Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK ARSITEKTUR TRADISIONAL

BALI ASTA KOSALA-KOSALI

KOMPETENSI KEAHLIAN : GAMBAR BANGUNAN

OLEH :

KETUT SRIANGGA ARIASTAWAN (23)


NYOMAN SUGIRI (24)
TEGAR SATRIA PERMANA PUTRA (25)
I MADE WINDHU LANGUN SASTRA (26)
WAHYU SUJANA PUTRA (27)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 DENPASAR


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asungkertawaranugraha-Nya
saya dapat menyelesaikan Laporan Hasil Survei Lapangan Rumah
Tradisional Bali ini. Pada Laporan Hasil Survei Lapangan ini berisikan
layout rumah tradisional Bali lengkap dengan ukuran, bentuk, penempatan
dan kegunaannya. Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak I Made Widarsa, S.Pd selaku guru mata pelajaran Arsitektur


Tradisional Bali.

2. Ibu Alit Sutriningsih. selaku pemilik rumah yang disurvei sekaligus


narasumber.

3. Dan teman-teman XII DPIB 2 yang telah membantu kami

membuat laporan ini. Akhirnya, tidak lupa kami memohon maaf

atas segala kekurangan dan kesalahan dalam menyusun laporan

ini.

laporan ini. kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun yang sekiranya dapat digunakan untuk perbaikan pada
penyusunan laporan berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

“Om Santhi, Santhi, Santhi, Om”

Denpasar, 11 Februari 2020

Penulis
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan survei yang telah kami lakukan beberapa waktu sebelumnya,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

Rumah tradisional Bali terdiri dari beberapa bangunan/bale yang memiliki


fungsinya tersendiri.Banyak sekarang masyarakat Bali yang tidak memiliki lahan
yang cukup luas, sehingga harus memadukan konsep rumah minimalis dengan
rumah tradisional Bali.

3.2. Saran
Berdasarkan survei yang telah kami lakukan beberapa waktu sebelumnya,
maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :

Pembangunan rumah tradisional Bali harus memperhatikan aturan-aturan yang


berlaku, baik itu aturan pemerintah, aturan agama, maupun aturan
tradisi.Pembangunan rumah sebaiknya tetap sejalan dengan aturan pembuatan
rumah tradisional Bali meskipun tidak semua.
DOKUMENTASI

Mengukur Saka Bale Daja

Mengkur Saka Bale Daja


Mengukur Angkul – angkul

Mengukur Saka Paon


Interview dengan Narasumber

Foto bersama dengan anggota kelompok


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki kebudayaan yang sangat
melimpah. Lebih dari seribu pulau yang berada di Indonesia yang memiliki
keunikan tersendiri. Di setiap pulau umumnya penduduk merupakan suku atau ras
memiliki adat istiadat dan kebudayaan tersendiri.
Bali merupakan salah satu contoh pulau yang didesaki dengan sebuah nilai
budaya yang melimpah. Selain agama dan tradisi yang berbeda, Bali juga memiliki
rumah adat dengan bentuk yang khas dan berbeda dengan wilayah lainnya. Bali
mempunyai rumah adat yang tidak biasa jika dibandingkan dengan rumah adat
daerah lain. Rumah adat Bali memiliki desain dan arsitektur yang cenderung
mewah meski masih menjungjung tingggi nilai-nilai teradisional.
Tentu tidak sembarangan dalam membangun rumah adat Bali. Biasanya
dalam membangun rumah adat Bali selalu menggunakan arsitektur khusus yang
disebut Undagi. Mereka adalah seniman yang memang khusus untuk membangun
struktur rumah adat Bali yang masih Tradisional. Rumah adat Pulau Bali terlihat
seperti candi yang memiliki bagian-bagian tersendiri.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan survei lapangan ini adalah untuk
mengetahui, mengetahui dan menjelaskan bagian-bagian rumah tradisional Bali
beserta fungsi dan penempatannya.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari survei lapangan rumah tradisional Bali kali
ini adalah:
1) Mengetahui dan memahami bagian-bagian rumah tradisional Bali.
2) Mengetahui dan memahami fungsi setiap bangunan dalam rumah tradisional
Bali.
3) Mengetahui dan memahami penempatan, pengukuran dan bentuk bangunan
dalam rumah tradisional Bali.
1.4. Ruang Lingkup
Terdapat dua ruang lingkup dalam laporan hasil survei ini yaitu, ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.
 Ruang Lingkup Wilayah

Adapun ruang lingkup wilayah dari survey bangunan rumah tradisional Bali kali ini
adalah rumah Ibu Alit Sutriningsih yang beralamat di Jalan Gunung Tangkuban
Perahu, Gg. Nagasari, No 2, PadangSambian, Denpasar Barat

Ruang Lingkup Materi

Adapun ruang lingkup materi dari survei bangunan rumah tradisional


Bali kali ini adalah :
1) Bagian-bagian rumah tradisional Bali.
2) Fungsi setiap bangunan dalam rumah tradisional Bali.
Penempatan, pengukuran dan bentuk bangunan dalam rumah tradisional Bali.
PEMBAHASAN

2.1. Pelaksanaan Survei


Pada hari Jumat, 30 Januari 2020, kami berkesempatan melakukan survei
lapangan berkenaan dengan pelajaran Arsitektur Tradisional Bali. Survei ini
dilaksanakan di salah satu rumah masyarakat. Rumah tersebut adalah milik Ibu Alit
Sutriningsih Jalan Gunung Tangkuban Perahu, Gg. Nagasari, No 2,
PadangSambian, Denpasar Barat Survei ini bertujuan untuk mengetahui bangunan
tradisional Bali secara langsung, baik dari penempatan, bentuk dan fungsi.
2.2. Profil Narasumber

Nama : Alit Sutriningsih


TTL : Denpasar, 13 Juni 1975
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Gunung Tangkuban Perahu, Gg. Nagasari,


No 2, PadangSambian, Denpasar Barat

No.Telepon : 081 338 062 121

2.3. Hasil Survei


2.3.1 Layout Rumah
Terlampir
2.3.2 Tabel Bangunan dan Pelinggih
NO FOTO BANGUNAN NAMA DESKRIPSI SUMBER
BANGUNAN BANGUNAN
1 - Rong tiga Tempat melinggih Agung
Hyang Guru dan Regen
sang Hyang Pitara.
Yang berstana di
pelinggi ini adalah
sang hyang atama.
Kemulan rong
kana adalah para
atma bapak, kiri
adalah siwa atama
yaitu ibu dan di
rong tengah adalah
wujud brahma
yaitu ibu bapa
yang sudah
berujud sangyang
tuduh.
- Bale daja Bale daja atau Agung
meten biasanya Regen
difungsikan
sebagai tempat
tidur atau
pawongan. Dan
bangunan ini juga
difungsikan
sebagai pasangan
yang baru
menikah.
- Bale Bale ini biasanya Alit
dangin / difungsikan Sutriningsi
saka sanga sebagai tempat h
upacara-upacara
manusa yadnya
seperti upacara
metatah,
memandikan
mayat yang sudah
meninggal dll.
- Bale delod Bangunan ini juga Alit
/ dapur disebut pawaregan Sutriningsi
yang berfungsi h
sebagai tempat
memasak, atau
simbolis dari
batara brahma
Jineng Jineng memiliki Alit
fungsi utama Sutriningsi
sebagai tempat h
penyimpanan padi
atau gabah yang
merupakan
simbolis dari dewi
sri, karena
mayoritas
penduduk bali
bercocok tanam
padi. Selain itu
jineng juga
berfungsi tempat
penerimaan tamu
yang berkunjung
Angkul- Merupakan sebuah Alit
angkul dan bangunan pintu Sutriningsi
apit lawing utama menuju h
pekarangan rumah,
fungsi bangunan
ini hampir sama
dengan candi
bentar pada pura.
Untuk apit lawing
biasanya berfungsi
sebagai penjaga,
berupa pelinggih
sebagai istana
betara kala atau
dewa ganapati
Pelinggih Adalah stana dari Alit
surya Bhatara Surya atau Sutriningsi
Siwa Raditya yang h
menjaga kestabilan
dan keseimbangan
dalam pekarangan
rumah. Biasanya
berbentuk seperti
padmasana yang
berada di tengah
natah rumah.
Penunggun Adalah pelinggih Alit
Karang penjaga atau Sutriningsi
pengayom, h
penolak bala di
pekarangan rumah.
Penunggun karang
juga memiliki
hubungan dengan
tepuk kanda
(kanda epat) empat
saudara yang
dibawa lahir.
Merajan Adalah tempat Alit
upacara yang Sutriningsi
dipakai untuk h
keluarga, dan pada
perkampungan
tradisional
biasanya setiap
keluarga memiliki
merajan yang
letaknya di timur
laut.
Taksu Adalah pelinggih
yang merupakan
linggih dari sang
hyang bhuta raja
beliau adalah
dewanya taksu
(guna). Bangunan
ini juga disebut
kemulan taksu
terletak di bagian
utara menghadap
ke selatan.

Anda mungkin juga menyukai