Anda di halaman 1dari 50

PENELITIAN PENGEMBANGAN

PENDIDIKAN
(R & D)

Sumber:
Pedoman Penelitian (UNY), Budiyono
& Sariyatun, dll.
JENIS PENELITIAN
(Gray, 1981)

 penelitian dasar (basic research)


 penelitian terapan (applied research)
 penelitian evaluasi (evaluation research)
 penelitian pengembangan (research
and development)
 penelitian tindakan (action research)
JENIS PENELITIAN (Gray, 1981)
 penelitian dasar (basic research)
 penelitian terapan (applied research)
 penelitian evaluasi (evaluation research)
 penelitian pengembangan (research
and development)
 penelitian tindakan (action research)

dapat menjadi penelitian unggulan


Reseach and Development (R & D)
Versi Borg and Gall

 Menurut Borg and Gall (1989:782 model penelitian dan


pengembangan adalah “a process used to develop and validate
educational product”.  
 Penelitian ini juga disebut ‘research based development’,  yang
muncul sebagai strategi dan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Selain untuk mengembangkan dan
memvalidasi hasil-hasil pendidikan,
 Research and Development juga bertujuan untuk menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru melalui ‘basic research’, atau
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang
masalah-masalah yang bersifat praktis melalui ‘applied
research’, yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik
pendidikan.
PENGERTIAN
 educational research and development is a
process used to develop and validate
educational product
 penelitian pengembangan bukan sekedar
penelitian untuk menguji hipotesis, melainkan
untuk menghasilkan produk-produk
kependidikan berkualitas yang dapat
dimanfaatkan di sekolah
PENGERTIAN
 educational research and development
is a process used to develop and
validate educational product
Yang dimaksud produk merujuk tidak
hanya pada objek material tetapi juga
prosedur dan/atau proses
PENGERTIAN
 educational research and development
is a process used to develop and
validate educational product
The background reason for this R&D is the classroom problems related
to educational products. The problems might occur because, for
example, the existing text book is out of date; it is not approriate
anymore to the recently growing theory of languange learning, it does
not accomodate the latest curriculum, or students’ learning achievement
is not as high as expected (Mohammad Adnan Latief 2009).
SIKLUS
 The steps of the process is called R & D cycle, which
consist of:
(1) studying research findings pertinent to the
product developed,
(2) developing the product based on the findings,
(3) field testing it in the setting where it will be used
eventually,
(4) revising it to correct the deficiencies found in the
field-testing stage
 The cycle is repeated until the field-test data indicate
that the product meets its behaviorally defined
objectives
KUALITAS PRODUK
 kriteria kualitas produk: valid, praktis, dan
efektif
 valid: sesuai dengan teori-teori yang terkait
dengan produk dan keberjalanan produk
 praktis: dapat digunakan dengan mudah oleh
pengguna (user)
 efektif: lebih baik daripada produk yang telah
ada
Langkah-langkah R&D
(Plomp,1982)

 studi pendahuluan (preliminary investigation)


 pembuatan desain (design)
 merealisasikan desain atau pengembangan
(realization/construction)
 melakukan tes dan evaluasi produk, serta
revisi produk (test, evaluation, and revision)
 implementasi pada pengguna dalam skala
luas (implementation)
Langkah-langkah R&D
(Borg & Gall,1983)
 Research and information collecting – includes
review of literature, classroom observations, and
preparation of report of state of the art
 Planning – includes defining skills, stating objectives,
determining course sequence, and small scale
feasibility testing
 Develop preliminary form of product – includes
preparation of instructional materials, handbooks,
and evaluation devices
 Preliminary field testing – conducted in from 1 to 3
schools, using 6 to 12 subjects. Interviews,
observational and questionaire data are collected and
analyzed
 Main product revision – revision of product as
sugested by the preliminary field-test result
Langkah-langkah R&D
(Borg & Gall,1983)

 Main field testing – Conducted in 5 to 15 schools with 30 to


100 subjects. Quantitative data on subjects’ precourse and
postcourse performance are collected. Results are evaluated
with respect to course objectives and compared with control
group data, when appropriate
 Operational product revision – revison of product as
suggested by main field-test results
 Operational field testing – Conducted in 10 to 30 schools
involving 40 to 200 subjecs. Interview, observational and
questionare data are collected and analyzed
 Final product revision – Revision of product as suggested by
operational field-test results
 Dissemination and implementation – Report on product at
professional meetings and in journal. Work with publisher who
assumes commercial publication. Monitor distribution to provide
quality control
4 TAHAPAN DALAM R&D

 pra-pengembangan
 pengembangan produk
 uji efekfivitas produk
 diseminasi dan implementasi produk
PRA PENGEMBANGAN

 riset awal,
 analisis kebutuhan (need assesment
), dan
 studi literatur
PENGEMBANGAN

 perencanaan
 pengembangan awal (pembuatan
prototipe)
 uji coba dan revisi produk
PENGEMBANGAN

 perencanaan
 pengembangan awal
 uji coba dan revisi produk

• tujuan pengembangan produk


• spesifikasi produk
• indikator kepraktisan dan
efektivitas keberjalanan
PENGEMBANGAN

 perencanaan
 pengembangan awal
 uji coba dan revisi produk
• mendesain produk
• melalui FGD (focus group discussion)
• melalui teknik delphi
• luaran: diperolehnya produk yang
siap diujicobakan
PENGEMBANGAN

 perencanaan
 pengembangan awal
 uji coba dan revisi produk

• preliminary field testing (uji terbatas)


• main field testing (uji skala luas)
• operational field testing (uji kelayakan)
UJI EFEKTIVITAS PRODUK
 Kadang-kadang diperlukan uji efektivitas
produk (yang kadang-kadang disebut
validasi model) dengan menggunakan
penelitian eksperimental, yang
membandingkan kinerja produk yang telah
dikembangkan dengan kinerja produk yang
telah ada
 Tahapan ini dipakai untuk meyakinkan orang
bahwa produk yang telah dikembangkan
terbukti lebih efektif daripada produk yang
telah ada
DISEMINASI DAN IMPLEMENTASI
 publikasi hasil pengembangan produk dalam
forum-forum ilmiah dan/atau melalui publikasi
ilmiah
 penawaran produk ke pengguna
 harapan: produk yang dikembangkan dapat
dipakai dalam keadaan yang riil
 pada penelitian yang dilakukan oleh dosen, tahap
diseminasi dan implementasi ini seharusnya
dilakukan
 dilakukan monitoring pada situasi yang
sebenarnya di lapangan dan melakukan
penelitian pengembangan berikutnya untuk
meningkatkan kualitas produk secara terus
menerus
MODEL PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN MODEL 4D
(FOUR-D MODEL).

1. Tahap pendefinisian (define),


2. Tahap perancangan (design),
3. Tahap pengembangan (develop)
4. Tahap ujicoba (disseminate).
1. Tahap Pendefinisian (define).

• Tujuan :menetapkan dan mendefinisikan


syarat-syarat pembelajaran di awali
dengan analisis tujuan dari batasan materi
yang dikembangkan perangkatnya.
• Tahap ini meliputi 5 langkah pokok,
• (a) Analisis ujung depan,
• (b) Analisis siswa,
• (c) Analisis tugas.
• (d) Analisis konsep,
• (e) Perumusan tujuan pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan (Design ).

• Tujuan : menyiapkan prototipe perangkat


yang akan dikembangkan. Hal ini meliputi
antara lain: tujuan, fungsi, spesifikasi produk,
indikator kepraktisan dan efektivitas.
3. Tahap Pengembangan (Develop).
 Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan
masukan dari pakar. Tahap ini meliputi:
 (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan
revisi,
 (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan produk
yang dikembangkan.
 (c) uji coba terbatas dengan siswa yang
sesungguhnya.
Hasil tahap (b) (c) digunakan sebagai dasar revisi.
Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan
siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
4. Tahap penyebaran (Disseminate).

  Pada tahap ini merupakan tahap


penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas
misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh
guru yang lain.

 Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas


penggunaan perangkat di dalam KBM.
MODEL ADDIE
(Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate).  
• muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan
oleh Reiser dan Mollenda.
• Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur
program pelatihan yang efektif,  dinamis dan
mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1.  Analysis (analisa)
2. Design (disain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Langkah 1: Analisis
 Suatu proses mendefinisikan apa yang akan
dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan
needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan
melakukan analisis tugas (task analysis).

 Output yang akan kita hasilkan adalah berupa


karakteristik atau profile calon peserta belajar,
identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan
dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas
kebutuhan.
a. Analisis Kinerja

untuk mengetahui dan mengklarifikasi


apakah masalah kinerja yang dihadapi
memerlukan solusi.
Contoh :
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
menyebabkan rendahnya prestasi individu dalam
Pembeajaran  diperlukan solusi berupa
penyelenggaraan program pembelajaran.
 Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan,
atau kebosanan dalam belajar memerlukan
solusi perbaikan kualitas pembelajaran.
b.  Analisis Kebutuhan

 Diperlukan untuk menentukan


kemampuan-kemampuan atau kompetensi
yang perlu dipelajari oleh siswa untuk
meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

 Hal ini dapat dilakukan apabila program


pembelajaran dianggap sebagai solusi dari
masalah pembelajaran yang sedang
dihadapi.
dua pertanyaan kunci tahap analisis
1. Apakah tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan, dibutuhkan oleh siswa?
2. Apakah tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan, dapat dicapai oleh siswa?
 Jika hasil nya mengarah kepada
pembelajaran sebagai solusi
 selanjutnya perancang program
pembelajaran melakukan analisis kebutuhan
dengan cara menjawab beberapa
pertanyaan lagi yakni :
Lanjutan…
1. Bagaimana karakteristik siswa yang akan
mengikuti program pembelajaran? (learner
analysis )
2. Pengetahuan dan ketrampilan seperti apa yang
telah dimiliki oleh siswa?(pre-requisite skills)
3. Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu
dimiliki oleh siswa? (task atau goal analysis)
4. Apa indikator atau kriteria keberhasilan?
(evaluation and assessment)
5. Kondisi apa yang diperlukan oleh siswa agar
dapat memperlihatkan kompetensi yang telah
dipelajari? (setting or condition analysis)
Langkah 2: Desain

• Membuat rancangan (blueprint )


1. merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR
(spesifik, measurable, applicable, dan realistic).
2. menyusun tes, dimana tes tersebut harus
didasarkan pada tujuan
3. strategi pembelajaran yang tepat harusnya
seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut.
4. sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber
belajar yang relevan, lingkungan belajar yang
seperti apa seharusnya, dan lainlain. .
Langkah 3: Pengembangan

• Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print:

 jika dalam desain diperlukan suatu software berupa


multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus
dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul
tersebut perlu dikembangkan.
 Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan
mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan
dalam tahap ini.
 Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji
coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini
memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE,
yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena
hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran
yang sedang kita kembangkan.
•  
Langkah 4: Implementasi

 pada tahap ini semua yang telah


dikembangkan diinstal atau diset sedemikian
rupa sesuai dengan peran atau fungsinya
agar bisa diimplementasikan.
 Misal, jika memerlukan software tertentu
maka software tersebut harus sudah diinstal.
Jika penataan lingkungan harus tertentu,
maka lingkungan atau seting tertentu tersebut
juga harus ditata.
 diimplementasikan sesuai skenario atau
desain awal.
Langkah 5: Evaluasi

 proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang


sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal
atau tidak.
 Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu
dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk
kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin
kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif
misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap
rancangan yang sedang kita buat.
 Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari
produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu
evaluasi kelompok kecil dan lainlain.
MODEL ASSURE

1. Analyze Learners:    Menganalisa Siswa
nKarakteristik Umum: misal  usia,  tingkat  
pendidikan,  kecerdasan, kebudayaan, dan faktor
sosial ekonomi. 
n Spesifikasi Kemampuan Awal  entering behavior
dengan pretest atau semacamnya  acuan
nGaya Belajar:
2. State objectives: 
 Perumusan tujuan
1. Tetapkan ABCD
• A (audiens – instruksi yang kita ajukan harus
fokus kepada apa yang harus dilakukan pembelajar
)
•B (behavior – kata kerja yang
mendeskripsikan kemampuan baru yang harus
dimiliki pembelajar setelah melalui proses
pembelajaran dan harus dapat diukur),
•C (conditions – kondisi pada saat performans
sedang diukur),
•D (degree – kriteria yang menjadi dasar
pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar). 
2. Mengklasifikasikan Tujuan:   kognitif,
afektif, psikomotor, atau interpersonal. 
3.  Perbedaan Individu: berkaitan dengan
kemampuan individu dalam
menuntaskan atau memahami sebuah
materi yang diberikan. 
3. Select Methods, Media, and Material

Pemilihan metode intruksional sangat


ditentukan dengan sistausi dan kondisi siswa
dan lingkungan pendidikan.
4. Utilize Media and Materials

 mengecek bahan (masih layak pakai atau


tidak)
  mempersiapkan bahan
 mempersiapkan lingkungan belajar
 mempersiapkan pembelajar
 menyediakan pengalaman belajar (terpusat
pada pengajar atau pembelajar).  
5. Require Learner Participation :
mengaktifkan pembelajaran
• adanya sentuhan psikologis dalam proses pembelajaran :
 behavioris, karena tanggapan/respon yang sesuai
dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang
ditampakkan pembelajar.
 kognitifis, karena informasi yang diterima pembelajar
dapat memperkaya skema mentalnya.
  konstruktivis, karena pengetahuan bertahan lama
jika mereka mengalami langsung setiap aktivitas
dalam proses pembelajaran.
 sosial, karena feedback atau tanggapan yang
diberikan pengajar atau teman dalam proses
pembelajaran dapat dijadikan sebagai ajang untuk
mengoreksi segala informasi yang telah diterima dan
juga sebagai support secara emosional.  
6. Evaluate and Review

Evaluasi dan me-review adalah hal yang


lazim dilakukan untuk melihat seberapa
jauh media dan teknologi yang digunakan
telah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
• 
Model Kemp
 Jerold E. Kemp. berasal dari California State
University di Sanjose. Dia adalah orang yang
pertama kali mengembangkan model desain
Instruksional bagi pendidikan.
 Model pembelajaran yang dikembangkan
oleh kemp adalah berbentuk siklus, sehingga
dari komponen mana guru tidak ditentukan
untuk memulai proses pengembangan.
Langkah-langkah model Kemp
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan
tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa
pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak
ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat
mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk
menentukan latar belakang pelajar dan pemberian
level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber
pembelajaran, menentukan strategi belajar-
mengajar
g. Mengkoordinasi dukungan sarana penunjang

h. Mengevaluasi pembelajaran siswa


perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif
CONTOH KERANGKA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN

BAB I. PENDAHULUAN BAB II. LANDASAN TEORI

A. Latar Belakang Masalah A. Kajian Teori


B. Identifikasi Masalah B. Kajian Penelitian yang Relevan
C. Batasan Masalah C. Kerangka Pikir
D. Rumusan Masalah D. Pertanyaan Penelitian
E. Tujuan Penelitian
F. Spesifikasi Produk
G. Manfaat Penelitian
H. Asumsi dan Keterbatasan
Pengembangan
I. Definisi Istilah
CONTOH KERANGKA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Model Pengembangan A. Data Uji Coba


B. Prosedur Pengembangan B. Analisis Data
C. Uji Coba Produk C. Revisi Produk
1. Desain Uji Coba D. Kajian Produk Akhir
2. Subjek Data
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan
Data
5. Teknik Analisis Data
CONTOH KERANGKA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Catatan:


Penelitian Pengembangan Terdiri
A. Simpulan Tentang Produk Atas Dua Bagian:
B. Keterbatasan Penelitian 1. Kajian Analisis Pengembangan’
C. Saran Pemanfaatan, 2. Produk Hasil Pengembangan
Diseminiasi, dan
Pengembangan Produk Lebih
Lanjut.
Terima kasih atas
perhatian Anda

Anda mungkin juga menyukai