Anda di halaman 1dari 6

Kendali Pengisian Baterai Lead Acid Dengan Parameter

Suhu Menggunakan Logika Fuzzy Pada Kendaraan Bermotor


Philip Nathaniel Erlangga Sitorus*a, Muhammad Dzaky Romadiansyaha,
Muhammad Irfandia
a
Teknik Sistem Energi, Institut Teknologi Sumatera

* Corresponding E-mail: journal@itera.ac.id

Abstract: In this report, a fuzzy logic based battery charge controller is designed. The battery used is a 12 V lead acid battery
which is commonly used in a vehicle. The purpose of this control system is to maintain the temperature of the battery so that it
does not overheat. This report also aims to determine the parameters that affect the battery. The design of the tool includes
simulation using software, microcontroller programming, and testing the Fuzzy Inference System (FIS). The input variables are
temperature, current, and voltage. The controlled variable is the speed of the battery cooling fan, in the form of Pulse Width
Modulation (PWM) frequency, and converted into cooling fan speed (RPM). One example of fuzzy logic testing is obtained when
the temperature bar is 38°C, voltage is 11.3 V, current is 484 mAh, then the fan (PWM) as output will be worth 186. It can be
concluded that the tested variables can affect the battery.

Keywords: fuzzy logic, PWM, Current, Voltage


Abstrak: Pada laporan ini, sebuah alat kontroler pengisian baterai berbasis logika fuzzy dirancang. Baterai yang digunakan
merupakan baterai jenis lead acid 12 V yang biasa digunakan pada suatu kendaran. Tujuan dari sistem kontrol ini adalah untuk
menjaga temperatur dari baterai agar tidak overheat. Laporan ini juga bertujuan untuk mengetahui parameter-parameter yang
saling mempengaruhi baterai. Rancangan alat meliputi simulasi menggunakan software, programming microcontroller, dan
pengujian Sistem Inferensi Fuzzy (FIS). Variabel input adalah temperatur, arus, dan tegangan. Variabel yang dikontrol merupakan
kecepatan dari kipas pendingin baterai, berbentuk frekuensi Pulse Width Modulation (PWM), dan diubah menjadi kecepatan
kipas pendingin (RPM). Salah satu contoh dari pengujian logika fuzzy didapatkan ketika temperatur barnilai 38°C, tegangan
11.3 Volt, arus 484 mAh, maka kipas (PWM) sebagai output akan bernilai 186. Dapat disimpulkan bahwa variabel -
variabel yang diuji dapat berpengaruh pada baterai.

Kata Kunci : fuzzy logic, PWM, Current, Voltage

Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam dunia kelistrikan baterai digunakan sebagai
komponen utama penyimpanan energi listrik. Selain itu,
dalam dunia transportasi baterai pun diggunakan
sebagai bagian dari sistem kelistrikan suatu kendaraan Gambar 1. Baterai lead acid kembung.
yang berbahan bakar konvensional. Baterai yang
digunakan merupakan jenis baterai sekunder yang Fenomena yang sering terjadi pada baterai lead acid
berarti dapat di isi ulang (charge), tipe Lead Acid. Baterai adalah baterai yang menggembung. Peristiwa ini
ini memiliki dua jenis elektroda yang direndam pada dinamakan gasifikasi terjadi karena tegangan yang
larutan elektrolit. Baterai ini banyak digunakan pada berlebih pada saat proses pengisian yang dapat
kendaraan bermotor karena memiliki karakteristik menyebabkan kerusakan pada pelat elektroda [2].
harga yang murah [1]. Dengan kata lain penyebab baterai lead acid
menggembung adalah pengisian yang berlebihan

|1
(overcharged) dan dapat menyebabkan panas yang Gambar 2. Perbedaan logika fuzzy dengan logika bolean.
berlebih (overheat), pengisian yang berlebihan akan Logika fuzzy dapat digunakan dalam bidang teori kontrol,
memanaskan sel baterai [3]. Karena baterai terbuat dari teori keputusan, dan beberapa bagian dalam managemen
paduan timbal (lead), mereka dengan cepat sains. Logika fuzzy dapat digunakan dalam bidang teori
menggembug. Hasilnya adalah baterai mengalami kontrol, teori keputusan, dan beberapa bagian dalam
tekanan ekstrem di bagian dalam dan menggembung. manajemen sains [6].
Dengan menggunakan sistem Fuzzy Logic control pada Sistem Inferensi Fuzzy (FIS)
pengisian baterai. Pentingnya alat ini dibuat guna dapat
mencegah kerusakan baterai serta penurunan volume Sistem Inferensi Fuzzy (FIS) adalah sistem kerja
elektrolit akibat panas/suhu yang meningkat (overheat) computer yang didasarkan pada konsep teori fuzzy,
ketika sedang melakukan pengisian, karena jika hal aturan fuzzy if-then, dan logika fuzzy [7]. Struktur dasar
tersebut terjadi maka akan membuat proses kerja pada dari sistem interferensi fuzzy terdiri dari:
unit terhambat, apabila baterai yang akan digunakan 1. Basis aturan (rules) yang berisi aturan if-then.
oleh unit mengalami kerusakan.
2. Basis data yang mendefinisikan fungsi keanggotaan
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dari himpunan fuzzy.
diadakannya penelitian ini dangan tujuan yaitu
Menganalisis pengaruh dari parameter-parameter yang 3. Unit pengambilan keputusan yang menyatakan
sudah ditetapkan sehingga baterai tidak overheat, operasi inferensi aturan-aturan
kemudain menjelaskan prinsip kerja logika fuzzy sebagai 4. Fuzzifikasi yang mentransformasi masukan
sistem kendali pengisian baterai lead acid. himpunan klasik (crisp) ke derajat tertentu sesuai
dengan aturan besaran fungsi keanggotaan.
Tinjauan Pustaka 5. Defuzifikasi yang mentransformasikan hasil fuzzy ke
bentuk keluaran yang crisp.
Parameter Temperatur
Pengoperasian baterai dipengaruhi oleh tinggi-
rendahnya temperatur. Biasanya, baterai dirancang
untuk pengoperasian pada suhu ruangan (yaitu 20
hingga 25°C), dan suhu yang lebih tinggi atau lebih
rendah memiliki pengaruh. Menurut René Groiß [4] Hal
tersebut dapat berpengaruh kepada daya baterai, energi
yang tersedia (kapasitas), dan umur baterai.
Logika Fuzzy
Istilah fuzzy mengacu pada hal-hal yang tidak jelas atau
kabur. Dalam dunia nyata, sering kali kita menghadapi situasi
ketika kita tidak dapat menentukan apakah keadaan itu
Gambar 3. Sistem Inferensi Fuzzy (FIS).
benar atau salah, logika fuzzy mereka memberikan
fleksibilitas yang sangat bernilai untuk penalaran. Dengan Fuzzy Controller
cara ini, kita dapat mempertimbangkan ketidakakuratan dan
Logika Fuzzy digunakan untuk pada simulasi rancangan
ketidakpastian dari situasi apapun [5]. yang akan digunakan untuk membuat sistem pengisian
baterai yang dikontrol. Berikut ini adalah beberapa
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. J.
Bakalarcyzk [8], membuat kontrol logika fuzzy untuk
mengisi baterai dengan arus listrik yang konstan, model
ini menggunakan control logika fuzzy digunakan pada
kondisi high level battery discharge.
D. A. Martinez and J. D. Poveda [9], menggunakan
system Logika Fuzzy untuk meningkatkan performa dari
mobil listrik, Sistem ini memiliki 2 masukan yaitu

2|
kebutuhan energi dan SoC dan memiliki 1 keluaran yaitu
Saving Rate. Dengan system ini system control dapat
menghemat kebutuhan energi hingga 10%.
M. Anwar [10], monitoring kondisi SoC pada baterai lead
acid mrnggunakan logika fuzzy. Nilai prediksi dari SoC
menggunakan bebrapa parameter seperti: Tegangan, Gambar 6. Diagram sistem alat.
Arus dan suhu. Suhu dapat mempengaruhi SoC dan Table 1. Daftar komponen dan sensor.
tegangan. Untuk mengontrol suhu, arus yang mengalir
juga harus dikontrol. Daftar kommponen dan sensor
Baterai Lead Acid 12 V
Berdasarkan studi literatur, Logika Fuzzy menjawab LCD 16x2
kebutuhan sebuah sistem dengan parameter yang saling Modul I2C
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Terdapat Arduino Mega 2560
banyak faktor yang mempengaruhi pengisian baterai, Sensor Temperatur DS18B20
misalnya temperature mengakibatkan pembacaan Sensor Tegangan
tegangan pada baterai tidak akurat [10]. Kelebihan dari Sensor Arus ACS712
logika fuzzy adalah mampu dalam proses penalaran Driver Motor L298
secara bahasa (linguistic reasoning), sehingga dalam Kipas/Fan DC
Switch
perancangannya tidak perlu lagi persamaan matematik
dari objek yang dikendalikan.

Gambar 4. Blok Diagram Fuzzy Controller.

Metode dan Desain


Ada tiga sensor yang digunakan dalam merancang alat
ini, yaitu sensor temperatur, arus, dan tegangan. Ketiga
sensor ini yang akan mendeteksi kondisi dari baterai.
Setelah tiga sensor tersebut membaca kondisi baterai,
Gambar 7. Rangkaian elektrikal simulasi alat.
maka nilai/data nantinya akan menjadi input dan diolah
oleh mikrokontroler Arduino Mega yang telah Prinsip kerja alat ini yaitu ntuk mencegah terjadinya panas
diprogram dengan menggunakan logika fuzzy, dimana berlebih atau overheat pada baterai pada saat proses
program tersebut yang akan mengatur kecepatan kipas
charging, maka sebuah kipas digunakan sebagai media
dengan menggunakan PWM sebagai output dari
mikrokontroler. pendingin. Agar kipas tersebut dapat berfungsi secara
otomatis maka digunakanlah sebuah microcontroller yang
sudah deprogram logika fuzzy untuk mengatur kecepatan
kipas, berdasarkan pembacaan sensor.

Penggunaan driver motor L298 pada alat ini bertujuan untuk


menahan arus balik yang datang dari kipas DC. Input driver
motor berasal dari mikrokontroler utama, dan untuk
Gambar 5. Diagram blok alat.

|3
mengatur kecepatan motor yaitu dangan menggunakan
PWM.

Pemrograman alat yang dirancang menggunakan


algoritma sebagai berikut:

Gambar 9. Tampilan program fuzzy logic pada mikrokontroler.

Hasil Program Sistem Inferensi Fuzzy (FIS)


Tujuan dari sistem kendali ini adalah mengendalikan
nilai PWM keluaran sebagai kecepatan dari kipas, maka
input fuzzy berupa parameter temperatur, tegangan,
dan arus dari sensor-sensor yang telah dipasang pada
baterai.
Data hasil pembacaan nilai temperatur, tegangan, dan
arus pada saat proses charging baterai merupakan data
input bernilai tegas (crisp) kemudian diubah menjadi
himpunan fuzzy menurut fungsi keanggotaannya. Proses
awal dari fuzzifikasi ini adalam membuat fungsi
keanggotaan dari input, lalu menentukan banyaknya
variabel linguistik dalam fungsi keanggotaan tersebut.
Dari fungsi keanggotaan yang dibuat akan diketahui nilai
derajat keanggotaan masing-masing variabel dalam
himpunan fuzzy berdasarkan nilai tegas (crisp). FIS
berikut didapatkan dari hasil simulasi menggunakan fitur
FIS metode mamdani pada software MATLAB.

Gambar 8. Algoritma pemrograman.

Gambar 10. Fungsi keanggotaan variabel temperatur.

4|
Kemudian dapat ditampilkan grafik rule pada gambar
berikut:

Gambar 11. Fungsi keanggotaan variabel Tegangan.

Gambar 12. Fungsi keanggotaan variabel arus.


Gambar 14. Grafik rule.

Nilai dari variabel input diatas ketiganya dapat di set


sesuai keinginan dan hasilnya akan mempengaruhi nilai
dari output, sebagai contoh pada tampilan diatas ketika
temperatur barnilai 38, tegangan 11.3, arus 484, maka
kipas (PWM) sebagai output akan bernilai 186.
Dari rules diatas diperoleh grafik logika surface viewer
sebagai berikut:
Gambar 12. Fungsi keanggotaan variabel kipas.

Gambar diatas merupakan tampilan proses fuzifikasi


pada sistem FIS. Variabel Temperatur, arus, dan
tegangan sebagai input. Variabel kipas sebagai output.
Tiap-tiap variabel dibagi menjadi derajat rendah,
sedang, dan tinggi.
Kemudian menentukan basis aturan (rules) berisi Gambar 15. Tampilan surface.
aturan-aturan fuzzy yang berbentuk if-then. Aturan-
aturan yang dibentuk dari proses pengolahan data input
yang nantinya akan menentukan respon dari sistem Hasil Simulasi Alat
terhadap berbagai kondisi set point pada sistem yang
Pengujian kecepatan RPM kipas dan PWM dengan
akan dibuat.
menggunakan tachometer pada simulasi dalah sebagai
Gambar berikut merupakan rules yang telah dibuat berikut:
berdaasarkan fungsi keanggotaan yang sudah dibuat Table 2. Pengujian kecepatan kipas (RPM).
terdapat 27 rules.
PWM KIPAS
40 503.8
125 1386.1
225 2275.3

Pengujian nilai frekuensi PWM diatas dengan variasi dari


0 – 225, perubahan ini yang mewakili duty cycle 0% -
100% dari keluaran RPM.
Dengan menggunakan sensor temperatur DS18B20,
tegangan ACS71, dan arus pada simulasi di software
proteus pada saat proses charging baterai 12 Volt
didapatkan beberapa data sebagai berikut:
Gambar 13. Rules.

|5
Table 3. Pengujian sensor.

No Temperatur Tegangan Arus PWM RPM


1 20 12 475 125 1201
2 27 12 450 88.6 9374
3 30 12 450 88.6 942
4 38 12 508 175 15231
5 43 12 400 45.7 5673

Kesimpulan
Pada tulisan ini, dapat kita ketahui bahwa parameter
temperatur, tegangan, dan arus yang terdapat pada
baterai dapat mempengaruhi satu-sama lain. Program
logika fuzzy di terapkan pada mikrokontroler arduino
pada alat yang mempengaruhi kecepatan kipas yang
akan mempengaruhi baterai 12 V pada simulasi.

References
BUKU

[1] D. Rand and P.T. Moseley, ”Rasio Storage with Lead-Acid


Batteries.” Elsevier, 2015.
[2] W. Merrouche, N. Achaibou, “Lead-acid Battery Degradation
Mechanisms in Photovoltaic Systems PVS,” Power into Power
Syst, 2013.
[3] E. Roberts, “Swollen Car battery,” 2020.
https://www.batteriesontheweb.co.uk/swollen-car-battery/
(accessed April. 4, 2021).
[4] R. Groiß, “The influence of temperature on the operation of
batteries and other electrochemical energy storage systems,”
[5] Geeksforgeeks.org, “Introduction Fuzzy Logic”, 2019.
https://www.geeksforgeeks.org/fuzzy-logic-introduction/
(accessed April. 26 2021).
[6] Syafnidawaty, “Logika Fuzzy”, 2020.
https://raharja.ac.id/2020/04/06/logika-fuzzy/ (accessed April.
26 2021).
[7] B. Rahmat and N. Budi, “Pemrograman Fuzzy Dan Jaringan
Syaraf Tiruan Untuk Sistem Kendali Cerdas,” Indomedia Pustaka,
2019.

[8] J. Bakalarczyk, “Charging of PV battery at constant current mode


by using fuzzy logic control,” CSIT, 2017
[9] D. A. Martinez and J. D. Poveda, “Li-Ion Battery management
system based in Fuzzy Logic for improving Electric Vehicle
Autonomy,” IEEE, 2017.
[10] M. Anwar, “State of charge monitoring system of electric vehicle
using fuzzy logic,” ICSEEA, 2019

6|

Anda mungkin juga menyukai