Anda di halaman 1dari 14

Metode Penelitian Kuantitatif

R&D ( Dick & Carey dan ADDIE )

1. SRI WENING H. (17310025)


2. RESSA FAJRIATUZ Z. (17310026)
3. AULIYA HIKMATUN N. (17310027)
Penelitian dan Pengembangan
(Research & Development )
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran
yang juga merupaka sebuah pemikiran kritis (critical thinking).
Penelitian meliputi pemberian definisi/redefinisi terhadap masalah,
memformulasikan hipoteis atau jawaban sementara, membuat
kesimpulan dan sekurang – kurangnya mengadakan pengujian yang hati
– hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah cocok dengan
hipotesis (Woody, 1927).
Langkah – langkah Penelitain dan Pengembangan (R & D)
1. Potensi dan Masalah.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam suatu penelitian haruslah ditunjukkan
dengan data yang empirik.
2. Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang bisa dipakai sebagai
bahan guna merencanakan membuat produk tertentu yang diharapkan bisa mengatasi
masalah tersebut.
3. Desain Produk
Desain produk haruslah diwujudkan ke dalam bentuk gambar atau bagan, sehingga
bisa dipakai sebagai pegangan guna menilai dan membuatnya, serta akan
memudahkan pihak lain untuk lebih memahaminya.
4. Validasi Desain.
Validasi desain adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif
dari yang lama atau tidak.
5. Perbaikan Desain.
Sesudah desain produk jadi, divalidasi melalui diskusi bersama para pakar dan para ahli
lainnya. Maka akan bisa diketahui kelemahan-kelemahannya. Kelemahan tersebut kemudian
dicoba untuk dikurangi dengan jalan memperbaiki desain tersebut
6. Uji coba Produk.
Pengujian bisa dilaksankan melalui ekperimen, yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi
sistem kerja yang lama dengan sistem kerja yang baru.
7. Revisi Produk.
Pengujian produk terhadap sampel yang terbatas tersebut dapat menunjukkan bahwa kinerja
sistem kerja baru ternyata yang lebih baik bila dibandingkan dengan sistem yang lama.
Perbedaan yang sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut bisa diterapkan atau
diberlakukan.
8. Uji coba Pemakaian.
Setelah pengujian terhadap produk yang dihasilkan sukses, dan mungkin ada revisi yang tidak
begitu penting, maka langkah berikutnya yaitu produk yang berupa sistem kerja baru tersebut
diberlakukan atau diterapkan pada kondisi nyata untuk ruang lingkup yang luas. Dalam
pengoperasian sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai hambatan atau kekurangan yang
muncul guna dilakukan perbaikan yang lebih lanjut.
9. Revisi Produk.
Revisi produk ini dilaksanakan, bila dalam perbaikan pada yang kondisi nyata terdapat
kelebihan dan kekurangan. Dalam uji pemakaian produk, sebaiknya pembuat produk selaku
peneliti selalu mengevaluasi bagaimana kinerja dari produknya dalam hal ini yaitu sistem
kerja.
10. Pembuatan Produk Masal.
Pada tahap pembuatan produk masal ini dilaksanakan bila produk yang telah diujicobakan
dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi secara masal. Sebagai contoh pembuatan
mesin yang dapat mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, hendak diproduksi
masal bila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek ekonomi, teknologi, dan lingkungan
memenuhi. Jadi, untuk memproduksi suatu produk, pengusaha dan peneliti harus saling
bekerja sama
Model Penelitian Dick and Carrey
Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain
pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap
pembelajaran adalah proses yang sistematis. Pada
kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan
sebagai model pendekatan sistem. Dipertegas oleh Dick,
Carey, dan Carey (2001) bahwa pendekatan sistem selalu
mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan
pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD).
LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN DICK & CAREY:
1. Analisis Kebutuhan Untuk Menentukan Tujuan
2. Melakukan Analisis Pembelajaran
3. Menganalisis Warga Belajar Dan Lingkungannya
4. Merumuskan Tujuan Khusus
5. Mengembangkan instrumen penilaian
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
7. Mengembangkan Materi Pembelajaran
8. Merancang & Mengembangkan Evaluasi Formatif
9. Merevisi pembelajaran
10. Mengembangkan Evaluasi Sumatif
Kelebihan Model Dick and Carey :
Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
Tahapan-tahapan model ini merupakan tahapan logis sederhana, artinya desain ini merupakan arah
dan cara berpikir dari kebanyakan orang untuk mencapai suatu tujuan atau program.
Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksanaan
Langkah-langkah yang dijelaskan tiap tahap akan menghindarkan desainer dari multitafsir, sehingga
setiap desainer akan melewati urutan yang sama. Bandingkan dengan model sirkular, yang
memungkinkan desainer memilih langkah yang mungkin.Selain itu, karena telah terperinci
urutannya, model ini menjadi satu arah, jelas, dan efektif.
Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti
Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik,
karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional
tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya
Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan
dalam suatu perencanaan pembelajaran.
Kelemahan Model Dick and Carey :
Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan
Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan langkah-
langkah tersebut
Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar
Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru
dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada
pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya
penilaian pakar (validasi).
Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran
Model Penelitian ADDIE
Desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE
muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ADDIE didasarkan pada lima proses belajar bahwa:
1. Analysis (Analisis)
Tahap analisis merupakan tahap dimana peneliti menganalisis perlunya pengembangan bahan
ajar dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan.
2. Design (Perancangan)
Fase desain berhubungan dengan tujuan pembelajaran, instrumen penilaian, latihan, konten,
analisis materi pelajaran, perencanaan pelajaran dan pemilihan media. Fase desain harus
sistematis dan spesifik.
3. Development (Pengembangan)
Pada fase development akan di lakukan perincian serta penggabungan teknologi yang akan di
gunakan untuk mencapai tujuan dari program itu sendiri. Dan kegiatan yang ada pada fase ini
meliputi, kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran yang telah ditentukan.
4. Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi akan di jalankan program yang sudah di siapkan guna melihat
sistem maupun instruktur sudah siap di gunakan. Data yang di dapat akan di gunakan untuk
melakukan proses perbaikan selanjutnya. Data yang dimaksud itu adalah data kuantitatif
maupun data kualitatif.

5. Evaluation (Evaluasi)
Pada fase evaluasi akan di lakukan perbaikan untuk metode yang lebih baik lagi dengan
cara mengolah data yang sudah di dapat dari fase - fase sebelumnya yang sudah di jalankan.
Evaluasi ini dilakukan setelah keempat fase sebelumnya dalam model ADDIE selesai
dilaksanakan.
Kelebihan Metode Penelitian ADDIE

Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.
Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang
saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang
pertama sampai tahapan yang yang kelima dalam pengaplikasiannya harus
secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana
yang menurut kita ingin didahulukan. Karena kelima tahap sudah sangat
sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifat yang
sedeerhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah
dipelajari oleh para pendidik.
Kekurangan Model Penelitian ADDIE
Kekurangan model penelitian ini adalah dalam tahap analisis memelukan
waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini, pendidik atau pendesain
diharap mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu
dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan analisis
kebutuhan. Dua komponenen analisis ini yang nantinya akan
mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap
pembelajrana dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang
penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajran yang
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai