Anda di halaman 1dari 15

KONSEP HABITAT DAN RELUNG HABITAT

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekologi Hewan


Dosen Pengampu: Zakiyah Rahim, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Altalariq Majid Sanjaya (2071010003)
Anida Alzahra (2071010011)
Elma Wati (2071010014)
Putri Sabina Suherli (2071010019)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H / 2023 M
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Bab ini akan menjelaskan tentang konsep habitat, habitat perairan, habitat
air laut habitat air tawar, habitat dan mikrohabitat, relung ekologi asas ekslusi,
persaingan dan pemisahan relung, ekivalen ekologi, dan pergeseran ciri.
Relevasi
Bab ini memberikan pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan
dengan konsep habitat relung habitat dan lingkungan tempat organisme atau
spesies, sebagai dasar pengetahuan tentang respon dan adaptasi hewan.
Latar Belakang
Apa perbedaan antara relung dan bioma? Dalam ekologi, mengacu pada
status unik spesies tertentu berdasarkan jangkauan fisik dan perannya dalam
komunitasnya. Pemikiran ini menjelaskan cara yang tepat suatu organisme
beradaptasi dengan lingkungannya. Habitat adalah area di mana organisme hidup,
sedangkan relung adalah deskripsi lengkap tentang hubungan organisme dengan
lingkungan fisik dan biologisnya. Ekologi individu meliputi variabel biotik
(makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan hewan mikro dan makro)
dan abiotik (tak hidup). Relung menentukan bagaimana spesies menanggapi
ketersediaan sumber daya kehidupan dan kehadiran pesaing dan predator dalam
suatu ekosistem.
Ekologi sering disebut sebagai biologi lingkungan karena biologi
menekankan bagaimana Faktor eksternal mempengaruhi tubuh dan bagaimana
perubahannya Lingkungan Lingkungan adalah kombinasi spesifik dari kondisi
eksternal mempengaruhi organisme. Habitat adalah ruang yang lebih umum tempat
di mana organisme muncul sebagai akibat dari kondisi eksternal langsung atau tidak
langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi tubuh. Bab ini membahas
berbagai faktor lingkungan yang secara umum merupakan karakteristik tipe habitat.
Di bab 3 Secara khusus dibahas adalah bagaimana organisme menanggapi variabel
lingkungan dan bagaimana organisme dan lingkungan bergabung untuk
membentuk unit fungsional. Hubungan lingkungan adalah inti dari pengetahuan
ekologi Oleh karena itu, kedua bab ini menjadi dasar bagi berbagai proposal yang
dikembangkan secara rinci saat diskusi kita tentang kemajuan berlanjut Ekologi.
Permasalahan
Berdasrkan latar belakang di atas, permasalahan yang ingin dijawab dari
dibahas dalam tulisan ini adalah:
1. Apa itu konsep habitat?
2. Apa saja habitat organisme?
3. Apa saja perbedaan habitat dan mikrohabitat?
4. Apa itu habitat dan relung?
5. Bagaimana relung ekologi asas eksklusi dan pemisahan relung?
6. Apa itu ekivalen ekologi?
7. Bagaimana pergeseran ciri?
Tujuan
Dalam karya tulis ini memerlukan nama tujuan dari perumusan masalah di
atas untuk mengetahui:
1. Pengertian tentang konsep habitat dan relung habitat.
2. Jenis-jenis habitat dari organisme di dunia.
3. Membedakan habitat dan mikrohabitat.
4. Mendeskripsikan habitat dan relung.
5. Menjelaskan relung ekologi dan pemisahan relung.
6. Mendeskripsikan ekivalen ekologi.
7. Menetukan pergeseran ciri-cirinya.
Metode Penulisan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk
menjelaskan tentang konsep habitat dan relung habitat. Data penelitian diperoleh
kulitas jurnlah-jurnal terpercaya diperoleh melalui riview jurnal internasional dan
jurnal local.
ISI
Habitat adalah semua aspek dari suatu wilayah yang ditinggali oleh suatu
organisme. Kehadiran atau eksistensi suatu populasi hewan pada suatu tempat
demikian juga dengan penyebaran hewan itu dipermukaan bumi selalu berkaitan
denga napa yang disebut habitat dan elung ekologi. Habitatnya tidak sama dengan
relung. Dalam hal ini akan membahas mengeai berbagaihabitat pada hewan dan
organisme.
Habitat Perairan
Jenis habitat utama yang ada di muka bumi ini adalah habitat perairan dan
habitat teresterik, oleh karena adanya perbedaan yang besar antara sifat aiar dan
sifat udara sebagai media suatu habitat. Secara kimiawi, air adalah molekul yang
agak luar biasa. Sebagai contoh air adalah salah satu dari beberapa bahan anorganik
yang berbeda dalam bentuk cair pada temperatur yang ada dipermukaan
bumi. Beberapa sifat air yang memberikan dukungan terhadap keunikan sifat
ekologisnya sebagai habitat yaitu:
a. Udara mempunyai panas spesifik yang tinggi, panas penguapan yang tinggi dan
panas fusi yang tinggi. Akibatnya fluktuasi suhu dari habitat lebih rendah
apabila dibandingkan dengan habitat teresterial yang letaknya tidak berjauhan
b. Kepekataan udara tertinggi adalah pada suhu 40 C. siklus musiman dari suatu
habitat perairan pada suatu daerah di mana terjadi fluktuasi suhu sebag
beriksutung sebag beriksutung sebag beriksutung sebag beriksutung
Secara umum, siklus musiman dari suatu habitat perairan pada suatu daerah di
mana terjadi fluktuasi temperature musiman, berlangsung sebagai berikut
(Gambar 1.1):
1. Pada musim semi, sesudah terjadi pencairan es, sebuah danau mempunyai
temperatur yang seragam yaitu di atas 40C yang mencakup seluruh
kedalaman danau.
2. Dikarenakan meningkatnya temperatur atmosfer, maka permukaan air
menjadi panas dan pada pertengahan musim panas terjadi pengembangan
stratifikasi temperatur secara vertikal. Lapisan air paling atas yaitu
epilemnion, merupakan lapisan yang paling panas, lapisan paling bawah
yaitu lapisan hipolemnion, merupakan lapisan paling dingin. Daerah antara
dari dua daerah perubahan temperature tadi disebut lapisan termoklin.
3. Pada musim gugur, permukaan air danau turun. Keadaan ini disebabkan
temperatur air turun menjadi 40C lebih cepat dibandingkan dengan air yang
lebih dalam, yang jauh dari atmosfer.
4. Akhirnya pada musim dingin terbentuklah lapisan penyekat yang berupa
lapisan es, karena kepekatan air yang membeku itu lebih rendah kepakatan
air pada temperatur 40C. Lapisan penyekat ini mengurangi kemungkinan air
akan membeku seluruhnya.
Gambar 1.1 Siklus tahunan yang ideal dari temperatur (garis-aris putus) dan
distribusi oksigen (garis penuh), berdasarkan tingkat kedalaman danau di
daerah beriklim sedang.
Meskipun secara umum siklus tersebut dibicarakan dalam kaitannya dengan
keadaan danau, namun pola musiman demikian mungkin juga terjadi di
lautan. Tempat-tempat di daerah tropis dengan variasi suhu musiman yang
siklusnya sangat kecil sehingga tidak akan terjadi sama sekali. Di antara akibat-
akibat ekologis yang penting dari siklus musiman ini adalah bahwa udara akan
tercampur merata hanya selama musim semi dan musim gugur. Selama musim
semi kepakatan air seragam dan memungkinkan angin permukaan mengaduk
air secara sempurna, di musim gugur percampuran air lebih mudah karena
permukaan air lebih pekat dari pada lapisan air yang paling bawah. Gradient
kepakatan air selama musim panas mencegah percampuran antara lapisan air di
hipolemnion dan lapisan air di epilomnion. Selama musim dingin, terbentuknya
lapisan es yang di sebabkan oleh angin.
kendatipun dengan cara normal daur itu diomongkan dalam kaitannya dengan
situasi telaga, akan tetapi pola periodean begitu barangkali jua terjalin di lautan.
Tempat-tempat di kawasan tropis dengan diskrepansi hawa periodean yang
daurnya sungguh kecil maka tidak hendak terjalin selaras sekali. Di antara
akibat-akibat ekologis yang berarti dari siklus periodean ini ialah kalau atmosfer
hendak tersatu menyeluruh cukup sepanjang periode semi serta periode gugur.
sepanjang periode semi kepakatan air serupa serta mengizinkan angin dasaran
mengaduk air dengan cara sempurna, di musim gugur percampuran air lebih
gampang akibat dasaran air lebih medok dari pada susunan air yang setidaknya
dasar. Gradient kepakatan air sepanjang musim panas melawan percampuran
antara susunan air di hipolemnion serta susunan air di epilomnion. sepanjang
musim dingin, terbentuknya susunan es yang di hasilkan oleh angin.
c. Perpindahan zat-zat hara ini bernilai sekali buat penerapan prosedur pernapasan
pada teritori epilemnion dan juga prosedur pernapasan aerob pada teritori
hipolemnion. prosedur perpindahan zat hara ini aktif sungguh lelet jika tidak
berlangsung prosedur percampuran antara susunan air di teritori epilemnion
serta air di susunan hiplemnion.
d. Air bacaan_sinonim" id="teks_sinonim_0" data-id="0"> pelarut yang cakap
bagii ion-ion, tapi air sukar mmelarutkan gas. zat pembakar misalnya, lebih
banyak ada pada persekitaran teresterial dari pada persekitaran perairan.
Kelarutan zat-zat dalam air sungguh berbagai macam terpaut pada temperature
air. Gas lebih gampang larut dalam es. kebalikannya, hamper seluruh objek
padat lebih gampang larut dalam air panas dari pada dalam air dingin. Dengan
seperti itu, ketersedian zat kimia yang vital dipengaruhi oleh temperatur.
e. Air punya viskositas atas sekiranya dibanding dengan suasana, akibatnya air
lebih langka berkiprah karna erat serta lebih gampang melayang dibanding
suasana. dampak ekologis dari watak air ini dibahas selaku teliti serta mendalam
dalam buku-buku teks pengantar biologi. buat keperluan kita, agak dengan
melaporkan kalau variasi fisiologis serta anatomis antara air dengan suasana
diibaratkan selaku bangsa ikan serta bangsa pelir.
f. Yang terakhir, air kurang seperti itu tembus pandang sekiranya dibanding
dengan suasana, jadinya keseriusan sinar di dalam persekitaran perairan hendak
lebih ringan disbanding intesitas pada persekitaran teresterial, serta disamping
itu intesitas sinar menurun selaku jelas dengan bertambahnya tenaga air. buah
ini kian mmeningkat sekiranya banyak tampak bahan-bahan yang melayang di
dalam air itu.
Habitat Air Laut dan Air Tawar
persekitaran air payau dibedakan dengan rumah air laut dalam tentang isi
zat-zat yang terlarut di dalamnya. Dalam 1 liter air payau tercantum 0,1 dekati 0,5
gran zat-zat pterdapatt sementara itu air laut dalam tiap-tiap liternya mempunyai
kandungan zat-zat padat lebih dari 3,6 persen, lebih-lebih dalam wujud Klorida.
Makhluk bernyawa yang ada dalam rumah perairan, rata-rata mendapati
kasus yang bertentangan-beda dalam sistem pengaturan osmose, diakibatkan
pertikaian garam di luar serta di dalam badannya. teknik setidaknya simpel guna
membongkar kasus pengaturan osmose itu yakni dengan menjaga himpitan air
dalam badan sepadan dengan himpitan air sekelilingnya, yang diujarkan isotonik.
cukup organismus yang terhitung avertebrata air laut saja yang sanggup menjaga
himpitan air dalam badannya sepadan dengan himpitan air di sekelilingnya. sebab
itu pada fisiologisnya antara dalam badan serta luar badan tidak membutuhkan
tenaga metabolik. separuh model crustacea dan juga molusca laut memiliki
karangan isi ion yang berbeda dengan isi ion air laut, akibatnya binatang ini perlu
memanfaatkan tenaga metaboliknya guna menjaga keseimbangannya.
Hewan-hewan terpilih memiliki cara-cara lain guna senantiasa
berkecukupan dalam kondisi isotonik terhhadap air laut. Elasmobrankii yakni pihak
ikan bertulang rawan, misalnya ikan hiu, menjaga urea mahal dalam darahnya.
sekalipun garam dalam badannya lebih sedikit dari pada konsentrasi total dari
garam dan urea sama dngan konsentrasi garam yang ada dalam habitat, sehingga
mengurangi proses kehilangan air akibat tekanan osmosis.
Teleostei, adalah ikan-ikan bertulang keras, memiliki osmotik dalam
raganya lebih sedikit dari terlihat air laut. Oleh gara-gara itu ikan-ikan itu senantiasa
membuang airnya ke laut. guna mengimbangi kehilangan air yang dibuangnya,
ikan-ikan itu minum air laut dalam jumlah banyak, meresap air dengan saluran
pringannaan masakan dan menghasilkan garam-garam dengan sel-sel tertentu yang
ada dalam ingsangnya.
Beberapa besar ikan air payau ataupun binatang air payau mengarah
mengambil air dengan sistem osmose gara-gara enceran dalam badan binatang itu
berkepribadian hipertonik rumah air payau. bermacam teknik penyelesaian yang
tabiatnya evolusi memiliki efek yang cocok, hendak tapi wujudnya bertentangan.
badan dari hewan-hewan air payau permukaannya relative impermeabel, alhasil
mereka meresap garam dan menciptakan air kencing encer dalam jumlah yang
besar.

Habitat dan Mikrohabitat


Kediaman mampu didefinisikan selaku kawasan t4 hidup binatang, tempat
bersemayam, tempat berkembang binatang, maupun tempat di mana binatang
maupun populasi binatang mampu dipelihara. Dalam yang lebih simpel diucap
tujuan, tujuan maupun tempat bersemayam. selaku garis besar mampu diidentifikasi
empat kategori persekitaran penting, yakni: kediaman air payau, persekitaran laut,
persekitaran air payau (hilir) serta persekitaran tanah.
Mikropersekitaran merupakan sekumpulan hal lokal maupun kawasan yang
setidaknya sesuai serta berkaitan langsung dengan binatang. Misalnya: Biawak
merupakan marga binatang buas yang lapang dari lembah ringan sampai lembah
agung, bagus di wilayah natural (misalnya hutan) atau di wilayah yang
berpenduduk padat. presensi kadal mampu dijadikan rujukan dalam menekuni
wibawa pergantian persekitaran kepada eksistensi binatang serta interaksinya
dengan makhluk bernyawa lain selaku komponen kunci komunitas ilmu
lingkungan. pergantian kawasan yang ekstrim imbas tingkah laku khalayak, serupa
pergantian hutan, penghancur serta fragmentasi persekitaran, dipastikan meneror
kelanjutan hidup reptil, terhitung kadal. Oleh akibat itu, studi ini dijalani dengan
tujuan 1) mengestimasi arsitektur serta kelimpahan kadal pada kategori persekitaran
yang bertentangan, 2) memperkirakan keselarasan marga serta penentuan
mikrohabitat, serta 3) mengukur dismilaritas dimensi badan antara ketiga kadal
berkuasa itu. kelas kadal di kategori habitat yang bertentangan. 1

1
Kepulauan Derawan Kecamatan Derawan Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur
Rani Risqi Afiah and Abstrak Kepulauan Derawan terletak di Kecamatan Derawan Kabupaten Berau
Provinsi Kalimantan Timur Kepulauan Derawan menjadi Kawasan Taman Laut yang, ‘Identifikasi
Dan Mikro Habitat Kelas Asteroidea Di Perairan’ 1, no. 1 (2017): 8–13,
http://journal2.um.ac.id/index.php/jih/index.
Salah satu binatang terutama dalam ekosistem laut, echinodermata
berkhasiat selaku bagian dari pertalian hidangan, menyantap kotoran organik serta
binatang kecil yang ada. maka berlaku dalam membersihkan kawasan laut
eksklusifnya pesisir laut. tidak cuma itu, echinodermata serta bisa dikenakan selaku
patokan (bioindikator) mutu perairan laut (ekosistem laut). tentang ini pantas
dengan apa yang ditulis Dahuri (2003): “Echinodermata bisa berkepribadian
karnivora, seston alias bawang pemarah detritus, maka tugasnya dalam ekosistem
merupakan guna mengurai sisa-sisa materi organik yang tidak dikenakan oleh tipe
lain tapi digunakan bisa direpresentasikan. .dari sebagian tipe echinodermata.Pada
rata-rata echinodermata pada ekosistem laut menyentuh kesepakatan terbesarnya
pada terumbu karang serta pesisir laut sertagkal.
Kelompok mendasar dari genus Echinodermata terdiri dari 5 kasta, adalah
kasta Bintang (Asteroidea), selaku ilustrasi: Archastertypicus, kategori Ular
Bintang (Ophiuroidea) sampel: Amphiodiaurtica, kasta bulu babi (Echinoidea):
Diadeacetosia, kasta crinoid (Crinoidea): sampel: kasta Antedonrosacea serta Sea
Tribang (Holothuroidea): Holothuria cabra. Bintang ialah badan kasta Asteroidea
(Echinodermata) yang selaku ekologis berlaku sungguh berarti dalam ekosistem
laut. Bintang laut bisa hidup di seluruhnya intensitas, dari intertidal sampai dalam,
serta ditemui di seluruhnya perairan di semua bumi, lebih-lebih di daerah tropis
Atlantik dan Indo-Pasifik. Asteroidea merupakan organismus yang layak profitabel,
adalah. organismus yang dipelihara dalam akuarium. sebagai ekonomi, Asteroidea
memainkan kedudukan berarti ketimbang dengan kedudukannya selaku bawang
pemarah krustasea yang dibudidayakan. 2
Habitat dan Relung
Habitat, yakni tempat dimana sebuah khalayak hidup normal diketemukan.
seluruh khalayak hidup punya tempat hidup yang normal dituturkan persekitaran.
guna mendeteksi sebuah makhluk hidup spesifik, butuh diketahui dulu tempat
hidupnya (persekitaran), akibatnya ke persekitaran seperti itu berangkat mencari
alias berjumpa dengan makhluk hidup itu. seluruh makhluk hidup alias khalayak
hidup punya persekitaran alias tempat hidup. sampelnya, persekitaran paus serta
ikan hiu yaitu air laut, persekitaran ikan mujair yaitu air payau, persekitaran buaya
hilir yaitu perairan payau, persekitaran monyet serta gembong yaitu hutan,
persekitaran tanaman bakau yaitu wilayah pasang susut, persekitaran tanaman
butun serta kulapang yaitu hutan pesisir laut, persekitaran pinus gunung serta waru
gununl; ndalah hutan lapangan agung, persekitaran manggis yaitu hutan rataan
sedikit serta hutan rawa, persekitaran anyaman yaitu hutan gambut serta wilayah
rataan sedikit yang ada, tanaman-tanaman bagian famili Dipterocarpaceae pada
biasanya hidup di wilayah rataan sedikit, pohon aren habitatnya di tanah tanah
iInfaran sedikit sampai wilayah pegunungan, serta pohon durian luibitatnya di
tartan tanah rataan sedikit.

2
Fata Habiburrahman Faz, Mirza Dikari Kusrini, and Agus Priyono Kartono, ‘Kelimpahan,
Komposisi, Dan Ukuran Kadal Di Berbagai Habitat Berbeda Pada Ekoton Hutan Nantu, Provinsi
Gorontalo’, Zoo Indonesia 28, no. 1 (2020): 33–45, https://doi.org/10.52508/zi.v28i1.3955.
Istilah habitat dapat juga dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh
sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas.
Sebagai contoh untuk menyebut tempat hidup suatu padang rumput dapat
menggunakan habitat padang rumput, untuk hutan mangrove dapat menggunakan
isfilah habitat hutan mangrove, untuk hutan pantai dapat menggunakan habitat
hutan pantai, untuk hutan rawa dapat menggunakan habitat hutan rawa, dan lain
sebagainya. Dalam hal seperti ini, maka habitat sekelompok organisme mencakup
organisme lain yang merupakan komponen lingkungan (komponen lingkungan
biotik) dan komponen lingkungan abiotik.
Persekitaran sebuah organismus itu p terlihat biasanya mempunyai
kandungan aspek ilmu lingkungan yang cocok dengan persyaratan hidup
organismus yang menghuninya. Persyaratan hidup tiap-tiap organismus yakni
kisaran faktor-faktor ilmu lingkungan yang terlihat dalam rumah serta dibutuhkan
oleh tiap-tiap organismus buat menjaga hidupnya. Kisaran faktor-faktor ilmu
lingkungan buat sefiap organismus mempunyai luas bertentangan yang p terlihat
batasan dasar diujarkan titik paling kurang, batasan atas diujarkan titik teratas, di
antara titik paling kurang serta tifik teratas diujarkan titik tertinggi. Ketiga titik itu
dikenal titik kardinal.
Setiap organismus memiliki rumah yang cocok dengan kebutuhannya. jika
terlihat hambatan yang mengenai p terlihat rumah hendak mengakibatkan terjalin
transformasi p terlihat anggota rumah, maka terlihat kayanya rumah selaku tidak
sesuai buat organismus yang menghuninya Jadi, sekiranya hal rumah beralih
sampai di titik paling kurang serta teratas (di luar kisaran faktor-faktor ilmu
lingkungan) yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organismus di dalamnya, sehingga
organismus itu sanggup mati maupun alih (hijrah) ke tempat lain. apabila
transformasi yang terjalin dalam rumah berjalan pelan, misalnya berjalan sepanjang
separuh angkatan, sehingga organismus yang menghuninya p terlihat biasanya
sanggup menyelaraskan diri dengan hal yang terkini walaupun besar batas-batas
awal. melewati teknik sesuaikan diri (habituasi diri) itu lama-lama terbentuklah ras-
ras terkini yang memiliki watak bertentangan dengan sebelumnya.
Persekitaran organismus sanggup lebih dari satu tempat. Misalnya kukila
menghimpit memiliki rumah di lahan buat keaktifan mencari mhendak, serta
memiliki rumah di atas pepohonan buat berbuah. persekitaran ikan salem saat
berumur yaitu di laut, periode hendak berbuah alih rumahnya di bengawan, malahan
dekati ke kepala bengawan. Ikan salem berbuah di kepala bengawan serta anak yang
ditetaskan hendak bersemayam bertahun-tahun di bengawan, seterusnya saat
merambah taraf berumur ikan salem itu alih rumah lagi ke laut.

Contoh yang ada yaitu ikan arwana memiliki rumah di air payau serta ada pula yang
di air payau. Habitat kecebong saat berumur yaitu di tanah, sebaliknya saat taraf
telur serta berudu kaya di air payau. tumbuhan anyaman (Gonystylus bancanus)
memiliki rumah di hutan gambut serta di hutan-hutan darat dengan tanah berpasir,
ketinggian tempat 2-100 m dari rataan laut. tumbuhan Matoa (Pometia pinnata)
memiliki rumah di tepi bengawan, serta di kawasan yang berakar berumbi liat,
tanah pasir maupun belet di hutan darat pelantaran kecil sampai di hutan
pegunungan (ketinggian tempat kurang dari 1.700 m dpl.). tumbuhan kempas
(Koompassia malaccensis) memiliki rumah di hutan rawa, serta di hutan darat
dengan tanah liat maupun pasir yang ketinggian tempatnya yaitu 0-600 m dpl.
Di dalam rumah, tiap-tiap khalayak hidup memiliki metode spesifik buat
hidup. Misalnya, kukila yang hidup di lahan ada yang sehinggan serangga, ada yang
sehinggan buah antah, ada yang makan kecebong, ada serta yang makan ikan.
metode hidup organismus serupa itu diujarkan lubuk maupun niche.
Lubuk (niche) menampakkan kontribusi tugasonal serta posisi sebuah
organismus dalam ekosistem. lubuk yakni posisi maupun status organismus dalam
sebuah komunitas maupun ekosistem spesifik. lubuk sebuah organismus
didetetapkan oleh tempat hidupnya (rumah) serta oleh bermacam tugas yang
dikerjakannya, maka disebut selaku job organismus dalam rumahnya. pekerjaan
organismus menampakkan fungsi organismus dalam rumahnya. bermacam
organismus sanggup hidup berselevel dalam satu habitat. bakal namun, bila 2
maupun lebih organismus memiliki lubuk yang sama dalam satu habitat, maka akan
terjalin rivalitas. kian besar keserupaan lubuk dari organismus-organismus yang
hidup bersama dalam satu habitat, maka kian intensif persaingannya.
Relung (niche) dalam ilmu lingkungan merujuk pada posisi spesial yang
ditinggali oleh sebuah ordo spesifik menurut bentang raga yang ditinggali serta
kontribusi yang dijalani di dalam komunitasnya. skema ini menerangkan sebuah
metode yang pas dari sebuah organismus buat mengimbangkan diri dengan areanya.
Habitat yaitu pemaparan tempat sebuah organisme sanggup dijumpai, sebaliknya
lubuk yaitu pertelaan sempurna macam mana sebuah organisme berkaitan dengan
lingkungan raga serta biologisnya. ilmu lingkungan dari sebuah perseorangan
meliputi peubah biotik (khalayak hidup serupa belukar, binatang, khalayak, cakap
yg mikro ataupun yg panjang) serta abiotik (objek tidak hidup). Relung
memutuskan macam mana ordo berikan jawaban pada ketersediaan sumberdaya
hidup dan kehadiran kompetitor dan predator dalam sebuah ekosistem.

Relung Ekologi Asas Ekslusi dan Pemisahan Relung


Niche (lekuk) membuktikan kedudukan perananonal serta posisi makhluk
hidup dalam ekosistem. kolong yaitu posisi alias tempat makhluk hidup dalam
komunitas alias ekosistem spesifik. kolong sebuah makhluk hidup didetetapkan
oleh rumahnya (rumah) serta bermacam fungsi yang dibuatnya, jadi itu yaitu
pendudukan makhluk hidup di rumahnya. Pendudukan sebuah makhluk hidup
membuktikan keaktifan makhluk hidup di rumahnya. organismus yang berlainan
mampu hidup berselevel di rumah yang selevel. tapi, tengah 2 alias lebih makhluk
hidup di sebuah habitat mendiami jelukan yang selevel, kompetisi berlangsung.
kian besar kepadanan lekuk antara makhluk hidup yang hidup di habitat yang
selevel, kian mengecil persaingannya.
Kolong (niche) dalam ilmu lingkungan merujuk pada posisi tersendiri yang
ditinggali oleh sebuah suku spesifik berlandaskan bentang tubuh yang ditinggali
serta andil yang dijalani di dalam komunitasnya. skema ini menyatakan sebuah
metode yang pas dari sebuah makhluk hidup guna mengimbangkan diri dengan
areanya. lingkungan yaitu pemaparan tempat sebuah makhluk hidup mampu
ditemui, sebaliknya lekuk yaitu pertelaan komplet gimana sebuah makhluk hidup
bersinggungan dengan lingkungan tubuh serta biologisnya. ilmu lingkungan dari
sebuah pribadi meliputi elastis biotik (khalayak hidup kayak flora, binatang, orang,
cakap yg mikro atau yg panjang) serta abiotik (entitas tidak hidup). Relung
memastikan gimana suku berikan respons pada ketersediaan akarenergi hidup serta
eksistensi kompetitor serta predator dalam sebuah ekosistem.
Prinsip Ekslusi rivalitas´ alias ketentuan Gause´ memberitahukan apabila
sebuah lekukilmu lingkungan tidak mampu ditinggali sebagai simultan serta
sempurna oleh populasi solid lebih darisatu suku.
Sehubungan dengan dasar itu diatas, bagi prinsip koeksistensi´,
sebagiansuku yang mampu hidup sebagai baka dalam habitata yang sama adalah
suku-spesiesyang lekuk ekologinya berlainan-berbeda. Darwin memberitahukan
apabila kian besar perbedaan-perbedaan yang diperlihatkan oleh bermacam spesies
yang hidup disuatu tempat, kian besar pula jumlah spesies yang dpat hidup disuatu
tempat itu. penjelasan darwinitu diketahui selaku Asas divergensi. Dari pemahaman
tersebut diatas terlihat apabila pandangan lekuk ekologi yang menyangkutdimensi
sumber daya, spesialnya yang vital guna perkembangan serta perkembangbiakan
dari beberapa spesies mesti berbeda (terpisah) supaya mampu beroeksisitensi dalam
habitat yangsama. variasi alias pemisahan relung itu serta meliputi pandangan era
aktif.3
Ekivalen Ekologi
Bila mencermati mengenai kehidupan bermacam kategori binatang kerap
dijumpai spesies-spesies binatang semacam yang hidup di kawasan geografi yang
berselisih. Jenis-jenis binatang yang meninggali jeluk ilmu lingkungan yang serupa
(ekivalen) dalam rumah yang semacam di kawasan zooogeografi yang berselisih
diucap ekivalen-ekivalen ilmu lingkungan. lazimnya perkerabatantaksonomi dari
ekivalen-ekivalen ilmu lingkungan sungguh dekat, akan tetapi tidak rajin seperti
itu.4

3
Hafidz Prananta Hakamashe et al., ‘Vegetasi Taman Urban Sebagai Penyedia Pakan Bagi
Beberapa Trophic Guild Burung Herbivora : studi taman lapangan banteng , jakarta pusat Program
Studi Biologi , Universitas Negeri Jakarta Corresponding Author : Asedayu@unj.Ac.Id’ 18, no. 2
(2022): 70–82, https://doi.org/10.21009/Bioma18(2).4.
4
Dyah Marganingrum, ‘Jejak Ekologis Kawasan Regional Bandung Ecological Footprint
of Bandung Regional Area’, Jurnal Teknologi Lingkungan 20, no. 2 (2019): 159–70.
Selaku biasa ekivalen-ekivalen ilmu lingkungan itu sanggup dikenali dari
kemiripan-kemiripanyang diperlihatkan binatang-hewan itu dalam sesuaikan diri-
adaptasi komposisi (struktural)serta pola perilakunya. asal mulanya yakni akibat
bermacam adaptasi itu yaitu lain ketimbang alat modal´ keterampilan hewan buat
menggunakan basis daya±sumber dayadidalam lingkungannya maupun habitatnya.
Pergeseran Ciri
Spesies-ordo binatang yang berkeluarga dekat sebuah suku maupun genus
misalnya, dapatditemuka pada lingkungan maupun teritori penyebaran yang
sepadan (simpatrik) maupun ditemui padadaerah penyebaran yang bertentangan
(alopatrik). bila spesies-spesies binatang yang berkeluargadekat (kogenerik)
ditemui dalam status simpatrik, opsi alam bakal menciptakan karakteristik-
karakteristik badan yang kian mencolok pertikaiannya diantara spesies-speies itu
maupun dikatbakalmengnatural evolusi divergen. Sebaliknya, jika dalam status
alopatrik seleksi alami bakalmenciptakan evolusi konvergen alhasil perbedaan
karakteristik-ciri itu kian melarikan diri. Fenomenatersebut diatas diketahui selaku
pergerakan ciri.
Evolusi yang menciptakan pergerakan ciri pada spesies-spesies binatang
dalam keadaansimpatrik ada 2 kebutuhan adaptif buat spesies-spesies yang
bersangkutan. Pertama, karena ciri (sesuaikan diri komposisis, misalnya) yang jelas
kelainannya bakal menyebabkanterbentuknya pemisahan lekuk ilmu lingkungan,
dengan begitu alkisah kayanya terbentuknya interaksi berbentuk rivalitas, apabila
spesies itu berkohabitasi, akan tereduksi. Kedua berlainannya ciri morfologi yang
menghasilkan berlainannya pola sikap, misalnya sikap beranak, akan lebih
menjamin terbentuknya pemisahan genetik diantara spesies-spesies yang
berkerabat itu bial berkohabitasi, maupun menjauhkan terjadinya inbreeding yang
tidak menguntungkan.
Setiap populasi mahluk hidup menduduki lingkungan maupun biotop
tertentu. Habitat suatu populasi binatang pada dasarnya memberitahukan
keseluruhan dari corak area yangdit4i populasi itu,termasuk faktor-faktor abiotik
berbentuk ruang,kategori substratumatau menengah yang ditempati,cuaca serta
iklimnya dan juga vegetasinya. sebagai garis besar diketahui empat tipe lingkungan
mendasar adalah: daratan, perairantawar, perairan payau, dan estuaria dan juga
perairan bahari/laut. berasas varietas lingkungan bagi waktu, dapat diketahui 4
ragam lingkungan. Habitat yang konstan,
1. Habitat yang bersifat memusim,
2. Habitat yang tidak menentu,
3. Habitat yang efemeral
Berdasarkan variasi kondisi habitat menurut ruang,habitat dapat
diklasifikasi menjadi 3 macam
1. Habitat yang bersinambung,
2. Habitat yang terputus-putus,
3. Habitat yang terisolasi
Bagi Keindegh (1980), kolong ilmu lingkungan sesuatu populasi ataupun
binatang ialah statusfungsional binatang itu dalam kediaman yang dihuninya
berhubungan dengan adaptasi-adaptasi fisiologis, struktur/morfologi, serta pola
sikap binatang itu. Konsep lubukdibagi selaku lubuk utama serta lubuk yang
terealisasikan.
Prinsip Ekslusi kompetisi´ ataupun peraturan Gause´ memberitahukan jika
sesuatu lubukilmu lingkungan tidak sanggup ditempati sebagai simultan serta
sempurna oleh populasi tetap lebihdari satu genus. Asas koeksistensi´, sebagian
genus yang sanggup hidup secaralanggeng dalam kediamana yang serupa
merupakan spesies-spesies yang relung ilmu lingkungannya bertentangan-berbeda.
Ekivalen-ekivalen ekologi ialah jenis-jenis binatang yang menduduki
relung ekologiyang serupa (ekivalen) dalam habitat yang sejenis di teritori
zoogeografi yang berbeda. umumnya perkerabatan taksonomi dari ekivalen-
ekivalen ekologi sungguh dekat, namuntidak kerap seperti itu.
Evolusi divergen terjalin kalau spesies-spesies binatang yang bersanak
dekat (kogenerik)ditemukan dalam status simpatrik, penyaringan alam hendak
menciptakan karakteristik-ciri tubuhyang makin mencolok perbedaannya. Evolusi
konvergen terjalin kalau spesies-spesieshewan yang bersanak dekat (kogenerik)
dalam status alopatrik penyaringan natural, maka perbedaan-perbedaan ciri-ciri itu
kian hengkang. Kedua pertanda tersebutdikenal dengan perpindahan ciri. 5

5
Atika Ratna Dewi and Dewi Erla Mahmudah, ‘Studi Tentang Corak Habitat Dan
Komponen Pendukung Terhadap Populasi Rusa Timor (Cervus Timorensis, DE BLAINVILLE
1822) Di Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat’, Wahana Matematika Dan Sains : Jurnal
Matematika , Sains , Dan Pembelajarannya , 12, no. 2 (2018): 41–57.
PENUTUP
KESIMPULAN
Relung ekologi merupakan istilah dalam ekologi untuk mendeskripsikan
peranan suatu organisme dalam suatu ekosistem. relung ekologi adalah persaingan
penggunaan habitat, termasuk ruang fisik dan peran fungsional pada komunitas,
serta posisi didalam gradien suhu, kelembaban, pH, tanah dan keadaan lainnya.
Aspek relung ekologi yang menyangkut dimensi sumber daya atau hal mendasar
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan dari suatu spesies harus berbeda
(terpisah) dengan spesies lainnya, agar dapat berkoeksistensi dalam habitat yang
sama hingga waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA

Derawan Kecamatan Derawan Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur Rani


Risqi Afiah, Kepulauan, and Abstrak Kepulauan Derawan terletak di
Kecamatan Derawan Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur Kepulauan
Derawan menjadi Kawasan Taman Laut yang. ‘Identifikasi Dan Mikro Habitat
Kelas Asteroidea Di Perairan’ 1, no. 1 (2017): 8–13.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jih/index.
Dewi, Atika Ratna, and Dewi Erla Mahmudah. ‘Studi Tentang Corak Habitat Dan
Komponen Pendukung Terhadap Populasi Rusa Timor (Cervus Timorensis,
DE BLAINVILLE 1822) Di Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat’.
Wahana Matematika Dan Sains : Jurnal Matematika , Sains , Dan
Pembelajarannya , 12, no. 2 (2018): 41–57.
Faz, Fata Habiburrahman, Mirza Dikari Kusrini, and Agus Priyono Kartono.
‘Kelimpahan, Komposisi, Dan Ukuran Kadal Di Berbagai Habitat Berbeda
Pada Ekoton Hutan Nantu, Provinsi Gorontalo’. Zoo Indonesia 28, no. 1
(2020): 33–45. https://doi.org/10.52508/zi.v28i1.3955.
Hakamashe, Hafidz Prananta, Diah Retno Arumsari, Esti Komariah, Intan
Febrianty, Nabilah Destiyana, Rahmah Aulia, Mohamad Isnin Noer, and
Agung Sedayu. ‘Vegetasi Taman Urban Sebagai Penyedia Pakan Bagi
Beberapa Trophic Guild Burung Herbivora : Studi Taman Lapangan Banteng
, Jakarta Pusat Program Studi Biologi , Universitas Negeri Jakarta
Corresponding Author : Asedayu@unj.Ac.Id’ 18, no. 2 (2022): 70–82.
https://doi.org/10.21009/Bioma18(2).4.
Marganingrum, Dyah. ‘Jejak Ekologis Kawasan Regional Bandung Ecological
Footprint of Bandung Regional Area’. Jurnal Teknologi Lingkungan 20, no. 2
(2019): 159–70.

Anda mungkin juga menyukai