Bali adalah kota yang terkenal dengan keindahan alam dan kesenian tradisionalnya. Banyak
orang di seluruh dunia ingin singgah di Pulau Dewata tersebut.
Karena itu penting untuk mengetahui bahasa daerah Bali kamu berkunjung ke sana. Paling
tidak kamu mengetahui bahasa sehari-hari.
1. Bahasa Bali
Bahasa Bali dipakai di beberapa wilayah lain, misalnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.
Bahasa Bali juga dipakai di Provinsi Kalimantan Tengah tepatnya Desa Basarang Jaya,
Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas.
Bahasa Bali yang dipakai di Kalimantan Tengah merupakan bahasa para penduduk
transmigran yang berasal dari Pulau Bali.
Bahasa Bali terdiri atas dua dialek, yaitu dialek Bali Aga atau Bali Mula yang dituturkan oleh
penduduk Bali di daerah dataran tinggi di Bali.
Selain itu dialek Bali dataran yang dituturkan oleh penduduk yang pada umumnya berdiam di
daerah dataran rendah di Bali.
2. Bahasa Jawa
Bahasa Jawa adalah bahasa yang yang berasal dari Pulau Jawa. Bahasa Jawa yang terdapat di
Bali diucapkan di Kabupaten Buleleng.
3. Madura
Bahasa Madura merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Madura. Bahasa ini tersebar di
Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Kalimantan Barat.
Bahasa Madura di Pulau Bali dituturkan oleh masyarakat di Desa Celukan Bawang,
Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
4. Melayu
Di Pulau Bali bahasa Melayu dituturkan di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara,
Kabupaten Jembrana.
5. Sasak Bali
Bahasa daerah Bali lainnya yakni Bahasa Sasak. Bahasa Sasak adalah bahasa yang berasal
dari Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Bahasa Sasak berkembang pula di daerah lain, termasuk di Bali, yaitu di Desa Tianyar,
Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, dan di Desa Celukan Bawang, Kecamatan
Grokgak, Kabupaten Singaraja.
Rumah Adat Bali
1. Angkul-Angkul
Angkul-angkul ini menjadi bagian dari
rumah adat Bali yang menjadi pintu
masuk rumah utama. Fungsinya sendiri
hampir sama dengan Gapura Candi
Bentar. Namun Angkul-angkul lebih
berfungsi sebagai pintu masuk. Adapun
pembeda antara angkul-angkul dengan
Gapura Candi Bentar yaitu ada pada
atap yang menghubungkan kedua
bangunan yang letaknya sejajar.
2. Aling-Aling
Bangunan kedua adalah aling-aling. Sesuai dengan namanya, bangunan ini menjadi
pembatas antara angkul-angkul dengan halaman suci. Bangunan rumah adat Bali ini
dipercaya memiliki aura yang positif, sehingga ada dinding pembatas yang disebut
penyengker. Di dalam bangunan akan disediakan ruangan untuk beraktivitas para
penghuninya. Beberapa orang bahkan juga menggunakan patung untuk menjadi aling-
aling, atau penyengker.
3. Pura keluarga
Bangunan ketiga adalah pura
keluarga. Umumnya, bangunan ini
difungsikan sebagai tempat berdoa
dan beribadah. Setiap rumah adat
Bali pasti memiliki bangunan ini.
Selain disebut Pura Keluarga,
bangunan ini juga disebut sebagai
bangunan Pamerajan, atau Sanggah.
Letaknya ada di sudut sebelah timur
laut dari rumah hunian.
5. Bale Dauh
Selain Bale Manten, ada Bale Dauh yang digunakan oleh masyarakat Bali sebagai
tempat khusus untuk menerima tamu. Ruangan ini juga difungsikan sebagai tempat
tidur bagi anak remaja laki-laki.
Bale Dauh bentuknya sama dengan Bale Manten, yaitu persegi panjang. Akan tetapi,
letaknya berada di bagian dalam ruangan, tidak di sudut. Untuk posisinya sendiri di
sisi barat dan lantainya harus lebih rendah dibanding Bale Manten. Lalu ciri khas
lainnya, tiang penyangga di Bale Dauh ini jumlahnya berbeda antara satu rumah
dengan rumah lainnya.
6. Bale Sekapat
Ketiga ada Bale Sekapat, yang lebih mirip dengan gazebo dengan empat tiang.
Tempat ini biasanya digunakan sebagai ruang bersantai bagi anggota keluarga.
Dengan Bale Sekapat ini diharapkan setiap anggota keluarga akan lebih akrab satu
sama lain. Selain itu, tempat ini juga diharapkan membuat hubungan antar anggota
keluarga terjalin lebih harmonis.
7. Bale Gede
Selanjutnya ada Bale Gede, yang juga berbentuk persegi panjang dengan 12 tiang.
Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat upacara adat. Jadi, karena fungsinya
cukup sakral, tempatnya harus lebih tinggi dari Bale Manten. Bagian rumah adat ini
harus memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibanding bangunan lainnya. Sebab
selain untuk ritual adat, Bale Gede juga dipakai untuk berkumpul dan menyajikan
makanan khas Bali, termasuk pula untuk membakar sesaji.
9. Pawaregen
Selanjutnya masih ada pawaregen, yaitu istilah untuk dapur pada rumah adat Bali.
Dapur atau Pawaregen ini memiliki ukuran sedang, dan terletak di sebelah barat laut
atau selatan dari rumah utama. Ada dua area di ruangan ini, pertama untuk memasak,
dan yang kedua untuk menyimpan alat-alat dapur. Untuk cara memasaknya pun masih
tradisional, dengan memakai kayu bakar.
10. Lumbung
Terakhir, ada Lumbung, yaitu sebuah bangunan kecil yang dibuat sebagai tempat
untuk menyimpan makanan pokok. Makanan pokok yang biasanya disimpan untuk
jangka waktu lama yaitu padi dan jagung.
2. Tari PuspanjaliTari
puspanjali merupakan
tarian untuk
penyambutan. Kata
puspanjali berasal dari
puspa yang artinya
menghormati dan anjali
yang berarti bunga. Jadi
makna dari tarian ini
adalah menghormati
tamu bagai sekuntum
bunga.Tarian ini ditampilkan oleh sekelompok wanita dengan jumlah 5 hingga 7
orang. Penari-penari ini menggambarkan sekelompok wanita yang senang dengan
kedatangan para tamu yang singgah ke daerah mereka.
4.
8. Tari LegongTari Bali selanjutnya yaitu tari legong. Legong berasal dari 'leg' yang
berarti elastis dan
'gong' yang diartikan
sebagai gamelan.
Sehingga tarian ini
menggunakan gamelan
sebagai iringan
musiknya.Tari legong
dimainkan oleh 3
orang yang mana satu berperan sebagai penari pendahulu dan 2 diantaranya
sebagai legong. Para penari akan mengenakan aksesoris kipas lengkap dengan
hiasan bunga kamboja di kepala.