Anda di halaman 1dari 12

Namun pada penelitian dan pengembangan ini hanya sampai pada tahap

kelima, yaitu revisi hasil uji validasi ahli. Pemilihan rancangan pengembangan

ini dikarenakan model Borg &; Gall lebih sederhana dalam pengembangannya

dan tidak mengurangi kualitas dari produk yang dihasilkan. Model

pengembangan Borg &; Gall (1983) meliputi 10 langkah kegiatan, yaitu:

3.1.1 Penelitian Pendahuluan/Prasurvei

Tujuannya yaitu untuk mengumpulkan informasi mengenai

model/produk yang dikembangkan dan mengidentifikasi permasalahan

yang mungkin dijumpai dalam pengembangan model/produk. Langkah

pertama ini meliputi: kajian pustaka, pengamatan model

yang

telah ada,

identifikasi masalah-masalah yang ada dalam pengembangan

model/produk, analisis kebutuhan, dan studi kelayakan.

3.1.2 Perencanaan Penelitian

Perencaaan penelitian meliputi: (1) perumusan tujuan penelitian,

(2) perkiraan dana, tenaga, dan waktu; (3) perumusan kualifikasi peneliti

dan bentuk-bentuk partisipasinya dalam penelitian.

3.1.3 Pengembangan Model/ Produk Awal

Langkah ini meliputi: (1) penentuan design produk yang akan

dikembangkan (design hipotetik); (2) penentuan sarana dan prasarana

penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan;

(3) penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji design di lapangan; (4)

penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.

3.1.4 Uji Ahli dan Pelaksanaan Uji Coba Lapangan Awal


Tahapan ini merupakan uji coba model/produk oleh pakar terkait

dan disertai dengan uji coba lapangan awal terbatas, yang meliputi: (1)

uji lapangan awal model design produk; (2) bersifat terbatas, baik dari

segi isi design maupun pihak-pihak yang terlibat; (3) Pengujian lapangan

awal dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan design yang workable

baik secara kualitatif maupun metodologi.

3.1.5 Revisi Hasil Uji Lapangan Awal

Langkah ini untuk menyempurnakan model atau design berdasarkan

uji coba lapangan terbatas. Perbaikan telah dilakukan pada produk asli

melalui pengujian lapangan terbatas. Pada tahap awal pengembangan

produk lebih banyak penggunaan pendekatan kualitatif. Penilaian

dilakukan untuk menilai proses untuk memperbaiki isi produk.

3.1.6 Pelaksanaan Uji Lapangan Utama

Fase ini mewakili pengujian model/produk yang lebih luas,

termasuk: (1) menguji keefektifan design model/produk, biasanya

menggunakan teknik eksperimen model berulang; (2) design yang

efektif diperoleh baik untuk isi maupun metodologi hasil uji lapangan.

3.1.7 Revisi Hasil Uji Lapangan Utama

Tahap ini merupakan perbaikan kedua setelah uji coba lapangan

yang lebih luas dari uji coba lapangan pertama. Peningkatan produk

melalui uji coba lapangan yang ekstensif ini semakin menyempurnakan

produk yang dikembangkan karena dilakukan dengan kontrol pada tahap

uji lapangan sebelumnya. Konfigurasi pre-test dan post-test digunakan.

Selain perbaikan internal, pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif

karena peningkatan produk ini didasarkan pada pengukuran kinerja.


3.1.8 Uji Kelayakan/ Uji Lapangan Operasional

Langkah ini dilakukan dengan skala besar. Pada tahap ini dilakukan

uji efektivitas dan adaptabilitas design model/produk yang melibatkan

calon pengguna produk.

3.1.9 Revisi Final Hasil Uji Kelayakan

Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang

dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir diperlukan untuk

mengembangkan produk yang lebih tepat. Pada tahap ini telah dicapai

produk yang dapat mempertanggungjawabkan tingkat efektivitasnya.

Hasil akhir dari proses penyaringan memiliki nilai generalisasi yang

dapat diandalkan.

3.1.10 Diseminasi dan Implementasi Produk Akhir

Pada tahapan ini dibuat laporan hasil dari R & D melalui forum-

forum ilmiah, ataupun melalui media massa. Distribusi produk dilakukan

setelah melalui kontrol kualitas.

Alasan memilih model penelitian dan pengembangan (R&D) Borg &;

Gall (1983) dalam mengembangkan pelatihan self regulated learning untuk

mengurangi kecemasan akademik siswa adalah model pengembangan Dimulai

dengan penelitian dan pengumpulan informasi. Penggunaan strategi

pengembangan R&D oleh Borg &; Gall (1983) dalam mengembangkan manual

pelatihan self regulated learning untuk mengurangi kecemasan akademik siswa

didasarkan pada pertimbangan berikut: (1) model penelitian dan pengembangan

menggunakan rinci tetapi fleksibel dan siklus representasi; (2) model

pengembangan ini cocok untuk materi pelatihan self regulated learning untuk

mengurangi kecemasan belajar siswa karena memiliki sistem kerja yang


sederhana dan tidak terlalu rumit; (3) produk yang dihasilkan sesuai dengan

kebutuhan karena langkah-langkah yang diambil dengan adanya penilaian

kebutuhan yang selanjutnya dianalisis dan dilakukan oleh penelitian bibliografi

untuk menguji konsep teoritis; (4) adanya uji lapangan dan evaluasi produk

untuk menghasilkan produk yang dapat diterima yang meliputi empat aspek

meliputi: kegunaan, kelayakan, ketepatan dan kepatutan.

Pengembangan panduan pelatihan yang dilakukan olih pengembang

hanya sampai pada tahap uji ahli dan uji pengguna produk, sehingdale

sampai pada tahap uji kelompok kecil, desiminasi dan implementas Deng

demikian, prosedur utama dalam pengembangan panduan pelatihan

regulated learning mengurangi kecemasan akademik siswa terdian dari mat

langkah, yaitu: (1) penelitian awal prasurvei, (2) perencanaan

pengembangan produk (4) uji validasi awal dan (5) revisi hasi uji validiese swak

3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Model Research and Development Cycle (R & D Cycle) yang diadaptasi

pengembang menjadi sebuah model yang ringkas dan sederhana. Pada gambar

berikut akan dijelaskan tahap-tahap model pengembangan

TAHAP I PERSIAPAN

PENELITIAN AWAL DAN PENGUMPULAN DATA: Analisis kebutuhan

denga mengkaji dan mengumpulkan informasi melaui kajian hasil penelitian dan

jurnal ilmiah, studi literature dan menentukan tujuan penelitian.

PERENCANAAN: Menyiapkan kebutuhan penelitian dan pengembangan.

रा

TAHAP II PENGEMBANGAN PRODUK

PENGEMBANGAN PRODUK AWAL: Menentukan materi sebagai isi produk,


menentukan design produk, pembuatan produk hingga menghasilkan draft kasar

produk

1 Menetukan tujuan pelatihan self regulated learning

2. Menyusun isi buku panduan pelatihan self regulated learning

3. Menyusun alat evaluasi produk

TAHAP III UJI COBA PRODUK

UJI COBA PRODUK AWAL

Uji Ahli BK & Media

1 Subjek :3 Ahli BK (Dosen BK), 3 Ahli Media (Dosen TT)

2 Instrumen Skala penilaian dan komentar

3 Analisis Data : Kualitatif dan kuantitatif

Uji Calon Pengguna Produk

1. Subjek

: 3 Guru BK

2.

Instrumen : Skala penilaian dan komentar

3. Analisis Data : Kualitatif dan kuantitatif

REVISI

PRODUK UTAMA

Panduan Pelatihan Self-regulated Learning untuk Mengatasi

Kecemasan Akademik Siswa

Gambar 3.1 Tahap-tahap Model Pengembangan Adaptasi Borg &; Gall

Model pengembangan dalam penelitian ini diadaptasi dari strategi

pengembangan Borg &; Gall (1983) yang sebagian dimodifikasi oleh peneliti

untuk mengakomodasi keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Berikut adalah


deskripsi dari proses pengembangan.

3.2.1 Tahap Persiapan

Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu melakukan penelitian

awal dan pengumpulan informasi serta perencanaan penelitian yang

dijelaskan di bawah ini:

3.2.1.1 Melakukan Penelitian Awal dan Pengumpulan Informasi

Pada langkah ini, ada beberapa kegiatan yang dilakukan

pengembang di antaranya: (1) menganalisis kebutuhan dan

hasil informasi; (2) mengkaji literatur; dan (3) menentukan

tujuan pengembangan, berikut ulasannya:

3.2.1.1.1 Analisis Kebutuhan dan Mengkaji Hasil Informasi

Analisis kebutuhan dilaksanakan

berdasarkan hasil rekomendasi dari dosen

pembimbing skripsi I mengenai jenis kebutuhan

layanan Bimbingan dan Konseling meningkatkan

self regulated learning siswa dalam mengurangi

kecemasan akademik. Selanjutnya peneliti

melakukan pengumpulan informasi terkait topik

tersebut secara teoritis.

3.2.1.1.2 Mengkaji Literatur

Mengkaji berbagai konsep atau landasan

teoritik yang mendukung asumsi penelitian. Kajian

didasarkan pada hasil-hasil penelitian dan jurnal

ilmiah terkait aspek kecemasan akademik, sehingga

langkah-langkah dalam pengembangan produk


dapat disusun secara tepat.

3.2.1.1.3 Menentukan Tujuan Pengembangan

Didasarkan dari kegiatan analisis kebutuhan

yang dilakukan sebelumnya, tujuan utama yang

ingin dicapai ialah dapat menghasilkan produk

berupa panduan pelatihan self regulated learning

sebagai fungsi developmental perilaku kecemasan

akademik siswa yang berupa buku panduan untuk

Konselor dan DVD materi pelatihan.

3.2.1.2 Melakukan Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, pengembang menyusun

rancangan kegiatan dan kebutuhan penelitian dalam bentuk

proposal yang terdiri dari latar belakang penelitian, tujuan

penelitian, manfaat, dan langkah-langkah penelitian serta

rancangan mengenai pihak-pihak yang akan dilibatkan pada

penelitian dan pengembangan ini. Setelah proposal yang

dirancang ini disetujui, pengembang melakukan analisis skala

kecemasan akademik siswa SMP dengan menyusun instrumen.

Penyusunan instrumen skala kecemasan akademik siswa SMP

ini didasarkan atas jabaran variabel, sub variabel dan indikator

kecemasan akademik yang mana teori tersebut juga digunakan

sebagai dasar pengembangan produk. Dari jabaran tersebut

didapatkan 44 item valid berupa pernyataan yang harus

ditanggapi oleh siswa dengan 4 pilihan jawaban yaitu, Sesuai

(S), Sangat Sesuai (SS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak
Sesuai (STS). Masing-masing pilihan jawaban mempunyai

skor yang disesuaikan dengan sifat pernyataan. Untuk

pernyataan yang bersifat positif (favorable) maka skornya

berurutan adalah 4 untuk S, 3 untuk SS, 2 untuk TS, dan 1 untuk

STS. Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negatif

(unfavorable) urutan nilainya menjadi terbalik. Adapun uraian

dari ke 44 item tersebut akan dijelaskan di bawah ini:

3.2.2 Tahap Pengembangan Produk

3.2.2.1 Menentukan Tujuan Bimbingan

Dalam pengembangan tahap kedua, kegiatan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

3.2.2.1.1 Menentukan Tujuan Umum

Merumuskan tujuan umum merupakan

bagian yang penting dalam proses pengembangan

pandun pelatihan self regulated learning. Karena

tujuan umum merupakan representasi dari seluruh

tujuan yang ingin dicapai pada akhir pelatihan atas

apa yang harus dicapai siswa setelah mengikuti

pelatihan

3.2.2.1.2 Menentukan Tujuan Khusus

Tujuan khusus pelatihan adalah uraian

tentang apa yang dapat dikerjakan siswa pada saat

dan sesudah mengikuti kegiatan pelatihan dengan

menggunakan kriteria yang ada dalam panduan

3.2.2.1.3 Menyusun isi dari buku panduan keterampilan self


regulated learning

Rancangan

panduan pelatihan yang

dihasilkan dalam pengembangan ini adalah

panduan pelatihan self regulated learning untuk

mengurangi kecemasan akademik siswa. Panduan

ini berupa buku panduan untuk Guru BK

Buku panduan ini berfungsi sebagai

petunjuk bagi Guru BK dalam melaksanakan

bimbingan kepada siswa. Panduan terdiri dari tiga

bagian, yaitu: bagian pendahuluan, petunjuk umum

dan prosedur pelatihan yang berisi tahapan dan sesi,

serta dilengkapi lembar diskusi dan refleksi

pelatihan. Secara garis besar buku panduan ini

berisi: (1) rasional penyusunan buku panduan; (2)

rumusan tujuan umum dan rumusan tujuan khusus

untuk masing-masing pertemuan; (3) petunjuk

umum pelaksanaan pelatihan; (4) petunjuk khusus

dan prosedur rinci pelatihan; (5) lembar diskusi dan

lembar refleksi.

3.2.2.3 Menentukan Alar Evaluasi

Penyusunan alat evaluasi pada tahap ini adalah sebagai

alat evaluasi produk untuk mengetahui kegunaan, ketepatan,

kelayakan dan kepatutan produk yang dikembangkan berupa

instrumen uji ahli bimbingan dan konseling dan uji calon


pengguna produk (Guru BK).

3.2.3 Tahap Uji Coba Produk

Pada dasarnya kegiatan uji coba produk dilakukan untuk

memperoleh data berupa saran dan tanggapan dari subjek coba

terhadap produk pengembangan tentang kegunaan, kelayakan,

ketepatan, dan kepatutan panduan melalui penilaian yang terdiri dari uj

ahli BK dan calon pengguna produk. Adapun kegiatan uji produk

dalam pengembangan ini sebagai berikut:

3.2.3.1 Penilaian Ahli

Subjek penilaian ahli dalam pengembangan panduan

pelatihan self regulated learning untuk mengurangi kecemasan

akademik siswa ini adalah:

3.2.3.1.1 Subjek penilaian ahli Bimbingan dan Konseling

dengan kriteria: (1) dosen jurusan Bimbingan dan

Konseling, (2) pendidikan S2 Bimbingan dan

Konseling, (3) mempunyai pengalaman dalam

bidangnya minimal 5 tahun.

3.2.3.1.2 Subjek penilaian ahli media dengan kriteria: (1)

memiliki kualifikasi pendidikan minimal S2

Teknologi Pendidikan, (2) berpengalaman dalam

bidang perencanaan dan pengembangan suatu

produk pembelajaran, khususnya media, (3) bekerja

sebagai dosen teknologi pendidikan minimal 5

tahun.

3.2.3.1.3 Subjek calon pengguna produk (Guru BK). Kriteria


calon pengguna produk (Guru BK), yaitu: (1) Guru BK di SMP, (2) berlatar belakang pendidikan S1

Bimbingan dan Konseling, (3) telah menjadi Guru

BK minimal 10 tahun, (4) aktif dalam kegiatan BK.

3.2.3.2 Jenis Data

Data yang diperoleh dari hasil uji ahli dan calon

pengguna produk meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif diperoleh dari skala penilaian yang diberikan kepada

para ahli dan calon pengguna produk. Sedangkan data kualitatif

diperoleh dari umpan balik tertulis pada lembar proposal dan

proposal lisan. Semua data yang diperoleh dapat digunakan

untuk bahan pertimbangan dalam revisi dan penyempurnaan

produk, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

3.2.3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Skala adaptasi ini dirancang untuk mengumpulkan

pendapat ahli tentang akseptabilitas panduan pelatihan. Pada

setiap butir pertanyaan/pernyataan memilki jawaban dalam

skala 1 sampai 4. Untuk mengisi skala penilaian, setiap angka

diberi makna sebagai berikut:

3.2.3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan teknik dalam menganalisis

data-data yang telah diperoleh hasil penelitian baik data angka

maupun non angka/verbal, berikut adalah penjelasan mengenai

analisis data angka dan data non angka/verbal.

3.2.3.4.1 Analisis Data Angka

Analisis data angka yang diperoleh dari


penilaian tiga ahli BK, tiga ahli media dan tiga calon

pengguna

dilakukan dengan menggunakan

persentase. Rumus yang

digunakan untuk

menghitung tingkat percentage of agreements

dikemukakan oleh Grinnell dan Unrau (1988: 469),

adalah sebagai berikut:

Percentage of Agreements

Agreements

(Disagreement + Agreements)

x 100

Keterangan

: Agreements

Disagreement

penilaian yang sepakat

penilaian yang tidak sepakat

Data yang dianalisis di atas diinterpretasikan sebagai berikut

berdasarkan batasan yang dikembangkan oleh Hidayah (2012):

3.2.3.4.2 Analisis Data Non Angka/ Verbal

Dalam hal data non-numerik/verbal berupa

saran, komentar kritis atau umpan balik dari para

ahli dan Konselor, akan ditarik kesimpulan dari

penjelasan yang memberikan pemahaman yang

jelas tentang aspek-aspek yang dinilai.

Anda mungkin juga menyukai