Anda di halaman 1dari 21

ASESMEN PORTOFOLIO

MAKALAH

diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Asesmen Pendidikan yang diampu
oleh Dr. Hj. Siti Sriyati M.Si

disusun Oleh:
Nissa Rachmawati (2002346)

PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya
lah makalah ini dapat tersusun. Makalah ini merupakan bagian dari tugas mata
kuliah Asesmen Pendidikan yang mana dalam makalah ini membahas mengenai
asesmen portofolio. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena masih terkandung kekurangan didalamnya. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
mengembangkan makalah ini. Atas perhatian, penyusun mengucapkan terima
kasih.

Bandung, 10 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Pengertian Asesmen Portofolio .............................................. 3
B. Tujuan Asesmen Portofolio .................................................... 4
C. Kriteria Asesmen Portofolio ................................................... 5
D. Jenis-jenis Portofolio .............................................................. 5
E. Perbedaan Portofolio dari Penilaian lainnya ........................... 6
F. Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Portofolio ..................... 7
G. Prinsip Penilaian Portofolio .................................................... 9
H. Pelaksanaan Penilaian Portofolio ............................................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pendidikan, terdapat beberapa aspek yang harus dikuasai secara
seimbang oleh guru, yaitu kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem
penilaiannya (Suraprana et al, 2006). Adanya kelemahan dalam satu aspek
akan berpengaruh terhadap pencapaian proses dan hasil yang diharapkan.
Seorang guru yang paham akan kurikulum ataupun proses pembelajaran, jika
pemahamannya kurang dalam penilaian, maka bisa berakibat fatal bagi
peserta didik karena “nilai” bagi peserta didik adalah “nasib” baginya.
Apabila guru memberikan penilaian yang tidak benar sama seperti
menjatuhkan vonis yang tidak semestinya kepada anak didiknya. Sebaliknya,
takut menilai apa adanya juga menjatuhkan vonis buruk kepada mereka, juga
tidak memberikan gambaran yang benar kepada pengguna lulusan (Soewandi,
2005).
Menyinggung tentang profesionalitas guru dalam melakukan penilaian
hasil belajar memang masih rendah. Guru terbiasa dengan kegiatan penilaian-
penilaian rutin yang bersifat praktis dan ekonomis. Sebenarnya, guru pun
sering mengikuti pelatihan evaluasi atau penilaian hasil belajar, namun
setelah pelatihan mereka kembali ke kebiasaan sebelumnya yaitu memberikan
tes tertulis atau tes perbuatan, baik dalam formatif maupun sumatif, tanpa
melakukan perbaikan, penyempurnaan atau inovasi dalam pelaksanaan
penilaian (Arifin, 2010).
Pada saat ini dalam dunia pendidikan Indonesia tengah berlangsung
pemasyarakatan penerapan Standar Pendidikan. Di tengah hiruk-pikuknya
upaya itu, terselip portofolio sebagai salah satu alat penilaian, seperti yang
tercantum dalam Buku KTSP SMP bahwa penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri (Depdiknas, 2006). Fakta tersebut
memperlihatkan, bahwa asesmen portofolio seharusnya juga sudah mulai

1
diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Pembuatan makalah ini
mencoba membahas „apa, mengapa, dan bagaimana‟ asesmen portofolio.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan sebuah permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari asesmen portofolio?
2. Apa tujuan dari asesmen portofolio?
3. Apa karakteristik dari asesmen portofolio?
4. Apa saja jenis-jenis asesmen portofolio?
5. Apa saja perbedaan portofolio dengan penilaian lainnya?
6. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari asesmen portofolio?
7. Apa saja prinsip penilaian portofolio?
8. Bagaimana pelaksanaan penilaian portofolio?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami pengertian dari asesmen portofolio
2. Memahami tujuan dari asesmen portofolio
3. Mengidentifikasi karakteristik dari asesmen portofolio
4. Memahami jenis-jenis asesmen portofolio
5. Membedakan portofolio dengan penilaian lainnya
6. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari asesmen portofolio
7. Menganalisis prinsip penilaian portofolio
8. Menganalisis pelaksanaan penilaian portofolio
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya
sebagai bahan bacaan dan informasi yang berkaitan dengan asesmen
portofolio.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen Portofolio


Istilah portofolio diambil dari bidang seni, yaitu istilah yang merujuk pada
suatu kumpulan karya (Stecher, dalam Fredman et al., 2001). Suatu portofolio,
menurut Collins (dalam Collette & Chiappetta, 1994), adalah suatu tempat
yang berisi sekumpulan bukti dari keterampilan, pengetahuan, minat, dan
kecenderungan seseorang.
Dalam konteks pendidikan, portofolio memiliki arti sebagai kumpulan dari
pekerjaan siswa dan catatan mengenai kemajuan belajarnya, seperti apa yang
telah siswa pelajari dan bagaimana keberhasilan mereka dalam belajar atau
tentang bagaimana siswa tersebut berfikir, bertanya, menganalisa, mensintesa,
memproduksi, dan berkreasi serta bagaimana siswa tersebut berinteraksi secara
intelektual, emosional, dan sosial dengan yang lain (Wulan, 2018).
Portofolio diartikan juga sebagai kumpulan karya siswa dalam kurun
waktu tertentu yang menunjukkan usaha, perkembangan dan prestasi belajar.
Kurun waktu tersebut bisa berupa pengumpulan karya dalam rentang satu
semester bahkan satu tahun atau lebih. Portofolio biasanya merupakan karya
terpilih seorang siswa yang dianggap paling baik dan ditentukan bersama oleh
siswa dan gurunya. Portofolio seorang siswa biasanya memuat beberapa hal
berikut (Widoyoko, 2014):
1. Hasil ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester
yang biasanya dicatat dalam buku nilai siswa
2. Tugas-tugas terstruktur, yang biasanya dikumpulkan oleh guru dan disimpan
dalam sebuah map atau loker khusus untuk tugas-tugas siswa
3. Catatan perilaku harian siswa yang biasanya tersimpan pada buku khusus
yang disebut catatan anekdot
4. Laporan kegiatan siswa diluar sekolah yang menunjang kegiatan belajar,
biasanya dikumpulkan para guru dan selanjutnya di dokumentasikan

3
B. Tujuan Asesmen Portofolio
Penilaian portofolio dapat digunakan sebagai alat formatif maupun
sumatif. Portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan
peserta didik dari hari ke hari dan mendorong peserta didik dalam merefleksi
pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses
perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan formatif dan
diagnostik. Penilaian portofolio bertujuan juga untuk penilaian sumatif pada
akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai
alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka rapor peserta didik, yang
menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu (Arifin,
2010).
Pada hakikatnya tujuan portofolio adalah untuk memberikan informasi
kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan
dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan
prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio
merupakan lampiran dari rapor; dengan demikian rapor harus dibuat. Portofolio
banyak digunakan tes tertulis (paper and pencil test), project, product, dan
catatan kemampuan (records of performance).
Tujuan penilaian portofolio menurut Surapranata et al (2006) yaitu
sebagai berikut.
1. Menghargai perkembangan peserta didik
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran
3. Memberi perhatian pada prestasi kerja
4. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan
eksperimentasi
5. Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
6. Bertukar informasi antara orang tua peserta dididk dengan guru lain
7. Pertumbuhan konsep diri positif peserta didik mempercepat
8. Meningkatkan kemampuan refleksi diri
9. Meningkatkan kemampuan refleksi diri
10. Membantu peserta didik merumuskan tujuan

4
C. Karakteristik Asesmen Portofolio
Menurut Barton dan Collins dalam Surapranta et al (2006) terdapat
beberapa karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber,
autentik, dinamis, eksplisit, integrasai, kepemilikan, dan beragam tujuan.
Multisumber dimaksudkan bahwa pelaksanaan penilaian portofolio harus
dilakukan dari berbagai sumber, seperti peserta didik, orangtua, guru,
masyarakat, dan evidence lainnya seperti gambar, lukisan, jurnal, audio, dan
video tape, baik secara tertulis maupun tindakan. Evidence yang dimaksud
haruslah autentik dan berhubungan dengan program pembelajaran, kegiatan,
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai.
Disamping itu, penilaian portofolio menuntut adanya pertumbuhan dan
perkembangan dari setiap peserta didik. Oleh sebab itu, sebaiknya setiap
evidence dari waktu ke waktu harus dikumpulkan dan didokumentasikan.
Penilaian portofolio juga harus jelas, baik jenis, teknik, prosedur maupun
kompetensi yang akan diukur. Dalam pelaksanaannya, antara kegiatan peserta
didik di kelas dengan kehidupan nyata harus terintegrasi. Artinya, penilaian
portofolio tidak terlepas dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik
tidak jau dari apa yang mereka alami. Peserta didik juga dapat dengan mudah
mengaitkan antara kemampuan yang diperolehnya dengan kenyataan sehari-
hari.
D. Jenis-jenis portofolio
Foster dan Master (dalam Widoyoko, 2014) membedakan portofolio ke
dalam tiga jenis yaitu portofolio kerja (working portofolio), portofolio
dokumentasi (documentary portofolio), dan portofolio penampilan (show
portofolio).
1. Portofolio kerja (working portofolio)
Portofolio kerja merupakan kumpulan karya yang menggambarkan
perkembangan pembuatan kerya dari persiapan/draf sampai karya itu
selesai. Portofolio ini menggambarkan proses pekerjaan, perbaikan dan
menyempurnakan pekerjaan siswa. Portofolio kerja tidak hanya berisi hasil
kerja siswa, tetapi juga semua proses yang dilalui oleh siswa untuk
menghasilkan karya tertentu dan guru dapat memonitor perkembangan dan

5
menilai cara siswa mengatur atau mengelola belajar mereka. Hal-hal yang
harus dilakukan siswa dan dinilai dalam portofolio ini antara lain berupa
draf, pekerjaan yang belum selesai dan pekerjaan terbaik yang bias
dihasilkan oleh siswa.
2. Portofolio dokumentasi (documentary portofolio)
Portofolio dokumentasi merupakan koleksi hasil kerja siswa yang
khusus digunakan untuk penilaian. Berbeda dengan portofolio kerja yang
pengoleksiannnya dilakukan dari hari ke hari sesuai prosesnya, portofolio
dokumentasi adalah kumpulan hasil karya sudah jadi yang akan diajukan
dalam penilaian.
Kegunaan portofolio dokumentasi sebagai sumber portofolio
bergantung pada bagaimana hasil karya siswa berhubungan dengan indicator
hasil belajar yang telah ditetapkan. Sehingga adanya kriteria koleksi karya
sangat penting untuk menunjukan bahwa isi dari portofolio dokumentasi
sudah sesuai dengan indicator pencapaian hasil pembelajaran.
3. Portofolio penampilan (show portofolio)
Portofolio penampilan merupakan kumpulan karya terbaik yang
dihasilkan siswa. Portofolio penampilan hanya menunjukkan asil karya
terbaik dan hanya menunjukkan hasil akhir. Portofolio penampilan
merupakan seleksi karya terbaik yang dihasilkan oleh siswa. Portofolio
penampilan digunakan untuk tujuan seperti seleksi, sertifikasi maupun
penilaian kelas.
E. Perbedaan Penilaian Portofolio dengan Penilaian lainnya
Beberapa perbedaan pokok antara tes sebagai suatu teknik atau alat
penilaian yang selama ini digunakan guru dengan penilaian portofolio sebagai
salah satu inovasi dalam pelaksanaan penilaian, diantaranya yaitu:
Tabel Perbedaan Penilaian Portofolio dan Penilaian Lainnya
No Tes Penilaian Portofolio
1. Tes biasanya dilakukan untuk Penilaian portofolio menilai
menilai kemampuan intelektual seluruh aspek perkembangan
siswa melalui penguasaan materi siswa baik intelektual, minat
pembelajaran sikap, dan keterampilan.
2. Guru berperan sangat dominan Peserta didik terlibat dalam proses
dalam proses penilaian sedangkan penilaian dengan menilai dirinya

6
siswa berperan sebagai orang yang sendiri mengenai kemampuan
dinilai. beserta dalam perkembangannya.
3. Kriteria penilaian ditentukan satu Kriteria penilaian ditentukan
untuk semua. sesuai dengan kriteria siswa.
4. Keputusan berdasarkan penilaian Proses penilaian beserta
ditentukan sendiri oleh guru. pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara kolaboratif antara
guru, siswa, dan orang tua.
5. Penilaian dilakukan dengan Penilaian berorientasi pada
berorientasi pada pencapaian hasil kemajuan, usaha yang dilakukan
belajar. siswa termasuk pencapaian hasil
belajar.
6. Penilaian merupakan kegiatan Penilaian merupakan bagian
yang terpisah dari proses integral dari proses pembelajaran.
pembelajaran.
7. Penilaian melalui tes biasanya Penilaian portofolio dilakukan
dilakukan pada akhir program selama proses pembelajaran
pembelajaran. berlangsung.

F. Kelebihan dan Kekurangan Portofolio


Penilaian portofolio memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penyelenggaraannya di kelas. Beberapa kelebihan dari penilaian portofolio
menurut Widoyoko (2014), adalah sebagai berikut:
1. Perubahan paradigma penilaian
Perubahan paradigm penilaian adalah dengan adanya perubahan
membandingkan kedudukan kemampuan siswa kepada pengembangan
kemaampuan siswa melalui umpan balik dan refleksi diri
2. Akuntabilitas
Penilaian portofolio adalah salah satu penilaian yang bertanggung jawab
kepaada siswa, orang tua maupun masyarakat. Proses seleksi karya terbaik
maupun dokumen yang telah dikerjakan senantiasa melibatkan siswa dalam
penilaian. Dengan demikian, pertanggungjawaban akan lebih mudah
dilakukan dibandingkan dengan penilaian lainnya.
3. Keterlibatan orangtua
Salah satu kelebihan portofolio adalah dapat berfungsi sebagai alat
komunikasi antara orangtua dengan guru. Penilaian portofolio melibatkan
orangtua untuk melihat pencapaian kemampuan siswa sehingga ada

7
komunikasi antara orangtua dan guru dalam memperhatikan perkembangan
belajar siswa
4. Penilaian diri sendiri
Penilaian portofolio memungkinkan siswa melakukan penilaian diri sendiri
dari refleksi terhadap karyanya yang dianggap layak untuk dijadikan
penilaian hasil belajar
5. Penilaian fleksibel
Penilaian portofolio memungkinkan pengukuran yang fleksibel tergantung
pada indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.
Selain beberapa kelebihan di atas, portofolio juga memiliki kekurangan sebagai
berikut:
1. Membutuhkan waktu yang relative lama
Penilaian portofolio didasarkan pada sejumlah dokumen karya yang
dihasilkan siswa dalam periode waktu tertentu. Karena banyak dokumen
yang harus dinilai mengakibatkan dalam penilaian portofolio membutuhkan
kerja ekstra dibandingkan dengan penilaian lain yang biasa dilakukan guru.
Penilaian portofolio yang efektif memerlukan perencanaan dan menjaga
baik baikdokumen tentang siswa. Hal penting dalam penilaian portofolio
adalah adanya pertemuan antar guru dengan siswa yang dilakukan secara
rutin untuk memilih karya siswa yang dijadikan sebagai bahan penilaian
akhir
2. Reliabilitas rendah
Penilaian portofolio memiliki reliabilitas yang rendah dibandingkan dengan
tes yang menggunakan angka-angka. Hal ini disebabkan tidak adanya
standar yang baku dalam menilai sebuah karya maupun dokumen yang lain.
Masalah pembobotan antar komponen portofolio juga belum ada
stndardisasi.
3. Guru berorientasi pada pencapaian akhir
Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan pencapaian akhir. Jika
hal ini terjadi berarti proses penilaian portofolio tidak mendapat perhatian
sewajarnya.
4. Belum tersedianya kriteria penskoran yang baku

8
Kelemahan utama dalam penilaian portofolio adalah belum ada kriteria
penskoran yang baku. Ketika guru menentukan tujuan da nisi portofolio
yang akan digunakan dlam penilaian, maka guru harus membuat langsung
kriteria penilaiannya. Kegiatan ini tampak sebagai pekerjaan tambaan yang
harus dilakukan guru.
5. Memerlukan tempat penyimpanan yang memadai
Penilaian portofolio memerlukan tempat enyimpanan dokumen yang
memadai apalagi jika jumlah siswa cukup besar. Hal ini membutuhkan
tempat dan biaya yang tidak sedikit
G. Prinsip Penilaian Portofolio
Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip:
1. Mutual trust (saling mempercayai)
Artinya, jangan ada saling mencurigai antara guru dengan peserta didik
maupun antar peserta didik. Mereka harus sama-sama saling percaya,
saling membutuhkan, saling membantu, terbuka, jujur, dan adil sehingga
dapat membangun suasana penilain yang lebih kondusif, wajar dan alami
sehingga hasil penilaian yang diperoleh betul-betul menggambarkan
peserta didik yang sesungguhnya.
2. Confidentialily (kerahasiaan bersama)
Artinya, guru harus menjaga kerahasiaan semua hasil pekerjaan peserta
didik dan dokumen yang ada, baik perseorangan maupun kelompok, tidak
boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapa pun sebelum diadakan
pameran.
3. Joint ownership (milik bersama)
Artinya, semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada harus
menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu harus
dijaga bersam, baik penyimpanannya maupun penempatannya.
4. Satisfaction (kepuasan)
Artinya, semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indicator harus dapat memuaskan semua pihak, baik
guru, orangtua maupun peserta didik.

9
5. Relevance (kesesuaian)
Artinya, dokumen yang ada harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indicator yang diharapkan.keseuaian ini berkaitan
dengan kepuasan.
Disamping prinsip tersebut, Surapranata et al (2006) menambahkan tiga
prinsip, yaitu penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama, serta proses dan
hasil. Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pembelajarannya pun
menggunakan pendekatan portofolio. Artinya, jika guru dalam
pembelajarannya hanya menuntut peserta didik untuk menghafal pengetahuan
atau fakta pada tingkat rendah, maka penilaian portofolio tidak akan bermakna.
Penilaian portofolio akan efektif jika pembelajarannya menuntut peserta didik
untuk menunjukkan kemampuan yang nyata dan menggambarkan
pengembangan aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai pada taraf
yang lebih tinggi.
H. Pelaksanaan Penilaian Portofolio
Menurut Wulan (2018), langkah-langkah tentang penyusunan dan
pelaksanaan portofolio dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
a. Guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai melalui
portofolio siswa dan menentukan tugas/pekerjaan apakah yang akan
diberikan pada siswa untuk mencapai tujuan tersebut
b. Guru mengkomunikasikan pada siswa tentang rencana portofolio,
mendiskusikannya dengan siswa dan menampung usul siswa. Dalam
hal ini perlu dikomunikasikan tentang proses yang harus ditempuh
siswa dalam melaksanakan penilaian portofolio tersebut.
c. Guru dibantu oleh siswa menyiapkan folder/map untuk penyimpanan
dokumen siswa yang diberi identitas.
2. Tahap pelaksanaan
a. Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran yang
menuntun siswa menghasilkan karyanya

10
b. Guru mengumpulkan pekerjaan/tugas siswa. Tugas siswa diperiksa dan
diberi komentar ole guru. Siswa dapat memperbaiki tugasnya bila masih
memiliki kekurangan
c. Tugas/catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke dalam
folder/map secara kronologis sesuai urutan waktu
d. Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan sehingga
siswa senantiasa memperbaiki kelemahannya. Guru mereview pekerjaan
siswa menurut urutan waktu, melihat kemajuan belajarnya dan mengkaji
taraf pencapaian kompetensibelajar siswa. Hasil catatan guru
dilampirkan pada portofolio siswa
e. Kegiatan diskusi antara guru dengan siswa hendaknya diupayakan untuk
memberi masukan terhadap hasil karya siswa, tidak ditujukan untuk
memberikan penilaian tetapi digunakan untuk memunculkan kekuatan
karya siswa
f. Seleksi terhadap hasil karya dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru.
Dalam hal ini siswa dapat memilih seluruhnya, sebagian atau hanya
karya terbaik saja yag dimasukkan ke dalam portofolio mereka
3. Tahap penilaian
a. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada kriteria penilaian yang
disusun oleh guru atas partisipasi siswa
b. Kriteria yang telah disepakati tersebut diterapkan dengan konsisten, baik
oleh guru maupun siswa
c. Refleksi dilakukan oleh siswa dalam bentuk penilaian diri untuk menilai
kekuatan dan kelemahan belajarnya berdasarkan data yang dihimpun
pada portofolio, hasil penilaian diri siswa dituliskan dan dimasukkan
sebagai komponen portofolio
d. Hasil penilaian guru dan siswa terhadap portofolio dijadikkan sebagai
bahan untuk penyusunan tujuan baru bagi proses pembelajaran
selanjutnya
e. Portofolio siap untuk dijadikan sumber penilaian siswa dan dapat
dijadikan bahan pelaporan untuk orangtua

11
Terdapat beberapa upaya yang dapat meringankan guru biologi dalam
mengimplementasikan penilaian portofolio di sekolah. Beberapa upaya
tersebut antara lain adalah:
1. Guru biologi dapat memilih aspek tertentu yaitu aspek paling penting
dari siswa yang ingin diungkap melalui penilaian portofolio sehingga
komponen data yang dikumpulkannya pun tidak terlalu banyak. Guru
juga dapat hanya mengoleksi dua atau tiga macam pekerjaan siswa saja.
Dengan demikian upaya koleksi serta penafsirannya tidak memberatkan
guru.
2. Penilaian portofolio dapat diterapkan hanya pada materi biologi tertentu
seperti materi lingkungan atau bioteknologi yang memungkinkan untuk
banyak member penugasan pada siswa.
3. Portofolio dengan komponen sangat lengkap untuk menilai kemampuan
kerja ilmiah pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa di SMA
hanya digunakan untuk seleksi sebagian kecil siswa atau mengungkap
kasus-kasus tertentu saja antara lain untuk mengungkap kekuatan,
kelemahan, diagnostik cara belajar, serta permasalahan yang dihadapi
para siswa tertentu yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran
biologi. Dengan demikian guru tidak perlu menggunakan portofolio
dengan komponen lengkap ini untuk menilai seluruh siswa di kelasnya
tetapi hanya digunakan untuk memantau beberapa siswa saja yang
memang memerlukan pemantauan secara khusus.
4. Kriteria standar penilaian/acuan penilaian/rubrik harus senantiasa disusun
untuk memudahkan proses penilaian dan menjaga obyektifitas dalam
pengambilan keputusan. Dalam penyusunan rubrik guru dapat
memfokuskan diri pada kinerja kunci yang menunjukkan kemampuan
siswa. Dengan demikian rubrik yang dibuatnya pun dapat lebih
sederhana.
5. Swa-asesmen (Self assessment) siswa dapat dilakukan secara tertulis
pada kartu atau lembaran evaluasi diri siswa yang diberikan guru secara
berkala. Self assessment secara lisan melalui wawancara sulit dilakukan
pada kelas dengan jumlah siswa yang terlalu banyak. Oleh karena itu self

12
assessment secara lisan melalui wawancara hanya mungkin dilakukan
terhadap siswa tertentu yang memerlukan penanganan khusus.
6. Tertibnya pengadministrasian dokumen pada portofolio sangat
memudahkan pekerjaan guru dalam melakukan koleksi dan refleksi data
siswa. Oleh karena itu, data tiap siswa hendaknya dihimpun dalam map
khusus yang diberi label tentang identitas siswa. Dokumen tentang siswa
diurutkan secara kronologis dan diberi tanggal pengerjaan/pengumpulan.
Hasil self assessment dan catatan–catatan guru tentang siswa yang
bersangkutan juga hendaknya disusun secara kronologis dan dihimpun
dalam map yang sama.
7. Walaupun penilaian portofolio direkomendasikan untuk penilaian
individu, dalam situasi dan kondisi pembelajaran di Indonesia, penilaian
dapat dilakukan secara berkelompok sehingga tidak terlalu membebani
guru dalam proses penilaian. Untuk penggunaan asesmen portofolio
secara berkelompok, perlu dipastikan bahwa setiap anggota kelompok
berpartisipasi secara aktif dalam mengerjakan tugas-tugas.
8. Rolling assessment (penilaian secara bergiliran). Apabila guru tidak
memiliki cukup waktu untuk menilai semua kelompok, maka penilaian
portofolio dapat dilakukan secara bergantian untuk setiap kelompok pada
materi pembelajaran yang berbeda asalkan kompetensi yang dinilainya
sama.
9. Kesulitan tempat penyimpanan dokumen/hasil kerja siswa sering menjadi
masalah dalam penilaian portofolio. Oleh sebab itu, dokumen portofolio
tersebut dapat disimpan oleh siswa dan dibawa pada saat guru dan siswa
akan melakukan refleksi.
Berikut disajikan beberapa contoh format penilaian portofolio siswa pada
pembelajaran biologi.

13
Format Pemberian Skor Kliping Pencemaran Lingkungan
(Wulan, 2018)
Nama :
Kelas :
Tanggal koleksi:
Petunjuk: Tuliskan centang  di tempat yang disediakan untuk menilai
kemampuan siswa dalam membuat kliping pencemaran lingkungan
Hasil Penilaian
No Aspek Penilaian Kliping 1 Kliping 2 Kliping 3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Artikel berasal dari
1. literature (Koran, majalah,
internet) terbitan baru (dua
bulan terakhir)
Artikel berkaitan dengan
2. tema pencemaran
lingkungan
3. Jumlah artikel sekurang-
kurangnya enam buah
4. Setiap artikel dianalisis dan
diberi komentar singkat
Komentar menggunakan
5. konsep lingkungan yang
relevan
6. Komentar bersesuaian
dengan isi artikel
7. Komentar ditanyakan secara
kritis dan logis
8. Mencantumkan sumber

9. Artikel dilengkapi
gambar/foto
Artikel ditempel rapi dengan
10. penempatan yang
profesional
Skor total
Skor rata-rata

Skor total pada format penilaian di atas dihitung berdasarkan jumlah


terpenuhinya kriteria penilaian (jumlah centang pada kolom ya). Bila semua
kriteria terpenuhi, masing-masing kliping akan memiliki skor=10. Skor rata-

14
rata dihitung dengan menjumlahkan skor ketiga kliping dibagi tiga. Meskiun
pemberian skor dengan menggunakan daftar cek sangat mudah dilakukan,
namun pemberian skor menggunakan cara ini memiliki kelemahan antara lain
pemberi skor/guru hanya dapat memilih dua pilihan absolut yaitu teramati dan
tidak teramatinya kriteria yang diharapkan sehingga tidak ada nilai tengahnya.
Dengan demikian, siswa yang memiliki kemampuan di antara dua pilihan
tersebut jadi sulit dibedakan skornya. Selain dari itu akan sulit mengurutkan
kemampuan beberapa siswa karena siswa yang skornya sama belum tentu
memiliki kemampuan yang sama.
Cara pemberian skor lainnya yang dapat dilakukan dalam penilaian
portofolio yaitu menggunakan skala (rating scale). Pemberian skor dengan cara
ini memungkinkan guru untuk menilai siswa secara continuum berdasarkan
skor pada rancangan penyelidikan biologi.

Format Pemberian Skor Rancangan Percobaan Biologi SMA


(Wulan, 2018)

Nama :
Kelas :
Tanggal koleksi:
Skor
No Aspek
1 2 3 4
1. Judul memberi informasi tentang aspek yang akan
diteliti
2. Mengacu pada konsep Biologi tertentu yang
relevan
3. Menunjukkan pentingnya dilakukan penelitian
4. Merumuskan tujuan penelitian dengan jelas dan
spesifik
5. Menetapkan variable bebas dan variable terikat
pada penelitian
6. Menyusun hipotesis penelitian (bila diperlukan)
7. Menguraikan langkah kerja penelitian dengan
logis dan jelas
8. Menentukan cara pengumpulan data yang sesuai
dengan tujuan penelitian

15
9. Menetapkan cara menganalisis data yang sesuai
dengan teknik pengumpulan data dn tujuan
penyelidikan
Skor total

Skor total pada format di atas ditentukan dengan cara menjumlahkan skor
yang diperoleh untuk setiap komponen penilaian, misalnya bila setiap
komponen yang dinilai mendapatkan skor 4, maka skor total siswa = 9 x 4 =
36. Bila diperlukan skor total ini dapat diubah ke skala 1 -10 dengan cara
membaginya dengan angka 3,6. Perlu dijelaskan bahwa cara perhitungan ini
tidaklah baku. Dalam hal ini guru biologi dapat mengubah cara penghitungan
sesuai dengan keperluan.

16
BAB III
PENUTUP

Dari pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan mengenai asesmen


portofolio adalah sebagai berikut:
1. Penilaian portofolio merupakan kumpulan dari pekerjaan siswa dan catatan
mengenai kemajuan belajarnya, seperti apa yang telah siswa pelajari dan
bagaimana keberhasilan mereka dalam belajar atau tentang bagaimana siswa
tersebut berfikir, bertanya, menganalisa, mensintesa, memproduksi, dan
berkreasi serta bagaimana siswa tersebut berinteraksi secara intelektual,
emosional, dan sosial dengan yang lain.
2. Tujuan dari penilaian portofolio yaitu untuk memantau kemajuan peserta
didik dari hari ke hari dan mendorong peserta didik dalam merefleksi
pembelajaran mereka sendiri (formatif) dan untuk mengisi angka rapor
peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu (sumatif).
3. Prinsip-prinsip penilaian portofolio di antaranya mutual trust (saling
mempercayai), confidentialily (kerahasiaan bersama), joint ownership (milik
bersama), satisfaction (kepuasan), dan relevance (kesesuaian).
4. Karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik,
dinamis, eksplisit, integrasai, kepemilikan, dan beragam tujuan.
5. Terdapat tujuh perbedaan antara penilaian portofolio dengan penilaian
lainnya.
6. Jenis-jenis penilaian portofolio yaitu portofolio kerja, portofolio documentasi
portofolio penampilan
7. Pelaksanaan penilaian portofolio pada pembelajaran Biologi meliputi tiga
langkah yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2010). Penilaian Protofolio (Konsep, Prinsip, Prosedur). FIP


Universitas Pendidikan Indonesia.
Collete, A.T. dan Chiappetta, E. L. (1994). Science Education in the Middle and
Secondary School (Sixth Edition). New York: Merril, an imprint of
Macmillan Pub.Co.
Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus
Pengembangan Portofolio untuk Penilaian.
Depdiknas. (2003). Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penyusunan dan
Penggunaan Alat Evaluasi serta Pengembangan Sistem Penghargaan
terhadap Siswa. Materi Pelatihan. Jakarta: Direktorat PLP-Ditjen
Dikdasmen.
Freidman B. M., Davis, M. H., Howie, P. W., Kerr, J. & Pippard, M. (2001).
Portfolio as a method of student assessment. AMEE Medical Education
Guide, Medical Center 23(6).
Surapranata, S dan Hatta, M. (2006). Penilaian Portofolio: Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soewandi, A.M.S. (2005). Penilaian Pembelajaran dengan Portofolio. FKIP-
Program Studi PBSID Universitas Sanata Dharma.
Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wulan, A. R. (2018). Handout: Penilaian Kinerja dan Portofolio Pada
Pembelajaran Biologi. FPMIPA: Universitas Pendidikan Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai