Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH KIMIA

TEKANAN OSMOTIK

GURU PENGAJAR: RAHMI S.Pd


NAMA:ROBY HARTADIN
SEKOLAH:SMAN 11 BANJARMASIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan tergantung pada adanya pemasukan air ke dalam sel yaitu pasokan air dari
jaringan satu ke jaringan lainnya di suatu lingkungan. Osmosis terjadi apabila suatu larutan
dipisahkan oleh suatu selaput yang permeabel oleh air. Tekanan osmosis merupakan tekanan
yang mendorong air untuk berdifusi. Osmosis juga merupakan proses fisika difusi (dengan
osmosis sebagai bagian khususnya) memainkan peranan yang sangat penting pada fisiologi
tumbuhan, sehingga pengertian yang jelas mengenai proses ini perlu sekali dimiliki, tetapi agar
mudah dimengerti, beberapa sifat umum materi harus diperhatikan terlebih dahulu.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Plasmolisis
suatu sel yang dapat digambarkan pada plasmolisis sekumpulan sel dengan sifat-sifat yang
sama. Partikel-partikel ini mempunyai dua sifat yaitu kemampuan untuk bergerak bebas dan
kecenderungan untuk pertikel yang sama untuk tarik menarik. Kedua sifat ini sangat
bertentangan.
Pada awal inspien plasmolisis air keluar dari vakuola hal ini dapat dilihat dari mengkerutnya
suatu jaringan keadaan ini bersifat tidak dapat balik. Penyusutan akan berlangsung terus
selama air yang hilang akan lebih banyak dari sel yang berada pada larutan yng mempunyai
potensi osmosis yang tinggi. Sebagai perkiraan dapat dikatakan sebagai kecenderungan untuk
gerakan bebas lebih unggul, zat itu akan berada dalam bentuk gas, jika kecenderungan untuk
gaya tarik lebih unggul zat itu akan berada dalam bentuk padat. Sedangkan jika kedua
kecenderungan itu kira-kira sama kuat, zat itu akan berada dalam bentuk zat cair.
Ada dua faktor penting yang menentukan apakah suatu zat tertentu berkelakukan sebagai zat
padat, zat cair, ataupun gas yaitu mobilitas dasar suatu zat (misalnya partikel oksigen sangat
bersifat mobil, sedangkan sangat saling berikatan kuat) dan suatu suhu itu (misalnya
penggunaan panas dapat mengubah zat cair menjadi gas dengan meningkatkan kemampuan
gerakan bebas partikel gas itu).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Tekanan Osmosis?
2. Apa saja rumus yang digunakan dalam Tekanan Osmosis?
3. Apa saja contoh penerapan tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan Penulisan
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk:
1. Untuk memenuhi tugas Kimia Fisika.
2. Untuk menambah wawasan mengenai tekanan osmosis.
3. Untuk mengetahui rumus apa saja yang digunakan pada tekanan osmosis.
4. Untuk mengetahui contoh tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini didasarkan pada gabungan dari beberapa literatur dan pencarian data
melalui media internet.

1.5 Manfaat Penulisan


Agar pembaca mengetahui lebih dalam tentang Tekanan Osmosis dan aplikasi tekanan osmosis serta
contoh penerapan tekanan osmosis dalam kehidupan dalam sehari-hari.

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Tekanan Osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan larutan yang memiliki konsentrasi rendah melalui membran
semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan
konsentrasi. Pada proses osmosis, molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang
lebih pekat hingga dicapai keadaan
Proses osmosis
Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke
dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan, dilambangkan dengan π.

Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerahdimana air lebih banyak ke
daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial
air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar
volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang
sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat grammolekul (energi bebas mol-1)
disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat
terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia
lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).

Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan kedalam sel-sel endodermis
merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel
lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah
melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran
tersebut telah mencapai keseimbangan(Anonim, 2009).

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih
cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya.
Memang membran sel tumbuhanmemungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar
itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila timbul tekanan
didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air.
Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995).

Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensirendah) solution menuju
hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu,
osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan
untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press.

Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan
entrropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandungan solut
tinggi memiliki entropi yg tinggi juga. Mengikuti Hukum TermoII: setiap perubahan yang terjadi selalu
menuju kondisi entropi maksimum, makasolvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut
lebih banyak, sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum. Solvent akan kehilangan
entropi, dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan semakin miskin, sedang yang kaya akan
semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, ataugradien (perubahan entropi
terhadap waktu) = 0. Ingat: pada titik ekstrim, dS/dt = 0(Wibosono, 2009).

Osmosis Balik
Proses osmosis suatu larutan dapat dihentikan. Proses osmosis juga bahkan dapat dibalikkan arahnya
dengan menerapkan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosis larutan. Proses ini dinamakan
osmosis balik. Osmosis balik berguna dalam desalinasi (penghilangan garam) air laut untuk memperoleh
air tawar dan garam dapur.

(a) Alat desalinasi air laut melalui osmosis balik.

(b) Alat desalinasi tersusun atas silinder-silinder yang dinamakan permeator, yang mengandung jutaan
serat berongga kecil.

(c) Dengan adanya tekanan, air laut masuk ke dalam permeator dan masuk ke dalam serat berongga
sehingga ion-ion garam dapat dipisahkan dari air laut.

Penerapan tekanan dari luar yang melebihi nilai π menyebabkan terjadinya osmosis balik. Pada proses
desalinasi, molekul-molekul air keluar dari larutan meninggalkan zat terlarut. Membran yang dapat
digunakan untuk proses osmosis balik adalah selulosa asetat. Membran ini dapat dilewati oleh molekul
air, tetapi tidak dapat dilewati oleh ion-ion garam dari air laut.

2.2 Rumus Menghitung Tekanan Osmosis


Tekanan osmotik larutan berbanding lurus dengan konsentrasi molar zat. Dalam bentuk
persamaan dapat ditulis sebagai berikut.

π ≈ M atau π = k.M

k adalah tetapan kesetaraan yang bergantung pada suhu. Untuk larutan encer harga k sama dengan RT,
dimana R tetapan gas dan T adalah suhu mutlak.

Oleh karena kemolaran memiliki satuan mol per liter larutan, maka tekanan osmotik larutan dapat
dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:

π = Tekanan osmotik

M = Molaritas larutan

V = Volum larutan (dalam liter)

R = Tetapan gas (0,082 L atm/mol.K)

T = Suhu (K)
Contoh :

Menentukan Tekanan Osmotik larutan, berapakah tekanan osmotik larutan yang dibuat dari 18 g
glukosa yang dilarutkan ke dalam air hingga volume larutan 250 ml? Diketahui suhu larutan 27°C dan R =
0,082 L atm mol–1 K–1.

Jawab:

Jumlah mol C6H12O6

Tekanan osmotik larutan: π=(n/V) RT

π = 0,1mol/0,25L × 0,082 L atm mol–1 K–1× 300 K

= 9,84 atm

Jadi, tekanan osmotik larutan sebesar 9,84 atm

2. 3 Penerapan Tekanan Osmosis dalam Kehidupan Sehari-hari


· Mengontrol Bentuk Sel
Jika dua buah larutan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel memiliki tekanan osmotik sama,
kedua larutan tersebut isotonik satu dengan yang lainnya. Jika salah satu larutan memiliki tekanan
osmotik lebih besar dari larutan yang lain, larutan tersebut dinamakan hipertonik. Jika larutan memiliki
tekanan osmotik lebih kecil daripada larutan yang lain, larutan tersebut dinamakan hipotonik. Tekanan
osmosik memainkan peranan penting dalam sistem hidup. Misalnya, dinding sel darah merah berfungsi
sebagai membran semipermeabel terhadap pelarut sel darah merah. Penempatan sel darah merah
dalam larutan yang hipertonik relatif terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan sel keluar sehingga
mengakibatkan sel mengerut.

Proses pengerutan sel seperti ini disebut krenasi. Penempatan sel darah dalam larutan yang hipotonik
relatif terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan masuk ke dalam sel sehingga sel darah merah
akan pecah. Proses ini dinamakan hemolisis. Seseorang yang membutuhkan pengganti cairan tubuh,
baik melalui infus maupun meminum cairan pengganti ion tubuh harus memperhatikan konsentrasi
cairan infus atau minuman. Konsentrasi cairan infus atau minuman harus isotonik dengan cairan dalam
tubuh untuk mencegah terjadi krenasi atau hemolisis.
· Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis,
yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk
ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein
sehingga akan tetap berada di dalam darah.

· Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk
mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di
permukaan makanan.

· Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada
permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan
air dalam tubuhnya.

· Penyerapan Air oleh Akar Tanaman


Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman
mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman
sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.

· Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik


Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke
larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar
dari tekanan osmotiknya.

Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada
permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air
asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air
laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air
asin.

Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum
dilepas ke lingkungan bebas.
2.4 Gejala Osmosis
Gejala osmosis (dari kata yunani: "mendorong") adalah perjalanan pelarut murni ke dalam larutan, yang
keduanya dipisahkan oleh membran semipermeabel, yaitu membran yang dapat diserapi oleh pelarut
tetapi tidak oleh zat terlarutnya, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
adalah perpindahan molekul pelarut secara netto melalui membran semipermeabel dari pelarut murni
ke larutan yang memiliki konsentrasi lebih besar (mengandung zat terlarut) sampai laju aliran molekul
pelarut murni ke larutan sama dengan laju aliran molekul pelarut dalam larutan ke pelarut murni.

Pada gambar diatas, wadah kiri diisi oleh pelarut murni (misal air) dan bagian kanan diisi oleh larutannya
(misal larutan gula). Kedua bagian dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel (misal membran
selofan), yaitu membran yang permeabel terhadap molekul pelarut dan impermeabel terhadap molekul
terlarut. Jadi molekul air (baik dari larutan maupun pelarut murni) dapat melewati membran tersebut,
sedangkan molekul-molekul gula tidak dapat melewatinya.

Salah satu percobaan yang dapat membuktikan pernyataan diatas adalah dengan proses osmosis,
misalnya memisahkan air dan larutan gula menggunakan membran semipermeabel. Sebelum proses
osmosis terjadi wadah kiri (air) tidak berasa, wadah kanan (larutan gula) berasa sangat manis, dan
permukaan cairan di kedua bagian sama tinggi, tetapi seiring bertambahnya waktu permukaan larutan
gula naik sampai ketinggian tertentu dan ketika dicapai kesetimbangan tidak terjadi pertambahan
ketinggian pada permukaan cairan di wadah kanan. Rasa pada wadah kiri (air) tetap tidak berasa karena
tidak ada molekul gula yang dapat melewati membran semipermeabel untuk masuk ke wadah kiri
sehingga dalam wadah kiri hanya terdapat molekul air sedangkan pada wadah kanan (larutan gula)
rasanya menjadi kurang manis dari keadaan semula karena terjadi penambahan molekul air yang
berasal dari wadah kiri yang dapat melewati membran semipermeabel sehingga dalam wadah kanan
terdapat molekul gula yang jumlahnya tetap dan molekul air yang jumlahnya bertambah yang
mengakibatkan konsentrasi larutan gula menjadi lebih rendah.

Perbedaan ketinggian pelarut dan larutannya sebesar h, perbedaan ketinggian ini menyebabkan adanya
tekanan hidrostatik dalam larutan yang disebut dengan tekanan osmosis dari larutan.

Selain pada kejadian diatas, peristiwa osmosis juga dapat terjadi pada dua larutan dengan konsentrasi
berbeda yang dipisahkan oleh membran semipermeabel, seperti pada gambaran berikut.

Dalam kasus diatas C1>C2>C3>C4 dan perbedaan ketinggian hB<hC<hD<hA. Perbedaan ketinggian ini
menunjukan tekanan osmosis pada A>D>C>B. Semakin pekat suatu larutan maka potensial kimia larutan
tersebut semakin kecil dibandingkan pelarut murni.
Dalam proses osmosis A, perpindahan pelarut secara netto berlangsung dari arah pelarut murni
ke dalam larutannya. Hal ini dapat ditinjau dari potensial kimia pelarut di kedua fasa, yaitu pada pelarut
murni dan pada larutannya. Jadi potensial kimia pelarut murni lebih besar daripada potensial kimia
pelarut dalam larutan. Oleh karena itu laju pelarut murni ke larutan melalui membran semipermeabel
lebih besar dibandingkan laju pelarut dari larutan ke pelarut murni yang berharga sangat-sangat kecil.
Peristiwa osmosis berakhir saat tercapai kesetimbangan di kedua fasa.

Keadaan kesetimbangan tercapai ketika laju aliran molekul dari pelarut murni sama dengan laju
aliran molekul pelarut dari larutannya. Hal ini diperoleh melalui perbedaan tekann hidrostatik di kedua
bagian wadah. Adanya tekanan ekstra ini akan meningkatkan potensial kimia pelarut dalam larutannya
sampai potensial kimia pelarut dalam larutan sama dengan potensial kimia pelarut murninya, μA = μA*.

Proses osmosis juga terjadi pada B, C, dan D. Perpindan pelarut secara netto berlangsung dari
arah pelarut dalam larutan yang lebih rendah konsentrasinya ke dalam larutan yang lebih pekat
konsentrasinya sampai dicapai keadaan kesetimbangan di kedua sisi/bagian wadah. Ditinjau dari
potensial kimia pelarut dalam larutan dibandingkan dengan potensial kimia pelarut murni menunjukan
μC1<μC2<μC3<μC4<μA*.

Besaran Π disebut dengan tekanan osmosis, yaitu tekanan yang harus diterapkan pada larutan untuk
mengingkatkan potensial kimia pelarutnya sampai pada nilai potensial kimia cairan pelarut murninya
pada 1 atm. Saat kesetimbangan harus dipenuhi kriteria kesetimbangan, dalam hal ini potensial kimia
pelarut dalam larutan (pada suhu T dibawah tekanan P) sama dengan potensial kimia pelarut dalam
larutan (pada suhu T dibawah tekanan P+ Π):μ(T,P+Π) = μ*(T,P)

Oleh karena membran bersifat impermeabel terhadap terlarut maka tidak ada kesetimbangan untuk μ
terlarut. Untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi terlarut (dalam satuan kemolaran) dengan
tekanan osmotik maka digunakan pendekatan yang sama seperti dalam penurunan rumus kenaikan titik
didih. Sehingga persamaan menjadi:

Π = CRT atau Π = MRT

Π = wBRT/MBV atau MB = wBRT/ΠV

dengan C dan M adalah masing-masing konsentrasi dan kemolaran larutan, wB adalah massa zat
terlarut, dan MB adalah massa molar zat terlarut. Konsentrasi C dapat diganti dengan kemolaran (mol
per liter) karena pengukuran tekanan osmotik biasanya dilakukan pada suhu tetap sehingga untuk
larutan encer kemolaran dan kemolalan dianggap bernilai sama. Rumusan diatas hanya berlaku untuk
larutan ideal encer dan dapat digunakan dalam penerapan osmometri, yang paling umum adalah
pengukuran massa molar makromolekul (protein dan polimer sintetik). Ketika molekul-molekul besar ini
melarut menghasilkan larutan yang jauh lebih ideal, dianggap bahwa persamaan van't hoff hanyalah
suku pertama dari deret yang menyerupai persamaan varial:

Π = [M]RT { 1 + M[M] + . . . }

suku-suku tambahan memperhitungkan ketakidealan tersebut. Tekanan osmosis di ukur pada suatu
konsentrasi dan alur dari Π/[M] terhadap [M] digunakan untuk mengetahui massa molar M.

Osmosis memiliki peranan penting dalam sistem kimia dan biologi. Osmosis adalah kasus khusus
dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel.
Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi),
larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan
mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka
molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan
hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit
molekul air yang bebas dan bisa melewati membran untuk masuk ke larutan yang memiliki konsentrasi
terlarut lebih rendah. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas
(tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran untuk
masuk ke larutan yang memiliki konsentrasi terlarut lebih rendah. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran
netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.

Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat
pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan.
Dalam hal ini, air (pelarut) yang masuk dan keluar dari sel memiliki jumlah yang sama besar. Banyak
hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya
bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka akan
banyak air yang masuk ke dalam sel, sehingga menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi
(pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka banyak molekul air yang
keluar dari sel, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa
bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air,
yaitu dalam proses osmoregulasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Osmosis adalah proses perpindahan larutan yang memiliki konsentrasi rendah melalui membran
semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan
konsentrasi. Pada proses osmosis, molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang
lebih pekat hingga dicapai keadaan kesetimbangan konsentrasi di antara kedua medium tersebut.

Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke
dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan, dilambangkan dengan π.

Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih banyak
ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau
potensial air , yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah
besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi
yang sama.
3.2 Saran
Mempelajari materi Tekanan Osmosis itu penting. Karena tekanan osmosis diterapkan dalam
kehisdupan sehari-hari. Contohnya saja seorang pasien di rumah sakit harus diberi cairan infus.
Sebenarnya apakah cairan infus tersebut?

Larutan yang dimasukkan ke dalam tubuh pasian melalui pembuluh darah haruslah memiliki tekanan
yang sama dengan tekanan sel-sel darah. Apabila tekanan cairan infus lebih tinggi maka cairan infus
akan keluar dari sel darah. Prinsip kerja infuse ini pada dasarnya adalah tekanan osmosis.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/cairan_dan_larutan/larutan/

http://malamfajar.wordpress.com/2010/10/29/tekanan-osmosis/

http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis

http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/tekanan-osmotik-larutan/

file:///I:/Tekanan_osmotik.htm

file:///I:/tekanan-osmosis-larutan.html

file:///D:/TUGAS/ANALIS%20KESEHATAN/Tekana%20Osmotik/Tekanan%20osmosis.ht

Anda mungkin juga menyukai