Anda di halaman 1dari 14

PENCAHAYAAN ALAMI PADA

MASJID JAMI’ DARUSSALAM


BANDA ACEH

JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN AJARAN 2020/2021
Saela Fitri
ANGGOTA 1904104010006 01
Fawwaz Abier
1904104010039 02
Intan Katarina
1904104010059 03
Cut Nyak Thufaila Rafifa
1904104010083 04
Nur Afra Mahlian
1904104010105 05
Latar Belakang
Secara umum, bangunan masjid merupakan bangunan bentang lebar. Salah
satu permasalahan bangunan bentang lebar adalah sistem pencahayaan alami dalam
ruang. Hal ini karena bangunan bentang lebar memiliki dimensi yang dalam sehingga
cahaya alami tidak dapat menjangkau ruang yang dalam. Dalam lingkup estetika,
pencahayaan dapat digunakan untuk menciptakan efek tertentu yang dapat
mendukung kualitas interior. Pencahayaan selain untuk memenuhi efek estetika juga
harus dapat mendukung fungsi bangunan. Bangunan masjid memiliki prasyarat
minimum pencahayaan pada ruang ibadah adalah sebesar 200 lux (SNI 6197:2011).

Perancangan pencahayaan alami merupakan salah satu yang menentukan


kualitas rancangan suatu bangunan. Pada dasarnya suatu objek benda atau furniture
dapat memantulkan cahaya berdasarkan dari jenis material , warna, dan tekstur. Selain
aspek kuantitas dan kualitas pencahayaan perlu juga memperhatikan aspek efisiensi
konsumsi energi dengan memanfaatkan cahaya alam untuk mendapatkan keuntungan
yang besar. Cahaya alam yang masuk melalui jendela, dapat dipakai sebagai sumber
pencahayaan di dalam bangunan sekaligus upaya untuk menghemat energi.
Lokasi

Kopelma Darussalam, Kec.


Syiah Kuala, Banda Aceh
Analisis Cahaya Matahari
Sinar matahari akan memanaskan seluruh bidang
bangunan yang menghadap ke arahnya. Arah timur
sebagai arah terbit matahari memberikan efek panas
yang tidak menyenangkan antara jam 09.00 – 11.00.
Sedangkan arah barat sebagai arah terbenamnya
matahari memancarkan panasnya secara maksimal pada
jam 13.00 – 15.00.

Orientasi bangunan yang paling optimum di semua


daerah iklim adalah memanjang dari arah timur ke barat
dan untuk daerah tropis lembab proporsi yang optimum
antara lebar dan panjang adalah 1:1,7 dan proporsi yang
bagus adalah 1:3. Orientasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah orientasi dalam kaitannya dengan
posisi bukaan bangunan dimana posisi luar bukaan akan
B T mempengaruhi jumlah radiasi sinar matahari yang masuk
ke dalam bangunan.
S
Analisis dan Interpretasi Pembagian titik-titik pengukuran nilai iluminasi dalam masjid

Dari pengukuran di beberapa titik menggunakan aplikasi


LightMeter (LUX), didapatkan nilai iluminasi pada masjid
Jami’ Darussalam yang dilakukan di waktu antara pukul
16.00 hingga pukul 17.00 WIB.
Penelitian ini akan menguji kinerja kuantitas dan
kualitas pencahayaan alami yang dihasilkan pada ruang Tabel pengukuran nilai iluminasi dalam masjid

sholat masjid Jami’ Darussalam. Masjid Jami’ Titik-titik Nilai iluminasi


pengukuran
Darrusalam terdiri dari 2 lantai, ruangan shalat, terletak Titik 1 234 Lux
di lantai 2, penelitian ini dilakukan pada ruang shalat Titik 2 2337 Lux
Titik 3 380 Lux
lantai 2, ruangan ini memiliki luasan ±1.857 m², Titik 4 380 Lux
Titik 5 769 Lux
ruangan shalat ini memiliki kubah yang besar pada Titik 6 509 Lux
Titik 7 598 Lux
tengah banguanan. Pada ruangan ini cahaya alami Titik 8 936 Lux
masuk melalui 3 sisi, Utara, Selatan, dan Barat Titik 9 380 Lux
AREA DALAM MASJID

Pembagian titik-titik pengukuran nilai iluminasi dalam


masjid
AREA LUAR MASJID

Berikut pengukuran di
beberapa titik dibagian
luar masjid Jami’
Darussalam.
menggunakan aplikasi
lightmeter didapatkan
nilai iluminasi beserta
fotonya.
Skylight dan Bukaan

Masjid Jami’ Darussalam memiliki skylight yang terdapat disekeliling kubah yang
membuat pencahayaan alami pada bagian tengah ruang sholat sangat baik.
Skylight pada Masjid Jami’ Darussalam memiliki efektivitas yang baik dalam segi
kuantitas dan kualitas cahaya serta dapat dirasakan nyaman dalam visual

Bukaan pada bagian pintu dan


jendela masjid Jami’ Darussalam
menggunakan material kaca
bening yang lebar dan tinggi
sehingga cahaya alami yang
masuk menjadi lebih maksimal.
Ukuran lebar bukaan
pada bagian pintu
masuk adalah 12 m,
dengan tinggi 5 m

Ukuran bukaan pada bagian


samping masjid adalah 1.2 m × 1,3
m dan berukuran 1.3 m × 0,65 m.
Yang sifatnya kaca mati
Fasad Bangunan

Eksterior bangunan Masjid Jami’


Darussalam terdapat secondary
skin dibagian samping kiri dan
kanan masjid yang dapat
mereduksi paparan sinar matahari
langsung dan menurunkan suhu
ruangan dan juga membuat
eksterior menjadi lebih dekorarif
karena memiliki pola bentuk
geometris
Denah dan Potongan

77 meter

Berukuran 36 x 31 m
Data Pengukuran

Tinggi tiang 5 m Jarak antar tiang Ukuran jarak bentang antar kolom di dalam
66 cm bagian luar 5,26 m adalah 3 x 2 m dengan tinggi kolom 5,5 m

Jarak antar kolom


Tinggi kolom 5 m
bagian tengah 5 m
Lebar bordes 2,86 m Bentang panjang anak tangga 12 m. Jumlah anak tangga
Dengan jumlah anak tangga 25 buah pada bagian kiri dan
kanan 31 buah

Ukuran keramik anak


tangga 58x49 cm

Ukuran keramik dalam


masjid 123x59 cm

Anda mungkin juga menyukai