Abstract
One of the utilization of solar energy is to heat the solar water collector. To improve the performance of solar water
heaters, modifications were applied to dual absorber plate and flow channels to increase heat absorption. This study
aims to analyze the energy deficiency (Q loss), useful energy (Qu), and efficiency (ƞ) solar water heater with additional
modification of turbulence enhancer and variation on the type of glass cover. Volume flow rate of water were varied to
1500 mL/min, 1200 L/min, 900 mL/min, and 700 mL/min. The results showed that the highest collector energy losses
(Qloss) 82.45 Watt on the collector with dark glass, the highest useful energy (Qu) 649.17 Watt and highest efficiency (ƞ)
83.78% in the clear glass collector and the volume flow rate 700 mL / min. The smaller volume flow rate of water, the
greater value of useful energy (Q u) and efficiency (ƞ) was generated by collectors. This is because at a smaller volume
flow rate, water gets a much longer chance of absorbing the heat supplied by the absorber plate.
sehingga berpengaruh terhadap efisiensi yang Dari beberapa penelitian terdahulu yang pernah
dihasilkan solar water heater. Efisiensi penyerapan dilakukan maka perlu dilakukan pengembangan
panas yang diperoleh pada solar heater pelat penelitian selanjutnya mengenai variasi lain dari
penyerap ganda lebih tinggi dibandingkan dengan kolektor surya pelat datar dengan penggunaan alur
solar water heater konvensial (Cengel & Cimbala zig zag dan turbulence enhancer dengan geometri
2006). Penggunaan turbulence promoter juga persegi panjang. Tujuan dari kolektor model ini
memperlihatkan hasil yang signifikan pada efisiensi untuk memperbesar luasan permukaan yang dapat
yang dihasilkan kolektor. Efisiensi yang dihasilkan langsung menyerap radiasi matahari serta
oleh pemanas air tanpa turbulence promoter adalah memperpanjang lintasan air untuk memaksimalkan
62,34%, sedangkan pada pemanas air dengan penyerapan panas air dari pelat penyerap. Selain
turbulence promoter adalah 67,5% (Duffie & itu, penambahan turbulence enhancer pada saluran
Beckman 2013). fluida dapat merekayasa aliran, sehingga tercipta
Selain penggunaan turbulence promoter, aliran turbulen lokal pada saat proses penyerapan
penambahan gulungan kawat diaplikasikan untuk panas oleh air. Dengan ini diharapkan dapat
meningkatkan perpindahan panas pada solar water meningkatkan koefisien perpindahan panas
heater pelat datar pada laju aliran massa 0,04 kg/s, konveksi dari absorber ke air dan efisiensi yang
yang terbukti dapat meningkatkan tingkat dihasilkan oleh kolektor surya.
perpindahan panas dan efisiensi termal (Farid & Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Ismail 2011). pengaruh intensitas radiasi matahari terhadap
Selain modifikasi pada saluran, kondisi pada kerugian energi, energi berguna dan efisiensi yang
tiap komponen kolektor juga mempengaruhi dihasilkan kolektor pemanas air tenaga surya
terhadap perpindahan panas dan efisiensi dari dengan turbulence enhancer, berdasarkan variasi
kolektor. Pengaruh jarak kaca ke pelat absorber laju aliran volume air dan jenis kaca penutup yang
berpengaruh terhadap temperatur pelat, yang digunakan pada kolektor.
menyatakan besar panas yang diterima.
Penggunaan jenis kaca bening ketebalan 3 mm 2. METODE
dengan jarak kaca ke pelat penyerap 20 mm akan
menyebabkan temperatur pelat menjadi lebih tinggi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
(Garcia et al. 2013). Efisiensi kolektor pemanas air pengaruh geometri alur zig-zag dan turbulence
tertinggi dihasilkan dengan ketebalan pelat 1,2 mm enhancer persegi panjang terhadap kerugian energi,
dan jarak antar pipa penyalur cairan 73,6 mm energi berguna dan efisiensi yang dihasilkan
(Handoyo & Anggraini 2001). kolektor pemanas air tenaga surya. Adapun yang
Pengaruh penyerapan radiasi pada kaca menjadi variabel bebas yang digunakan adalah laju
penutup tunggal dan ganda pada kolektor surya aliran volume dengan variasi 700 mL/menit, 900
terhadap koefisien perpindahan panas ml/menit, 1.000 ml/menit dan 1.500 ml/menit. Selain
menghasilkan bahwa penyerapan radiasi matahari itu, juga ada variasi jenis kaca penutup yang
pada kaca penutup tunggal mampu meningkatkan digunakan (kaca bening dan kaca gelap). Variabel
suhu sebesar 6oC. Dan untuk kolektor dengan kaca terikatnya adalah energi berguna (Qu) yang
penutup ganda mampu meningkatkan penyerapan dihasilkan kolektor, kerugian energi (Qloss) yang
radiasi matahari sebesar 11oC (Intang et al. 2017). terjadi pada kolektor, dan efisiensi (ƞ). Pelat isolator
Variasi sudut kemiringan kolektor sebesar 10º, 20º, terbuat dari polyethylene dengan ketebalan 25 mm
dan 30º memperlihatkan hasil temperatur air keluar diberi modifikasi alur zig-zag dan turbulence
kolektor tertinggi terjadi pada sudut kemiringan enhancer dengan kedalaman 10 mm dan tinggi
kolektor 30o yaitu sebesar 42,8ºC untuk 1 kaca balok 5 mm (Gambar 1).
penutup, sedangkan untuk 2 kaca penutup Pengujian diawali dengan meletakkan kolektor
temperatur sebesar 44,8 ºC. Efisiensi rerata kolektor pemanas air tenaga surya di bawah radiasi matahari
surya satu kaca penutup 51,98%, dan untuk secara langsung, dan memposisikannya sesuai
efisiensi rerata solar kolektor surya dua kaca dengan arah matahari dengan posisi 7,95° LS dan
penutup 56,21% (Kalogirou 2009). Nilai 112,06° BT untuk tanggal 2 - 11 Oktober 2017.
konduktivitas termal kaca terendah adalah 0,809 Posisi matahari akan cenderung pada lintang utara,
W/m ºK pada kaca bening ketebalan 0,3 cm sehingga kolektor diposisikan menghadap utara-
sedangkan yang tertinggi sebesar 2,014 W/mºK selatan.
pada kaca gelap dengan ketebalan 0,8 cm
(Kristanto & San 2001).
lingkungan dan kaca penutup mencapai nilai paling absorber dengan kaca penutup (hr,p—g). Untuk
besar, dimana nilainya masing-masing sebesar koefisien perpindahan panas radiasi yang
32,39°C dan 41,11°C, sehingga menghasilkan nilai melibatkan pelat absorber dengan kaca penutup,
rerata koefisien perpindahan kalor radiasi antara parameter yang paling mempengaruhi adalah
kaca penutup bening dan lingkungan maksimum kondisi temperatur pelat absorber dan kaca
5,05 W/m²K. penutup. Peningkatan temperatur yang terjadi pada
Sedangkan pada pengamatan tanggal 10 pelat absorber dan kaca penutup akan
Oktober 2017 (pengujian laju aliran volume 700 mengakibatkan peningkatan kerugian panas pada
mL/menit), dengan kondisi rerata temperatur bagian atas kolektor, dan begitu pula sebaliknya.
lingkungan yang sama dengan pengamatan pada Pada gambar 7, saat pengamatan tanggal 10
kaca penutup bening, rerata temperatur pada kaca Oktober 2017 (pengujian laju aliran volume 700
gelap menghasilkan 41,87°C, sehingga nilai rerata mL/menit), nilai temperatur rerata maksimum kaca
koefisien perpindahan kalor radiasi antara kaca penutup bening dan pelat absorber mencapai
penutup gelap dan lingkungan yang palingg besar, 41,11°C dan 58,01°C, pada kondisi rerata intensitas
yaitu 5,80 W/m²K. Dengan rerata temperatur kaca radiasi matahari total 672,78 W/m2, sehingga
gelap yang lebih besar daripada kaca bening, menghasilkan rerata koefisien perpindahan panas
kolektor dengan kaca gelap menghasilkan kenaikan radiasi antara kaca penutup dan pelat absorber
koefisien perpindahan kalor radiasi antara kaca yang paling tinggi sebesar 5,12 W/m²K.
penutup dengan lingkungan (sekitar 0,5 – 0,7 Sedangkan saat pengamatan tanggal 10
W/m²K) bila dibandingkan dengan kolektor kaca Oktober 2017 (pengujian laju aliran volume 700
bening. mL/menit), nilai temperatur rerata maksimum kaca
Faktor penyebab rerata temperatur kaca penutup gelap dan pelat absorber mencapai
penutup gelap lebih tinggi daripada rerata 41,87°C dan 55,41°C, pada kondisi rerata intensitas
temperatur kaca penutup bening dikarenakan nilai radiasi matahari total 672,78 W/m2, dan
emisivitas termal kaca yang semakin besar seiring menghasilkan rerata koefisien perpindahan panas
dengan semakin gelapnya warna kaca (semakin radiasi antara kaca penutup dan pelat absorber
besar nilai absorptivitas kaca). Oleh karena itu, yang paling tinggi sebesar 5,80 W/m²K.
absorbtivitas pada kaca gelap lebih tinggi Dari keterangan di atas, didapatkan bahwa
dibandingkan dengan kaca bening dikarenakan dengan penggunaan kaca penutup gelap
kemampuan absorptivitas kaca hitam yang menghasilkan temperatur kaca yang lebih besar bila
cenderung lebih kuat dalam menyerap panas dibandingkan dengan kaca penutup bening.
(Mustafa & Ismail 2009). Sedangkan untuk Peningkatan temperatur kaca berbanding terbalik
menghambat perpindahan kalor radiasi dari kaca ke dengan keadaan temperatur pelat absorber, yang
lingkungan, penggunaan kaca bening lebih baik berdampak terhadap koefisien perpindahan panas
sebagai isolasi radiasi termal dibandingkan kaca pelat absorber ke kaca penutup (hr,p—g). Mengingat
yang lebih gelap, seperti yang terlihat pada gambar fungsi utama kaca penutup pada kolektor sebagai
6 dimana nilai koefisien perpindahan panas antara penerus energi radiasi matahari, yang harus, maka
kaca penutup dengan lingkungan (hr,g-a) pada kaca penggunaan kaca penutup bening lebih baik untuk
bening yang lebih rendah daripada kaca hitam. diterapkan karena nilai transmisivitas kaca bening
yang lebih besar dibandingkan dengan kaca bening.
Transmisivitas sendiri merupakan kemampuan
suatu material dalam meneruskan energi (dalam hal
ini energi panas dari radiasi matahari). Oleh karena
itu, dengan kemampuan transmisivitas pada kaca
bening yang lebih baik daripada kaca gelap, energi
panas yang diserap oleh pelat absorber pada
kolektor kaca bening menjadi lebih maksimal
dibandingkan kolektor kaca gelap.
kemudian energi tersebut disuplai ke air yang ada ditransfer dari pelat absorber, sehingga
dalam saluran kolektor, dan dimanfaatkan untuk meningkatkan temperatur output air saat keluar dari
meningkatkan temperatur air yang dipanaskan. kolektor.
1. Peningkatan intensitas radiasi matahari akan Akhtar N, Mullick SC. 2011. Effect of absorption of
diikuti peningkatan kerugian energi (Qloss) pada solar radiation in glass-cover(s) on heat
kolektor. Rerata kerugian energi kolektor yang transfer coefficients in upward heat flow in
paling besar didapatkan 79,58 Watt pada single and double glazed flat-plate collectors.
kolektor dengan kaca bening dan rerata International Journal of Heat and Mass
kerugian energi kolektor tertinggi 82,45 Watt Transfer, 55, 125-132.
pada kolektor dengan kaca hitam pada radiasi Cengel YA, Cimbala JM. 2006. Fluid Mechanics:
total matahari 672,78 W/m2. Penggunaan kaca Fundamentals and Applications. McGraw-Hill,
gelap menunjukkan peningkatan kerugian energi New York.
yang lebih besar (0,3% - 3,3%) dibandingkan Duffie JA, Beckman WA. 2013. Solar Engineering of
kerugian energi pada kolektor kaca bening. Thermal Process Fourth Edition. John Wiley &
2. Peningkatan intensitas radiasi matahari dan Sons, Inc., New Jersey:
variasi laju aliran volume yang semakin kecil Farid A, Ismail NR. 2011. Pengaruh Pelat Penyerap
diikuti dengan meningkatnya energi berguna Ganda Model Gelombang Terhadap Kinerja
(Qu) yang terjadi. Rata-rata energi berguna Solar Water Heater Sederhana. Widya
tertinggi 649,17 Watt (untuk kolektor kaca Teknika, 19(1),12-15.
bening) dan rerata energi berguna tertinggi Garcia, A., Martin, R. H. & Garcia, J. P. 2013.
628,14 (untuk kolektor kaca hitam) pada radiasi Experimental Study of Heat Transfer
total matahari 672,78 W/m2. Kaca bening Enhancement in a Flat-Plate Solar Water
menghasilkan peningkatan energi berguna lebih Collector with Wire-Coil Inserts. Applied
besar (3% - 5%) dibandingkan energi berguna Thermal Engineering. 61: 461-468.
pada kolektor kaca gelap. Handoyo, Anggraini E. 2001. Pengaruh jarak kaca
3. Rerata efisiensi (ƞ) tertinggi 83,78% (untuk ke plat terhadap panas yang diterima suatu
kolektor kaca bening) dan 80,66% (untuk kolektor surya plat datar. Jurnal Teknik Mesin,
kolektor kaca hitam) pada radiasi total matahari 3(2), 52-56.
672,78 W/m2. Rata-rata efisiensi paling rendah Intang S, Suryani S, Rauf N. 2017. Pengaruh
55,45 % (untuk kolektor kaca bening) dan Ketebalan Kaca terhadap Nilai Konduktivitas
51,71% (untuk kolektor kaca hitam) pada radiasi Termal Berbagai Jenis Kaca. Universitas
total matahari 563,73 W/m2. Penggunaan kaca Hasanuddin, Makassar
bening menghasilkan peningkatan efisiensi lebih Kalogirou SA. 2009. Solar Energy Engineering:
besar (4% - 7%) dibandingkan efisiensi pada Processes and Systems. Elsevier, Inc.,
kolektor kaca gelap. Oxford.
4. Jenis kaca yang digunakan dan laju aliran Kristanto P, San YK. 2001. Pengaruh tebal plat dan
volume pada kolektor pemanas air tenaga surya jarak antar pipa terhadap performansi kolektor
mempengaruhi efisiensi yang dihasilkan surya plat datar. Jurnal Teknik Mesin, 3(2), 47-
kolektor. Kolektor surya kaca bening 51.
menghasilkan efisiensi lebih tinggi disebabkan Mustafa, Ismail NR. 2009. Pengaruh laju aliran air
sifat kaca bening yang memiliki transmisivitas menggunakan pelat penyerap ganda dan
tinggi dan absorbtivitas rendah sehingga mampu konvensional terhadap kinerja solar water
meneruskan energi radiasi matahari lebih heater. Proton. 1(1), 23-27.
maksimal menuju pelat absorber untuk Sambada RFA. 2001. Pengaruh warna terhadap
kemudian digunakan dalam proses pemanasan emisivitas termal kaca. Sigma. 4 (2), 1-10.
air. Pada laju aliran volume air yang lebih kecil, Setyadi UD & Dwiyantoro BA. 2015. Pengaruh
air akan mendapatkan kesempatan menyerap sudut kemiringan kolektor surya pelat datar
panas lebih lama daripada laju aliran volume terhadap efisiensi termal dengan penambahan
yang lebih besar, sehingga meningkatkan eksternal annular fin pada pipa. Jurnal Teknik
temperatur air keluar dan efisiensi yang ITS. 4(1), 31-36.
dihasilkan kolektor. Wiraradi R. 2016. Pengaruh Turbulence Promoter
Terhadap Efisiensi Pemanas Air Tenaga
Matahari Pelat Ganda. Tugas Akhir (Tidak
Eipublikasikan). Universitas Brawijaya,
Malang.
-----