Anda di halaman 1dari 8

Jtech 2012, (1) 7 - 14 Djamalu Y

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR
Yunita Djamalu
Program Studi D3 Mesin dan Peralatan Pertanian
Politeknik Gorontalo
E-mail : naura@poligon.ac.id

ABSTRAKSI
Perencanaan mesin pengering padi ini merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna,
untuk membantu masyarakat dalam memproses hasil pertanian padi miliknya dengan pemanas surya kolektor
dan tungku sebagai pengering padi di samping itu alat ini juga sebagai salah satu alternative dalam mengering
padi yang efisien, karena secara tidak langsung kita juga turut serta dalam menjaga kelestarian alam dengan
mengurangi sampah dari kotoran padi yang tercecer akibat pengeringan padi dengan cara manual atau pada
lamporan.
Konstruksi mesin pengering padi ini terbagi atas, karpet, sterofoam, plat aluminium, kaca yang di
rangkai menjadi pemanas surya kolektor dan tungku yang terbuat dari pipa besi dan rumah tungku terbuat dari
plat. Dari hasil perancangan mesin pengering padi ini didapatkan kapasitas pengeringan dengan hasil
perhitungan didapat kapasitas pembersihan adalah 7,6 kg/jam, dengan suhu pemanasan 60˚ dengan waktu 1
menit 9,6 kg/jam, dengan suhu pemanasan 70˚ dengan waktu yang sama yakni 1 menit. Daya motor penggerak
0,25 HP menggunakan motor listrik. Dengan mesin ini, proses pengeringan padi bisa dilakukan dengan
sederhana dan mudah, serta waktu proses, yaitu waktu pengeringan menjadi lebih efisien. Dengan waktu
proses yang lebih singkat, maka laju produksi per satuan waktu menjadi lebih besar.
Kata kunci : Padi, Surya kolektor, Tungku, Pengeringan.

ABSTRACTION
Planning paddy dryer is one of the implementation of appropriate technology, to assist people in
processing the results of his paddy farm with solar collectors and heating furnace as drying paddy in the
addition of this tool as well as one alternative in a dry paddy that is efficient, because the we also do not
directly participate in preserving nature by reducing waste from manure runoff caused by drying of paddy
rice by way of manual
Construction machines are divided into paddy dryer, carpet, sterofoam, aluminum plate, glass in the
series became a collector and solar heating stoves made of iron pipes and furnace house made of plate. From
the design results are obtained by paddy dryers drying capacity calculation results obtained with the cleaning
capacity is 7.6 kg / h, with heating temperature 60 ˚ with a time one minute 9.6 kg / h, with heating
temperature of 70 ˚ with the same time ie 1 minute. With this machine, paddy drying process can be done
simply and easily, as well as processing time, the drying time becomes more efficient. Dengan waktu proses
yang lebih singkat, maka laju produksi per satuan waktu menjadi lebih besar. With a shorter process time,
then the production rate per unit time becomes larger.
Key words: Paddy, Solar collector, Hearth, drying.

1.1 Pendahuluan dalam gabah itu sendiri. Gabah memiliki 2 (dua)


Indonesia merupakan Negara agraris yang komponen utama yaitu air dan bahan kering.
makanan pokoknya adalah beras yang di olah dari Banyaknya air yang dikandung dalam gabah
padi. Beras sangat baik untuk kesehatan tubuh disebut kadar air dan dinyatakan dengan persen
karena mengandung karbohidrat, vitamin, kalori, (%). Pengeringan dilakukan karena kadar air
kalsium dan protein yang tinggi dan kandungan gabah panen umumnya masih tinggi yaitu 20 % –
lemak yang rendah. Proses padi menjadi beras 25 % tergantung cuaca pada saat pemanenan.
melalui tahapan dimulai dari kegiatan pemanenan, Pengeringan gabah adalah suatu perlakuan yang
perontokan, pembersihan, pengeringan dan bertujuan menurunkan kadar air sehingga gabah
penggilingan. Setiap tahap kegiatan memerlukan dapat disimpan lama, daya kecambah dapat
penanganan dengan teknologi yang berbeda-beda. dipertahankan, mutu gabah dapat dijaga agar tetap
Semua hasil pertanian mengandung air baik (tidak kuning, tidak berkecambah dan tidak
yang ada di permukaan maupun yang ada di berjamur), memudahkan proses penggilingan dan

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR 7
Jtech 2012, (1) 7 - 14 Djamalu Y

untuk meningkatkan rendemen serta permukaan. Jika sudut jatuhnya sama dengan
menghasilkan beras gilingan yang baik. sudut refleksi, maka dikatakan refleksi itu
Pada sisi lain indonesia merupakan negara spekular, dilain pihak apabila berkas yang
tropis yang memiliki sumber energi yang jatuh itu tersebar secara merata ke segala
berlimpah. Maka dari persoalan diatas pula dalam arah sesudah refleksi, maka refleksi itu
penelitian ini akan dianalisa pembuatan mesin disebut Baur. Seperti yang ditunjukkan pada
pengering padi dengan pemanasan energy gambar dibawah ini.
Refleksi
matahari, sebagai media untuk pengeringan.
Radiasi Datang
1.2 Pengolahan Padi
Padi di olah menjadi beras yang
kemudian di olah lagi oleh manusia menjadi nasi
yang merupakan makanan pokok bagi Masyarakat Absorpsi
di Negara Indonesia. Rata rata masyarakat
indonesia yang pekerjaannya adalah petani
menggantungkan kehidupannya pada hasil panen
mereka. Keseluruhan proses pengolahan padi dari
pembibitan sampai pengeringan di rasakan
masyarakat masih sangat sulit karena prosesnya
yang membutuhkan waktu yang lama dan wadah Transmisi
pengeringan yang layak dan besar.
Gambar 1. menunjukan pengaruh radiasi datang
1.3 Tinjauan Matahari
Matahari adalah salah satu bintang 1.3.2 Variasi Radiasi Surya pada
terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata permukaan
93.026.724 mil (149.680.000 kilometer). Radiasi Intensitas radiasi surya yang
thermal yang dipancarkan matahari ekivalen diterima oleh suatu permukaan selalu
dengan benda hitam 5700°K. Dengan temperature berubah setiap saat. Hal ini disebabkan
inti matahari mencapai K sampai oleh beberapa factor yaitu: faktor
K, sedangkan laju emisi matahari astronomi, jarak matahari dengan bumi
mencapai KW dan dari total energi yang (deklinasi), faktor geografis, faktor waktu,
4 lama penyinaran, faktor meteorologi dan
diterima oleh bumi adalah sekitar 1,7x10 KW. cuaca suatu daerah, lokasi permukaan dan
Dari bumi, 30% dipantulkan, 47% menjadi kalor, kemiringan permukaan.
23% diberikan untuk proses evaporasi biosphere Bumi mengelilingi matahari
dan <0,5% menjadi enrgi bentuk lain (Wiranto dengan lintasan berbentuk elips dalam
Arismunandar,2001). waktu 1 tahun. Bidang elips ini berbentuk
1.3.1 Sifat-sifat Radiasi sudut 23,45° terhadap bidang equator
Bila energi radiasi menimpa bumi. Pada tanggal 31 maret dan 23
permukaan suatu bahan, maka sebagian dari september matahari berada tepat diatas
radiasi itu dipantulkan (refleksi), sebagian equator. Variasi radiasi akibat posisi
diserap (absorpsi) dan sebagian lagi matahari dapat diukur berdasarkan radiasi
diteruskan, seperti yang digambarkan ekstrateresterial. Radiasi ini membentuk
dibawah ini. Fraksi yang dipantulkan siklus dengan periode satu tahun sesuai
dinamakan reflektivitas (ρ), fraksi yang posisi matahari. Pada hari tertentu nilainya
diserap absorpsivitas (α) dan fraksi yang dapat dicari dengan persamaan:
diteruskan transmisivitas (τ), maka: Io=Isc(1+0,003( )) (1.2)
ρ+α+τ=1 (1.1)
kebanyakan benda padat tidak Dimana Io adalah radiasi ekstraterial
meneruskan radiasi termal, sehingga diukur pada bidang tegak lurus arah
transmisivitasnya dapat dianggap nol, radiasi, hari ke-n dalam satu tahun
sehingga: (Watt/m²).
ρ+α=1 Faktor geografis permukaan
berpengaruh terhadap besarnya intensitas
Ada dua fenomena yang dapat radiasi matahari yang akan diterima oleh
diamati bila radiasi menimpa suatu permukaan tersebut. Faktor geografis
meliputi lokasi dan kemiringan yang

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR 8
Jtech 2012, (1) 7 - 14 Djamalu Y
dA2

dinyatakan dalam beberapa istilah sebagai A2


berikut:

Normal
F2
Untuk mengetahui besarnya
proses perpindahan panas dalam istilah
persamaan aliran. Persamaan ini
digunakkan untuk menghitung besarnya r

energi yang dipindahkan persatuan waktu.


Untuk konduksi panas persamaan aliran
dikenal sebagai hukum fourier.

Normal
F1

Fourier telah memberikan model


matematik untuk proses ini, model
matematik tersebut adalah: dA1
A1
Surfae T1
T1 T1>T2 T2
Ts> T8
Gambar 2. Bagan menunjukan unsur bidang yang
q"
q" Ts q1 Surface T2 digunakan untuk menurunkan faktor bentuk
q2
radiasi
1.4 Analisa perpindahan Panas Antara
(1.3) Penutup dan Udara Luar
1.4.1 Perpindahan Panas konveksi
dimana:
Koefisien perpindahan panas konveksi
A= Luas penampang (m²)
oleh penutup transparant terhadap udara luar,
K = Daya hantar/ konduktifitas
didasarkan pada kecepatan angin diatas kaca
thermal (W/m.K)
penutup, adalah sebagai berikut:
Δt= Perbedaan suhu (°K)
hc,k-a = 5,7 + 3,8 V (1.4)
Δx= Perbedaan panjang (m²)
Dimana:V = Kecepatan Angin (m/s)
Daya hantar thermal adalah suatu
karakteristik dari suatu bahan dan Rc,k-a = (1.5)
perbandingan K/L disebut hantaran
(konduktansi). Nilai konduktivitas thermal 1.4.2 Perpindahan Panas Radiasi
beberapa bahan diberikan dalam tabel Koefesien perpindahan panas
dibawah, pada umumnya konduktivitas radiasi pada penutup ke udara luar (atmosfer)
thermal suatu bahan tergantung pada suhu. dapat dihitung dengan persamaan dibawah
Dapat diperhatikan bahwa dalam ini:
konduktivitas thermal ini terlibat juga laju hr,k-a = (1.6)
kalor, dan nilai angka konduktivitas
thermal menunjukkan berapa cepat kalor Dimana :
itu mengalir dalam bahan tertentu. σ = Emisivitas
ε = Stefan- Boltzmann = 5,67 x 10-
8
W/m²K
Tk = Temperatur penutup (°K)
Ta = Temperatur udara luar (°K)
Ts = Sky temperature (°K)
Menurut swibank, temperatur langit dapat
dihitung dari persamaan sebagai berikut:
Ts= 0,0552 Ta 1,5 (1.7)
Dimana:
Ta = Temperatur Udara luar (K)
Rr,k-a = (1.8)
1.5 Koefesien Kerugian Panas, UL
Kerugian kalor terjadi pada bagian atas
dan bagian bawah dari kolektor, masing-masing
Tabel 1. konduktivitas thermal berbagai disebut dengan kerugian kalor atas dan kerugian
bahan kalor bawah. Kalor yang hilang dari bagian atas
plat penyerap disebabkan konveksi alam dan

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR 9
Jtech 2012, (1) 7 - 14 Djamalu Y
Ts Temp
radiasi ke permukaan dalam dari plat penutup sekitar
1/ho
kaca. Panas ini dikonduksikan oleh plat kaca ke
permukaan luarnya untuk selanjutnya dipindahkan 1/hro
ke atmosfir secara konveksi dan radiasi. Kerugian
panas ini disebut dengan kerugian kalor atas (top R(kaca) Tc
loss),QLt dan dinyatakan dengan:
QLt = Ut(Tp-Ta) W/m² (1.9)
Dimana: Tci
Ut = koefesien kerugian atas 1/hi
(W/m²K)
Tp = Temperatur pelat 1/hri
Ta = Temperatur Lingkungan
Temp plat Tp
1.5.1 Kerugian Kalor Atas
Prosedur untuk menentukan koefesien Gambar 3. sirkuit ekivalen untuk tahanan
kerugian kalor bagian atas dapat dilakukan perpindahan panas melalui bagian atas
dengan menggunakan proses iterasi, untuk kolektor
penutup kaca berlaku hubungan: 1/Ut
= (1.12)
(1.10) (1.13)
Dimana:
hp-k = Koefesien konveksi antara (1.14)
pelat dengan kaca
dan temperatur rata – rata
1.5.2 Kerugian Kalor Bawah
h1 = koefesien konveksi (alam) dalam 1.6 Jaringan Termal
hri = koefesien radiasi (ekivalen) dalam Tahanan terhadap perpindahan panas
R(kaca)= harga R dari kaca, tebal/ masing – masing diperlihatkan dalam jaringan
konduktivitas termal= t/k, (m².K/W) termal ekivalen, dimana A/Ac adalah
ho = koefesien konveksi luar perbandingan luas bidang perpindahan panas
hro = koefesien radiasi (ekivalen) luar terhadap luas rongga (aperture) kolektor dan Tb
Dimana satuan untuk konveksi dan adalah temperature dari bagian bawah saluran,
koefesien radiasi adalah W/m²K. Karena dengan anggapan telah mendekati harga Tp. Dari
dalam suatu sirkuit paralel konduktansi – jaringan yang diperlihatkan maka faktor efesiensi
konduktansi dijumlahkan dan dalam suatu untuk pemanas udara tersebut adalah
sirkuit tahananya dijumlahkan, maka tahanan (1.15)
total dapat ditulis:
+ 1
1/UL hf A/Ac Tf
(1.11) Tb Tp
Koefesien konveksi alam hi antara
pelat-pelat miring yang dipanasi dari bawah 1/hf 1/hf
telah dikorelasi oleh Hollands dan lain-lain
untuk sudut miring lain antara 0° dan 70° Tb
yang dinyatakan dalam bilangan Rayleigh
(perbandingan gaya apung terhadap gaya
viskos) dan sudut miring ß’. Fungsi – fungsi
Gambar 4. Jaringan termal untuk pemanas udara
dari rumus di atas dapat didefinisikan
surya
sebagai berikut:
1.7 Kolektor surya pelat datar
Kolektor pelat datar adalah salah satu tipe
pengubah energi radiasi surya ke bentuk panas, dan
suhu yang dihasilkan masih di bawah 100 ºC. Dari
semua pemakaian energi surya penggunaan kolektor
pelat datar sebagai alat pemanas adalah yang paling

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR 10
Jtech 2012, (1) 7 - 14 Djamalu Y

sederhana, maka perawatannya lebih mudah η= =


dibandingkan yang lain.
Radiasi yang masuk kolektor ini outputnya tidak (1.24)
semua dipakai karena masih ada panas yang 1.8 Transmisi radiasi melewati penutup
hilang keseluruh sisi kolektor. Panas yang kolektor
dihasilkan kolektor dinyatakan dengan : Transmisi, reflektansi dan
Qu = Ap [ S – UL( Tpm – Ta )] (1.16) absorptance merupakan fungsi radiasi datang,
Atau Qu = Ap S – ql (1.17) ketebalan, indeks bias dan koefisien extinction
Dimana : Qu = Koefisien perambatan dari bahan. Transmitance system penutup kolektor
panas total dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
Ap = Luas pelat penyerap berikut :
S = Fluks radiasi surya τ = τr. Τa (1.25)
Tpm = Suhu pelat rata-rata dimana : τ = Transmisivitas penutup
Ta = Suhu sekitar τr = Transmisivitas rata-rata akibat
( lingkungan pemantulan dan pembiasan
ql = Panas yang hilang dari kolektor τa = Transmisivitas akibat
Panas yang hilang seluruhnya penyerapan
dari kolektor adalah merupakan penjumlahan Bila seberkas cahaya datang pada
panas yang hilang dari atas qt, bawah qb dan bidang batas antara dua medium, maka arah
samping kolektor qa. berkas setelah mengenai bidang batas dinyatakan
Jadi ql = qt + qb + qa (1.18) dengan hukum snellius :
Fluks radiasi datang pada bagian atas penutup = (1.26)
kolektor dinyatakan dengan, Dimana : = sudut datang
= Ib . Rb + Id . Rd + ( Ib + Id )Rr = sudut bias
(1.19) = indeks bias medium pertama
Dimana : Ib = Radiasi berkas jam-jaman = indeks bias medium kedua
Id = Radiasi diffuse jam-jaman Hubungan antara reflektansi r dengan sudut
Rb = Faktor kemiringan untuk radiasi berkas datang dan sudut bias dinyatakan sebagai
Rd = Faktor kemiringan untuk radiasi diffuse berikut :
Rr = Faktor kemiringan untuk radiasi yang
dipantulkan = (1.27)
Fluks surya yang diserap pada pelat penyerap = (1.28)
dinyatakan dengan :
S = Ib Rb ( τ α )b + {Id Rd + ( Ib + Id ) Rr} (τ α)d r = = ( + ) (1.29)
(1.20)
Untuk bidang miring yang sudut kemiringannya β, Dimana = komponen yang tidak terpolarisasi
maka : dalam arah tegak lurus
Rd = (1.21) = komponen yang tidak
Rr = (1.22) terpolarisasi dalam arah parallel
r = komponen pemantulan radiasi
Dimana : τ = Transmisivitas penutup berkas datang Ii berkas pantul Ir
α = Absorpsivitas pelat penyerap ( τ medium 1
α )b = Perkalian antara transmisivitas –
absorpsivitas dari radiasi berkas yang jatuh
pada kolektor
( τ α )d = Perkalian antara transmisivitas – bidang batas
absorpsivitas dari radiasi diffuse medium 2
= Reflektivitas dari permukaan bumi berkas yang dibiaskan
( 0,2 menurut lin dan Jordan Untuk lapangan
terbuka )
Energi akhir yang diserap oleh pelat penyerap
dinyatakan dengan : gambar 5 Arah berkas sinar bila mengenai bidang
(τα)= (1.23) batas.
2.1. Pembahasan
Effisiensi pengumpulan sesaat oleh kolektor
2.1.1 Proses pengeringan
dinyatakan dengan :

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR 11
Jtech 2012, (1) 7 - 14 Djamalu Y

Kolektor pelat datar yang dihubungkan 4. Output


dengan ruangan pengering berfungsi untuk Gambar 7. Desain Rumah mesin untuk
mengubah energi surya menjadi bentuk pengambilan data
panas, sehingga udara yang mengalir ke
kolektor tersebut akan menjadi panas. Udara
yang mengalir melewati kolektor ini akan
menjadi panas sehingga kerapatannya lebih
kecil di bandingkan dengan udara sekitarnya.
Presentase kadar kandungan air dari padi
dinyatakan dengan
M = 100 (2.1)
Dimana : M = kandungan air
mb = massa padi basah
mk = massa padi kering
Proses pengeringan ini juga dipengaruhi juga
oleh kelembapan relative di dalam ruangan 1.Bantalan 5. V-belt
pengering yang dinyatakan dengan, 2.Tiang bantalan 6. Motor
Hr = (2.2) 3.Poros engkol 7. Pasak
4.Puli
Dimana : Hr = Kelembapan relative Gambar 8. Desain system transmisi untuk
didalam ruangan pengering pengambilan data
Pu = Tekanan parsial uap air di
udara
Pa = Tekanan uap jenuh dari uap
air

2.1.2 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain
survey, yang di gunakan untuk tujuan
eksplorasi.

Gambar 6. Desain Mekanik Mesin Gambar 9. Desain surya kolektor untuk


Pengering Padi pengambilan data

1. Input 5. Plat berlubang


2. Kasa 1 6. Blower 1
3. Kasa 2 7. Blower 2 (2 buah)

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR 12
Jtech 2012, (1) 7 - 14 Djamalu Y

Gambar 10. Desain tungku pemanas Selanjutnya ada box pengumpul panas yang
untuk pengambilan data berfungsi sebagai penampung udara panas
yang berasal dari surya kolektor dan tungku
Bahan dari komponen – komponen mesin pemanas tambahan dimana udara panas
pengering padi : tersebut dihisap dan dihembuskan oleh blower
1. Surya kolektor, terbuat dari pelat seng ke ruang pengering
dengan rangka dari kayu yang dinding –
dindingnya dilapisi steroform dan bagian 2.1.4 Teknik Pengumpulan Data
dalam surya kolektor terdiri dari, paling atas Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2
penutup kaca di bawahnya pelat aluminium cara yaitu :
sebagai penghantar radiasi sinar surya, di 1. Teknik observasi
bawahnya lagi ada steroform sebagai Dilakukan dengan terjun langsung ke
peredam udara panas supaya udara tidak tempat para petani di Desa Tontulow
terkonduksi keluar dan di bawahnya lagi ada untuk mengamati secara langsung objek
karpet yang fungsinya juga sama dengan yang di teliti.
steroform. 2. Interview
2. 3 buah blower atau fan, terbuat dari besi dan mengadakan wawancara langsung dengan
fannya terbuat dari plastik mengkontruksi mengenai orang,
3. Tungku pemanas tambahan terbuat dari besi kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
4. Rangka surya kolektor yang terbuat dari tuntutan, kepedulian dan lain-lain
kayu dan tungku pemanas tambahan terbuat kemudian memverifikasi, mengubah,
dari besi siku dan memperluas informasi yang
diperoleh dari orang lain, baik
manusia maupun bukan manusia
2.1.3 Bagian Bagian dari pengering padi (triangulasi); serta memverifikasi,
(surya kolektor) mengubah, dan memperluas konstruksi.
Bagian pengering padi terbuat dari plat
yang mempunyai tebal 2 mm dilapisi 2.1.5 Teknik Analisis Data
steroform dengan panjang keseluruhan 100 Data yang terkumpul dianalisis secara
cm, lebar 100 cm dan tinggi 15 cm. selain itu deskriptif dengan persentase banyaknya
rangka mesin terbuat dari kayu dengan tebal ± masyarakat petani yang membutuhkan dan
2 cm dan menggunakan material besi siku ST banyaknya keinginan masyarakat petani dalam
42 berfungsi sebagai penyangga untuk menggunakan alat ini dengan cara
dudukan surya kolektor. Di dalam mesin membagikan kuisioner pada masyarakat untuk
pengering padi terdapat beberapa komponen di isi.
utama antara lain, kaca berfungsi sebagai
penutup bagian atas mesin dan juga sebagai 2.1.6 Manfaat dan Fungsi Alat
penyekat udara antara kaca dengan pelat  Manfaat
aluminium bisa di sebut juga sebagai efek Manfaat mesin pengering padi ini adalah
rumah kaca, pelat aluminium berfungsi untuk memudahkan masyarakat
sebagai media penyerap radiasi sinar surya khususnya para petani dalam proses
yang nantinya akan menghasilkan efek udara pengering padi setelah proses
panas dan kemudian selanjutnya udara tersebut pembersihan padi selesai. Selain itu alat
yang akan di manfaatkan sebagai pengering ini juga mengurangi resiko pencemaran
hasil panen yaitu padi, steroform berfungsi lingkungan akibat pengeringan padi
sebagai peredam udara panas supaya tidak manual mengguanakan wadah
terkonduksi keluar sehingga kerugian panas pengeringan serta mempersingkat waktu
tidak terjadi, karpet berfungsi sebagai peredam pengeringan padi sehingga lebih efisien.
udara panas tambahan sehingga pencegahan  Fungsi
udara panas yang terkonduksi keluar semakin Fungsi dari alat ini adalah untuk
sempurna. Disamping itu juga terdapat blower mengeringkan padi dengan bantuan surya
1 yang terbuat dari besi sebanyak satu buah kolektor dan tungku biomass.
berfungsi sebagai penyedot panas dari surya
kolektor dan tungku pemanas dan blower 2 2.2 HASIL
yang juga terbuat dari besi sebanyak dua buah Kapasitas Pengeringan Padi
berfungsi sebagai peniup kotoran padi. Data-data yang digunakan :

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR 13
Jtech 2012, (1) 7 - 14 Djamalu Y

 Putaran poros ( n ) = 450 rpm


 Jumlah kasa =2
 Jumlah blower =2 3.1 Kesimpulan dan saran
 Panjang kasa = 45 mm 3.1.1 Kesimpulan.
 Lebar kasa = 35 mm Berdasarkan Analisa dan perhitungan
 Tinggi kasa = 3 mm dari Proses Pengeringan Padi . keseluruhan
dapat disimpulkan, alat ini sangat membantu
 Diameter poros = 19 mm = 0,748 in
masyarakat terutama para petani untuk
 Volume pembersihan 1 kali
mengeringkan padi dengan waktu yang
Rumah mesin = P x L x T
relatif singkat dan efisien.
Dimana : P = Panjang kasa
3.1.2 Saran
L = Lebar kasa
Dalam menganalisa alat pengering
T = Tinggi kasa
padi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
V = 45 . 35 . 2
perlu pengembangan, maka dari itu masih
= 3150 mm3
dibutuhkan masukan – masukan dengan
Berat Jenis padi (Bj)
sudut pandang yang berbeda hingga nantinya
Bj = Berat padi
dapat menjadikan kesempurnaan bagi
Volume padi
penelitian ini.
Dimana: untuk mendapatkan berat daun
tembakau dilakukan perhitungan dengan
Daftar Pustaka
cara mengukur berat 1 padi dengan ukuran
1. A. D. Deutcsman, “ Machine Design
P = 7 mm, L = 3 mm, T = 2 mm dan
Theory and Practice “, Macmilan
dilakukan sebanyak 5 kali penimbangan.
Publishing, New York, 1975.
2. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto H, “
0,50mg  0,48mg  0,46mg  0,40mg  0,41mg
 Menggambar Mesin Menurut Standar
5 ISO “, PT. PRADNYA PARAMITA,
Jakarta, 1992
= 2,25 mg (1 gr = 1000 mg) 3. Sularso, Ir., Kiyokatsu Suga, “ Dasar
= 0,00225 gr Perencanaan dan Pemilihan Mesin ”, PT.
Maka, berat jenis padi = PRADNYA PARAMITA, Jakarta, 1997.
0.00225 gr 4. Wayan Berata, “ Elemen Mesin I dan II
7mm  3mm  2mm “, Jurusan Teknik Mesin, F T I ITS,
= 0,0000536 gr 3 Surabaya, 1986.
mm 5. Yunita Djamalu, Rancang Bangun Mesin
gr Pembersih Dan Pengering Padi, 2010
= 5,36 x 10-5 mm3 6. Google search.”Analisa efisiensi surya
Kecepatan Pengeringan (Vp) = Besar kolektor”.
lubang kasa  Dp  n
= 4  19mm  450 rpm

= 34200 mm
menit
Kapasitas mesin pengering secara teoritis
= Vp x ( V x diameter padi x Bj )
= 34200 mm   3150 mm  2,5mm  0,0000536 gr 
menit  mm3 
= 14435,8
gr
menit 
60menit  1kg
jam 1000 gr
= 866 kg
jam

Dari hasil penelitian di lapangan


didapatkan hasil Proses pengeringan padi
secara manual di lamporan adalah 10 Kg/60
menit.

ANALISA MESIN PENGERING PADI


DENGAN PEMANAS SURYA KOLEKTOR 14

Anda mungkin juga menyukai