Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN PENGEMBANGAN

Borg and Gall

Remerta N. Naatonis. NIM. 22070996043


Dian Noor Ahsyari. NIM.22070996044
Nabrisi Rohid. NIM. 22070996011
Dydik Kurniawan. NIM 22070996010
Zet Yulius Baitanu. NIM. 22070996008

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Model desain pembelajaran Borg and Gall tentang R&D (Research & Developmnet). Borg
and Gall (1989:782) mendefinisikan Research and Development dalam pendidikan adalah;
“Research and development is a process used develop and validate educational product.”

Dari definisi tersebut dapat dipahami penelitian dan pengembangan merupakan proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Produk yang
dikembangkan sudah divalidasi untuk digunakannya. Research & Developmnet difahami sebagai
kegiatan penelitian yang dimulai dengan research dan diteruskan dengan development. Kegiatan
research dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs
assessment), sedangkan kegiatan development dilakukan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran.

Gambar 1. Borg and Gall (Research and Development)

Langkah – langkah dari model Research and Development (R&D) menurut Borg and Gall ( 1989 :
784 – 785 ), sebagai berikut ;
a) Research And Information Collecting (Penelitian Dan Pengumpulan Data)
b) Planning (Perencanaan)
c) Develop Preliminary Form Of Product (Pengembangan Draf Produk)
d) Preliminary Field Testing (Uji Coba Awal)
e) Main Product Revision (Revisi Hasil Uji Coba)
f) Main Field Testing (Uji Coba Lapangan)
g) Operational Product Revision (Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan)
h) Operational Field Testing (Uji Coba Pelaksanaan Lapangan)
i) Final Product Revision (Penyempurnaan Produk Akhir)
j) Dissemination And Implementation (Desiminasi Dan Implementasi)
A. Penjabaran Langkah-Langkah Borg and Gall 1989
1) Research and information collecting (Penelitian dan pengumpulan data)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur, penelitian
skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Untuk melakukan analisis kebutuhan
ada beberapa kriteria yang terkait dengan urgensi pengembangan produk dan
pengembangan produk itu sendiri, juga ketersediaan SDM yang kompeten dan kecukupan
waktu untuk mengembangkan.
2) Planning (Perencanaan)
Menyusun rencana penelitian pengembangan, meliputi kemampuan-kemampuan yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian pengembangan, rumusan tujuan yang hendak
dicapai dengan penelitian tersebut sesuai dengan RPP dan silabus, desain atau langkah-
langkah penelitian maupun pengembangan. Serta pembuatan desain media sesuai dengan
media yang di ingin tersebut.
3) Develop preliminary form of product (Pengembangan draf produk)
Penentuan desain produk meliputi desain yang akan dikembangkan maupun diteliti,
meliputi pengembangan desain rancangan media yang akan dikembangkan, Termasuk di
dalamnya antara lain pengembangan perangkat pembelajaran pembelajaran, proses
pembelajaran, prosedur dan instrumen evaluasi serta subjek yang terlibat dalam uji coba.
Dan pengembangan desain dari setiap produk dari media tersebut.
4) Preliminary field testing (Uji coba awal)
Uji coba awal yaitu melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk, yang bersifat
terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat. Uji lapangan awal
dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun
metodologi. Uji coba lapangan awal dilakukan oleh para ahli meliputi ahli rpp, ahli materi
dan ahli media. Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi yang selanjutnya dianalisis.
5) Main product revision (Revisi hasil uji coba)
Revisi hasil uji coba merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan
terbatas atau uji coba awal. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan
uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih
banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Evaluasi yang dilakukan
lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan
internal media maupun perangkat pembelajaran.
6) Main field testing (Uji coba lapangan atau uji coba lapangan skala kecil)
Langkah uji coba lapangan merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji desain produk,
uji desain dalam lingkup skala kecil, serta melakukan persiapan prosedur pelaksanaan uji
coba. Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang efektif, baik dari sisi substansi
maupun metodologi.
7) Operational product revision (Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan skala kecil)
Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan ini merupakan penyempurnaan produk
atas hasil uji lapangan berdasarkan hasil analisa data melalui kuisioner. Jadi perbaikan ini
merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji awal. Penyempurnaan produk ini
didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Hasil uji coba lapangan skala kecil berupa model desain yang siap diterapkan,
baik dari sisi substansi maupun metodologi.
8) Operational field testing (Uji coba pelaksanaan lapangan atau uji pemakaian)
Setelah di revisi maka selanjutnya produk di uji cobakan dalam lingkup yang luas atau pada
kelompok besar, uji coba ini bisa dikatakan sebagai uji coba pemakaian. Dari hasil uji coba
pemakaian ini maka akan dijadikan sebagai bahan dalam mengukur kelayakan serta
keefektifan media yang dikembangkan. Serta sebagai acuan untuk diterapkan dalam
penggunaan.
9) Final product revision (Penyempurnaan produk akhir)
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat kelayakan
atau keefektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir
memiliki nilai yang dapat diandalkan. Penyempurnaan didasarkan pada data hasil uji
kelayakan dalam skala uji pemakaian pelaksanaan lapangan.
10) Dissemination and implementation (Desiminasi dan implementasi)
Desiminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk pada forum-forum profesional di
dalam jurnal dan implementasi produk pada praktik pendidikan. Penerbitan produk untuk
didistribusikan secara komersial maupun free untuk dimanfaatkan oleh publik.

B. Kelebihan dan Kekurangan


Pada dasarnya Model Borg dan Gall bagian dari penelitian pengembangan (R&D) yang
memiliki kelebihan :
1. Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-and-now)
melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembari menghasilkan pengetahuan
yang bisa digunakan di masa mendatang.
2. Mampu menghasilkan suatu produk/ model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena
melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli.
3. Mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti sehingga diharapkan akan
selalu ditemukan model/ produk yang selalu aktual dengan tuntutan kekinian.
4. Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan.
Kekurangannya :
1. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur yang harus
ditempuh relatif kompleks.
2. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian ditujukan untuk pemecahan
masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan populasi.
3. Penelitian memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.
BAB II
LANDASAN TEORI

Karakteristik Penelitian R&D (Borg And Gall 1989)


1. TUJUAN
Bertujuan untuk menghasilkan produk, menguji produk, sampai terstandarisasi sesuai dengan
indikator yang ditetapkan.
2. PENDEKATAN
Menggunakan system approach dan diawali dengan need assessment
3. PROSES
Tahapan prosedurnya mengikuti langkah langkah dalam model disertai tahapan uji coba
4. HASIL
Produk berupa media, metode, strategi, model, program

Sepuluh Langkah Utama dalam Siklus Lengkap Penelitian & Pengembangan


1. 1. Penelitian awal dan pengumpulan informasi melalui :

● Review literatur tentang produk pendidikan yang akan diteliti (melalui jurnal dan hasil-hasil
penelitian lain). Produk tersebut dapat meliputi bahan pelatihan/bahan pembelajaran tercetak,
bahan pembelajaran bermedia, sistem layanan pendidikan, atau sistem manajemen pendidikan.
(sesuai dengan fokus penelitian)

● Buku-buku teks yang relevan


● Observasi lapangan tentang penggunaan produk pendidikan yang sudah ada di berbagai tempat

● Wawancara dengan pihak pemangku kepentingan


2. Perencanaan

● Perumusan tujuan pendidikan secara spesifik yang diharapkan dicapai bila menggunakan produk
yang akan dikembangkan

● Penentuan urutan isi/materi pendidikan (atau rancangan sistem manajemen yang akan
dikembangkan)

● Kemungkinan pelaksaan uji coba skala kecil


3. Pengembangan produk awal (draft)

● Pengembangan bahan pembelajaran


(sistem manajemen baru)

● Pengembangan buku pedoman dan panduan (hand books)

● Pengembangan instrumen evaluasi


4. Uji coba awal (evaluasi formatif)

● Satu-tiga sekolah masing-masing 6-12 subyek (peserta didik) per sekolah

● Interview, observasi, kuesioner, dan analisis data


5. Revisi utama produk berdasarkan hasil butir empat
6. Uji coba utama (skala sedang)

● 5-15 sekolah dengan 30-100 subyek per sekolah

● Data kuantitatif hasil pretest - post test dianalisis

● Hasil analisis dinilai atas dasar pencapaian tujuan pendidikan dan bila mungkin dibandingkan
dengan kelompok kontrol
7. Revisi produk operasional berdasarkan hasil butir enam
8. Uji coba operasional (skala luas)

• 10-30 sekolah dengan 40-200 subyek per sekolah

• Interview, observasi, kuesioner, dan analisis data


9. Revisi produk final berdasarkan hasil butir delapan
10. Diseminasi dan implementasi

● Diseminasi bertujuan membantu pengguna potensial menjadi sadar akan adanya produk hasil
penelitian & pengembangan dan menyaksikan keberhasilan penggunaannya

● Laporan tentang produk, dipresentasikan dalam pertemuan professional dan jurnal

● Implementasi dengan membantu pengadopsi menggunakan produk tersebut di lingkungan


kerjanya
Karena ada proses diseminasi maka R & D acap kali disebut R, D, & D (Research, Development, and
Dissemination)
Model Pengembangan Borg dan Gall Menurut (Borg & Gall, 1983) model pengembangan ini
menggunakan alur air terjun (waterfall) pada tahap pengembangannya. Model pengembangan Borg dan
Gall ini memiliki tahap-tahap yang relatif panjang karena terdapat 10 langkah pelaksanaan: (1) penelitian
dan pengumpulan data (research and information colleting), (2) perencanaan (planning), (3)
pengembangan draft produk (develop preliminary form of product), (4) uji coba lapangan (preliminary
field testing), (5) penyempurnaan produk awal (main product revision), (6) uji coba lapangan (main field
testing), (7) menyempurnakan produk hasil uji lapangan (operational product revision), (8) uji pelaksanaan
lapangan (operasional field testing), (9) penyempurnaan produk akhir (final product revision), dan (10)
diseminasi dan implementasi (disemination and implementation) (Hamdani, 2011).

Langkah tersebut ditunjukkan pada bagan berikut: Gambar 1. Model Penelitian Pengembangan
(Borg & Gall, 1983) (1) Penelitian dan pengumpulan data (research and information colleting) (2)
Perencanaan (planning) (3) Pengembangan draft produk (develop preliminary form of product) (4) Uji
coba lapangan (preliminary field testing) (5) Penyempurnaan produk awal (main product revision) (6) Uji
coba lapangan (main field testing) (7) Menyempurnakan produk hasil uji lapangan (operational product
revision) (8) Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing) (9) Penyempurnaan produk akhir (final
product revision) (10) Diseminasi dan implementasi (disemination and implementation)
Tahap yang dilaksanakan pada pengembangan penelitian ini secara rinci sebagai berikut. 1) Research
and information collecting (penelitian dan pengumpulan data melalui survei), termasuk dalam langkah
ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk
merumuskan kerangka kerja penelitian 2) Planning (perencanaan), termasuk dalam langkah ini
merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang
akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara
terbatas 3) Develop preliminary form of product (pengembangan bentuk permulaan dari produk), yaitu
mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini
adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan
evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung 4) Preliminary field testing (ujicoba awal lapangan), yaitu
melakukan uji coba lapangan awal dalam skala terbatas. Dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek.
Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau
angket 5) Main product revision (revisi produk), yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang
dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali,
sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model)
utama yang siap diujicobakan lebih luas 6) Main field testing (uji coba lapangan), uji coba utama yang
melibatkan seluruh peserta didik 7) Operational product revision (revisi produk operasional), yaitu
melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang
dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi 8) Operational field testing
(uji coba lapangan operasional), yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah
dihasilkan 9) Final product revision (revisi produk akhir), yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap
model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final) 10) Dissemination and
implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan dan menerapkannya
di lapangan. Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan
dari model ini yaitu mampu menghasilkan suatu produk dengan nilai validasi yang tinggi dan mendorong
proses inovasi produk yang tiada henti, sedangkan untuk kelemahan dari model ini yaitu memerlukan
waktu yang relatif panjang, karena prosedur realtif kompleks dan memerlukan sumber dana yang cukup
besar.
Keterangan:
1. Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang
berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
2. Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan
permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan
melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
3. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan
dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman
dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung;
4. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas. dengan
melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat
dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;
5. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan
hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang
ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicoba
lebih luas;
6. Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa.
7. Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih
luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap
divalidasi;
8. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan;
9. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna
menghasilkan produk akhir (final);
10. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang
dikembangkan
Skema tersebut dirujuk dari the major steps in the R & D cycle Borg dan Gall. Pengadaptasiannya
diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran dan jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam tiap
tahapnya. Sukmadinata (2010) menjelaskan ”Jika kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti
dengan benar, maka akan dapat menghasilkan suatu produk pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan”. Langkah-langkah tersebut bukanlah hal baku yang harus diikuti, langkah yang
diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.
Daftar Referensi

Borg, W. R dan Gall, M. D.(1989). Educational Research An Introduction. New York: Longman.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran . Jakarta: PT. Rineka Cipta
http://www.bungsucikal.com/2011/06/model-pembelajaran-intructional.html
Malik, Oemar. 2002. Perecanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem . Jakarta: Bumi
Aksara
Morrison, G. R., Ross, S. M., Kemp, J. E., & Kalman, H. (2010). Designing effective instruction.
John Wiley & Sons.
Mudhofir. 1996. Teknologi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Silalahi, Albinus. (2017). Development Research (Penelitian Pengembangan) Dan Research &
Development (Penelitian & Pengembangan) Dalam Bidang Pendidikan/Pembelajaran.
Seminar & Workshop Penelitian Disertasi Program Doktoral Pasca Sarjana Universitas
Negeri Medan
Spector, J. M., Merrill, M. D., Van Morrienboer, J., & Driscoll, M. (2008). Perspective principals for
instructional design. In Handbook of research on educational communications and technology
(3rd ed., pp. 173-183). New York, New York: Routledge
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training
Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training
Institute/Special Education, University of Minnesota.

Anda mungkin juga menyukai