Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RADIASI MATAHARI

NAMA NPT
WAHYU PRANATA 41.21.0092

PROGRAM DIPLOMA INSTRUMENTASI-MKG

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN


GEOFISIKA

TANGERANG SELATAN

2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 2
A. Alat Ukur Durasi Penyinaran Matahari ........................................................................... 2
B. Hukum Radiasi Plank ...................................................................................................... 4
C. Hukum Stefan Boltzman ................................................................................................. 5
D. Hukum Pergeseran Wien ................................................................................................. 5
E. Atmosfer Rayleigh ........................................................................................................... 6
F. Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Perubahan Iklim .................................................. 6
G. Siklus Milankovitch......................................................................................................... 7
H. Pengaruh Lintang ............................................................................................................. 8
I. Revolusi,Rotasi,Kemiringan Poros Bumi dan Paralelisme ............................................. 8
BAB III ....................................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 9
B. Saran .............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan kami karunia nikmat
dan Kesehatan,sehingga kami dapat menyeleseikan makalah ini,dan terus dapat menimba
ilmu di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen Pendahuluan Meteorologi.Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata
kuliah yang sedang dipelajari,agar kami semua menjadi taruna yang berguna bagi
agama,bangsa,dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan,demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan,kritik,dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,khususnya bagi saya sendiri
umumnya para pembaca makalah ini

Terima kasih,wassalamu’alaikum.

Kediri,29 Oktober 2021

Wahyu Pranata

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matahari merupakan komponen tata surya yang menjadi sumber energi. Selain berperan
sebagai sumber energi, matahari juga merupakan sumber gangguan terhadap regularitas
karakteristik atmosfer dan media planet. Aktivitas matahari menjadi faktor utama yang
mempengaruhi cuaca di antariksa. Semburan matahari (solar flare) merupakan aktivitas
matahari yang terjadi di permukaan matahari. Semburan matahari mengakibatkan terjadinya
lontaran partikel-partikel (elektron, proton, ion). Selain semburan matahari,matahari juga
memiliki sudut penyinaran yang berpengaruh terhadap iklim di berbagai belahan bumi.Sudut
datang sinar matahari adalah sudut yang dibentuk oleh matahari dan permukaan bumi. Pada
siang hari, ketika sudut datang tegak lurus, radiasi yang diterima bumi lebih banyak. Berbeda
dengan kondisi ketika sudut datang sinar matahari rendah, radiasi juga semakin rendah.
Semakin jauh suatu tempat dari ekuator, sudut datang sinar matahari yang diterima semakin
rendah. Alhasil, Radiasi yang diterima pun semakin sedikit. Radiasi matahari adalah pencaran
energi yang berasal dari proses termonuklir yang terjadi di matahari.Bentuk energi radiasi
matahari berupa sinar dan gelombang elektromagnetik.Spektrum radiasi matahari terdiri dua
yaitu sinar yang bergelombang pendek dan sinar yang bergelombang Panjang.Contoh dari
sinar bergelombang pendek adalah sinar-x,sinar gamma,dan sinar ultraviolet,sedangkan sinar
bergelombang Panjang adalah sinar inframerah dan sinar tampak.Radiasi matahari yang tiba
di permukaan bumi per satuan luas waktu disebut dengan insolasi atau radiasi global dan
dinyatakan dalam satuan 𝑊𝑎𝑡𝑡⁄𝑚2 yang bermakna intesitas atau kekuatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa dan bagaimana cara kerja alat ukur durasi penyinaran matahari?
2. Apa itu Hukum Plank?
3. Apa itu Hukum Stefan Boltzman?
4. Apa itu Hukum Pergeseran Wien?
5. Apa yang dimaksud dengan atmosfer Rayleigh?
6. Apakah pengaruh iklim disebabkan oleh variasi radiasi matahari?
7. Apa itu siklus Milankovitch dan siklus apa saja yang menjadi bagian dari siklus
Milankovitch?

1
8. Apa pengaruh lintang terhadap radiasi matahari yang diterima bumi?
9. Apa dampak kemiringan,rotasi,dan revolusi bumi terhadap iklim?

C. Tujuan

a. Mengetahui alat pengukur durasi penyinaran matahari dan cara kerjanya


b. Mengetahui konsep Hukum Plank
c. Mengetahui konsep Hukum Stefan Boltzman
d. Mengetahui konsep Hukum Pergeseran Wien
e. Mengetahui apa itu atmosfer Rayleigh
f. Mengetahui pengaruh iklim disebabkan oleh variasi radiasi matahari
g. Mengetahui siklus Milankovitch dan siklus yang menjadi bagian dari siklus
Milankovitch
h. Mengetahui pengaruh lintang terhadap radiasi matahari yang diterima bumi
i. Mengetahui dampak kemiringan,rotasi,dan revolusi bumi terhadap iklim

BAB II

PEMBAHASAN

A. Alat Ukur Durasi Penyinaran Matahari

Campbell Stokes

2
Campbell Stokes adalah alat yang berfungsi untuk merekam lamanya penyinaran
matahari. Alat ini ditemukan oleh John Francis Campbell pada tahun 1853 dan dimodifikasi
pada tahun 1879 oleh Sir George Gabriel Stokes. Bola Kaca yang berada pada Campbell
Stokes berdiameter 15 cm, dan berada pada ketinggian 120 cm diatas permukaan tanah,
dengan diameter yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas pias yang
dipasang dibelakang bola kaca, fungsinya adalah untuk memungkinkan merekam lamanya
penyinaran matahari dengan cara membakar kertas pias saat matahari menyinari bola kaca
tersebut, jadi dapat diketahui lamanya penyinaran matahari dalam satu hari. Dalam mata
kuliah Rekayasa Hidrologi, lamanya penyinaran matahari harian yang diukur dengan alat
tersebut dilambangkan dengan (n). kertas pias ini sangat peka terhadap sinar matahari dan
juga tahan terhadap air, jadi disaat terjadi hujan kertas ini tidak akan sobek dan ketika hujan
berhenti dan matahari kembali bersinar, maka kertas ini pun akan segera berfungsi
kembali.[1]

Kertas pias ini sangat spesifik, pembakaran pias terlihat seperti garis lurus dibawah
bola kaca. Alat dipasang ditempat terbuka yang disekelilingnya tidak ada halangan ke arah
timur matahari dan ke arah barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola kaca
disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tidak berubah sepanjang waktu, hanya
pemakasian kertas pias yang diganti setiap harinya.[1]

Alat ini hanya mengukur lamanya intensitas matahari saja, Campbell Stokes berupa
kristal penuh, cara kerjanya ialah sinar radiasi yang datang akan ditembakkan oleh bola kristal
ke arah pias dibawahnya. Posisi pias ini ada 3 arah, yaitu di equator, di lintang utara dan
dilintang selatan. Bila pias berada ditengah berarti posisi matahari ada di equator bumi, bila
posisi bumi bergerak ke utara matahari maka pias akan dipasang diselatan, dan
sebaliknya.Sebelum pemasangan alat ini, harus diukur dahulu letak dan posisi alat ini, agar
terjadi pembakaran kertas pias yang sempurna, kertas spesifik ini berasal dari Jerman. Proses
pengukurannya adalah dengan cara mengukur terbakarnya kertas pias, didalam kertas spesifik
terdapat garis – garis yang fungsinya untuk mengukur lamanya pembakaran. Pengambilan
data diambil setiap jam 06.00 sore dan kertas pias akan kembali dipasang pada jam 06.00
pagi.[1]

Cara perhitungan Campbell stokes

Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat
mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat

3
bagian terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari.
Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya matahari
bersinar terang/cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari 0,3 cal/cm2 atau 209,34
WM2 . Lamanya penyinaran matahari biasa diukur dengan satuan jam.Langkah-langkah
penggunaan kertas pias :

a. Setting Up
Pilih tempat dimana Sinar matahari sepanjang hari bebas ke-arah alat.
Permukaan dasar alat ditempatkan harus Stabil, Temp. Humidity, Angin dan vibrasi
tidak mempengaruhi leveling. (disarankan pondasi terbuat dari beton/metal).
Bagian terbuka mangkuk logam harus mengarah equator, yaitu : Bila alat ditempatkan
pada belahan bumi Utara, mangkuk ke-arah Selatan atau sebaliknya.
Leveling dapat dilakukan dengan mengatur posisi 3 buah mur.
b. Memasang Pias
Pias terdiri dari 3 jenis yaitu : Pias lurus dipasang pada pasangan celah yang ada
ditengah mangkuk. Pias pendek pada pasangan celah bagian atas dan Pias panjang
pada pasangan celah bagian bawah.
Pias pendek dipergunakan dari pertengahan Oktober s/d akhir Pebruari. Pias Lurus
dari awal Maret s/d pertengahan April dan awal September s/d pertengahan Oktober.
Pias panjang dari pertengahan April s/d akhir Agustus.
Pias dimasukkan ke-celah, sehingga garis tanda jam 12.00 benar-benar tepat dengan
tanda jam 12.00 pada mangkuk.
Pada titik tertentu(kira-2. garis jam 14.00 & 10.00) mangkuk dilengkapi 3 lubang.
Masukkan pin logam yang tergantung dengan rantai dari sisi luar kedalam salah satu
lubang tersebut (sesuai pias), agar pias tidak berubah posisi.
c. Pengaturan Utara-Selatan dan levelling
Atur agar skala derajat lintang pada alat menunjukkan lintang tempat alat ditempatkan.
Perhatikan jejak pembakaran pada pias, bila pengaturan Utara-Selatan dan leveling
tepat maka jejak ini harus sejajar dengan garis tengah pias.
Jejak pembakaran yang tepat jatuh pada titik pusat pias (tengah hari), harus sama
dengan nilai True Solar Time, yaitu waktu matahari tepat berada pada titik
nadir/puncak.
Cara Menentukan True Solar Time (True Local Time).

B. Hukum Radiasi Plank

4
Energi dari radiasi yang mempunyai frekuensi u mempunyai energi terkuantisasi sebesar
hu. Diandaikan radiasi plasma merupakan radiasi dari rongga hitam yang berbentuk foton
maka foton tersebut memenuhi statistika Bose-Einstein, karena spin foton adalah 1. Jumlah
foton rata-rata f(u) untuk setiap tingkat energi foton mengikuti persamaan Planck :

𝐸 = ℎ𝑣

dengan E adalah energi foton, u adalah frekuensi foton dan h adalah konstanta Planck.

Energi foton akan mengikuti distribusi Bose-Einstein seperti yang ditunjukkan persamaan
berikut:

8𝜋𝑣 3
𝑢(𝑣) = ℎ𝑣
𝑐 3 𝑒 𝑘𝑇 − 1

Persamaan di atas dinamakan persamaan radiasi Planck, yang menyatakan bahwa


distribusi energi spektral sebagai fungsi frekuensi juga tergantung pada konstanta universal
dan suhu absolut.[2]

C. Hukum Stefan Boltzman

Suatu benda bertemperatur T akan memancarkan energi per satuan waktu per satuan luas
mengikuti persamaan.

𝑃
= 𝜎𝑇 4
𝐴

yang dikenal sebagai sebagai hukum Stefan-Boltzmann, dengan σ adalah konstanta Stefan
dengan bernilai 5.6704 × 10−8 𝑊. 𝑚−2 𝐾 −4, yang bergantung pada konstanta-konstanta
lainnya.[3]Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa daya berbanding lurus dengan
pangkat empat suhunya.Daya yang diterima oleh suatu benda juga dipengaruhi oleh warna
dari permukaannya,misal benda dengan permukaan gelap memiliki nilai emisivitas 1 dan
benda berwarna terang memiliki nilai emisivitas 0.Jadi semakin gelap suatu benda maka
radiasi yang diserap akan semakin besar.

D. Hukum Pergeseran Wien

Jika suhu suatu benda yang memancarkan cahaya semakin tinggi maka Panjang
gelombang pada intensitasnya maksimum menjadi semakin pendek.Hal ini dapat
dirumuskan:[4]

5
𝜗. 𝑇 = 𝑏

𝜗 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 (𝑚)

T = Suhu Mutlak(K)

B = Konstanta Wien

E. Atmosfer Rayleigh

Atmosfer Rayleigh adalah teori hamburan elastis cahaya atau radiasi elektromagnetik lain oleh
partikel-partikel penghambur yang memiliki panjang gelombang lebih kecil dibandingkan dengan
cahaya/radiasi yang dihamburkannya. Apabila frekuensi cahaya berada di bawah/lebih kecil dari
frekuensi resonansi partikel penghambur (dinamakan rezim dispersi normal), maka jumlah hamburan
yang dihasilkan akan berbanding terbalik dengan pangkat empat panjang gelombang cahaya yang
dihamburkan.Hamburan elastis cahaya atau radiasi elektromagnetik ini menyebabkan warna langit
berwarna biru.[5]

F. Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Perubahan Iklim

Tanpa kita sadari sadari selama ini ternyata matahari juga mempengaruhi perubahan
iklim. Matahari yang menyinari bumi menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh
atmosfer sehingga udara bumi bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia. Apabila atmosfer
bumi dijejali oleh gas-gas akibat ulah manusia menyebabkan terjadinya efek selimut
seperti yang terjadi pada rumah kaca. Radiasi panas yang lepas ke udara ditahan oleh
selimut gas tersebut sehingga suhu bumi menjadi naik dan menjadi panas yang
mempengaruhi perubahan iklim. Radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer dipengaruhi
oleh aktivitas penyinaran matahari, sehingga variabilitas matahari menjadi faktor dominan
yang menyebabkan perubahan iklim. Variasi luaran matahari terkait dengan osilasi di
sekitar pusat massa tata surya bersifat periodik atau quasi-periodik dan membentuk fraktal
(benda geometri kompleks) yang menjadikan siklus iklim yang berbeda-beda. Jika
variabilitas matahari diperhitungkan secara serius dalam perubahan iklim, maka terbuka
peluang untuk memperkirakan perubahan iklim yang ditimbulkannya tanpa harus
menggunakan superkomputer. Sistem iklim yang mengalami perubahan terus-menerus
sangat dipengaruhi oleh dinamika sistem matahari-bumi yang distimulasi oleh gaya
variabilitas luaran matahari. Sehingga dalam hal ini kita dapat menghubungkan efek
variabilitas matahari terhadap pemanasan global yang terkait dengan kesetimbangan

6
energi dimana dalam hal ini pemanasan global tidak hanya bergantung pada suhu bumi
dan gas rumah kaca, tetapi juga bergantung pada variabilitas luaran matahari. Terdapat
pengaruh gaya eksternal matahari terhadap sistem iklim yang terutama disebabkan karena
variabilitas matahari. perubahan iklim dipengaruhi oleh aktivitas matahari yang bervariasi
yang menimbulkan iradiansi matahari sehingga dapat menyebabkan perubahan medan
magnet bumi yang mengakibatkan intensitas sinar kosmik yang sampai ke bumi berbeda-
beda maka radiasi yang dihasilkan juga berbeda-beda yang akhirnya iklim terus berubah
akibat terjadinya perbedaan radiasi ini. Ketika aktivitas matahari tenang, maka intensitas
sinar kosmik bertambah besar sehingga tutupan awan menjadi maksimum. Ketika
matahari aktif maka intensitas sinar kosmik berkurang sehingga tutupan awan juga
berkurang. Kajian penelitian ini tentunya banyak kekurangan dan belum sempurna,
sehingga saya merekomendasikan kepada peneliti yang lain untuk melanjutkan penelitian
mengenai pengaruh antivitas matahari terhadap perubahan iklim.[6]

G. Siklus Milankovitch

Siklus Milankovitch adalah perubahan posisi relative bumi terhadap matahari yang
menjadi penggerak utama dari perubahan iklim jangka Panjang.Periode perubahan ini rata-
rata terjadi 100.000 tahun atau lebih dari 400.000 tahun.Siklus ini juga yang bertanggung
jawab atas dimulainya dan berhentinya jaman es.Ada tiga siklus utama yan menjadi bagian
dari perhitungan siklus Milankovitch,

1. Eksentrisitas adalah variasi bentuk orbit planet.


2. Oblliquitas adalah variasi kemiringan planet terhadap garis orbitnya.
3. Presesi adalah variasi arah dari rotasi planet.

Secara umum, Milankovitch beranggapan bahwa radiasi pada suatu lintang dan pada
musim tertentu lebih penting dibandingkan faktor lainnya ketika mempelajari tentang
pertumbuhan dan pengurangan lapisan es. Dia juga berpendapat bahwa obliquity adalah
siklus yang paling penting dari tiga siklus iklim yang ada. Menurut perhitungannya, jaman
es akan terjadi setiap 41.000 tahun. Ini juga didukung oleh penelitian lanjutan yang
menemukan bahwa sekitar satu sampai 3 juta tahun yang lalu, jaman es memang terjadi
setiap 41.000 tahun. Namun, sekitar 800.000 tahun yang lalu, siklus jaman es semakin
lama (100.000 tahun) seseuai dengan eksentrisitas Bumi.

Meskipun kelihatannya teori ini akan memberikan dukungan terhadap dominasi faktor
astronomis terhadap perubahan iklim, kenyataannya perubahan iklim yang terjadi

7
sekarang tidak cocok dengan trend siklus Milankovitch (yang harusnya mendingin, bukan
memanas). Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa perubahan iklim yang terjadi sekarang
didominasi oleh faktor lain.

H. Pengaruh Lintang

Lintang adalah garis khayal yang membagi bumi menjadi beberapa bagian dari utara
ke selatan dan paralel dengan ekuator. Sudut yang dibentuk oleh gari yang
menghubungkan pusat bumi ke ekuator dan garis yang menghubungkan pusat bumi ke
tempat tertentu adalah sudut lintang tempat tersebut. Ekuator memiliki lintang 0 derajat
sedangkan pusat kutub memiliki lintang 90 derajat. Ini juga dapat menjadi ukuran
seberapa jauh suatu lokasi terhadap khatulistiwa.Lintang berpengaruh terhadap sudut
datang sinar matahari. Sudut datang sinar matahari adalah sudut yang dibentuk oleh
matahari dan permukaan bumi. Pada siang hari, ketika sudut datang tegak lurus, radiasi
yang diterima bumi lebih banyak. Berbeda dengan kondisi ketika sudut datang sinar
matahari rendah, radiasi juga semakin rendah. Semakin jauh suatu tempat dari ekuator,
sudut datang sinar matahari yang diterima semakin rendah. Alhasil, Radiasi yang diterima
pun semakin sedikit. Sudut datang sinar matahari yang pendek juga mempengaruhi
seberapa jauh jarak yang harus ditempuh oleh radiasi matahari dari atmosfer bagian atas
sampai ke permukaan. Semakin rendah sudut datangnya, radiasi perlu menempuh jarak
yang lebih jauh. Dengan demikian akan terjadi pelemahan kekuatan sinar. Oleh karena itu,
wilayah yang jauh dari khatulistiwa akan menerima sinar yang kekuatan radiasinya lebih
lemah dibandingkan dengan ekuator.

I. Revolusi,Rotasi,Kemiringan Poros Bumi dan Paralelisme

Jika digabungkan dengan faktor lain, revolusi bumi akan memberikan variasi musiman
selama setahun. Perlu diketahui juga bahwa bentuk rotasi bumi adalah elips, bukan bulat
sempurna. Sehingga akan ada periode dimana jarak bumi ke matahari lebih jauh dan juga
periode dimana jarak bumi dan matahari lebih dekat. Jarak terjauh bumi ke matahari disebut
titik aphelium (Juli) sedangkan jarak terdekat bumi-matahari disebut titik perihelium
(Januari). Perbedaan jarak ini akan mempengaruhi variasi musiman di Bumi.

Perputaran bumi pada porosnya disebut rotasi bumi. Ini adalah salah satu hal yang
mempengaruhi sudut datang matahari di suatu tempat. Periode rotasi bumi adalah satu hari
(24 jam). Ini adalah alasan terjadinya sirkulasi diurnal (harian). Selain lintang, rotasi bumi
adalah satu-satunya hal lain yang mempengaruhi sudut datang sinar matahari. Jika efek ini

8
digabungkan dengan kemiringan bumi dan revolusi Bumi, yang dihasilkan adalah beda
panjang siang dan malam hari. Lebih jelas akan dijelaskan pada subbab kemiringan poros
Bumi.

Kemiringan poros Bumi terhadap bidang revolusinya sekitar 23.5 derajat. Hal ini berarti,
selama berotasi, posisi bumi akan selalu miring. Posisinya ketika revolusi akan menentukan
belahan bumi mana yang lebih dekat dengan matahari serta bagian yang jauh dari matahari.

Jika ketiga efek ini digabungkan,maka akan terjadi peristiwa seperti berikut gerak semu
matahari,pergantian musim,perbedaan panjang siang dan malam, dan perbedaan karakter
meteorologis pada setiap musim yang berbeda.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Campbell Stokes adalah alat yang berfungsi untuk merekam lamanya penyinaran
matahari.Bola Kaca yang berada pada Campbell Stokes berdiameter 15 cm, dan berada pada
ketinggian 120 cm diatas permukaan tanah, dengan diameter yang dirancang untuk
memfokuskan sinar matahari ke kertas pias yang dipasang dibelakang bola kaca, fungsinya
adalah untuk memungkinkan merekam lamanya penyinaran matahari dengan cara membakar
kertas pias saat matahari menyinari bola kaca tersebut, jadi dapat diketahui lamanya
penyinaran matahari dalam satu hari.Langkah-langkah penggunaan Campbell Stokes terdiri
dari Setting Up,memasang kertas pias,dan pengatur utara-selatan dan levelling. Hukum
Planck menjelaskan rapat spektrum radiasi elektromagnetik yang dilepas benda hitam dalam
kesetimbangan termal pada temperatur T.Hukum Stefan Boltzman menyatakan bahwa jumlah
energi yang dipancarkan per satuan luas permukaan benda hitam dalam satuan waktu akan
berbanding lurus dengan pangkat empat temperature termodinamikanya.Hukum pergeseran
Wien menyatakan bahwa Panjang gelombang pada intesitas maksimum akan bergeser ke
panjang gelombang yang lebih pendek dan intesitas minimum akan bergeser ke Panjang
gelombang yang lebih panjang.Radisasi matahari sangat mempengaruhi kondisi iklim di suatu

9
tempat karena radiasi matahari digunakan untuk memanasi permukaan bumi dan Sebagian
disimpan.Energi radiasi yang disimpan ini digunakan bumi untuk memanasi bumi atau yang
bias akita sebut re-radiasi bumi yang dapat menyebabkan efek rumah kaca.Siklus
Milankovitch menyatakan bahwa pergerakan bumi relatih terhadap matahari menjadi
penggerak utama perubahan iklim global,Siklus Miilankovitch tersusun atas tiga
fenomena,yaitu eksentrisitas,oblikuitas,dan presisi.Lintang adalah garis khayal yang membagi
bumi dari utara sampai selatan.Berbagai belahan bumi memiliki sudut lintang yang berbeda-
beda yang mempengaruhi kondisi iklim daerah tersebut.Selain hal tersebut,revolusi,rotasi,dan
kemiringan menyebabkan terjadinya fenomena alam,seperti gerak semu matahari,pergantian
musim,perbedaan lamanya siang dan malam,dan perbedaan karakteristik meteorologi pada
setiap cuaca tertentu.

B. Saran

Demikianlah makalah berjudul Radiasi Matahari“. Ini kami buat berdasarkan sumber-
sumber yang ada. Sehingga perlulah bagi saya , dari para rekan untuk memberikan saran yang
membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik . Atas perhatian anda semuanya, kami
ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Al-Jauhari, “Alat-alat pengamatan BMKG,” Dialog, vol. 44, no. 1, pp. i–Vi, 2021,
doi: 10.47655/dialog.v44i1.470.

[2] M. Nur, Plasma Physics and Aplications. 2011.

[3] S. Viridi, “Beberapa Konsep Fisika Dasar untuk Astronomi dan Contoh-contoh
Soalnya Compaction in 2-d granular materials View project Physics Teaching View
project,” no. November, pp. 1–7, 2014, doi: 10.13140/2.1.4436.7049.

[4] M. Abdullah, “Fisika Dasar I (Edisi Revisi),” p. 200, 2007.

[5] I. M. Yuliara, “Modul Polarisasi,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699,
2016.

[6] F. I. Syamsudin, “Analisis Pengaruh Aktivitas Matahari Terhadap Perubahan Iklim,”

10
Pros. Semin. Nas. Pendidik. Sains, pp. 179–183, 2018.

11

Anda mungkin juga menyukai