Uji coba
Revisi produk Uji coba produk Revisi desain
pemakaian
Perancangan
Revisi II
EVALUASI PROSES
MATERI
METODE
Hubungan konseptual
Antarkomponen Kurikulum
Model Prosedural
• Model prosedural adalah model deskriptif
yang menggambarkan alur atau langkah-
langkah prosedural yang harus diikuti untuk
menghasilkan suatu produk
• Model prosedural biasanya berupa urutan
langkah-langkah yang diikuti secara bertahap
dari langkah awal hingga langkah akhir
• Model prosedural biasa dijumpai pada model
rancangan sistem pembelajaran
• Ada beberapa model yang dapat digunakan
salah satunya adalah model Dick & Carey
• Dalam model Dick & Carey ada 10 langkah:
1. Analisis Kebutuhan
2. Analisis Pembelajaran
3. Analisi Pembelajar dan Konsteks
4. Tujuan Umum dan Khusus
5. Pengembangan Instrumen
6. Pengembangan Strategi Pembelajaran
7. Pengembangan dan Pemilihan Bahan
Ajar
8. Perancangan dan Evaluatif Formatif
9. Revisi
10. Evaluasi Sumatif
• Ada model prosedural yang lain
• Menurut Borg dan Gall (1989) ada 10
(sepuluh) langkah pelaksanaan strategi
penelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Research and Information Collecting
(Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Awal)
2. Planning (Perencanaan)
3. Development Preliminary Form of Product
(Pengembangan Format Produk Awal)
4. Preliminary Field Testing
(Uji Coba Awal)
5. Main Product Revision (Revisi Produk)
6. Main Field Testing (Uji Coba Lapangan)
7. Operational Product Revision
(Penyempurnaan atau Revisi Produk)
8. Operational Field Testing (Uji Lapangan)
9. Final Product Revision
(Penyempurnaan atau Revisi Produk Akhir)
10. Dissemination and Implementation
(Diseminasi dan Implementasi)
CONTOH JUDUL
PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN IPA BERBASIS
KETERAMPILAN PROSES SAINS
UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA
PENGEMBANGAN MODEL LAIN
•Menurut Thiagarajan (1974), R & D dapat
dilakukan menggunakan 4 tahapan, yaitu:
1. Tahap pendefinisian (Define),
2. Tahap Perancangan (Design),
3. Tahap pengembangan (Develop),
4. Tahap Penyebaran (Disseminate).
1. Tahap pendefinisian (Define)
•Tahap ini bertujuan untuk menentukan dan
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan
pembelajaran di sekolah.
• Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan
observasi ke sekolah dengan mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kelas, dan penyebaran
angket kepada guru dan peserta didik.
• Angket ini berisi tentang kebutuhan guru, peserta
didik, dan sumber daya
2. Tahap Perancangan (Design)
• Pemilihan format
• Modul harus memiliki komponen-komponen
sebagai berikut: 1). Rumusan tujuan pengajaran
yang eksplisit dan spesifik, masing, 2). Petunjuk
penggunaan modul, 3). Lembar kegiatan,
4). Lembaran kerja, 5). Kunci lembar kerja, 6).
Lembar evaluasi, dan 7). Kunci lembar
evaluasi.
Desain awal modul
1. Cover : Berisi judul modul menggambarkan
materi yang akan dipelajari di dalam modul.
2. Pendahuluan: Pendahuluan meliputi
deskripsi, prasyarat, petunjuk penggunaan
modul, dan manfaat.
3. Peta Konsep
Kegiatan belajar
• Rumusan tujuan pengajaran.
• Mengamati yang berupa fenomena-fenomena
dalam kehidupan sehari-hari.
• Merumuskan masalah setelah melakukan
pengamatan.
• Merumuskan hipotesis setelah melakukan
perumusan masalah.
• Mengidentifikasi variabel setelah merumuskan
hipotesis.
• Melakukan percobaan.
• Menganalisis data hasil percobaan.
• Membuat kesimpulan setelah menganalisis
data hasil percobaan.
• Mengomunikasikan hasil percobaan, baik
secara lisan maupun tertulis.
• Pendalaman materi, memuat materi yang
harus dikuasai peserta didik.
• Info sains, untuk menambah pengetahuan
sains.
• Contoh soal digunakan untuk aplikasi
konsep-konsep yang diperoleh.
• Evaluasi untuk mengetahui penguasaan
materi pembelajaran pada peserta didik.
• Uji kompetensi untuk mengetahui penguasaan
materi dari modul yang disajikan.
• Glosarium.
• Daftar pustaka.
Lembaran evaluasi
Kunci jawaban evaluasi
Draf 1
• Draf I yang terdiri dari modul I dan modul II
disusun langkah pembelajaran dan desain
awal modul.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Validasi desain
• Draf I modul dilakukan oleh validator ahli a.l.
ahli materi, ahli bahasa, ahli media
guru dan teman sejawat.
• Data dijadikan sebagai bahan revisi I.
• Setelah diadakan revisi maka
menghasilkan draf II.
• Draf II adalah modul pembelajaran yang
siap untuk dilanjutkan pada tahap
berikutnya yaitu uji coba terbatas.
Uji coba terbatas
• Draf II modul IPA diuji cobakan pada kelas
kelompok kecil.
• Komentar dan saran dari peserta didik
dijadikan bahan revisi II.
• Setelah revisi maka hasil dari uji coba
terbatas ini menghasilkan draft III.
• Draft III adalah modul pembelajaran yang
siap siap untuk digunakan pada tahapan
berikutnya yaitu uji coba kelompok besar di
kelas.
Uji coba kelompok besar
• Berdasarkan komentar dan saran dari
peserta didik, diadakan perbaikan dan
dijadikan sebagai bahan revisi III.
• Setelah revisi, modul akan disebar luaskan
kepada guru-guru SMP.
• Sebelum modul IPA berbasis keterampilan
proses sains di implementasi dalam
pembelajaran peserta didik diberikan
pretest terlebih dahulu.
• Setelah pretest, dilakukan implementasi
modul IPA berbasis keterampilan proses
sains.
• Kemudian peserta didik diberi posttest.
• Desain penelitian yang digunakan uji coba
kelompok besar adalah Pre-Experimental
Design dengan tipe One-Group Pretest-
Posttest Design.
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
•Pada tahap ini merupakan tahap
penggunaan modul IPA berbasis
keterampilan proses sains yang
dikembangkan pada skala yang lebih luas
LANGKAH-LANGKAH
POKOK PENELITIAN
KAJIAN KEBUTUHAN
• Produk yang akan dikembangkan harus sesuai
dengan kebutuhan
• Kegiatan dalam analisis kebutuhan, antara lain:
mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang bisa
segera dipenuhi
• Dengan kajian kebutuhan akan terlihat keadaan
yang seharusnya, dan keadaan riil di lapangan
• Dengan demikian pengembang dapat
menawarkan alternatif pemecahannya dengan
produk atau desain yang dikembangkan
• Tentu saja rancangan yang disiapkan itu
dilandasi oleh teori dan kajian empirisnya,
sehingga layak untuk dikaji lebih luas lagi
• Dalam hal ini harus diketumukan potensi dan
masalah
• Potensi adalah segala sesuatu yang bila
diberdayakan akan memberikan nilai tambah
(added value)
• Potensi yang tidak diberdayakan bisa
berkembang menjadi masalah
• Masalah merupakan kesenjangan antara
harapan dan kenyataan atau keadaan yang
terjadi
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
E. Manfaat Penelitian
F. Definisi Istilah/Asumsi Pengembangan
Latar Belakang Masalah
• Semua permasalah yang timbul pada
umumnya dikemukakan dalam latar belakang
masalah
• Latar belakang masalah dapat diartikan
sebagai Fenomena/gejala, peristiwa, situasi,
kondisi, atau segala sesuatu yang melatar
belakangi timbulnya permasalahan
• Gejala-gejala tersebut saling berkaitan dalam
jaringan yang dapat menimbulkan
permasalahan
• Permasalahan berkaitan erat dengan
pertanyaan : Apa (what), Mengapa (why), dan
Bagaimana (how) tentang obyek empiris yang
dikaji
Sumber Permasalah dapat berasal dari :
• Kebutuhan yang ada di lapangan, antara lain
berupa kebutuhan untuk sekolah, guru, dan
siswa
• Seminar, diskusi, pertemuan ilmiah
• Bacaan, laporan hasil penelitian, jurnal, buku
• Pernyataan pemegang otoritas
• Pengamatan sepintas
• Pengalaman pribadi
• Perasaan intuitif,
• Dsb
• Agar jeli menemukan masalah, harus dilatih
• Masalah yang dipilih harus layak dan relevan,
dan kekinian berdasarkan pada asfek :
obyeknya (arah masalah), subyeknya (peneliti)
dan manfaannya atau sumbangannya secara
teoritis dan praktis
• Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam
penelitian harus didukung dengan data empiris
• Data tentang potensi dan masalah dapat dicari
sendiri, atau berdasarkan laporan penelitian
orang lain, atau dari dokumen yang masih up to
date
• Berbagai informasi perlu dikumpulkan sebagai
bahan perencanaan produk yang diharapkan
dapat memccahkan masalah yang dihadapi
• Untuk mendapatkan data tentang kebutuhan
dapat dilakukan dengan: dokumentasi,
observasi, wawancara, atau angket
Identifikasi Masalah
• Berbagai masalah yang mucul di LBM
kemudian dikelompok-kelompokan, di -
golong-golongkan, atau diklasifikasikan
• Berbagai masalah dindetifikasi batas-batas-
nya, dikenali faktor-faktor yang saling
berpengaruh
• Contoh : dalam LBM terdapat 20 masalah,
setelah diidentifikasi menjadi 10 masalah
Identifikasi Masalah
• Berbagai masalah yang mucul di LBM
kemudian dikelompok-kelompokan, di -
golong-golongkan, atau diklasifikasikan
• Berbagai masalah dindetifikasi batas-batas-
nya, dikenali faktor-faktor yang saling
berpengaruh
• Contoh : dalam LBM terdapat 20 masalah,
setelah diidentifikasi menjadi 10 masalah
Pembatasan Masalah :
Animasi-Simulasi Komik
K Tinggi
M
V Rendah
Visual
GB
Kinestetik
Contoh Perumusan Masalahnya
1. Bagaimana perbedaan hasil belajar bagi
siswa yang diberi pembelajaran fisika
berbasis masalah dengan menggunakan
animasi simulasi dan komik?
2. Bagaimana perbedaan hasil belajar bagi
siswa yang memiliki kemampuan memori
vebal tinggi dan rendah ?
3. Bagaimana perbedaan hasil belajar bagi
siswa yang memiliki gaya belajar audio
visual dan kinestetik ?
4. Apakah ada interaksi antara pembelajaran
fisika berbasis masalah menggunakan
animasi simulasi dan komik dengan
kemampuan momeri verbal siswa ?
5. Apakah ada interaksi antara pembelajaran
fisika berbasis masalah menggunakan
animasi simulasi dan komik dengan gaya
belajar siswa ?
6. Apakah ada interaksi antara kemampuan
momeri verbal dan gaya belajar siswa ?
7. Apakah ada interaksi antara pemebelajaran
berbasis masalah, kemampuan momeri
verbal, dan gaya belar siswa?
Contoh 2. PTK
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA