Anda di halaman 1dari 8

Machine Translated by Google

Seri Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan Lingkungan

KERTAS • AKSES TERBUKA Anda mungkin juga menyukai


- Menjelaskan Peran Konduktivitas

Kinerja Irigasi Cincin Otomatis dengan Ionomer Penukaran Anion dalam Lapisan
Katalitik Katoda Sel Bahan Bakar

Energi Panel Surya (ARISGY) ke Pakcoy (Brassica


Membran Penukaran Anion Karam
Yassin, Igal Rasin, Simon Brandon dkk.

rap L) Pertumbuhan - Kinerja Infrastruktur Saluran Irigasi


Terhadap Efisiensi Irigasi Daerah Irigasi
Mengutip artikel ini: DLS Nasution dkk 2022 IOP Conf. Ser.: Lingkungan Bumi. Sci. 977 012069 Candi Limo Kabupaten Mojokerto
S Kisnanto, RRR Hadiani dan C Ikhsan
- Investigasi efek perpindahan panas
nanorefrigerant Ni/R134a dalam lemari
es kompresi uap bertenaga hibrida seluler
Lihat artikel secara online untuk pembaruan dan penyempurnaan. Oluseyi O. Ajayi, Oghenefegor O. Useh,
Solomon O. Banjo dkk.

Konten ini diunduh dari alamat IP 203.6.149.2 pada 01/11/2022 pukul 11:46
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional ke-5 tentang Pertanian, Lingkungan, dan Ketahanan Pangan Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 977 (2022) 012069 doi:10.1088/1755-1315/977/1/012069

Kinerja Irigasi Cincin Otomatis dengan Panel Surya


Pertumbuhan Energi (ARISGY) ke Pakcoy (Brassica Rapa L)

DLS Nasution*, Julianti dan N Ichwan

Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Indonesia.

Email : *nasutiondelima@usu.ac.id

Abstrak Salah satu upaya dalam meningkatkan dan menjaga kestabilan produktivitas lahan
adalah dengan menjaga ketersediaan air pada musim kemarau. Perlu dikaji kinerja pengembangan
inovasi teknologi irigasi ring dengan pemanfaatan panel energi surya dan sensor kelembaban
tanah sebagai otomatisasi sehingga air mengalir sesuai dengan kebutuhan air tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman pakcoy dengan pemanfaatan
irigasi ring otomatis dengan energi panel surya dengan beberapa jenis emitor. Parameter penelitian ini adalah
pertumbuhan tanaman (berat, tinggi, dan jumlah daun), seragam emisi (Eu), efisiensi hemat air
(Es), dan efisiensi aplikasi (Ea). Hasilnya menunjukkan kinerja yang baik berdasarkan efisiensi
irigasi tetapi tidak dilakukan produktivitas tanaman yang optimal. Selain ketersediaan air, kondisi
lingkungan merupakan indikator lain yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.

1. Perkenalan
Kompleksitas masalah percepatan pertumbuhan penduduk disertai dengan peningkatan kebutuhan pangan
akan sesuai dengan peningkatan tanaman kebun seperti sayuran dan buah-buahan, menyebabkan semakin
berkurangnya areal budidaya sehingga penggunaan lahan kering menjadi pertimbangan untuk solusi masalah ini.
Lahan kering memiliki potensi yang baik dalam budidaya tanaman hortikultura jika dibarengi dengan sistem
irigasi yang baik. Perlu upaya peningkatan produktivitas lahan untuk menjaga ketersediaan air tanaman yang
selalu tersedia pada setiap musim tanam dimana kondisi ini memerlukan upaya penggunaan air seefisien
mungkin. Inovasi teknologi irigasi merupakan salah satu solusi dari permasalahan tersebut. Salah satu teknologi
penyediaan air irigasi dengan efisiensi tinggi adalah dengan irigasi tetes.
Melimpahnya energi surya di negeri ini merupakan keuntungan untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi
yang ramah lingkungan dan terbarukan. Pemanfaatan energi surya semakin meningkat saat ini, salah satunya
dengan pemanfaatan energi surya oleh panel surya (photovoltaic). Irigasi cincin otomatis dengan panel energi
surya merupakan inovasi teknologi irigasi pertanian otomatis yang dapat meningkatkan efektivitas penyiraman
tanaman hingga lima puluh persen dengan menggunakan metode irigasi cincin dan sensor kelembaban tanah
untuk mendeteksi tingkat kelembaban tanah yang energinya disuplai dari terbarukan. energi menggunakan
panel surya. Pada Irigasi cincin otomatis dengan sistem irigasi panel energi surya, penyiraman dilakukan secara
otomatis ketika sensor menangkap kelembaban tanah tiga puluh persen dan air akan secara otomatis mengalir
hingga kelembaban tanah mencapai delapan puluh persen, sehingga sistem ini lebih baik dalam mempertahankan
kelembaban yang hanya disiram. tanaman dua hari sekali sehingga baik untuk penghematan air [1].
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman pakcoy dengan pemanfaatan irigasi ring otomatis dengan
energi panel surya dengan beberapa jenis emitor.

Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah persyaratan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Distribusi lebih lanjut
dari karya ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional ke-5 tentang Pertanian, Lingkungan, dan Ketahanan Pangan Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 977 (2022) 012069 doi:10.1088/1755-1315/977/1/012069

2. Bahan dan metode


Penelitian dilakukan di rumah kaca dimana tanaman pakcoy (Brassica Rapa L) ditanam dalam pot. Penelitian ini
merupakan penelitian skala laboratorium. Perlakuan pada penelitian ini adalah tiga jenis diameter lubang cincin
dan enam duplikasi untuk setiap perlakuan. Diameter lubang ring masing-masing adalah P1= 3 mm, P2 = 4 mm,
dan P3= 6 mm. Dalam penelitian ini ada beberapa indikator yang diamati seperti kinerja irigasi, produktivitas
tanaman dan kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban relatif) sebagai faktor pendukung pertumbuhan tanaman.

2.1. Desain sistem instalasi ARISGY


Tempat penampungan air dihubungkan ke tiga pipa PVC utama dengan panjang 20 cm yang masing-masing
pipa memiliki stop valve. Pipa utama dihubungkan dengan 3tiga pipa pemisah yang ukurannya sama dengan
pipa utama. Setiap pipa pemisah, dibuat lima lubang. Jarak antar lubang pipa sekunder adalah 20 cm. Diameter
lubang ring werw 3mm, 4 mm, dan 6 mm. Lubang pada emitor yang dibungkus dengan kain flanel berfungsi
sebagai jalan agar air dapat diserap oleh tanaman.

2.2. Sistem Irigasi Cincin Otomatis dengan Energi Panel Surya (ARISGY) bekerja
Panel surya jenis polycrystaline mensuplai arus listrik dengan menyimpan panas dari sinar matahari. Sensor
kelembaban yang telah ditanam ke dalam tanah akan membaca tingkat kelembaban tanah untuk mendeteksi
kelembaban tanah dan mengirimkan datanya ke arduino, sedangkan arduino memproses data tersebut. Kawat
netral akan mengirimkan listrik yang menyebabkan saklar otomatis hidup dan mati. Ketika kelembaban tanah
kurang dari tiga puluh persen, maka pompa dijalankan untuk memompa air secara otomatis dan ketika
kelembaban lebih dari delapan puluh persen, pompa akan mati secara otomatis dan berhenti memompa air.

2.3. Pengamatan lingkungan


Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah kondisi lingkungan seperti suhu dan
kelembaban relatif. Dalam penelitian ini parameter lingkungan yang diamati adalah suhu dan kelembaban relatif.
Pengamatan suhu dan kelembaban relatif dilakukan dua kali sehari pada pagi hari (07.00 – 08.00 WIB) dan sore
hari (17.00 – 18.00 WIB).

2.4. Analisis kinerja irigasi cincin

2.4.1. Pelepasan emitor. Pengukuran debit emitor dapat dihitung dengan mengukur debit air yang keluar dari
masing-masing emitor selama 1 jam. Debit aliran pada emitor dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Q = V/t (1)

Dimana : Q adalah debit, V adalah volume dan t adalah waktu [2].

2.4.2. Seragam Emisi (Eu). Keseragaman debit emitor dihitung dengan menentukan rata-rata nilai wet range
masing-masing emitor yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

UE = 100%(qn/qa) (2)

Dimana : eu adalah Seragam emisi, qn adalah rata-rata jangkauan basah kuartal terendah, qa adalah rata-rata jangkauan
keseluruhan (cm) [3].

2.4.3. Aplikasi efisiensi (Ea). Penerapan efisiensi adalah efisiensi penggunaan air yang dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

Ea = Ws/Wf x 100% (3)

2
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional ke-5 tentang Pertanian, Lingkungan, dan Ketahanan Pangan Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 977 (2022) 012069 doi:10.1088/1755-1315/977/1/012069

Dimana: Ea adalah penerapan efisiensi, Ws adalah jumlah air yang diterima oleh tanah, dan Wf adalah
jumlah aliran air [4].

2.4.4. Efisiensi penghematan air (Es). Efisiensi penghematan air dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Es = Ws/Wn x 100% (4)

Dimana Es adalah efisiensi penghematan air, Ws adalah jumlah air yang diterima oleh tanah (selisih
kadar air antara sebelum irigasi dan setelah irigasi) Wn adalah kadar air kapasitas lapang dikurangi
kadar air awal.

2.4.5. Produktivitas tanaman. Produktivitas tanaman dihitung dari bobot tanaman dari setiap perlakuan, pengukuran
pertumbuhan tinggi tanaman setiap 2 hari pada setiap perlakuan, dan pengamatan jumlah daun setiap 2 hari pada
setiap perlakuan.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Deskripsi sistem irigasi Sistem irigasi


cincin otomatis dengan energi panel surya menggunakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan, yaitu panel
surya dan irigasi cincin. Panel surya digunakan untuk memasok energi matahari yang diubah menjadi
listrik dan irigasi cincin yang memasok air ke akar tanaman. Sistem irigasi ring merupakan pengembangan dari irigasi
mikro untuk mendukung sistem penyiraman otomatis dimana jumlah air yang dialirkan ke area yang diinginkan dapat
dioptimalkan berdasarkan kondisi lingkungan [5]. Pemanfaatan energi matahari memiliki manfaat dalam penghematan
energi listrik yang secara langsung menyelamatkan kelestarian lingkungan. Selain itu sistem irigasi ini menghemat
air dengan cara langsung meneteskan air ke akar tanaman. Sistem irigasi ini menggabungkan prinsip irigasi tetes
dan irigasi kendi. Ini adalah air yang merembes dengan debit kecil di daerah akar tanaman dan menjaga kelembaban
tanah di daerah itu oleh emitor (berbentuk cincin). Dimensi cincin dan emitor konduktivitas yang digunakan memiliki
peran penting dalam mengontrol aliran air ke tanah. Perbedaan diameter ring memberikan perbedaan pertumbuhan
pakcoy.
Perancangan sistem irigasi ini menggunakan tabung marriote kapasitas 50 liter yang diletakkan pada stand
setinggi 40 cm sehingga air akan mengalir secara gravitasi. Tempat penampungan air dihubungkan dengan 3 pipa
PVC utama dengan panjang 20 cm dan tinggi 10 cm yang masing-masing memiliki stop valve. Pipa utama
dihubungkan dengan 3 pipa pemisah yang ukurannya sama dengan pipa utama. Ukuran pipa pemisah adalah 120
cm. Pada masing-masing pipa pemisah dibuat 5 lubang dengan jarak antar lubang pada sekat adalah 20 cm.
Diameter lubang masing-masing adalah 3mm, 4mm, dan 6mm. Lubang pada pembungkus emitor dengan kain flanel
berfungsi sebagai jalan bagi air untuk diserap oleh tanaman. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan sistem Irigasi ARISGY.

Gambar 1. Sistem Irigasi ARISGY.

3
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional ke-5 tentang Pertanian, Lingkungan, dan Ketahanan Pangan Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 977 (2022) 012069 doi:10.1088/1755-1315/977/1/012069

3.2. Kondisi lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pakcoy merupakan tanaman
sayuran yang dapat tumbuh baik pada iklim yang baik.Pakcoy perlu tumbuh pada kondisi iklim yang baik dengan suhu C,
Hai

antara 8090%.
curah
Pakcoy
hujanjuga
lebihmembutuhkan
dari 200 mm/bulan,
kondisisinar
tanahmatahari
yang baik
antara
yang10banyak
– 13 jam
mengandung
sehari dan humus,
kelembaban
subur,relatif
pH antara
15 – 30
6
– 7, dan drainase yang baik. Pengamatan kondisi lingkungan terdapat pada Gambar 2.

100 32
31
80 30
29
60
28
27
40
26 RH (%)

20 25
24
0 23 Suhu
(C)
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

Hari

Gambar 2. Pengamatan Suhu dan Kelembaban Relatif.

3.3. Debit emitor


Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam satu waktu. Dalam sistem irigasi ini, setiap irigasi cincin memiliki lima
emitor. Debit emitor mengalir pada setiap perlakuan diameter cincin dijelaskan pada tabel 1. Terdapat lima emitor pada
setiap perlakuan cincin dan rata-rata debit emitor menunjukkan ketersediaan air pada setiap perlakuan. Tabel 1 menunjukkan
bahwa perlakuan P1 dengan diameter ring hole 3 mm memberikan nilai debit yang lebih tinggi. Besar kecilnya diameter
lubang cincin berpengaruh terhadap debit emitor pada penyiraman tanaman.

Tabel 1. Debit emitor pada setiap perlakuan.

Perawatan (ml/dtk)
emitor
P1 (3 mm) P2 (4 mm) P3 (6 mm)
1 0,25 0,35 0,85
2 0,22 0,41 0,87
0,18 0,38 0,85
34 0,19 0,40 0,86
5 0,21 0,35 0.82
Rata-rata 0,21 0,38 0,85

3.4.Emisi seragam (Eu), Efisiensi aplikasi (Ea), dan Efisiensi penghematan air (Es)
Seragam Emisi menunjukkan bagaimana keseragaman kerja emitor dalam merembes air di tanah dalam sistem irigasi.
Keseragaman emisi yang tinggi menunjukkan bahwa semua akar tanaman menerima air secara seimbang. Seragam emisi
adalah perbandingan antara kisaran basah seperempat lebih rendah dan jangkauan rata-rata keseluruhan. Seragam emisi
di setiap perlakuan dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan bahwa semua perlakuan memberikan keseragaman lebih dari 90%. Hal ini menunjukkan bahwa
sistem irigasi ini layak digunakan. Debit emitor di setiap pipa menunjukkan keseragaman yang baik. Indra menyatakan
bahwa tiga keunggulan utama sistem irigasi ring adalah optimalisasi air, penanganan dan pengoperasian lebih sedikit
tenaga kerja yang dibutuhkan dan kemudahan pengoperasian alat [5] . Keseragaman dalam irigasi cincin dipengaruhi oleh

4
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional ke-5 tentang Pertanian, Lingkungan, dan Ketahanan Pangan Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 977 (2022) 012069 doi:10.1088/1755-1315/977/1/012069

paksa, pembuatan lubang, pembungkus flanel, panjang pipa, jarak emitor, dan jumlah emitor dalam sistem irigasi [4]
Tingginya nilai seragam emisi menunjukkan bahwa sistem irigasi ini sangat baik dalam menghemat air. Penerapan
efisiensi untuk semua perlakuan lebih dari 90 persen menunjukkan bahwa suplai air benar-benar dapat diterima oleh
tanaman. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi penggunaan air seperti keseragaman tanah, tekstur tanah,
permeabilitas, cara pemberian air irigasi, jumlah debit.
pasokan air irigasi, dan durasi irigasi [6].

Tabel 2. Seragam emisi pada setiap perlakuan.

Perlakuan UE (%) E (%) Es (%)

P1 (3mm) 94.89 99.62 64.24

P2 (4 mm) 97.50 99.87 73.16

P3 (6mm) 98.23 99,92 84.51

3.5. Produktivitas tanaman


Produktivitas tanaman merupakan salah satu indikator yang menunjukkan bagaimana sistem irigasi ini bekerja dalam menumbuhkan tanaman.
Teknologi irigasi ini menghemat air secara akurat dan diharapkan menghasilkan tanaman dengan sempurna. Beberapa
indikator analisis yang menunjukkan produktivitas tanaman adalah tinggi tanaman, bobot tanaman, dan jumlah daun.

3.5.1. Tinggi tanaman. Pengukuran tinggi badan pakcoy setiap 2 hari sekali dimulai dari hari kedua sampai hari ketiga
puluh enam. Pengukuran daun merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan perkembangan tanaman
pada setiap perlakuan. Tinggi tanaman dijelaskan pada Gambar 3.

20

15

Hari
10 P1

P2
5
P3

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

tinggi (cm)

Gambar 3. Tinggi pertumbuhan tanaman.

Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan P1 dengan diameter ring 3mm memiliki tinggi tanaman yang paling baik
dibandingkan perlakuan P2 dan P3. Perlakuan P2 dan P3 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tinggi tanaman
yang nyata pada fase pertama sampai fase pertengahan pertumbuhan tanaman, tetapi memiliki perbedaan hasil pada
saat panen. Rata-rata jumlah daun pada setiap perlakuan dipengaruhi oleh nutrisi selain jumlah air yang diterima. Nilai
tinggi tanaman dalam penelitian ini dibandingkan dengan Novia [4] yang mempelajari tentang pengaruh beberapa kain
pembungkus yang berbeda dari irigasi cincin menunjukkan tinggi pakcoy sekitar 11 sampai 16 cm.

3.5.2. Jumlah daun. Pengamatan jumlah daun dilakukan setiap dua hari sekali sejak hari kedua sampai hari ketiga
puluh enam. Jumlah daun pada setiap perlakuan terdapat pada Gambar 4.

5
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional ke-5 tentang Pertanian, Lingkungan, dan Ketahanan Pangan Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 977 (2022) 012069 doi:10.1088/1755-1315/977/1/012069

15

10
P1
helai

Daun P2
5
P3

0
Fase pertama Fase tengah Fase akhir

Gambar 4. Jumlah daun pada setiap fase pertumbuhan.

Perlakuan P1 dan P2 menunjukkan kecenderungan pertumbuhan tanaman yang sama dalam menghasilkan daun. Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan P3 dengan diameter ring 6 mm terlalu lebar dalam menyiram tanaman sehingga terlalu banyak
tanah yang basah dan jarak penyiraman akar yang lebar membuat akar tidak dapat menyerap air dengan sempurna. Jumlah daun
pada penelitian ini lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian Novia dimana jumlah daun yang menggunakan kain flanel yang
dibungkus dengan irigasi ring rata-rata 15,6 daun.

3.5.3. Berat tanaman. Bobot tanaman diamati pada hari ke enam puluh delapan saat panen. Bobot tanaman merupakan indikator
utama yang menunjukkan kinerja sistem irigasi karena tujuan utama irigasi adalah menyediakan air yang cukup bagi tanaman untuk
dapat berproduksi secara optimal. Berat tanaman terdapat pada Gambar 5.

Bobot
200

150

100
Bobot
50

0
P1 P2 P3

Gambar 5. Rata-rata berat badan pada setiap perlakuan.

Gambar 5 menunjukkan bahwa berat pakcoy rendah menurut [7] yang mengatakan rata-rata pakcoy adalah 110 gram dalam
jangka waktu empat puluh lima hari. Bobot tanaman yang rendah ini terjadi karena air yang diberikan tidak memenuhi kebutuhan
tanaman. Nilai efisiensi penerapan dan efisiensi penyimpanan yang tidak seimbang dapat menjadi salah satu penyebab yang
mempengaruhinya selain situasi iklim lingkungan. Suhu lokasi penelitian jauh lebih tinggi dengan kelembaban rendah.

4. Kesimpulan
Irigasi Ring Otomatis dengan energi panel surya memberikan kinerja yang baik berdasarkan efisiensi irigasi yang ditunjukkan
dengan tingginya tingkat keseragaman emisi, nilai debit, efisiensi penyimpanan dan efisiensi aplikasi tetapi tidak menghasilkan
produktivitas tanaman yang optimal. Selain ketersediaan air, kondisi lingkungan merupakan indikator lain yang berperan penting
dalam pertumbuhan tanaman.

6
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional ke-5 tentang Pertanian, Lingkungan, dan Ketahanan Pangan Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 977 (2022) 012069 doi:10.1088/1755-1315/977/1/012069

Referensi
[1] Setiawan BI, Kalsim DK, Nurhidayat Y, Saleh E, Syahyun, and Trisnadi 2015 Sistem irigasi kendi
untuk tanaman sayuran di daerah kering [Sistem irigasi kendi untuk tanaman sayuran di lahan
kering] Laporan Penelitian Unggulan Terpadu (Bogor, Indonesia : Institut Pertanian Bogor)
[2] Asdak C 2010 Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai [Hidrologi dan Daerah Aliran Sungai
Manajemen] (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)
[3] Reskiana, Setiawan BI, Saptomo SK, Mustatiningsih PRD 2014 Uji kinerja emiter cincin
[Kinerja ring emitor] Jurnal Irigasi 9(1)
[4] Novia MIL, Sirajuddin AH and Asih P 2019 Analisis uji kinerja emitor cincin (ring irigasi) terhadap
pertumbuhan tanaman pakcoy (Brassica rapa L) [Analisis kinerja ring irigasi emitor terhadap
pertumbuhan pakcoy] Skripsi (Mataram, Indonesia: Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Mataram)
[5] Ridwan IIZ, Rianmora R dan Werawatganon S 2017 Desain sistem irigasi cincin (RIS) melalui
representasi preferensi pelanggan MATEC Web of Conferences 154 01116 ICET4SD
[6] Susanto E 2006 Teknik Irigasi dan Drainase [Teknik Irigasi dan Drainase] (Medan, Indonesia: USU
Press)
[7] Azizah M 2018 analisis efisiensi irigasi bawah permukaan pada berbagai tekstur tanah untuk
tanaman pakcoy (Brassica rapa L. ) [Analysis of subsurface irigasi pada berbagai tekstur tanah
untuk pakcoy (Brassica rapa L. )] Thesis (Mataram, Indonesia: Universitas Mataram )

Pengakuan
Penelitian ini dilakukan dengan dukungan dana dari Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan Kontrak Pelaksanaan Penelitian TALENTA USU No.
6789/UN5.1.R/PPM/2021.

Anda mungkin juga menyukai