DRAFT Riky Efrizal
DRAFT Riky Efrizal
USULAN PENELITIAN
RIKY EFRIZAL
NIM : 4443200080
PENDAHULUAN
Dalam hal ini, Peneliti beranggapan bahwa perlu adanya inovasi baru
dalam proses budidaya ikan yaitu untuk mencari alternatif lain dari penggunaan
air tanah yaitu dengan melakukan pemanfaatan air dari limbah AC (Air
Conditioner) agar dapat digunakan sebagai pengganti air tanah dalam proses
perkembangan embryogenesis Ikan Pelangi (Melatoneia bosemani) agar dapat
mengurangi biaya pengeluaran air dari salah satu proses budidaya tersebut.
Adapun tujuan yang ingin peneliti capai dari penelitian ini diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air AC
2.2 Embriogenesis
Menurut Allen dan Cross (1980), Ikan Rainbow Boesemani adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Actinopterygii
Subclass : Actinopterygii
Order : Atheriniformes
Family : Melanotaeniidae
Genus : Melanotaenia
Ikan rainbow berasal dari Papua (Papua Indonesia dan Papua New Guinea)
dan sebagian benua Australia. Ikan Rainbow Boesemani merupakan ikan hias
endemik di perairan Papua, yang belum banyak diketahui data biologinya terkait
dengan reproduksinya. Menurut Allen (1991), beberapa jenis rainbow merupakan
ikan spesifik yang hidup endemik di danau Aitinjo dan danau Ayamaru di Papua.
Larva ikan Rainbow Boesemani yang baru menetas sudah memiliki sirip
dada namun sirip anal dan sirip punggung masih menyatu dengan sirip ekor yang
berbentuk bulat. Larva ikan rainbow boesemani yang berusia 11 hari sudah
mengalami pembelokan tulang ekor di sirip ekor. Larva ikan Rainbow Boesemani
usia 14 hari sudah terlihat sirip anal dan sirip punggung dengan panjang total 8.12
mm dengan sirip anal yang sudah memiliki jarijari sirip yang lebih mengeras.
Jarijari sirip punggung terlihat mengeras ketika larva ikan Rainbow Boesemani
berusia 18 hari dan belum terlihat sirip punggung yang terbagi menjadi dua bagian
(Yuliani et al 2013).
Pakan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan ikan rainbow
termasuk kelompok omnivora yang mempunyai kebiasaan memakan serpihan
makanan, avertebrata kecil, serangga air, krustasea kecil, larva serangga, alga, dan
makanan hidup lainnya maupun makanan yang sudah dibekukan, umumnya diberi
makanan cacing rambut sampai dewasa. Pakan alami masih menjadi pakan utama
yang diterapkan pada ikan rainbow karena menyesuaikan dengan kebiasaan
makan di habitat aslinya. Pada penelitian Himawan dan Subamia (2013), dapat
dihasilkan bahwa ikan rainbow yang diberi makan silase maggot menghasilkan
pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa
ikan rainbow lebih suka dengan jenis hewani, seperti maggot ataupun cacing –
cacingan. Pada penelitian Sabariah et al (2006) juga dijelaskan bahwa jenis
makanan yang disukai ikan pelangi yang hidup di dataran tinggi berupa
zooplankton, sedangkan yang hidup di dataran rendah adalah fitoplankton.
Makanan lain yang dimakan yaitu serasah, kulit moluska, jasad renik, lumut, dan
makanan lainnya. Hal ini bergantung pada jenis makanan yang tersedia
dilingkungan sekitarnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
P1 : Air AC 100%
Gambar skema rancangan perlakuan wadah inkubasi telur adalah sebagai berikut:
HT = H t −H 0
a. Suhu Air
Suhu air dilakukan pengukuran pada saat masa inkubasi di wadah
perlakuan sampai dengan telur menetas dengan sempurna. Parameter Suhu air
diukur setiap hari sebanyak 3 kali yaitu pada pagi, siang, dan sore hari.
Pengukuran Dissolved Oxygen (DO) dilakukan pada saat awal dan akhir
pada saat telur di inkubasi di wadah perlakuan. Pengukuran dilakukan pada pagi,
siang, dan sore hari. Perlu dilakukan 3 kali pengukuran pada Dissolved Oxygen
(DO) agar mengetahui pada saat waktu terendah oksigen dan tertinggi oksigen.
c. pH Air
Pengukuran pH dilakukan pada saat pagi, siang, dan sore hari agar kita
dapat mengetahui tingkat keasaman tertinggi dan terendah pada saat penelitian.
Pengukuran pH air dilakukan pada saat awal penelitian serta dilakukan setiap 3
hari sekali pada saat penelitian berlangsung.
Adriana, M., Muslim dan M. Fitrani. 2013. Laju Penyerapan Kuning Telur
Tambakan (Helostoma temminckii CV) dengan Suhu Inkubasi
Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 1 (1) : 34-45
Chumaidi, Chumaidi. 2009. Pemijahan dan Perkembangan Embrio Ikan Pelangi,
Melanotaenia spp. Asal Papua.
Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogjakarta.
Gilbert, Isabelle. 2010. Providing a stable methodological basis for comparing
transcript abundance of developing embryos using microarrays.
MHR: Basic science of reproductive medicine 16.8 : 601-616.
Himawan, Yogi, and I. Wayan Subamia. 2013. Performa ikan hias rainbow
kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990) dengan pemberian
maggot." Jurnal Iktiologi Indonesia 13.2: 153-160.
Kerszberg, Michel, and Lewis Wolpert. 2007. "Specifying positional information
in the embryo: looking beyond morphogens." Cell 130.2: 205-209.
Kottelat, M, Whitten A. J., Kartikasari S. N., & Wirjoatmodjo S. 1993. Ikan air
tawar Indonesia bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK)
Ltd.
Nasution, Syahroma Husni. 2017. Distribusi spasial dan temporal ikan endemik
rainbow selebensis (Telmatherina celebensis Boulenger) di Danau
Towuti, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
13.2: 95-104.
Mustahal, Mustahal, Dodi Hermawan, and Gugum Gumilar. 2014. Produksi Larva
Ikan Rainbow Merah Parrot (Glossolepis incisus) dengan Jumlah
Substrat Tali Rafia yang Berbeda. Jurnal Perikanan dan
Kelautan 4.4.
Samik, Pirim Setiarso, I Gusti Made Sanjaya. 2017. Pemanfaatan Air Buangan
AC (Air Conditioner) Sebagai Pengganti Aquades. Indonesia
Chemistry and Application Journal Vol 1.1.
Sulistiono, Eko. 2021. Uji Klinis Faktor Fisika, Kimia, Biologi Limbah Kondesat
Ac Sebagai Air Minum Di Universitas Islam Lamongan. VISIKES:
Jurnal Kesehatan Masyarakat 20.2.
Siby, Lisa Sofia, M. F. Rahardjo, and Djadja Subardja Sjafei. 2009. Biologi
Reproduksi Ikan Pelangi Merah (Glossolepis Incisus), Weber 1907)
Di Danau Sentani." Jurnal Iktiologi Indonesia 9.1: 49-61.
Situmorang, S. H. 2010. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. USU
press : Medan. 75 hlm.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Sabariah, Vera, Emanuel Manangkalangi, and Fadli Zainuddin. 2006. Kebiasaan
makanan ikan pelangi arfak (Melanotaenia arfakensis) dari
perairan Sungai di Kebar dan Prafi-Manokwari. Laporan
Penelitian. Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan
UNIPA. Tidak dipublikasikan.
Wirawan, I. 2005. Efek Pemaparan Copper Sulfat (CuSO4) terhadap Daya Tetas
Telur, Perubahan Histopatologik Insang dan Abnormalitas Larva
Ikan Zebra (Brachydanio rerio). Tesis. Program Pasca Sarjana.
Universitas Airlangga. Surabaya. 77 hal.
Yamada, S., Tanaka, M., Hirose, A., Uwabe, C., Kose, K., ... & Takakuwa, T.
2016. A novel strategy to reveal the latent abnormalities in human
embryonic stages from a large embryo collection. The Anatomical
Record, 299(1), 8-24.
Yuliani, Frenzysca, 2013. Perkembangan larva ikan rainbow boesemani
(Melanotaenia boesemani): tahap pembentukan sirip dan
pembelokan tulang ekor." Life Science 2.2.