Anda di halaman 1dari 8

RESUME MODEL-MODEL PENGEMBANGAN

NAMA/ NIM : WIDI CAHYA ADI / 150341805884


S2 PENDIDIKAN BIOLOGI
ANGKATAN 2015
Dalam mengembangkan sebuah bahan ajar ataupun media pembelajaran
diperlukan sebuah model pengembangan sebagai pedoman dan prosedur dalam
mengembangkan

bahan

ajar

dan

media

pembelajaran

tersebut.

Model

pengembangan berdasarkan orientasinya dapat dibedakan menjadi model


berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk. Selain
itu, model pengembangan berdasarkan tahapannya dapat dibedakan menjadi
model prosedural dan model melingkar. Berikut beberapa model pengembangan
yang sudah dibuat para ahli, sebagai berikut.
1. DICK AND CARREY
Model pengembangan Dick and Carrey merupakan salah satu model
pengembangan yang termasuk ke dalam model prosedural sehingga langkahlangkahnya sangat jelas maksud dan tujuannya, dengan demikian model
pengembangan Dick and Carrey termasuk model pengembangan yang mdah
untuk terapkan baik bagi pemula. Model pengembangan Dick and Carrey
memiliki sepuluh langkah yang hubungannya sangat jelas (prosedural). Langkahlangkah dalam model pengembangan Dick and Carrey sebagai berikut.
1)

Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran


Pada tahap awal dilakukan sebuah analisis kebutuhan untuk menentukan
tujuan umum pembelajaran. Tujuan umum pembelajaran ini didapat dari hasil
analisis kebutuhan yang mengungkap kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran,
keperluan komponen dalam sebuah pembelajaran, ataupun permasalahan
pembelajaran yang lain. Dengan adanya analisis kebutuhan maka dapat
dirumuskan tujuan umum dalam sebuah pengembangan yang akan membantu
proses pembelajaran.

2)

Melaksanakan analisi pembelajaran


Setelah

mengidentifikasi

tujuan

pembelajaran,

selanjutnya

adalah

melaksanakan analisis pembelajaran yang bertujuan untuk menentukan


keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang hendak di capai.
3)

Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa


Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan juga perlu untuk
mempertimbangkan

karakteristik

khusus

siswa

yang

mungkin

ada

hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.


4)

Merumuskan tujuan performansi


Setelah melakukan analisis intruksional dan karakteristik siswa selanjutnya
dilakukan perumusan tujuan performansi yakni pernyataan khusus tentang apa
yang harus dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai.

5)

Mengembangkan butirbutir tes acuan patokan


Pengembangan butir-butir tes acuan didasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya, adanya butir-butir tes acuan ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan siswa apakah sudah mencapai tujuan pembelajaran.

6)

Mengembangkan strategi pembelajaran


Berdasarkan lima tahapan sebelumnya maka didapatkan sebuah informasiinformasi yang sangat penting dalam menentukan solusi bagi pembelajaran
tersebut sehingga dapat dikembangkan sebuah strategi pembelajaran untuk
mencapai

tujuan

akhir

tersebut.

Strategi

dapat

berupa

aktivitas

preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang


dilakukan lewat aktivitas.
7)

Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran

Tahap ini akan digunakan strategi pembelajaran untuk menghasilkan


pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan
panduan guru.
8)

Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif


Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk
mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran. Evaluasi formatif
dilakukan pada setiap tahapan dalam pembelajaran. Hasil data yang
didapatkan dari evaluasi formatif ini akan digunakan untuk pertimbangan atau
merevisi pengembangan strategi pembelajaran ataupun produk pembelajaran
yang hendak dikembangkan.

9)

Merevisi bahan pembelajaran


Data yang diperoleh dari evaluasi formatif dikumpulkan dan diinterpretasikan
untuk merevisi hal-hal uyang dianggap kurang dalam produk pengembangan
yang telah dikembangkan dan telah dievaluasi formatif sehingga dengan
adanya revisi produk pengembangan akan menjadi lebih baik dan valid.

10)

Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif


Evaluasi sumatif merupakan sebuah evaluasi yang dilakukan di akhir (ending),
tahapan ini merupakan tahapan lanjutan untuk melihat kebergunaan produk
pengembangan setelah diterapkan di lapangan.

Gambar 1.1 Model pengembangan Dick and Carrey dalam Madeamin (2012)

Model pengembangan Dick and Carrey memiliki kelebihan dan


kekurangan sebagai berikut.
a) Kelebihan
- Langkah-langkah jelas sehingga dapat diikuti dengan baik
- Pelaksanaan langkah-langkah pengembangan teratur, efektif dan efisien
- Model pengembangan yang rinci, lengkap dan mudah untuk diikuti
- Adanya revisi formatif maupun sumatif sehingga apabila terdapat
kekurangan pada produk pengembangan dapat langsung untuk diperbaiki.
b) Kelemahan
- Cenderung kaku karena langkah-langkahnya sudah ditentukan dan tidak
-

boleh dilewatkan
Evaluasi sumatif tidak diuraikan secara jelas
Tidak adanya penilaian dari pakar (ahli) sebagai validator produk
pengembangan

2. BORG AND GALL


Menurut Borg and Gall penelitian dan pengembangan merupakan sebagai
suatu usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang telah
dikembangkan. Model pengembangan Borg and Gall juga termasuk dalam model
prosedural yang memiliki 10 langkah, sebagai berikut.
1) Research and Information Collecting (Penelitian dan pengumpulan data)
Tahapan ini dilakukajn dengan mengumpulkan sumber rujukan/kajian
pustaka, observasi/pengamatan kelas, dan identifikasi permasalahan yang
dijumpai dalam pembelajaran dan merangkum permasalahan sehingga dengan
demikian didapatkan data yang mendasari penelitian pengembangan.
2) Planning (Perencanaan)
Perencanaan dilakukian dengan identifikasi dan definisi keterampilan,
penetapan tujuan, penentuan urutan, dan uji coba pada skala kecil dari produk
yang akan dikembangkan.
3) Develop Preliminary Form of Product (mengembangkan produk awal)
Tahapan ini dilakukan dengan mengembangkan jenis/bentuk produk awal,
yang

mencakup

komponen berupa

penyiapan

materi pembelajaran,

penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.


4) Preliminary Field Testing (melakukan uji lapangan awal)
Produk awal yang telah dikembangkan kemudian dilakukan uji coba tahap
awal, dilakukan pada sekolah maupun subjek ahli. Uji awal dilakukan dengan
menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan dilanjutkan dengan
analisis data.
5) Main Product Revision (melakukan revisi produk utama)
Adanya uji tahap awal bertujuan untuk evaluasi produk yang telah
dikembangkan, setelah itu dilakukan revisi terhadap produk utama,
berdasarkan masukan dan saran dari hasil uji coba lapangan awal.
6) Main Field Testing (merlakukan uji lapangan untuk produk utama)
Hasil produk yang telah direvisi kemudian diujicobakan lagi pada skala yang
lebih besar yakni uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap beberapa
sekolah, dengan subjek yang lebih banyak. Tes/penilaian tentang prestasi
belajar pebelajar dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
7) Operational Product Revision (melakukan revisi produk operasional)
Hasil uji produk utama pada uji lapangan dengan skala yang lebih luas juga
akan menghasilkan sebuah evaluasi terhadap produk utama sehingga juga

perlu dilakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan saran dan


masukan hasil uji coba lapangan tersebut.
8) Operational Field Testing (melakukan uji lapangan terhadap produk final)
Produk utama hasil revisi berdasarkan uji lapangan skala luas kemudian
kembali lagi di uji final. Uji lapangan produk final dilakukan pada sekolah
dan subjek yang lebih banyak, dan data dikumpulkan melalui wawancara,
observasi, kuesioner, dan analisis data.
9) Final product revision (melakukan revisi prduk final)
Revisi ini dilakukan berdasarkan hasil dari uji lapangan. Hasil uji yang
diperoleh dapat dijadikan umpan balik untuk perbaikan dan penyempurnaan
produk yang dikembangkan
10) Dissemination and implementation (diseminasi dan implementasi)
Tahapan ini merupakan penyebaran dan implementasi produk yang telah
selesai direvisi final (produk sudah valid) ke khalayak luas, sehingga produk
tersebut dapat dimanfaatkan (implementasi).

Gambar 1.2 Model Pengembangan Borg and Gall (1983)


Model pengembangan Borg and Gall memiliki kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut.
c) Kelebihan
- Langkah-langkah jelas sehingga dapat diikuti dengan baik
- Pelaksanaan langkah-langkah pengembangan teratur, efektif dan efisien
- Model pengembangan yang rinci, lengkap dan mudah untuk diikuti
- Adanya evaluasi yang bertahap sehingga produk mengalami beberapa
revisi dan nantinya akan terbentuk produk yang benar-benar valid.
d) Kelemahan
- Cenderung kaku karena langkah-langkahnya sudah ditentukan dan tidak
-

boleh dilewatkan
Membutuhkan waktu yang cukup lama dan subjek penelitian yang banyak
PERTANYAAN

1) Bagaimana cara melaksanakan evaluasi normatif dan evaluasi sumatif pada


model pengembangan Dick and Carrey?
2) Apakah tahapan dari model pengembangan Borg and Gall dapat dilewatkan
salah satu tahapannya?
JAWABAN
1) Evaluasi sangat penting dalam penelitian pengembangan karena dengan
adanya evaluasi produk pengembangan yang dihasilkan dapat valid. Dalam
model pengembangan Dick and Carrey terdapat dua jenis evaluasi yakni
evaluasi formatif dan sumatif. Hasil evaluasi formatif digunakan untuk
pertimbangan atau merevisi pengembangan strategi pembelajaran ataupun
produk pembelajaran yang sedang dikembangkan, jadi dalam evaluasi
formatif media masih dalam bentuk produk dari peneliti kemudian dievaluasi
dengan beberapa cara yakni uji perorangan, uji kelompok kecil maupun uji
lapangan dari hasil uji tersebut akan didapatkan pertimbangan-pertimbangan
untuk produk yang telah dikembangkan tersebut (untuk kebutuhan
penyempurnaan jika terdapat kekurangan/ revisi). Sedangkan evaluasi sumatif
ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick and Carey, evaluasi ini
bertujuan mempelajari efektifitas keseluruhan sistem dan dilakukan setelah
tahap evaluasi formatif.
2) Tahapan dalam model pengembangan Borg and Gall menurut Sukmadinata
(2010) mengatakan bahwa Jika kesepuluh langkah penelitian dan
pengembangan diikuti dengan benar, maka akan dapat menghasilkan suatu
produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, oleh sebab itu
sebaiknya apabila menggunakan model pengembangan Borg and Gall
disarankan untuk mengikuti semua tahapan yang telah sesuai dengan model
pengembangan tersebut.

DAFTAR RUJUKAN
Gall, M.D. & Borg, W.R. 1983. Educational Research: An Introduction. New
York: Longman.
Madeamin, Ishaq. 2012. Desain Pengembangan Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Mata Kuliah Aplikasi Komputer.

(Online), http://www.ishaqmadeamin.com/2012/12/model-pengembanganmenurut-dick-carey.html (diakses 22 Januari 2016)


Mulyatiningsih, Endang.Tanpa Tahun. Pengembangan Model Pembelajaran.
(online),
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endangmulyatiningsih-mpd/7cpengembangan-model-pembelajaran.pdf (diakses 22
Januari 2016)
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai