RINGKASAN BAB 2
“DIFUSI, TERMODINAMIKA, DAN POTENSIAL AIR”
Oleh :
Kelompok 6
I Made Widiana (1813041035)
I Gusti Ayu Triskayani (1813041047)
IV B Pendidikan Biologi
Difusi meruakan gerakan partikel, dari potensial kimia tinggi ke rendah karena
energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis Difusi sering
terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi bahan di satu titik dengan di titik lain.
(ketika zat warna tadi mulai melarut, air di dekat Kristal berwarna sangat pekat,
tapi pada jarak tertentu tidak ada warna). Perbedaan konsentrasi sangat lazim
terjadi, terutama dalam sel yang hidup dan dalam organisme pada umumnya.
Faktor yg mempengaruhi difusi
1. Suhu: makin tinggi suhu, difusi makin cepat
2. BM: makin besar BM, difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium: makin besar kelarutan, difusi makin cepat
4. Beda potensial kimia: makin besar beda, difusi makin cepat
2.3 Teori Kinetika
Menurut teori kinetika, partikel dasar (atom, ion, dan molekul) bergerak secra
tetap pada suhu diatas nol mutlak. Energy rerata sebuah partikel dalam suatu
bahan yang homogeny akan meningkat ketika suhu naik, namun akan tetap pada
suhu tertentu. Kecepatan partikel dalam bentuk gas dapat dengan mudah dihitung,
tapi menghitung kecepatan partikel zat cair dan zat padat jauh lebih sulit
Partikel berkecepatan tinggi (berenergi tinggi), adalah partikel yang paling
betranggung jawab dalam proses pelelehan, penguapan, dan berbagai reaksi
kimia. Ketika molekul air berkecepatan tinggi berubah ke bentuk uap dalam
proses penguapan, energy kinetic rerata dalam modul yang tersisa menjadi lebih
rendah atau dikatakan bahwa sisa air itu mendingin. Itulah sebabnya mengapa
penguapan merupakan proses pendinginan.
2.4 Model Difusi
Model ini merupakan suatu model perumpamaan dari apa yang sebenarnya
terjadi di dua bagian bagian ruang, yang dihubungkan oleh sebuah bukaan, yang
masing-masing gas berlainan. Difusi (perpindahan neto partikel atau bola), terjadi
akibat adanya gradient konsentrasi. Konsentrasi adalah banyaknya bahan atau
jumlah partikel per satuan volume. Gradient terjadi bila suatu parameter, misalnya
konsentrasi, berubah secara bertahap dari satu volume ruang ke volume ruang
lain.
H = E + PV
Dengan :
E = Energi dalam
P = Tekanan
V = Volume (jadi, PV disebut produk tekanan-volume)
Entropi (S) dan hukum kedua termodinamika
Yaitu bahan yang tak dapat diubah secara sempurana ke bentuk kerja tanpa
mengubah suatu bagian dari sistem tersebut. Entropi cocok di terapkan pada
model difusi yaitu Energi yang dibutuhkan untuk menciptakan tingkat keteraturan
yang tinggi pada bola putih dan bola hitam. Entalpi dan Entropi menentukan
keseluruhan perubahan energi ketika suatu sistem bergerak dari suatu keadaan ke
keadaan lain.
Energi – bebas gibbs (G)
Yaitu ukuran bagian energi maksimum yang tersedia dalam sistem untuk
diubah menjadi kerja (pada suhu dan tekanan tetap). Energi bebas Gibbs (G)
dijelaskan dengan persamaan yang menggabungkan entalpi (H), entropi (S) dan
suhu kelvin (T) sebagai berikut :
G = H – TS
Entalpi (H) sama dengan energi dalam (E) ditambah dengan produk tekanan
volume (PV), maka persamaan dapat ditulis sebagai berikut :
G = E + PV – TS
Pada entalpi dan entropi energy bebas juga hanya dapat diukur selisihnya ( ∆G)
∆G = ∆H - T∆S
∆G adalah besaran yng dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu proses
berlangsung spontan atau tidak.
2.6 Potensial kimia dan potensial air
Potensial air dan Potensial kimia adalah energi bebas per mol dari setiap
substansi dalam sistem kimia. Oleh karena itu potensi zat kimia dalam kondisi
tekanan dan temperatur konstan tergantung pada jumlah mol zat yang hadir.
Dalam membicarakan hubungan tanaman-air, kita biasanya merujuk pada
potensial kimia air sebagai potensi air (Ψw).
Untuk menentukan potensial kimia dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
µ¡ = RT ln ɑ¡
Dengan :
µ¡ = potensial kimia bahan ¡
R = tetapan gas (8,314 J mol -1 K -1)
T = suhu, dalam kelvin
ɑ¡ = aktivitas bahan ¡
Air terkadang didefinisikan memiliki potensi nol, setiap pengenceran dengan air
menetapkan potensial zat terlarut yang kurang dari air murni dan dinyatakan
sebagai angka negatif. Lebih lanjut, jumlah negatif konsisten dengan perbedaan
energi bebas Gibbs antara air murni dan larutan.
Rumus batasan potensial air :
Ψ = ( µ w - µw* ) /vw
Dengan :
Ψ : potensial air
µ w : potensial kimia air dalam sistem
µw* : potensial kimia air murni pada tekanan atmosfer dan pada suhu yang sama
dengan sistem tersebut
Vw : volume molar parsial dari air (18 cm3 mol-1)
2.7 Gradien potensial air dan gradien potensial kimia
Gradien potensial kimia atau gradien potensial air menghasilkan gaya pendorong
difusi.
Konsentrasi atau aktivitas
Aktivitas (konsentrasi efektif) merupakan faktor paling umum dan paling
penting untuk menciptakan gradien potensial kimia yang mendorong terjadinya
difusi. Partikel berdifusi dari tempet beraktivitas tinggi ke tempat beraktivitas
rendah.
Suhu
Proses air cair atau uap air sering berdifusi dari tanah lapisan dalam ke
permukaan ketika permukaan itu mendingin pada malam hari dan menuju
kedalam tanah pada siang hari. Persamaan termodinamika yang digunakan
berlaku dengan asumsi bahwa suhu tetap diseluruh sistem dan sekitarnya.
Tekanan
Naiknya tekanan akan menaikan energi bebas dan karena itu juga menaikan
potensial kimia dalam suatu sistem. Jika tekanan diberikan pada larutan di suatu
sisi mmbran dan tidak pada sisinya, maka potensial air di sisi yang mendapat
tekanan akan naik.
Matriks
matriks adalah bahan yang permukaanya mengikat air. Permukaan bermuatan
netro negatif yang menariksisi positif dari molekul yang bersifat polar.
2.8 Kerapatan uap, tekanan uap, dan potensial air
Pada kesetimbangan, molekul air akan mengembun kembali ke bentuk cair
dengan laju yang sama dengan waktu mereka menguap ke bentuk gas.
Konsentrasi air dalam bentuk uap (bentuk gas) adalah gram per meter kubik (gm -
3
).
Hukum Raoult dirumuskan menyatakan bahwa tekanan uap diatas larutan
sempurna dibanding lurus dengan fraksi mol pelarut:
(P = Xipᵒ)
Daftar Pustaka
Anthara, I. Made S., dan Suartha, I. Nyoman. 2011. “Homeostasis Cairan
Tubuh pada Anjing dan Kucing”. Buletin Veteriner Udayana. Vol 3 (1):
23-37. ISSN 2085-2495.
Arlita, M. A., Waluyo, Sri., dan Warji. 2013. “Pengaruh Suhu dan Konsentrasi
terhadap Penyerapan Larutan Gula pada Bengkuang (Pachyrhizus erosus)”.
Jurnal Teknik Pertanian. Vol 2(1):85-94.