Anda di halaman 1dari 3

Difusi

Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam
jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada.
Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel yang
bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang
pekat, lalu terjadi sebaliknya, dan secara menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu
disebut difusi. (Loveless, 1998:136)
Difusi adalah pergerakan zat dari satu tempat ke tempat lain, akibat aktivitas genetic acak
atau gerakan gerak termal dari molekul atau ion. Karena difusi zat cair yang menempuh jarak
makroskopik itu berlangsung lambat, dan aliran massa gas dan zat cair sangatlah lazim,
maka difusi bukanlah suatu kejadian yang mudah terlihat. Difusi sering terjadi akibat adanya
perbedaan konsentrasi bahan di suatu titik dengan di titik lain. (Salisbury et al, 1992:32).
Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi
konsentrasinya, maka makin besar kecepatan difusinya. Jika keseimbangan telah tercapai,
partikel terus bergerak sebebas semula, tetapi tidak akan terjadi difusi lagi, sebab zat yang
telah memasuki daerah tertentu dan zat yang meninggalkannya terdapat dalam jumlah yang
sama, yaitu terjadi keseimbangan yang dinamis. (Loveless, 1998:136)

Osmosis
Salah satu bagian difusi adalah osmosis. Osmosis yaitu perpindahan air dari larutan yang
mempunyai konsentrasi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tinggi melalui
membran semipermeabel. Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari larutan yang
konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi melalui selaput
semipermeabel. Osmosis bukanlah suatu proses yang berbeda dari difusi, melainkan
hanyalah istilah untuk menyatakan difusi bahan pelarut melalui selaput semipermeable
(Loveless, 1998:139-140)
Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi
melalui membrane. (Syamsuri, 1999 : 23).
Alat ukur osmosis disebut osmometer. Umumnya, osmometer adalah perkakas
laboratorium, tetapi sel hidup dapat pula dianggap sebagai sistem osmotik. Pada osmometer
dan sel sebagai sistem osmotik terdapat dua hal yang penting. Pertama, dua larutan atau
lebih, atau air murni, dipisahkan satu sama lain oleh membran yang lebih membatasi
pergerakan unsur terlarut daripada molekul terlarut. Kedua, biasanya terdapat sarana untuk
membangun tekanan, setidaknya pada salah satu bagian volumenya. Pada osmometer
laboratorium, biasanya tekanan timbul secara hidrostatik dengan cara menaikkan larutan
dalam tabung melawan gravitasi. Pada sel, dinding yang kuatlah yang menyebabkan
naikknya tekanan. Membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi
dinding sel yang kuat itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai
dinding, sehingga bila timbul tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang
terjadi saat sel darah merah dimasukkan kedalam air. Sel turgid banyak berperan dalam
menegakkan bagian tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury et al, 1992 : 46-47)

Plasmolisis
Jika defisit tekanan difusi di dalam suatu sel lebih rendah daripada defisit tekanan difusi
larutan yang ada disekitar sel,maka air akan meninggalkan sel sampai defisit tekanan difusi
di dalam dan diluar sel sama besar protoplas yang kehilangan air menyusut volume nya
dan akhirnya akan terlepas, peristiwa ini disebut plasmolisis. Sel mengalami plasmolisis
dapat disehatkan kembali dengan memasukkan kedalam air murni (plasmolisis insipien)
(Dahlia,2001:68)
Percobaan.
1. Sel lembek atau (flacid) artinya psi = 0 di rendam di dalam suatu larutan dengan
konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi dibandingkan sel itu sendiri. Karena larutan
eksternal memiliki potensial air yang lebih kecil (lebih negatif), air akan meninggalkan sel
itu sengan cara osmosis, sehingga sel itu akan mengalami plasmolisis, atau mengkerut dan
menjauh dari dindingnya.
(Cambell, 2003 : 322)
2. Hubungan air pada sel sel tumbuhan, dalam percobaan ini sel sel identik yang pada
mulanya lembek ditempatkan pafa suatu larutan gula yang relatif pekat, dalam larutan
sukrosa pekat, sel mulanya memiliki poyensial air yang lebih besar dibandingkan
lingkungan sekitarnya, sel akan kehilangan air dan mengalami plasmolisis, setelah
plasmolisis selesai potensial air sel disekitarnya akan menjadi sama. Plamolisis mematikan
sebagian besar sel tumbuhan.
(Cambell, 2001 : 322)

Daftar pustaka
Salisbury, et al. 1992. Fisiologi Tumbuhan jilid I. Bandung : ITB press
Syamsuri, I. 1999. Biologi 2000 jilid 2. Jakarta : Erlangga
Dahlia.2001.Individual Teks Book Fisiologi Tumbuhan. Malang:FMIPA-UNM.
Cambell, reece, mitchell. 2003. Biologi edisi 5 jilid 2. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai