Anda di halaman 1dari 10

PENGESAHAN PERTAMINA PATRA NIAGA RJBT IDEA COMPETITION

2021

1. Judul Inovasi :
2. Kategori Tema : Inovasi Pengelolaan Lingkungan
3. Ketua / NIM : Fawwaz Abiyyu Prisananda / 5211418013
4. Anggota :1. Teguh Supriyatno / 5211418028
2. Tasya Tamalin / 5211418001
3. Maulana Iwan Saputra / 5211418026
4. Fachrizal Ari Setiaji / 5211418012

5. Pendamping / Pembimbing :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Widya Aryadi, S. T., M. Eng.
b. NIDN / NIDK : 197209101999031001

Semarang, 21 November
2021
Ketua Pendamping / Pembimbing

Fawwaz Abiyyu Prisananda Widya Aryadi, S. T., M. Eng.


NIM. 5211418013 NIP. 197209101999031001
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan manusia. Hal itu bisa dibuktikan dari fakta bahwa 70%
permukaan bumi tertutup air dan dua per tiga tubuh manusia terdiri dari air.
Kebutuhan pertama guna terciptanya kesehatan yang baik adalah tersedianya air
yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu harus memenuhi syarat
kebersihan dan keamanan. (Solihin dkk, 2020: 99)
Air minum yang bersih dan sehat dan aman untuk dikonsumsi telah menjadi
isu daerah, nasional, bahkan internasional. Oleh karena itu, Perserikatan Bangsa-
Bangsa melalui World Health Organization (WHO) dan Unicef telah melakukan
berbagai kegiatan yang berkenaan dengan ketersedian air bersih. (Yani, 2016:
116). Hal ini dapat membuktikan bahwa ketersediaan air sangat diperhatikan oleh
seluruh masyarakat dunia, khususnya pada air minum.
Jumlah pulau di Indonesia lebih dari 17.000 pulau, di mana sebagaian besar
dari pulau-pulau tersebut merupakan pulau kecil dan pulau sangat kecil. Pulau
kecil adalah pulau dengan luas kurang dari 2.000 km2, sedangkan pulau sangat
kecil adalah pulau dengan luas kurang dari 100 km2 atau pulau yang memiliki
lebar kurang dari 3 km. Luas pulau yang tidak terlalu besar menyebabkan pulau-
pulau kecil memiliki karakteristik yang unik terkait dengan bencana, sumberdaya
dan dinamika sosial dan fisiknya. (Cahyadi, 2012). Indonesia adalah negara yang
beriklim tropis dan dalam satu tahunya terjadi dua musim yaitu musim kemarau
dan penghujan. Pada musim kemarau beberapa daerah di Indonesia mengalami
kekeringan dan memiliki masalah mengenai ketersediaan air bersih, bahkan
masyarakat harus rela menempuh jarak yang sangat jauh untuk memperoleh air
bersih.
Dengan semakin majunya teknologi, fenomena kekurangan tentunya harus
dapat teratasi. Alat yang dapat digunakan guna mengatasi permasalahan diatas
salah satunya adalah Atmospheric Water Generator atau Generator Air Atmosfer.
Atmospheric Water Generator (AWB) adalah alat yang menghasilkan air dengan
memanfaatkan udara yang ada di lingkungan (atmosfer). Udara dari luar dihisap
ke ruang pendingin AWG untuk dikondensasi menjadi air pada pipa kondensasi,
kemudian disaring agar menjadi air siap minum. Prinsip kerja alat Atmospheric
Water Generator ini sama seperti kulkas dan air conditioner (AC). Dalam prinsip
kerjanya, alat ini menggunakan prinsip kerja kompresi uap. (Vidiyanto dkk, 2019:
105).
Dengan adanya Atmospheric Water Generator (AWB) diharapkan
permasalahan air minum dapat diatasi khususnya di Indonesia. Alat ini
mempunyai kelebihan di antaranya bisa digunakan di semua daerah dengan
berbagai kondisi cuaca, energi yang dibutuhkan mudah didapat, air yang
dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus, ramah lingkungan, dan praktis

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diangkat di antaranya:
1. Bagaimana cara menyelesaikan masalah ketersediaan air di Indonesia?
2. Bagaimana aplikasi dari Atmospheric Water Generator (AWB)?
3. Bagaimana hasil konversi air dari Atmospheric Water Generator (AWB)?

1.3. Tujuan
1. Dapat menyelesaikan masalah ketersediaan air di Indonesia.
2. Dapat mengaplikasikan Atmospheric Water Generator (AWB)
3. Dapat menghasilkan air dengan kualitas yang bagus dan siap minum

1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Bagi Masyarakat
Ketersediaan air khususnya air siap minum dapat terpenuhi dengan baik
sehingga air siap minum dapat ditemui kapanpun dan di manapun.

1.4.2. Kontribusi Ilmiah


1. Dapat memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. memberikan gambaran tentang bagaimana metode dan proses konversi
dari atmosfer menjadi air siap minum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Manajemen Air Wilayah
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ketersediaan air di Indonesia
adalah dengan melakukan memanajemen air wilayah, dimana berbagai sektor
sudah banyak melakukan pemuntuk menghadapi permasalahan air bersih dan
layak konsumsi. Mulai dari manajemen pengelolaan sampai teknologi alternatif
untuk mengatasi susahnya mendapatkan air. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) mulai mengaplikasikan suatu konsep ketahanan air dengan nama
One Island, One Plan dan One Water. Ditawarkan dengan sistem pengelolaan air
pada suatu wilayah atau pulau dengan sistem terintegrasi dari hulu (sumber air)
hingga hilir (pemanfaatan air). Dalam hal ini pengelolaan air pada suatu wilayah
atau pulau harus terintegrasi dalam sebuah sistem. Dengan sistem yang
terintegrasi, maka pengelolaan sumber daya air suatu daerah akan menjadi
pondasi pembangunan perekonomin daerah. Konsep ini meliputi sistem rencana
umum tata ruang dan tata wilayah. Akibatnya perlu waktu dan biaya besar untuk
merealisasikannya.
4.2 Aplikasi AWG (Atmospheric Water Generator)
AWG (Atmospheric Water Generator) adalah sebuah perangkat yang
dapat mengestraksi air dari udara sekitar yang lembab. AWG sendiri
memanfaatkan teknologi kondensasi dan filtrasi. Dimana keduanya memiliki
peranan penting dalam konversi udara mejadi air. Kondensasi terjadi ketika uap
didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi
(yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan dan kompresi. Alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap
menjadi cairan disebut kondenser. Kondenser umumnya adalah pendingin atau
penukar panas. Tetapi dalam kasus ini, kondenser pendingin merupakan yang
paling efektif karena dapat mengumpulkan dan mengkondisikan udara agar
memiliki volume dan kecepatan. Kemudian dialirkan melalui pipa yang berada
dalam ruangan bersuhu rendah maka akan menghasilkan air dalam bentuk tetes
dan dalam jumlah yang sesuai dengan humidity udara yang dihisap.
Tetes air yang ditampung dalam wadah nantinya akan masuk ke tahap
filtrasi. Tahap ini memiliki siklus mengalirkan air melewati berbagai macam
filter sehingga didapatkan hasil akhir berupa air berkualitas yang siap dan dan
layak konsumsi. Sehingga proses ini merupakan operasi penting dalam
pemurnian air. Mekanisme filtrasi dibagi menjadi beberapa tergantung kualitas
air, karakteritik partikulat, media filter dan kecepatan filter. Pada kasus ini,
meknisme filtrasi yang akan digunakan adalah Reserve Osmosis, dengan
menggunakan filter karbon dan sinar ultra violet. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan air yang terbebas dari virus dan bakteri serta memastikan supaya air
hasil Drinking Water from Atmosphere benar-benar layak konsumsi sebagai air
minum.
4.3 Hasil Konversi Air Dari AWG (Atmospheric Water Generator)
Air hasil kondensasi akan ditampung dalam tangki bawah akan dilakukan
disinfektan menggunakan sinar UV-C dengan tujuan melumpuhkan bakteri dan
virus yang terkandung dalam air. Kemudian akan dialirkan menuju filter karbon
untuk proses filtrasi, melewati tiga tahap filter karbon sehingga air terjamin dari
partikulat, selanjutnya dialirkan menuju reserve osmosis untuk menjamin air siap
minum. Reserve osmosis memiliki kemampuan untuk memisahkan air dari
bakteri/virus karena memiliki pori 0.0001 Mikron. Dengan adanya kombinasi
proses filtrasi ini maka akan didapatkan air layak konsumsi dan siap minum.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bagian akhir karya ilmiah ini ditampilkan simpulan dan rekomendasi. Bab
ini menjelaskan mengenai kesimpulan penelitian dan rekomendasi peneliti
berdasarkan atas hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan bab sebelumnya adalah:
1. LIPI mengaplikasikan suatu konsep ketahanan air dengan sistem
pengelolaan air pada suatu wilayah atau pulau dengan sistem terintegrasi
dari hulu (sumber air) hingga hilir (pemanfaatan air). Namun, konsep ini
meliputi sistem rencana umum tata ruang dan tata wilayah. Akibatnya
perlu waktu dan biaya besar untuk merealisasikannya.
2. Mekanisme filtrasi AWG menggunakan Reserve Osmosis, dengan
menggunakan filter karbon dan sinar ultraviolet agar menghasilkan air
yang terbebas dari virus dan bakteri serta memastikan supaya air hasil
Drinking Water from Atmosphere benar-benar layak konsumsi sebagai air
minum.
3. Bakteri, partikulat dan virus yag terkandung dalam air hasil kondensasi
akan dihilangkan dengan dilakukan disinfektan sinar UV-C dan melewati
tiga tahap filter karbon.
5.2 Rekomendasi
Dari hasil analisis dan kesimpulan, peneliti memberikan beberapa rekomendasi
berikut:
1.

Anda mungkin juga menyukai