NO. Bp : 2010421018
KELAS :B
HARI/TANGGAL : Minggu, 12 September 2021
D. Osmosis
osmosis adalah pergerakan air dari satu tempat ke tempat lain melintasi membran semipermeabel
(selectively permeable). Pergerakan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan, antara dua larutan
yang dipisahkan oleh membran tersebut yang disebut dengan tekanan osmosis. Sel tumbuhan memiliki
banyak membran yang bersifat semipermiabel, artinya membran tersebut hanya dapat dilalui oleh air
dan beberapa senyawa berukuran kecil, tak bermuatan. Sementara senyawasenyawa besar, seperti gula
sukrosa, protein, dan lainnya tidak dapat melintasi membran dengan mudah walaupun terjadi perbedaan
konsentrasi.
Di mana R adalah tetapan (konstanta) gas (8.32 J mol-1 K-1), dan T adalah suhu absolut (dalam
derajat Kelvin atau K), sementara cs adalah konsentrasi solut dalam larutan dengan satuan mol per liter.
Tanda negatif menunjukkan bahwa adanya zat terlarut menyebabkan penurunan potensial air dari
larutan dibandingkan dengan air murni.
2. Adanya Tekanan dari Dinding Sel
Salah satu ciri sel tumbuhan adalah adanya dinding sel yang kaku walaupun sedikit agak elastis.
Apabila air masuk ke dalam sel maka akan menyebabkan volume sel meningkat. Karena adanya
dinding sel meningkatkan pembesaran volume sel tidak bisa berjalan terus, tetapi akan berhenti setelah
mencapai ukuran tertentu sehingga air yang masuk ke dalam sel pun terhenti. Gaya tekan dari dinding
sel yang membatasi masuknya air ke dalam sel ini disebut potensial tekanan atau juga bisa disebut
sebagai tekanan hidrostatik, dilambangkan dengan . Berbeda dengan potensial osmotik yang
nilainya negatif, potensial tekanan bernilai positif. Potensial tekanan biasanya berkaitan dengan
turgiditas sel/jaringan tumbuhan atau yang dikenal dengan istilah tekanan tugor sebagaimana telah
dijelaskan pada bagian yang lalu.
3. Adanya Gaya Gravitasi Bumi
Selain ketiga hal di atas, gravitasi bumi juga menyebabkan terjadinya tekanan yang disebut
dengan potensial gravitasi . Besarnya potensial gravitasi tergantung pada tinggi kolom air (h),
densitas air ( ), dan akselerasi disebabkan grafitasi (g).
Di mana g memiliki nilai 0.01 MPa/m sehingga dengan jarak vertikal 10 m nilanya sama
dengan 0.1 MPa. Kalau dibandingkan dengan nilai potensial lainnya, seperti potensial osmotik dan
potensial tekanan, nilai potensial gravitasi dapat diabaikan.
4. Adanya Ikatan Air dengan Komponen Dinding Sel dan Membran Sel
Komponen dinding sel yang terdiri dari karbohidrat dan protein, yang dapat berikatan dengan air,
demikian juga protein pada membran. Adanya senyawa-senyawa tersebut menyebabkan adanya
potensial matriks yang dapat menarik air. Potensial matriks dilambangkan dengan m dan nilainya
adalah negatif. Walaupun demikian, umumnya sel-sel dan jaringan tumbuhan hidup dengan vakuola
yang besar, memiliki nilai potensial matriks yang dapat diabaikan. Namun, pada beberapa tumbuhan
xerofit (tumbuhan yang biasa hidup di daerah gurun) dan biji-biji yang kering memiliki nilai potensial
matriks yang sangat rendah. Dengan demikian, secara umum rumusan potensial air dapat dituliskan
sebagai:
Karena nilai potensial matriks hanya terjadi pada beberapa jenis tumbuhan (xerofit dan pada biji
kering) maka persamaan umum potensial air adalah: Potensial air = Potensial osmotik + Potensial
tekanan
s = - 22,4MT/273
Ket. Ψs = Potensial osmotik
M = Konsentrasi larutan
T = Suhu absolut
RMK ( Ringkasan Materi Kuliah )
HUBUNGAN AIR DENGAN TUMBUHAN
B. Arti Tanspirasi Bagi Tumbuhan fator-faktor yang mempengaruhi gerakan stomata dan
kendalinya
Transpirasi merupakan proses pergerakan air dalam tubuh tanaman dan hilang menjadi uap air ke
atmosfir. Proses transpirasi dimulai dari absorbs air tanah oleh akar tanaman yang kemudian ditransport
melalui batang menuju daun dan dilepaskan (transpired) sebagai uap air ke atmosfir. Laju transpirasi
dipengaruhi oleh faktor karakter vegetasi, karakter tanah, lingkungan serta pola budidaya tanaman.
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses kehilangan air pada
tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara
yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya
melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari
sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana
perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang
ditranspirasikan dipengaruhi olh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah
daun, luas daun, dan jumlah stomata); (2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin).
C. Cara-Cara Mengukur Transpirasi
Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah
karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai
kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju
transpirasi 1. Kertas korbal klorida
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan
pengukuran uap air yang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini berwarna biru cerah
dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai
kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian
juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah
jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup kertas.
2. Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, dengan asumsi bahwa bila air
tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan jumlah air yang
dikeluarkan oleh transpirasi.
3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus
cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot
yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat dicegah.
Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untuk jangka waktu tertentu dengan penimbangan
langsung
2. Apoplas
Berbeda dengan transport simplas, dalam apoplas air tidak akan langsung dimasukkan kedalam sel.
Air justru bergerak dengan memanfaatkan ruang-ruang ekstraseluler yang terdapat dalam dinding sel.
Ruang interseluler yang terbentuk dalam jaringan tumbuhan juga dapat dilewatkan oleh transport
apoplas ini.
Sayangnya begitu mencapai endodermis laju aliran apoplas akan terhenti oleh pita kaspari.
Akibatnya air terpaksa masuk ke dalam sel agar dapat mencapai endodermis melalui membran plasma.
Jika sudha berhasil masuk ke endodermis, maka air akan mengikuti aliran simplas hingga mencapai
jaringan pengangkut (xilem).
DAFTAR PUSTAKA
https://online-journal.unja.ac.id.file:///C:/Users/acer/Downloads/1807-Article%20Text-3548-1-10-
20141023.pdf
https://biologi.usu.ac.id/images/Laboratorium/Penuntun-Laboratorium-Fisiologi-Tumbuhan.pdf