Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KLIMATOLOGI

PENGENALAN ALAT PENGUKURAN RADIASI MATAHARI

KELOMPOK 4

M Fito Aliyaka (2204026)

Muhammad Akbar Situmorang (2204029)

Multi Sari Dewi (2204031)

Nur Fri Yanda Sholihin (2204036)

Ricky Saud Noviandi Sitorus (2204038)

Septriana Fauziyah (2204043)

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D-III

POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA

2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Klimatologi adalaah ilmu yang mempelajari jenis iklim dan penyebabnya


(Tjasyono,1999). Matahari adalah sumber cahaya bagi bumi, matahari memberi
energi dalam bentuk radiasi yang memiliki rentang panjang gelombang yang lebar.
Dalam kamus Bahasa Indonesia matahari adalah bintang putih yang berwujud bola
plasma panas dan terang dan bukan bola api. Matahari setiap menit memancarkan
energi sebesar 56x1026 kalori. Dari energi ini bumi menerima 2,55x1018 kalori
atau hanya ½ x 109nya. Jumlah energi matahari rata-rata yang jatuh pada puncak
atmosfer tiap satuan luas (1cm2 ) tegak lurus pada sinar matahari tiap menit, yaitu
2,0 kalori.

Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas


medan listrik dan medan magnet. Radiasi yang dipancarkan matahari diterima
permukaan bumi sangat kecil, tetapi bagi bumi, radiasi matahari merupakan energi
utama proses fisika atmosfer. Lama penyinaran matahari dalam periode harian
adalah variasi dari bulan ke bulan berikutnya, hal ini juga banyak mempengaruhi
intensitas total radiasi matahari seperti yang diketahui bahwa radiasi matahari yang
dipancarkan adalah berbentuk energi, dan energi ini digunakan untuk memanaskan
bumi, oleh karena itu ukuran panas bumi merupakan ukuran besarnya energi
matahari yang diterima permukaan bumi. Radiasi matahari dapat diukur
menggunakan beberapa alat, alat yang digunakan seperti Shunsine Recorder tipe
Cambell Stokes dan Shunsine Recorder tipe Jordan. Sedangkan untuk mengukur
intensitas radiasi matahari dapat menggunakan Antinograph Dwi Logam

B. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat-alat pengukur radiasi matahari
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat pengukur radiasi
II. TINJAUAN PUSTAKA

Radiasi matahari adalah salah satu penyebab utama semua ciri umum dari
cuaca yang berada pada suatu daerah dan radiasi matahari sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia dimana salah satu kekuatan efektifnya ditentukan oleh
energi radiasi matahari. Tingkat intensitas radiasi matahari merupakan faktor alam
yang tidak dapat dihindari untuk masuk ke dalam sebuah bangunan. Radiasi
matahari mengakibatkan perbedaan temperatur udara dalam bangunan yang
tentunya akan berpengaruh terhadap energi yang dibutuhkan untuk mendinginkan
suatu ruangan. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk
gelombang elektromagnetik yang menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang
gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron
(Tjasjono,1995, dalam Okta,D.W .2013). Energi yang dipancarkan atau diserap
juga bergantung pada sifat permukaan (permukaan gelap menyerap dan
memancarkan lebih dari yang mengkilat), yang dikarakterisasikan oleh emisivitas.
Radiasi termis, gelombang cahaya, gelombang radio, gelombang televisi, dan sinar-
X semuanya adalah bentuk radiasi elektromagnetik yang saling berbeda hanya
dalam Panjang gelombang dan frekuensinya. Bila benda ada dalam kesetimbangan
termis dengan sekitarnya, benda memancarkan dan menyerap energi pada laju yang
sama. Matahari pada intinya merupakan sumber titik. Dengan demikian matahari
harus diperlakukan sebagai sumber energi yang terpisah. (Douglas, 2001). Untuk
mengukur radiasi matahari kita harus menggunakan alat-alat tertentu. Untuk
mendapatkan pengukuran yang baik, maka haruslah menggunakan alat ukur yang
memenuhi persyaratan (Sulistiadji & Pitoyo,2009). Dalam suatu pengukuran
semakin tinggi tingkat ketelitian alat ukur maka semakin mendekati ukuran yang
sebenarnya (Rochim,2006)

.
III. METODOLOGI

Praktikum dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 14 Oktober 2022 di laboratorium


BTU Politeknik LPP Yogyakarta, pukul 09.20 WIB. Praktikum ini menjelaskan
tentang penggunaan dan pengenalan alat-alat pengukuran radiasi matahari. Dalam
praktikum ini ada 3 alat yang digunakan, yaitu:

1. Shunsine recorder type cambell stokes


2. Shunsine recorder type Jordan
3. Actinograph DwiLogam

Selain tiga alat diatas, pratikum ini juga menjelaskan tentang kegunaan kertas pias.
IV. Hasil dan Pembahasan

I. Acara pengukuran radiasi matahari


A. Shunsine recorder type cambell stokes

Gambar 3.1. Shunsine Recorder Type Campbel Stokes


Sumber:(http://www.rfuessmueller.de/html/sunshine_recorder.html

Shunsine recorder type campbell stokes ditemukan oleh John Francis Campbell
pada tahun 1853. Kemudian diubah pada tahun 1879 oleh Sir George Stokes
Gabriel . Desain asli oleh Campbell terdiri dari kaca bola diatur ke dalam mangkuk
kayu dengan terik matahari jejak pada mangkuk. Penyempurnaan Stokes adalah
untuk membuat perumahan dari logam dan memiliki pemegang kartu tenggelam di
balik bola:

Satuan alat : jam

Satuan pengukuran :%

Ketelitian alat : 0,5 jam

Fungsi : untuk mengukur lamanya durasi penyinaran matahari


Prinsip kerja : pemfokusan sinar matahari

Cara pemasangan

a) dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan pada beton yang agak tinggi
sehingga dalam keadaan normal sensor dapat menangkap sinar matahari pada
ketinggian 3 m diatas horizon
b) pemasangan alat sedemikian rupa sehingga mangkuk tempat pemasangan kertas
pias menunjuk arah timur- barat, bagian bawah alat harus benar-benar datar (diatur
dengan leveling), dan lensa bola Bersama.dengan tempatkertas pias dimiringkan
sesuai dengan letak lintang tempat pengamatan.

Cara Kerja

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan


(memfokuskan) sinar matahari melalui bola pejal hingga fokus sinar matahari
tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat
dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika
matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak
pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-
bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.

Cara pengamatan

a) kertas pias dipasang dan diganti tiap hari pukul 18.00

b) kertas pias yang digunakan ada 3 macam yaitu bentuk lurus, bengkok panjang,
dan bengkok pendek

c) jadwal penggunaan masing-masing bentuk kertas pias tergantung letak


pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut
B. Shunsine recorder type Jordan

Gambar 3.2. Shunsine Recorder Type Jordan

Sumber: (https://images.app.goo.gl/FaEHB6tHDyckGC5m7)

Shunshine Recorder Jordan adalah alat pengkur lama penyinaran


mataharari. Alattas ini menggunakan kertas 2 kertas pias dalam 1
hari penggunaan.
Satuan alat : jam
Satuan Pengukur :%
Prinsip kerja : pembakaran kertas pias berdasarkan reaksi
fotokimia
Fungsi alat : pengukur lamanya panjang penyinaran
matahari yang aktual
Cara Pemasangan
a. Dipasang ditempat terbuka
b. Arah u-s piranti sesuai dengan arah u-s pemasangan dan tutup
kotak selalu menghadap khatulistiwa.
c. Kemiringan harus disesusuaikan dengan letak lintang tempat
kemiringan.
d. Letakkan alat ini membentuk sudut 60 derajat agar sinar
matahari dapat diterima oleh alat ini
e. Hadapkan alat tersebut satu mengarah ke timur dan satu
mengarah kebarat.
f. Sinar matahari masuk melalui lubang sempit solarimeter
Bereaksi dengan kalium ferosianida yang telapis dalam kertas
bias dalam tabung silinder didalam alat solarimeter disebut
dengan reaksi foto kimia.
a. Maka sudah bisa digunakan untuk peroperasiannya.

Cara Pengamatan

a. Garam fero akan teroksidasi


b. Kemudian cuci gas fero dengan aquades agar bisa membentuk noda
c. Selanjutnya gunakan kertas PP untuk mengukur panjang noda yang
terbentuk.

C. Actinograph Bimetal

Gambar 3.3 Actinograph Bimetal

Sumber:(https://images.app.goo.gl/efKFjgXWKMQ26i3Z7)

Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari. Alat ini bekerja
bedarsarkan prinsip beda muai antara lempeng logam hitam dan lembeng
logam putih. Logam putih bersifat memantulkan radiasi sedangkan logam
hitam bersifat menerima sehingga perbedaan muai akan menunjukan besar
intensitas radiasi matahari yang dapat menunjukkkan besarnya intensitas
radiasi yang ditangkap sensor.
Satuan alat : cm2

Satuan pengukuran : kal/cm2 /hari

Ketelitian alat : 1 cm2

Fungsi : Mengukur intensitas radiasi matahari

Prinsip kerja :Berdasarkan beda muai antara lempeng logam hitam dan
lempeng logam putih

Cara Pemasangan

a. Dipasang pada tempat terbuka diatas tiang beton yang kuat


b. Bagian atasnya dibuat sedemikian rupa sehinnga sinar katoda 15 derajat
daiatas horizon bumi sehinnga sinar bebas menerima sensor.

Cara Kerja/Reaksi

a. Perbedaan suhu diantara logam bimetal menyebabkan pergerakan pada


pencatat. karena pergerakan pada pencatat terdapat menggoreskan tintanya
pada silinder kertas grafik.
b. Lembar kaca pyrex yang berbentuk setenggah lingkaran berfungsi sebagai
rumah kaca. Di dalam rumah kaca berfungsi menyerap gelombang pendek
yang diterima oleh lempeng logam hitam.

Cara Pengamatan

a. Kertas Grafik dipasang Dan diganti setiap sore pukul 18.00


b. Pengkuran grafik menggunakan alat polarimeter dengan gambar yang
diukur dibawah grafik.
II. Lembar Kerja
Tabel 1. Pengaruh suhu terhadap radiasi matahari.

Waktu Suhu (ºK) Radiasi


7.30 302.5 394
8.00 303.5 403
8.30 304.0 409
9.00 304.5 458
9.30 305.5 562
10.00 306.5 608
10.30 307.5 621
11.00 308.0 646
11.30 309.5 655
12.00 310,5 676

Grafik 1. Grafik Intensitas Radiasi Matahari

80
0

70
Radiasi

60
0

50
0
07:30 08:00 08:30 09:00 09:30 10:00 10:30 11:00 11:30
12:00
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Radiasi matahari merupakan salah satu penyebab utama semua ciri


umum dari cuaca yang berada pada suatu daerah dan radiasi matahari
sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia karena dimana radiasi
matahari mengakibatkan perbedaan temperatur udara dalam bumi yang
tentunya akan berpengaruh terhadap energi yang dibutuhkan untuk
mendinginkan suatu permukaan bumi. Alat pengukur radiasi matahari
dibedakan menjadi dua yaitu lama penyinaran dan intensitas radiasi
matahari. Dimana dalam lama penyinaran dibedakan menjadi dua alat
pengukur yaitu Shunsine Recorder Type Cambell Stokrs dan Sunshine
Recorder Type Jordan. Sebaliknya dalam intensitas radiasi matahari
ada satu yaitu Actinograps Bimetal. Dan banyaknya waktu yang
dibutuhkan sangat mempengaruhi besar radiasi matahari, semakin lama
waktu intensitas maka semakin besar radiasinya.

B. Saran

Harapannya untuk praktikum Klimatologi dalam penggunaan alat


radiasi matahari adalah praktek dapat dilakukan langsung oleh
beberapa mahasiswa agar mahasiswa dapat mengetahui dan
merasakkan langsung bagaimana cara pengunaan alat praktek.
DAFTAR PUSTAKA

https://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/view/1584

https://ojs.literacyinstitute.org/index.php/ijcs/article/view/533/186

7. BAB II (1).pdf (uin-suska.ac.id)

https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/engineering
/article/view/8958
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai