3. Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai pilihan alasan
Peneliti Treagust (dalam Suwarto, 2013) telah menguraikan pengembangan sebuah
two-tier diagnostic test untuk mengukur konsepsi siswa. Haslam & Treagust pernah
melakukan penelitian di bidang biologi, tes diagnostik yang digunakan adalah two-
tier diagnostic test. Two-tier diagnostic test ini digunakan untuk menyelidiki
tentang miskonsepsi siswa terhadap fotosintesis dan respirasi. Peneliti Odom &
Barrow (dalam Suwarto, 2013) mengembangkan two-tier diagnostic test untuk
mengukur pemahaman siswa tentang konsep difusi dan osmosa. Setiap butir soal
terdiri dari dua bagian, yaitu pilihan jawaban soal dan pilihan alasan. Artinya, untuk
mengerjakan setiap butir soal, siswa terlebih dahulu memilih jawaban, kemudian
memilih alasan yang sesuai dengan jawaban yang dipilihnya. Peneliti Franklin
mengembangkan suatu instrument two-tier diagnostic yang terdiri dari 40 butir soal,
untuk mengidentifikasi konsep tertentu pada kekuatan, cahaya, panas, dan listrik.
Pemaknaan kwalitatif dan kwantitatif telah digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes, validitas tes, dan kegunaan tes. Analisa butir telah dilakukan untuk
menentukan diskriminasi butir dan reliabilitas tes. Wawancara telah
diselenggarakan kepada 27 siswa untuk mengesahkan instrumen tersebut. Enam
guru telah diamati dan diwawancarai untuk menentukan pendapat guru sehubungan
dengan kegunaan tes tersebut. Chen (2005) mengembangkan penilaian two-tier
diagnostic untuk matematika khususnya tentang perkalian dan pembagian dan
untuk mengungkap miskonsepsi dan pola kesalahan tentang perkalian dan
pembagian pada anak kelas 6. Wawancara terbuka digunakan untuk mengumpulkan
segala jenis miskonsepsi dan pola-pola kesalahan dari perkalian dan pembagian.
Untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan kesalahan dilakukan wawancara kepada
beberapa siswa. Rata-rata tingkat kesukaran butir adalah 0,48 dan daya beda butir
adalah 0,42. Hasil analisa jawaban siswa, ada beberapa miskonsepsi tentang definisi
perkalian, perkalian untuk 0 dan 1, perkalian sistim desimal, definisi pembagian,
dan pembagian untuk 0 dan 1.
Wang (2003) dari Department of Science Education, National Pingtung
Teachers college yang ada di Taiwan, mengembangkan two-tier diagnostic test
yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa pada fotosintesis dan respirasi
di bidang pelajaran biologi. Bagian yang pertama masing-masing butir berisi suatu
isi pertanyaan dengan dua atau tiga pilihan; bagian yang kedua masing-masing butir
berisi tiga sampai lima pertimbangan untuk jawaban bagi bagian yang pertama.
Kelemahan soal bentuk ini adalah untuk mengetahui penyebab kesulitan yang
dialami siswa (baik jenis miskonsepsi maupunpola-pola kesalahan) masih belum
cukup, sehingga masih perlu dilakukan untuk wawancara kepada beberapa siswa.
Contoh soal menurut Rusilowati (2014) adalah sebagai berikut.
Sebuah benda berdiri sejauh 10 cm di depan lensa positif yang memiliki jarak
fokus 30 cm. Sifat bayangan yang dibentuk lensa tersebut adalah ...
A. Nyata, terbalik, diperkecil
B. Nyata, terbalik, diperbesar
C. Maya, tegak, diperkecil
D. Maya, tegak, diperbesar
Alasan:
A. benda terletak di luar titik pusat kelengkungan lensa.
B. benda terletak di antara titik fokus lensa dan titik pusat kelengkungan
lensa.
C. benda terletak di antara titik pusat optik lensa dan titik fokus lensa.
D. benda terletak di titik fokus lensa.
Rusilowati, A. 2007. Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Siswa SD, SMP, dan
SMA di Kota Semarang. Seminar Nasional tentang Penelitian Pendidikan
dan Penerapan MIPA di UNY, tgl 25 Agustus 2007