Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DAERAH PENANGKAPAN IKAN

FAKTOR-FAKTOR OSEANOGRAFI

Disusun oleh : Kelompok 2


Anggota
1. Putri Aqila E1E020003
2. Andi Wildan Ar'Rizky E1E020005
3. Sindi Triani E1E020007
4. Eka Anjar Sari Nasution E1E020010
5. Nova Haryani E1E020014
6. M. RIYANADI E1E020020
7. Arneta Malik E1E020028
8. Gustina E1E020035
9. Agung Ramadhan Putra E1E020041

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah Daerah Penangkapan Ikan ini tepat pada waktunya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan serta masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
kami dapat menyempurnakan makalah berikutnya.
Makalah ini disesuaikan berdasarkan dengan materi-materi yang ada. Makalah ini
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan kreativitas dalam belajar ilmu Metode
Penangkapan Ikan. Serta dapat memahami nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam berfikir
dan bertindak. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan bagi pihak
yang membutuhkan.

Jambi, 10 Februari 2022

.Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
1.2 . Tujuan
1.3 . Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daerah penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan dimana ikan yang menjadi
sasaran penangkapan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat
dioperasikan serta ekonomis. Suatu wilayah perairan laut dapat dikatakan sebagai “daerah
penangkapan ikan” apabila terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target
penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap ikan.
Hal ini dapat diterangkan bahwa walaupun pada suatu areal perairan terdapat sumberdaya
ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat tangkap tidak dapat dioperasikan yang
dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan cuaca, maka kawasan tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan
Sebab-Sebab Utama Jenis ikan berkumpul disuatu daerah perairan antara lain :
Ikan-Ikan tersebut memiliki perairan yang cocok untuk hidupnya. Mencari makanan. Mencari
tempat yang sesuai untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan larvanya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Daerah
Penangkapan Ikan, dan untuk mengetahui faktor faktor oseanografi

1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai tambahan informasi dan bahan kajian
tentang Faktor oseanografi dalam daerah penangkapan ikan. Bagi mahasiswa sebagai
referensi untuk menambah wawasan dan kiranya menjadi titik acuan pembelajaran bagi kita
bersama.
BAB II
PEMBAHASAN

Oseanografi
Oseanografi berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang
berarti gambaran atau deskripsi, juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan. Secara sederhana
oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut yang mencakup
faktor biotik dan abiotik serta interaksi yang terjadi diantaranya. Jadi parameter oseanografi
adalah faktor-faktor yang menjadi tolak ukur bagi keseimbangan suatu lingkungan perairan
laut. Parameter oseanografi terbagi atas parameter fisika, parameter kimia dan parameter
biologi.
Distribusi ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi parameter oseanografi pada suatu
perairan. Beberapa parameter oseanografi yang berpengaruh langsung pada ikan antara lain;

Faktor Oseanografi
Respon ikan terhadap perubahan lingkungan menunjukkan ikan mempunyai batas-
batas toleransi terhadap perubahan lingkungan. Respon ini juga menyebabkan sumber daya
ikan terdistribusi di perairan sesuai dengan kondisi lingkungan, Nybakken (1992)
mengemukakan bahwa setiap spesies dalam komunitas mempunyai daya toleransi tertentu
terhadap tiap-tiap factor lingkungan.
Faktor oseanografi sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan. Ikan memanfaatkan
arus untuk melakukan pemijahan, ataupun mencari makan sedangkan salinitas air
berpengaruh pada produksi, distribusi dan lamanya hidup ikan (Gunarso, 1985). Tiap spesies
ikan menghendaki suhu optimum, perubahan suhu berpengaruh pada proses metabolisme,
sehingga mempengaruhi aktivitas ikan dalam mencari makan (Brotowidjoyo dkk, 1985).

1). Suhu Permukaan Laut


Suhu adalah salah satu faktor penting dalam mengatur proses kehidupan dan
penyebaran organisme. Pada umumnya bagi organisme yang tidak dapat mengatur suhu
tubuhnya memiliki proses metabolisme yang meningkat dua kali lipat untuk setiap kenaikan
suhu 10 ºC (Nybakken, 1992). Selanjutnya dikatakan walaupun fluktuasi suhu air kurang
bervariasi, tetapi tetap merupakan faktor pembatas Karena organisme air mempunyai kisaran
toleransi suhu yang sempit (stenoterm). Perubahan suhu air juga juga akan mempengaruhi
kehidupan dalam air. Selain itu berpengaruh terhadap keberadaan organisme di perairan,
banyak organisme termasuk ikan melakukan migrasi Karena terdapat ketidak sesuaian
lingkungan dengan suhu optimal untuk metabolisme.
Suhu dilaut sangat mempengaruhi aktivitas metabolisme maupun pengembangbiakan
organisme tersebut. Disamping itu suhu berperan terhadap jumlah oksigen (O2) terlarut
dalam air. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil kelarutan oksigen dalam air, sedangkan
kebutuhan oksigen bagi ikan dan organisme lain semakin besar Karena tingkat metabolism
semakin tinggi (Laevastu dan Hayes, 1993).
Tiap spesies ikan menghendaki suhu optimum, dan perubahan suhu terpengaruh pada
proses metabolisme, sehingga mempengaruhi aktivitas ikan dalam mencari makan dan
pertumbuhan ikan selain itu juga mempengaruhi massa air laut (Brotowidjoyo dkk, 1995).
Suhu di permukaan perairan nusantara kita umumnya berkisar antara 28ºC-31ºC.
Perairan ini terdiri atas laut Jawa, Flores, Selat Malaka, Laut Sulawesi, Laut Cina Selatan,
Selat Makassar, Selat Sunda dimana terjadi penarikan air (Up Welling) terjadi, misalnya di
laut Banda suhu air permukaan bias turun sampai berkisar sekitar 25ºC, ini disebabkan
Karena air yang dingin dari lapisan bawah terangkat ke atas (Nontji, 1987).
Kenaikan suhu bagi organisme laut khususnya ikan pelagis merupakan ransangan
alamiah yang menandai persiapan melakukan ruaya. Perubahan suhu 0,5o C sudah
merupakan perubahan yang signifikan bagi ikan. Ikan pelagis hidup di suhu yang optimum
yakni pada kisaran 20o – 30o (Hutabarat dan Evans, 1986). Pertemuan arus atau thermal
front akibat dari singgungan dua massa air dengan suhu yang berbeda berpotensi
menciptakan karakter suhu yang kondusif dan sangat mendukung pertumbuhan plankton
makanan ikan, karena biasanya banyak kaya akan nutrient yang menunjang kehidupan.

2) Konsentrasi Klorofil-a
Klorofil-a adalah suatu pigmen fotosintesis yang paling penting bagi organisme yang
ada di peairan. Ada tiga macam klorofil yang dikenal hingga saat ini yang dimiliki
fitoplankton yaitu klorofil-a, klorofil-b, dan klorofil-c. Disamping itu ada beberapa jenis
pigmen fotosintesis yang lain seperti karoten dan xantofil. Dari pigmen tersebut klorofil-a
merupakan pigmen yang paling umum terdapat pada fitoplankton sering dinyatakan dalam
konsentrasi klorofil-a.
Kecepatan pembentukan bahan organik dalam proses fotosintesis pada luasan tertentu
dari perairan dikenal dengan produktivitas primer perairan. Dilautan fitoplankton memegang
peranan penting sebagai produsen primer. Oleh karena itu klorofil-a fitoplankton sering
dinyatakan sebagai indeks produktivitas biologis dilingkungan oseanik yang selanjutnya
dikaitkan dengan produksi ikan.
Konsentrasi klorofil-a dilautan memiliki nilai yang berbeda secara vertikal, dimana
hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor oseanografi seperti suhu permukaan laut, angin, arus,
dan lain-lain. Fluktuasi nilai tersebut bias diamati dengan melakukan pengukuran secara
langsung atau dengan penggunaan teknologi inderaja. Konsentrasi klorofil-a di suatu perairan
dapat memberikan rona laut yang khas sehingga melalui metode inderaja yang menggunakan
wahana satelit, konsentrasi pigmen tersebut bias diduga (Tadjuddah, 20050.
Nontji (1987), rata-rata kandungan klorofil-a di perairan Indonesia sebesar 0,19
mg/m3. Penelitian Syahdan (2005) menyimpulkan bahwa konsentrasi klorofil-a memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil tangkapan ikan cakalang di perairan
timur Sulawesi Tenggara, Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Zainuddin dkk. (2013)
dimana hasil tangkapan tinggi ikan cakalang di perairan teluk Bone pada bulan April – Juni
berada pada konsentrasi klorofil-a sekitar 0,15 mg/mᶟ. Kemudian Jufri dkk(2014)
menyatakan bahwa nilai kisaran klorofil-a optimum ikan cakalang pada musim barat di
perairan teluk Bone yaitu 0,12 – 0,22 mg/mᶟ.

3) Kedalaman
Perairan Indonesia pada umumnya dibagi dua yakni perairan dangkal yang berupa
paparan dan perairan laut dalam. Paparan atau perairan laut dangkal adalah zona laut
terhitung mulai garis sudut terendah hingga pada kedalaman sekitar 120-200 meter, yang
kemudian biasanya disusui dengan lereng yang lebih curam kearah laut (Nontji, 1993).
Faktor kedalaman sangat berpengaruh dalam pengamatan dinamika oseanografi dan
morfologi [antai seperti kondisi arus, ombak, dan transport sedimen. Hutabarat dan Evans
(1984) mengemukakan bahwa kedalaman berhubungan erat dengan stratifikasi suhu vertikal,
penetrasi cahaya, densitas dan kandungan zat-zat hara.

4) Salinitas
Salinitas perairan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan distribusi
spesies kan di suatu perairan. Salinitas merupakan konsentrasi rata- rata garam yang terdapat
dalam air laut. Salinitas air berpengaruh pada produksi, distribusi dan lamanya hidup ikan
serta orientasi migrasi. Salinitas berkaitan erat dengan gejala tekanan osmotic antara
sitoplasma dari sel-sel dalam tubuh ikan dengan keadaan salinitas disekitarnya. Ikan pelagis
cenderung untuk memilih medium dengan kadar salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan
osmotic tubuhnya. Salinitas air laut sangat ditentukan oleh kedalaman air laut, pada lapisan
kedalaman 5 – 15 meter salinitas air laut umumnya 29 – 30,5 ppt (Gunarso, 1985). Sebaran
salinitas di perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan,
curah hujan, dan aliran air sungai (Hutabarat dan Evans, 1986).

5) Arus laut
Arus laut merupakan perpindahan massa air dari satu tempat ke tempat lain.
Parameter ini berperanan dalam distribusi materi organic (nutrient), makanan dan organisme
(telur, larva, dan junvenil) dilaut. Terdapat dua sifat organisme laut sehubungan dengan
parameter ini, yakni plantonik dan bentos. Plantonik adalah organisme laut yang melayang-
melayang mengikuti arah arus. Bentos adalah organisme laut yang berenang dengan
kehendak bebas. Parameter ini sangat dipengaruhi oleh angin, perbedaan salinitas, perbedaan
suhu air, gelombang topografi dasar laut, aliran air dari sungai dan fenomena pasang surut.
Ikan pelagis adalah bentos yang cenderung melawan arah arus, dimana arus juga berguna
sebagai rute alami dalam melakukan ruaya. Hubungan arus dengan ikan tampak pada organ
mechanoreceptor yang memberikan informasi pada ikan mengenai perubahan tekanan seperti
gerakan, tegangan dan tekanan.

6) Pasang Surut
Pasang surut adalah fenomena naik dan turunnya ketinggian air laut karena
disebabkan oleh tarikan (gravitasi) benda-benda langit seperti bulan dan matahari. Parameter
ini menghasilkan arus laut, dan dengan dihasilkannya arus sehingga efek yang ditimbulkan
sama dengan parameter arus. Pada parameter ini terjadi pula transport atau distribusi materi
organik (nutrient), makanan dan organisme (telur, larva dan juvenile). Pada daerah dengan
arus pasang surut yang kuat, tarikan dengan gesekan dasar laut menghasilkan potongan arus
vertical dan turbulensi yang menyebabkan bercampurnya lapisan air di bawah secara vertical.
Hal ini berpeluang menciptakan kesuburan perairan. Pengaruh pasang-surut yang lain adalah
karena biasanya terjadi secara periodik maka pasang-surut cenderung membentuk irama
tertentu dalam kegiatan organisme pantai, misalnya irama memijah, mencari makan. Pada
beberapa penelitian di daerah estuaria (mangrove), jumlah ikan yang tertangkap lebih banyak
pada saat pasang.

7) Up Weiling
Up welling peristiwa naiknya massa air laut dari dasar ke permukaan. Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa hal antara lain. 1.) tubrukan arus bawah laut dengan rintangan
seperti mid ocean ridge dimana arus tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air mengalir
deras ke permukaan. 2.) arus yang menjauhi pantai akibat tiupan angin darat yang terus-
menerus selama beberapa waktu menciptakan ruang kosong di pantai sehingga air di lapisan
bawah naik ke permukaan. 3.) ketika dua massa air bergerak berdampingan dan dibawah
pengaruh gaya coriolis antara arus dari utara dan dari selatan akibat dari perputaran rotasi
bumi. Produksi perikanan meningkat dengan adanya parameter ini, hal ini dikarenakan
naiknya nutrient yang kaya seperti fosfat dan nitrat dari dasar ke permukaan lapisan
permukaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut yang
mencakup faktor biotik dan abiotik serta interaksi yang terjadi diantaranya. Jadi parameter
oseanografi adalah faktor-faktor yang menjadi tolak ukur bagi keseimbangan suatu
lingkungan perairan laut. Parameter oseanografi terbagi atas parameter fisika, parameter
kimia dan parameter biologi.
Hubungan faktor oseanografi terhadap hasil tangkapan ikan menunjukkan bahwa
secara bersamaan suhu, kedalaman, salinitas lebih berpengaruh terhadap hasil tangkapan

3.2 Saran
Adapun saran penyusun dalam pembuatan makalah ini agar kiranya bagi pambaca
dapat memberikan kontribusi pemikiran yang bermanfaat, baik berupa saran maupun kritik
yang bersifat membangun sehingga makalah ini akan mendekati kesempurnaan sehingga
dapat dijadikan salah satu referensi bagi penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA

HARDIANSYAH. 2018. HUBUNGAN FAKTOR OSEANOGRAFI TERHADAP


HASIL TANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus sp) DENGAN
MENGGUNAKAN BAGAN RAMBO (LARGE LIFTNET) DI PERAIRAN
TELUK BONE, PERIODE MUSIM TIMUR 2017. SKRIPSI. PROGRAM
STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN. DEPARTEMEN
PERIKANAN. FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN.
UNIVERSITAS HASANUDDIN. MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai