahaya matahari yang menyindari
bumi. Contoh lain adalah kacamata hitam terpolarisasi. Mereka memiliki kemampuan
khusus untuk memotong silau cahaya yang dipantulkan dari air atau kaca.

9. Dapat Diserap Atau Absorpsi

Cahaya dapat diserap saat masuk dalam material transparan. Sebagian energi
cahaya akan terdisipasi atau berkurang energy panasnya. Hal inilah yang
menunjukkan bahwa intensitas cahaya akan berkurang atau absorpsi pada material
tertentu. Contohnya cahaya akan lebih mudah menembus benda yang transparan
dibandingkan menembus benda yang memiliki material lebih padat.

10. Memiliki Energi

Cahaya tentu memiliki energi karena dapat merambat pada gelombang


tertentu dan memiliki wujud massa, meskipun bukan wujud zat, yakni bukan padat,
cair, dan gas. Hal yang membuktikan bahwa cahaya memiliki energi adalah sinar
matahari yang memiliki panas atau suhu tertentu yang dapat merubah zat tertentu.
Contohnya jika kita
9
menjemur baju yang basah di bawah sinar matahari, maka lama kelamaan baju akan
kering karena terjadi penguapan air di dalam pakaian karena panas yang muncul dari
sinar matahari.

11. Dapat Merambat Tanpa Medium

Umumnya, gelombang energi tertentu memerlukan medium untuk merambat,


seperti energi bunyi yang membutuhkan udara agar bisa merambat dan menghasilkan
suara. Berbeda dengan energi cahaya yang tetap bisa merambat meskipun tidak
memiliki medium perantara.

Contohnya sinar matahari yang bisa sampai ke bumi padahal jarak yang
sangat jauh dari bumi dan melewati ruang hampa di luar angkasa. Jika Cahaya tidak
bisa merambat tanpa medium, maka sinar matahari tidak akan pernah sampai ke
bumi. tersebut.

12. Bersifat Dualisme

Cahaya memiliki sifat dualisme karena bisa disebut sebagai gelombang


sekaligus sebuah partikel tertentu. Cahaya dapat disebut sebagai sebuah gelombang
karena cahaya memang memiliki panjang gelombang tertentu. Sedangkan cahaya
juga tersusun oleh partikel- partikel tertentu yang membentuknya, meskipun bukan
bersifat zat, seperti padat, cair, dan gas.

Cahaya memiliki partikel pernah diungkapkan oleh seorang ilmuwan asal


Amerika bernama Arthur Compton yang mengungkapkan bahwa ada tumbukan
antara partikel penyusunan cahaya dengan electron tertentu. Sifat dualisme cahaya
dapat muncul secara alami atau buatan, yakni sinar matahari dan cahaya yang berasal
dari lampu karena listrik, cahaya dari lilin karena api, dan sebagainya.

13. Dapat Dipancarkan Dalam Bentuk Radiasi

Cahaya dapat berbentuk radiasi karena memiliki energy yang bisa dipancarkan
dalam bentuk gelombang dan kalor tertentu tanpa medium atau perantara sekalipun.
Bukti bahwa cahaya bisa berbentuk radiasi adalah cahaya memiliki energi dan bentuk
panas. Contohnya kita akan terasa panas jika berlama-lama dibawah sinar matahari
atau berada disekitar lampu , atau laser yang berdaya tinggi. Kita semua ketahui
bahwa

10
sinar matahari memiliki radiasi yang juga bisa berdampak buruk bagi kulit manusia,
yaksi sinar UV.

14. Terdiri Dari Berbagai Warna

Sebenarnya warna cahaya ada berbagai macam yang kemudian disebut


dengan cahaya polikromatik. Contoh cahaya yang memiliki sifat berwarna dapat kita
temukan pada warna pelangi yang merupakan pembiasan dan penguraian cahaya
lewat tetesan air hujan di awan.

Cahaya yang muncul dari hasil pembiasaan disebut cahaya tunggal. Hasil
warna cahaya ini sudah tidak bisa lagi diuraikan atau dibiaskan dan disebut dengan
cahaya monokromatik. Contoh warna cahaya bisa kita kenali dari warna pelangi,
yakni merah, jingga, kuning, biru, hijau, nila, dan ungu.

C. Pemantulan Cahaya

Hukum Pemantulan Cahaya


Adanya sinar datang, sinar pantul dan garis normal berada dalam satu letak bidang datar,
ketiga hal ini terdapat dalam satu titik potong bidang pantul. Sudut datang cahaya memiliki
nilai yang sama besar dengan sudut datangnya cahaya, sinar datang sama dengan sinar pantul.
Gelombang cahaya akan memantul apabila menumbuk permukaan benda.
Karakteristik dari pantulan cahaya sangat dipengaruhi oleh bentuk permukaan benda yang
memantulkan cahaya. Jika permukaan dari benda tersebut datar, cahaya yang dipantulkan
bisa
11
memantul secara sempurna. Berbeda dengan permukaan benda yang tidak datar, bentuk
pantulan bisa menjurus ke berbagai arah hingga menjadi tak teratur, berikut hukum
pemantulan cahaya.
 Sinar datang, garis normal dan sinar pantul berada dalam satu letak suatu bidang datar.
 Besaran sinar yang datang atau memantul sama dengan sudut pantul, tempat
sinar tersebut memantul.

Sinar datang, garis normal serta sinar bias akan terletak pada satu bidang datar.
Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias adalah bilangan tetap atau bisa
disebut dengan indeks bias.

Salah satu sifat dari gelombang adalah apabila melewati suatu penghalang, maka
gelombang akan dipantulkan. Demikian pula halnya untuk Cahaya, apabila melewati suatu
permukaan maka akan dipantulkan. Misalnya, Ketika Cahaya matahari mengenai permukaan
air, permukaan benda benda di sekitar kita, atau yang paling umum yaitu pemantulan pada
cermiin.
Pemantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya. Pemantulan cahaya dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus).
a) Pemantulan teratur adalah pemantulan yang berkas cahaya pantulnya sejajar.
Pemantulan teratur terjadi apabila cahaya mengenai benda yang permukaannya rata
dan mengkilap/licin. Salah satu benda yang dapat memantulkan cahaya adalah
cermin. Cermin merupakan benda yang dapat memantulkan cahaya paling
sempurna. Hal ini disebabkan cermin memiliki permukaan yang halus dan
mengkilap. Pada benda semacam ini, cahaya dipantulkan dengan arah yang sejajar,
sehingga dapat membentuk bayangan benda dengan sangat baik.

b) Contoh peristiwa pemantulan cahaya adalah saat kita bercermin. Bayangan tubuh
kita akan terlihat di cermin, karena cahaya yang dipantulkan tubuh kita, saat
mengenai permukaan cermin, dipantulkan, atau dipancarkan kembali hingga
masuk ke mata kita.
c) Pemantulan baur terjadi karena cahaya mengenai benda yang permukaannya tidak
rata. Contoh pemantulan baur yaitu pada tanah yang tidak rata atau pada air yang
bergelombang. Adanya pemantulan baur, tempat-tempat yang tidak ikut terkena
cahaya secara langsung akan ikut menjadi terang.

12
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, cermin merupakan salah satu benda yang
dapat memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya, cermin dibedakan menjadi 3
yaitu cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung.
a) Cermin Datar Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan
tidak melengkung. Cermin datar adalah cermin yang biasa kita gunakan untuk
berkaca. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar yaitu:
1) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
2) Bayangan yang terbentuk mirip dengan aslinya namun berkebalikan posisi
kanan kirinya.Misalnya tangan kiri akan menjadi tangan kanan pada bayangan
kita.
3) Bayangan tegak seperti bendanya.
4) Bayangan bersifat maya atau semu. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam
cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar.
b) Cermin Cembung (positif) Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang
pantulnya melengkung ke arah luar (konveks). Cermin cembung bersifat
menyebarkan cahaya (divergen). Cermin cembung dapat kita jumpai pada kaca spion
kendaraan bermotor dan bagian belakang sendok logam. Bayangan pada cermin
cembung bersifat maya, tegak, dan diperkecil daripada benda sesungguhnya.
c) Cermin Cekung (negatif) Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya
melengkung ke arah dalam (konkaf). Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya
(konvergen). Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat
bergantung pada letak benda terhadap cermin. Jika benda dekat dengan cermin
cekung, maka bayangan yang terbentuk maya, tegak, dan diperbesar.
d) Jika benda jauh dari cermin cekung, maka bayangan benda yang terbentuk nyata
(sejati) dan terbalik. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu
mobil dan lampu senter.

13
Rumus Pemantulan Cahaya

Rumus Jumlah Bayangan


n = (3600/α)-1
n = banyak jumlah bayangan (buah)
α = sudut antara dua cermin (derajat)

Rumus Pemantulan
Cahaya θi = θr
Ii sin θi = Ir sin θr
θi = sudut datang (derajat)
θr = sudut pantul (derajat)
Ii = sinar datang
Ir = sinar pantul

Rumus Indeks Bias


n1 sin θi = n2 sin θr
n1 dan n2 = indek bias

D. Pembiasan Cahaya

Berikut bunyi hukum pembiasan cahaya atau hukum Snellius yang diselidiki oleh Willebrord
Snellius dan Willebrord van Royen:

 Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak dalam satu bidang datar.
 Perbandingan proyeksi antara sinar datang dan sinar bias yang sama panjangnya pada
bidang batas antara dua zat bening selalu merupakan bilangan tetap. Perbandingan tetap
ini disebut indeks bias antara kedua zat itu.

14
Indeks bias sendiri adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan
cahaya dalam zat itu sendiri.

Indeks bias dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

n1 adalah indeks bias medium 1 (medium awal)

n2 adalah indeks bias medium 2 (medium akhir)

V1 adalah kecepatan cahaya pada medium 1

V2 adalah kecepatan cahaya pada medium 2

Sementara untuk rumus indeks bias mutlak yaitu:

Keterangan:

n adalah indeks bias mutlak medium

c adalah kecepatan cahaya di ruang

hampa V adalah kecepatan cahaya pada

medium

Willebord Snellius memperoleh hukum pembiasan sebagai berikut


1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal berpotongan pada satu titik
danterletak pada satu bidang datar
2. Sinar datang dari medium yang kurang rapat ke medium yang lebih
rapatsibiaskan mendekati garis normal
15
3. Sinar datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapatdibiaskan
menjauhi garis normal
4. Sinar datang secara tegak lurus terhadap bidang batas dua medium tidak dibiaskan,
melainkan diteruskan

Sebagai gelombang elektromagnetik, cahaya akan dipantulkan atau dibiaskan


saat melewati bidang batas antara dua medium. Ketika cahaya dari udara melewati
bidang batas antara air dan udara, maka sebagian kecil dari cahaya akan dipantulkan dan
sisanya akan diteruskan. Karena terdapat perbedaan kerapatan optik antara udara dan air,
maka arah berkas cahaya yang datang dari udara tidak akan sama dengan arah berkas
cahaya di dalam air. Karena hal tersebut, maka cahaya akan dibelokkan. Peristiwa ini
disebut dengan pembiasan cahaya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:

Pembiasan atau difraksi cahaya adalah adalah peristiwa pembelokan arah cahaya ketika
melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Pembiasan
cahaya terjadi akibat kecapatan cahaya berbeda pada setiap medium.

Ada dua syarat terjadinya proses pembiasan cahaya, yaitu:


■ Cahaya merambat melalui dua medium yang memiliki perbedaan kerapatan optik, misalnya
udara dengan air, udara dengan kaca, air dengan kaca, dan sebagainya.
■ Cahaya yang datang harus miring pada batas dua medium, karena jika tegak lurus maka
tidak akan mengalami proses pembiasan.
■ Cahaya yang datang dari medium lebih rapat menuju medium kurang rapat (ex. kaca ke
udara) harus menghasilkan sudut bias lebih kecil dari 90°. Hal ini karena jika sinar bias sama
dengan 90° maka cahaya tidak akan memasuki medium kedua. Sedangkan jika sudut bias
lebih besar dari 90° maka akan terjadi peristiwa pemantulan sempurna. Yang dimaksud
dengan kerapatan optik di sini adalah sifat dari medium tembus cahaya (zat optik dalam
melewatkan cahaya). Kerapatan optik yang berbeda pada dua medium akan menyebabkan
cepat rambat cahaya pada kedua medium tersebut berbeda. Perbadingan antara cepat rambat
cahaya pada medium 1 dan medium 2 disebut indeks bias.

Jika medium 1 adalah ruang hampa, maka perbandingan antara cepat rambat cahaya di
ruang hampa dan di sebuah medium disebut indeks bias mutlak medium tersebut. Secara
matematis,rumus indeks bias mutlak dituliskan sebagai berikut.

c
n =
v

16
Dengan:
n = indeks bias mutlak medium

c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 × 108 m/s)


v = cepat rambat cahaya pada medium.

Penerapan pembiasan cahaya dalam kehidupan

Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa peristiwa pembiasan cahaya. Apa saja penerapan
pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari? Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya
akan hal tersebut.

a. Pemantulan Sempurma

Pemantulan sempurna bisa terjadi jika seberkas cahaya datang dari medium rapat atau
indeks bias besar menuju ke medium kurang rapat atau indeks bias kecil. Syarat
terjadinya pemantulan sempurna adalah sudut datang harus lebih besar daripada sudut
kritis atau sudut datang yang bisa menghasilkan sudut bias 90 derajat. Pemantulan
sempurna ini biasanya dimanfaatkan dalam proses pembuatan serat optic. Serat optik
adalah jenis kabel yang memiliki daya transmisi yang begitu tinggi.

b. Pensil atau Sedotan yang Terlihat Patah

Mungkin kalian pernah melakukan eksperimen secara pribadi menggunakan bahan


pensil atau sedotan dan air. Dimana ketika pensil atau sedotan dimasukkan ke dalam air
yang ada di sebuah gelas akan tampak seperti patah. Hal ini bisa terjadi karena
disebabkan oleh adanya perbedaan medium yang dilalui oleh cahaya.

c. Air Laut Terlihat Dangkal

Jika kalian pernah ke pantai, mungkin kalian juga pernah melihat air laut yang begitu
dangkal dan ingin berenang di dalamnya. Padahal air laut tersebut tidaklah dangkal. Air
laut yang bisa terlihat dangkal tersebut tak lain karena adanya cahaya yang melewati dua
medium yang berbeda yaitu dari udara ke air. Prinsip yang digunakan hampir sama
dengan eksperimen pensil yang seolah terlihat patah ketika dimasukkan ke dalam air.

17
III. PERMASALAHAN

1. Cahaya merambat dari udara ke air. Bila cepat rambat cahaya di udara adalah 3
× 108 m/s dan indeks bias air 4/3, maka tentukanlah cepat rambat cahaya di air?
2. Seberkas cahaya melewati dua celah sempit dengan jarak 0,5 mm. Dua celah
tersebut diletakkan 2 m dari sebuah layar. Jika panjang gelombang 650 nm,
maka jarak dua garis terang yang berdekatan adalah … (1 nm = 10-9 m).

3. Pak Bambang menyinari kaca tebal dengan sudut 60 derajat terhadap garis normal,
jika cepat rambat cahaya yang terdapat di dalam cahaya adalah 2 × 108 m/s, tentukan
indeks bias kaca?
4. Cepat rambat cahaya di dalam Intan 2,42 x 108 m/s dan cepat rambat cahaya di dalam
air 2,25 x 108 m/s.
Tentukan:
a) indeks bias relatif intan terhadap kaca
b) indeks bias relatif kaca terhadap air

5. Jika sudut sinar datang sebesar 53° dan sudut sinar bias sebesar 37° tentukan
nilai indeks bias medium yang kedua jika medium yang pertama adalah udara?
6. Suatu celah sempit tunggal dengan lebar ɑ disinari oleh cahaya monokromatis
dengan panjang gelombang 5890 angstrom medan. Tentukan lebar clah agar terjadi
pola difraksi orde pertama pada sudut 30 derajat

7. Cahaya monokhromatik dari sumber cahaya yang jauh datang pada sebuahcelah
tunggal yang lebarnya 0,8 mm dan jarak pusat terang ke gelap keduaadalah 1,80
mm dan panjang gelombang cahaya 4800 A maka jarak celah ke layar adalah…

8. jarak antara dua lampu depan sebuah lampu mobil 122 cm, diamatai oleh mata yang memiliki
diameter pupuil 3 mm, jika panjang gelombang cahaya yang diterima mata 500nm,
maka jarak mobil paling jauh supaya masih dapat dibedakan sebagai dua lampu yang terpisah
adalah…

18
IV. PENYELESAIAN

1. Diketahui:

c = 3 × 108 m/s

nair = 4/3

Ditanyakan: vair

Jawab:
c
nair =
vair

Maka cepat rambat cahaya di air dirumuskan sebagai berikut.


c
vair =
nair

3 × 108 m/s
vair =
4/3
vair = 2,25 × 108 m/s

Jadi, cepat rambat cahaya di dalam air adalah 2,25 × 108 m/s.

Jadi, besar sudut biasnya adalah 19,27°.

2. Diketahui:

d = 0,5 mm = 5 x 10-4 m

L=2m

λ = 650 nm = 650 x 10-9 m

Ditanya:

19
p = ….

Jawab:

p = λL / d

p = (650 x 10-9 m x 2 m) / 5 x 10-4 m

p = 130 x 10-9 m x 2 / 10-4

p = 2,6 x 10-3 m

3. Diketahui:

θi = 60 derajat
V2 = 2 × 108 m/s
V1 = 3 × 108 m/s
n1= 1
Penyelesaian:
n = c/v
n = 3 × 108/2 × 108
n = 1.5
Jadi indek bias kaca tebal adalah 1.5

 Tentukan Sudut
Biasnya θi = 60 derajat
V2 = 2 × 108 m/s
V1 = 3 × 108 m/s
n1= 1
Penyelesaian:
n1 sin θi = n2 sin θr
1 sin 60 = 1.5 sin θr
sin θr = 0.866/1.5
sin θr = 0.577
θr = 35.26 derajat
Jadi sudut pantul sinar tersebut adalah 35.26 derajat

20
4. Jawab
indeks bias relatif intan terhadap kaca =2,42 x 108/2,25 x 108 = 1,078
indeks bias relatif kaca terhadap intan = 2,25 x 10 / 2,42 x 108 = 0,93

5. n1 sin i = n2 sin

r diketahui:

n1 = 1

i = 53°

r = 37°

ditanya

n2 . . . ?

jawab

n1 sin i = n2 sin r

1 sin 53° = n2 sin 37°

1(4/5) = n2 (3/5)

n2 = 4/3

jadi indeks bias medium kedua 4/3

6 Pembahasan
Diketahui
Ɵ = 30
sin 30o= 0,5n = 1
λ = 5890 A

Ditanya : d....?

Jawab
d sin Ɵ = n λ
d =n λ /sin Ɵ
d = 1 58900/0,5
d = 11780 A
7 Diketahui :
d = 0,8 mm
p = 1,8 mm
λ= 4800 A = 4,8 x 10-7 m
n=2

21
Ditanyakan : l =….?
Jawaban :
d p/l
= (2n) ½ λ,

l = d p/ (2n) ½ λ,
l = 0,8 x 10-3 ( 1,8 x 10-3) / 2 .2. 1/2. 4,8 x 10 -7 = 1,5 meter

8 Diketahui
d = 122 cm = 1,22 m
D = 3 mm = 0,003 m
λ.= 500 nm = 5.10 -7 m

Ditanyaka
n l=......?
jarak antara dua lampu sampai retina mata kita
Jawab
d = 1,22 λ. l/D1,22 = 1,22 . 5. 10-7. l/0,003
l = 6000 m

22
V. KESIMPULAN

Cahaya merupakan suatu bentuk energi yan sangat penting yang dibutuhakn oleh
selluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Tanpa adanya Cahaya kehidupan di bumi pun
di pastikan tidak dapat berjalan sempurna. Semua makhluk hidup menggantungkan
hidup baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keberadaan Cahaya.

Pemantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya


dari permukaan benda yang terkena cahaya. Pemantulan cahaya dapat dibedakan menjadi
dua yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus).

Pembiasan atau difraksi cahaya adalah adalah peristiwa pembelokan arah cahaya
ketika melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Pembiasan cahaya terjadi akibat kecapatan cahaya berbeda pada setiap medium.

23
DAFTAR PUSTAKA

Putra, R. M. (2022). Cahaya dan Penerapan Sifat-Sifat Cahaya. CV MEDIA EDUKASI


CREATIVE.

Kaligis Jenny R.E, Darmodjo Hendro. 1993. Pendidikan IPA. Semarang: Mutiara.

Sumardi Yosaphat, dkk. 2004. Konsep Dasar IPA 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ariyanto, 2010. IPA untuk SD/MI. Surakarta: CV Surya Badra.

Azmiyawati, Choiril dkk, 2008, IPA Salingtemas untuk kelas V SD/MI, Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 110 – 117.

24
PETUNJUK PRAKTIKUM

A. Dasar Teori

Cahaya merupakan suatu bentuk energi yan sangat penting yang dibutuhakn oleh
selluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Tanpa adanya Cahaya kehidupan di bumi pun
di pastikan tidak dapat berjalan sempurna. Semua makhluk hidup menggantungkan
hidup baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keberadaan Cahaya.

Pemantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya


dari permukaan benda yang terkena cahaya. Pemantulan cahaya dapat dibedakan menjadi
dua yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus).

Pembiasan atau difraksi cahaya adalah adalah peristiwa pembelokan arah cahaya
ketika melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Pembiasan cahaya terjadi akibat kecapatan cahaya berbeda pada setiap medium.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui praktikum mengenai pembiasan cahaya

C. Alat dan Bahan


1. Gelas
2. Pena
3. Air

D. Prosedur
1. siapkan alat dan bahan
2. Kemudian masukkan air kedalam gelas
3. Lalu masukkan pensil kedalam gelas yang berisi air tadi
4. Amati gelas tersebut

E. Hasil pengamatan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pensil terlihat patah hal ini dikarenakan pada
saat cahaya bergerak dari udara ke air atau ke medium yang rapat atau air.air memiliki indeks
yang lebih kecil dari udara,arah belok cahaya ketika melewati air juga besar,sehingga cahaya
akan di biaskan mendekati garis normal.

F. pertanyaan
1. Apa yang terjadi jika cahaya tidak ada saat praktikum berlangsung?
2. Apa hubungan pembiasaan cahaya dengan pemantulan cahaya?

25
G. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa pensil
terlihat patah hal ini dikarenakan pada saat cahaya bergerak dari udara ke air atau ke medium
yang rapat atau air.air memiliki indeks yang lebih kecil dari udara,arah belok cahaya ketika
melewati air juga besar,sehingga cahaya akan di biaskan mendekati garis normal.

H. Daftar Rujukan

Video Rujukan dari youtube


https://youtu.be/6ud0U0yWayM?si=P6m-e5CLjDurswhC

Video praktikum https://youtu.be/En8zywaezjA?


si=Xs78xQEiqAbxmWft

26

Anda mungkin juga menyukai