Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SEORANG MUSLIM

Dosen Pengampu :

Masturi Istamar Suhadi

Disusun Oleh

Annas Dhamar Galuh : 41.21.0072


Islam Alhafizh B.S.W.P : 41.21.0078
Ova Mulia Arlika : 41.21.0086
Wahyu Pranata : 41.21.0092

PROGRAM DIPLOMA INTRUMENTASI-MKG

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN


GEOFISIKA

TANGERANG SELATAN

2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

BAB I ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................................ 2

D. Manfaat .............................................................................................................. 2

BAB II .......................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2

A. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Muslim Terhadap Diri Sendiri .................. 2

B. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Muslim Terhadap Agama .......................... 4

C. Tugas dan Tanggung Jawab Terhadap Dunia Akademik ..................................... 9

D. Tugas dan Tanggung Jawab Muslim Terhadap Masyarakat .............................. 11

E. Tugas dan Tanggung Jawab Muslim Terhadap Bangsa dan Negara .................. 15

BAB III....................................................................................................................... 16

PENUTUP .................................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16

B. Saran ................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan Kesehatan,sehingga kami dapat menyeleseikan makalah ini dan
terus dapat menimba ilmu di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen Pendidikan Agama
Islam.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari agar kami semua menjadi taruna
yang berguna bagi agama,bangsa,dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan.Demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan,saran,dan kritik yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Khususnya


bagi kami penulis dan umumnya para pembaca makalah ini.

Tangerang Selatan,10 Desember 2021

Tim Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab sangat erat
kaitannya dengan kewajiban. Sebagai seorang taruna kewajiban kita adalah belajar,
maka dengan belajar kita telah bertanggung jawab terhadap kewajiban kita. Maka
tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajiban kita.

Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab yang telah
ditegaskan dalam Al-Qur’an dan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Sebagai
umat Islam yang baik kita wajib melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah
SWT. melalui Al-Qur’an dan Rasulullah. Tugas dan tanggung jawab kita disini
termasuk tugas dan tanggung jawab kita terhadap agama, terhadap diri sendiri, terhadap
dunia akademik, terhadap masyarakat, dan terhadap bangsa dan negara.

Kita harus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri kita sebagai seorang
muslim agar tercipta kehidupan yang harmonis sesuai tuntunan Al-Qur’an dan hadits.
Dengan begitu kita akan menjadi orang yang dapat mempertanggungjawabkan segala
perbuatan kita dihadapan Allah, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu tugas dan tanggung jawab seorang muslim?


2. Apa saja yang menjadi pokok tugas dan tanggung jawab seorang muslim?
3. Bagaimana tugas dan tanggung jawab seorang muslim terhadap agama?
4. Bagaimana tugas dan tanggung jawab seorang muslim terhadap diri sendiri?
5. Bagaimana tugas dan tanggung jawab seorang muslim terhadap dunia
akademik?
6. Bagaimana tugas dan tanggung jawab seorang muslim terhadap masyarakat?
7. Bagaimana tugas dan tanggung jawab seorang mmuslim terhadap bangsa dan
negara?

1
C. Tujuan

Sebagaimana yang tealh disebut dan dijabarkan pada sub-bab Latar Belakang dan
Rumusan Masalah sebelumnya, maka tujuan penulisan makalah ini, yaitu:

1. Memenuhi kewajiban tugas menyusun Makalah mata kuliah Pendidikan Agama


Islam.
2. Mendeskripsikan tugas dan tanggungjawab seorang muslim.
3. menjabarkan tugas dan tanggung jawab seorang muslim.
4. menjelakan tugas dan tanggungjawab seorang muslim terhadap agama.
5. menjelaskan tugas dan tanggungjawab seorang muslim terhadap diri sendiri.
6. menjelaskan tugas dan tanggungjawab seorang muslim terhadap dunia
akademik.
7. menjelaskan tugas dan tanggungjawab seorang muslim terhadap masyarakat .
8. menjelaskan tugas dan tanggungjawab seorang muslim terhadap bangsa dan
negara.

D. Manfaat

Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu dalam khazanah ilmu pengetahuan
khususnya ilmu mengenai Akhlaq islami, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu bahan bacaan (referensi) bagi para calon taruna.Sedangkan manfaat secara
praktisnya adalah penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
pengembangan SDM bagi calon taruna.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Muslim Terhadap Diri Sendiri

Widagdho (1999) mengatakan bahwa Tanggung jawab adalah kesadaran manusia


atas tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti perbuatan sebagai wujud dari kesadaran akan

2
kewajibannya. Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah
sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan
terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu terhadap hak. Maka tanggung jawab dalam
hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajbannya. Tugas adalah kewajiban atau
suatu pekerjaan yg harus dikerjakan seseorang dalampekerjaannya. Dapat diartikan pula
tugas adalah suatu pekerjaan yg wajib dikerjakan atauyg ditentukan untuk dilakukan
karena pekerjaan tersebut telah menjadi tanggung jawab dirinya. Manusia sebagai
mahluk bertanggung jawab dan akan dimintai pertanggung jawabannya dihadapan Allah
terhadap ;

a. Segala nikmat Allah yang telah mereka terima


b. Segala aturan yang telah mereka adakan
c. Segala perbuatan yang telah mereka kerjakan
d. Segala janji yang telah mereka ikrarkan (Zaini, 1986)

Dalam artian tersebut kita menemukan dasar adanya tugas dan tanggungjawab
seorang muslim terhadap dirinya. Seorang muslim memiliki tugas dan tanggungjawab
terhadap dirinya karena orang tersebut memiliki tujuan atau capaian yang harus
dituntaskan, dengan kata lain tanggungjawab ini sebagai pendamping dalam perjalanan
hidup manusia. Adapun tugas dan tanggungjawab seorang muslim terhadap diri sendiri,
yaitu:

1. Senantiasa berbuat baik dalam lisan dan pikiran

Kebaikan merupakan salah satu ciri seorang muslim tersebut melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya. Kebaikan bukan sekedar praktik,tetapi dalam pikiran kita yang
bersih terhadap diri sendiri ataupun perilaku orang.

Janganlah kamu menjadi orang yang “ikut-ikutan” dengan mengatakan kalau orang
lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim
kami pun akan berbuat zalim. Tetapi teguhkanlah hatimu dengan berprinsip, kalau
orang berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat
kejahatan maka kami tidak akan melakukannya. (HR. Attirmidzi)

2. Menjaga keimanan

3
Bahwasanya iman yang membenarkan dalam hati yaitu iman yang mempercayai
akan adanya alam semesta dan isinya, sedangkan mengikrarkan dalam lisan seperti
mengucapkan dua kalimat syahadat (tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah), dan mengamalkan dengan anggota tubuh
seperti melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Menurut Wahyu dkk
(2009),manfaat dan pengaruh keimanan dalam kehidupan manusia, bukan hanya
sekedar kepercayaan yang berada dalam hati manusia, tetapi dapat menjadi kekuatan
yang mendorong dan membentuk sikap dan prilaku hidup islami.

3. Mencari Ilmu

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling istimewa. Penciptaan manusia


sebagai makhluk yang tertinggi sesuai dengan maksud dan tujuan terciptanya manusia
untuk menjadi khalifah. Secara harfiah, khalifah berarti pengganti, penerus dan wakil1.
Jadi, manusia adalah wakil atau pengganti di bumi dengan tugas menjalankan mandat
yang diberikan Allah kepadanya, membangun dunia dengan sebaik-baiknya. Untuk
menjalankan tugasnya itu, manusia harus berbekal ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
mempunyai kedudukan tinggi dalam pandangan Islam diantaranya adalah :

a. Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mencari kebenaran.


b. Ilmu pengetahuan sebagai prasyarat amal saleh.
c. Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengelola sumber-sumber alam guna mencapai
ridha Allah SWT.
d. Ilmu pengetahuan sebagai alat pengembangan daya pikir.
e. Ilmu pengetahuan sebagai hasil pengembangan daya pikir.

Agama Islam memerintahkan supaya menuntut ilmu, karena menuntut ilmu adalah
kewajiban utama dan sarana terbaik untuk mencerdaskan umat dan pembangunan dunia,
khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal. Menuntut ilmu dapat disebut pula dengan
mencari ilmu atau belajar. Belajar ialah, berusaha menguasai ilmu pengetahuan baik
dengan cara bertanya, melihat atau pun mendengar. Islam membebankan juga kepada
penganut-penganutnya agar menjadi orang yang berpengetahuan. Mengetahui segala
sebab kemaslahatan dan jalan-jalan kemanfaatan.

B. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Muslim Terhadap Agama

4
Mengacu kepada QS. Al-'Ashr, KH Endang Saifuddin Anshary dalam bukunya,
Kuliah Al-Islam (Pustaka Salman, Bandung, 1980), menyebutkan, setidaknya ada lima
kewajibankaum Muslim terhadap agamanya (Islam), yaitu mengimani Islam,
mendalami ilmunya,mengamalkannya, mendakwahkannya, dan membelanya.

1. Iman

Iman berasal dari kata “ ‫ ايمان‬,“dan merupakan bentuk masdhar (kata jadian) dari fi’il
madhi “‫“ امن‬yang menurut bahasa berarti membenarkan dan mempercayakan.
Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dalam hati, mengikrarkan
dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Keimanan adalah kepercayaan
yang kokoh kepada Allah Swt, syekh Husain bin Audah al-awaisyah menyebutkan
bahwa “iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan
anggota tubuh. Amal perbuatan dengan segala macamnya, baik amalan hati maupun
amalan anggota tubuh termasuk hakikat keimanan”

Iman dalam islam disebutkan dalam Rukun Iman. Seorang muslim wajib hukumnya
mengimani apa yang ada di Rukun Iman. Muai dari Iman kepada Allah, Iman kepada
Malaikat,Iman kepada kitab, Iman kepada Rasul, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman
Kepada Qada` dan Qadar.

2. Ilmu

Definisi tentang menuntut ilmu atau belajar banyak dipaparkan oleh

pakar pendidikan sebagai berikut:

a. Syekh Abdul Azizi dan ‘Abdul Majid dalam kitab At-Tarbiyatul wa Thuruqut
Tadris mendefinisikan belajar sebagai berikut: “Belajar adalah merupakan
perubahan tingkah laku pada diri (jiwa) si pelajar berdasarkan pengalaman yang
sudah dimiliki menuju perubahan baru.”
b. Qardhawi, mengatakan bahwa “belajar adalah suatu upaya untuk mengikis habis
kebodohan dan membuka cakrawala alam semesta serta mendekatkan diri pada
Tuhan”.
c. Hilgard dan Bower mengemukakan: “Belajar mengacu pada perubahan tingkah laku
seseorang dan potensi perilaku pada situasi tertentu (yang diberikan) yang
dihasilkan oleh pengalamannya berulang – ulang dalam situasi itu,yang ditetapkan

5
bahwa perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan pada dasar
kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang”.

Manusia yang belajar akan dapat menyingkap sunnah jagat raya serta hakikat
wujud: dengan perantara pendengaran, penglihatan, dan pengamatan, dengan hati dan
pemikiran. Hanya seseorang yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan yang dapat berjalan
diatas kebenaran, yang membawa kepada kebutuhan tanpa syarat kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta dengan iman dan kekuatan ilmu pengetahuan manusia mencapai
puncak derajat kemanusiaan yang tinggi, sebagaimana telah disebutkan dalam Q.S Al-
Mujadalah ayat 11:

َّ َ‫س ُح ْوا ْال َمج ِل ِس فِى تَف‬


‫س ُح ْوا لَكُ ْم قِ ْي َل اِذَا ا َمنُ ْٰٓوا الَّ ِذيْنَ يٰٓاَيُّ َها‬ َ ‫ح فَا ْف‬
ِ ‫س‬َ ‫ّللاُ يَ ْف‬
ٰ ‫ا ْنشُ ُز ْوا قِ ْي َل َواِذَا لَكُ ْم‬
‫ّللاُ يَ ْرفَ ِع فَا ْنشُ ُز ْوا‬ ٰ َ‫ّللاُ دَ َرجت ْال ِع ْل َم ا ُ ْوتُوا َوالَّ ِذيْنَ ِم ْنكُ ْم ا َمنُ ْوا الَّ ِذيْن‬
ٰ ‫ – َخبِيْر ت َ ْع َملُ ْونَ بِ َما َو‬١١

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan


di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah
akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan."

Al Mujadalah ayat 11 juga menyebutkan pentingnya ilmu. Dalam buku 'Islam


Disiplin Ilmu' oleh Amrah Husma, ilmu dalam pandangan Islam adalah suatu kebutuhan
yang harus diraih oleh setiap muslim. Karena dari ilmu manusia dapat mengetahui
hakekat kebenaran. Oleh sebab itu kedudukan ilmu dalam pandangan Islam menurut
ulama berdasarkan Al Quran dan hadits adalah wajib.

3. Amal

Seorang muslim ketika sudah mendapat ilmu ataupun ajaran islam,memiliki


kewajiban untuk mengamalkannya. Karena dalam islam, teori dan praktek harus
seimbang dari hati ke tubuh. Konsep utama ajaran Islam ialah Aqidah, Ibadah,
Muamalah dan Akhlaq keempat konsep utama ini merupakan kunci pembuka dalam
mengamalkan ajaran Islam. Islam di bangun atas dasar aqidah yang baik dan benar,

6
kemudian ibadah menjadi isi ajaran, muamalah yang mengatur dan akhlaq merupakan
penampilan atau aksi dari ajaran Islam.

Dari konsep konsep tersebut,kita diwajibkan hukumnya untuk mengamalkan


keempatnya. Dalam tiap ajaran islam tersebut ada tatacara maupun aturan yang saling
mendukung satu sama lain. Kita diwajibkan untuk sholat,tetapi kita juga harus memiliki
akhlak mulia, selain akhlak, kita juga harus berilmu dan patuh terhadapa aturan aturan.

4. Dakwah

Dakwah merupakan aktifitas yang sangat penting dalam Islam, dengan dakwah,
Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya, tanpa dakwah Islam akan
semakin jauh dari masyarakat dan selanjutnya akan lenyap dari permukaan bumi dalam
kehidupan masyarakat. Dakwah berfungsi menata kehidupan yang agamis menuju
kehidupan masyarakat yang harmonis dan bahagia, ajaran Islam yang disiarkan melalui
dakwah dapat menyelamatkan manusia dan masyarakat pada umumnya dari hal-hal
yang dapat membawa pada kehancuran (Aziz, 2006: 37).

Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu proses yang


berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah
sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju
perikehidupan yang Islami (Hafidhuddin, 2000: 77). Dakwah adalah setiap usaha
rekonstruksi masyarakat yang masih mengandung unsur-unsur jahili agar menjadi
masyarakat yang Islami (Rais, 1999: 25).Walaupun beberapa definisi dakwah di atas
berbedabeda akan tetapi setiap definisi tersebut memiliki tiga unsur pokok ,yaitu ;

a. Dakwah adalah proses penyampaian Islam dari seseorang kepada orang lain.
b. Penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa amar ma’ruf nahi munkar.
c. Usaha tersebut dapat dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknyasuatu
individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan sepenuhnya seluruh ajaran
Islam (Azis,2004: 3).

Perintah dakwah yang ditunjukkan kepada umat Islam secara umum tercantum
dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl ayat 125:

7
َ َ‫ظ ِة بِ ْال ِح ْك َم ِة َربِك‬
ُ‫سبِ ْي ِل اِلى اُدْع‬ َ ‫سنَ ِة َو ْال َم ْو ِع‬
َ ‫ي َو َجاد ِْل ُه ْم ْال َح‬
ْ ِ‫ي بِالَّت‬ َ ْ‫بِ َم ْن ا َ ْعلَ ُم ه َُو َربَّكَ ا َِّن اَح‬
َ ‫سنُ ِه‬
‫ض َّل‬َ ‫ع ْن‬ َ ‫ِب ْال ُم ْهت َ ِديْنَ ا َ ْعلَ ُم َوه َُو‬
َ ‫س ِب ْي ِله‬

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Kewajiban dakwah ini bukan hanya kewajiban para ulama, tetapi merupakan
kewajiban setiap insan muslim dan muslimat tanpa kecuali. Hanya kemampuan dan
bidangnya saja yang berbeda, sesuai dengan ukuran dan kemampuan masing-
masing.Tujuan dakwah Islam, dengan mengacu pada kitab Al-qur’an sebagai kitab
dakwah, antara lain dirumuskan sebagai berikut:

a. Merupakan upaya mengeluarkan manusia dari kegelapan hidup menuju cahaya yang
paling terang.
b. Menegakkan sibghah Allah (celupan hidup dari Allah) dalam kehidupan makhluk
Allah.
c. Menegakkan fitrah insaniyah.
d. Memproporsikan tugas ibadah manusia sebagai hamba Allah SWT.
e. Mengestafetkan tugas kenabian dan kerasulan.
f. Menegakkan akulturasi pemeliharaan, jiwa, akal, generasi,dan sasaran hidup.
g. Perjuangan memenangkan ilham takwa atas ilham jujur dalam kehidupan individu,
keluarga, kelompok dan komunitas manusia (Muhiddin, 2002: 144-148).

5. Jihad

Jihad dalam agama Islam tidak selamanya bermakna perang. Jihad lebih luas dari
sekadar perang. Karena setiap kesungguhan yang dilakukan oleh kaum mulim dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT sudah termasuk jihad. Adapun jihad yang
sering dimaknai dengan perang merupakan solusi terakhir dalam rangka berdakwah
menegakkan kalimatullâh. Karena agama Islam membenci peperangan.

Salah satu pembagian jihad yang akurat adalah sebagaimana yang dikemukakan
oleh Ibn Qayyim al-Jauziyyah. Dalam kitabnya Zâd al-Ma’âd, Ibn Qayyim menulis

8
jihad terdiri dari empat. Pertama, jihâd al-nafs (jihad dalam memperbaiki diri). Kedua,
jihâd al-syaithân (jihad melawan syaithan). Ketiga, jihâd al-kuffâr wa almunâffiqîn
(jihad melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik). Keempat, jihâd al-bâbi al-
zulmi wa al-bida’ wa almunkarât (jihad melawan orang-orang zalim, ahli bid’ah, dan
para pelaku kemungkaran.

C. Tugas dan Tanggung Jawab Terhadap Dunia Akademik

Kemajuan ilmu pengetahuan (akademik) ternyata telah banyak membawa perubahan


dalam kehidupan manusia, baik dalam cara berfikir, sikap, gaya hidup, atau tingkah
laku. Kemajuan ilmu pengetahuan juga telah membuat kehidupan manusia lebih
sempurna dalam menguasai, mengolah dan mengelola alam untuk kepentingan dan
kesejahteraan hidupnya. Ilmu pengetahuan atau sains, secara singkat dan sederhana
dapat didefinisikan sebagai “Himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan
melalui suatu proses pengkajian secara empiric dan diterima oleh rasio”. Ilmu, yaitu
sains atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia terhadap berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Banyak istilah dalam Al-Qur’an untuk menyebut cendekiawan atau ilmuan antara
lain yaitu ulama, Ulul al-Nuha, Ulu al-Ilmi. Ulu Al-Abshar, dan Ulu Al-Albab. Secara
umum, keberadaan mereka dalam Islam adalah sebagai orang yang memiliki ilmu dan
dapat berbuat atau beramal lebih dari yang lainnya. Ilmu pengetahuan diperintahkan
oleh Rasulullah SAW. Untuk dicari, tanpa mengenal batas waktu sejak lahir hingga
mati. Di mana saja, sekalipun sampai ke negeri Cina bahwa mencari ilmu itu wajib bagi
setiap umat muslim.

Tugas dan tanggung jawab seorang muslim terhadap akademik menurut Dr. Yusuf
Al-Qaradawi ada tujuh,yaitu ;

1) Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu tetap
ada (tidak hilang)

9
2) Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih hakekatnya, agar ilmu
menjadi meningkat
3) Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah
4) Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang mencarinya, agar
ilmu itu menjadi bersih (terbayar zakatnya)
5) Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dam mempublikasikannya agar
ilmu manfaat ilmu itu semakin luas
6) Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi dan
memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus
7) Bertanggung jawab untuk mengikhlaskan ilmunya untuk Allah semata, agar
ilmu itu diterima oleh Allah SWT.

Tanggung jawab yang utama bagi seorang ilmuwan bagi diri sendiri, ilmuwan lain
dan masyarakat adalah menjamin kebenaran dan keterandalan pernyataan-pernyataan
yang dibuatnya dan dapat dibuat ilmuan lainnya. Seorang ilmuwan tidak boleh
memberikan atau memalsukan data karena tanggung jawab batiniyahnya adalah
memerangi ketidaktahuan, prasangka, dan takhayaul di kalangan manusia dalam alam
semesta ini.

Tanggung jawab ilmuan dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi


religious atau etis dan sosial. Intinya, dimensi religius atau etis seorang ilmuwan
hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum
dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu
diwajibkan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui
temuan orang lain, mengikuti prosedur yang telah disepakati bersama, menjelaskan
hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti
orang lain. Karena tanggung jawab ilmuan merupakan ikhtiar mulia sehingga ilmuan
tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahkan ilmu.

Yang harus diperhatikan ilmuan yaitu mana yang penting dan harus diperhatikan
adalah dengan melihat beberapa aspek dari konsekuensi setiap konteks. Namun yang
paling harus diperhatikan adalah context of discovery, karena dalam konteks ini
diperhitungkan apakah ilmu tersebut berguna atau tidak. Sedangkan dalam context of
justification, segala kriteria kebenarannya tidak bisa dibantah dan dianggap benar.

10
D. Tugas dan Tanggung Jawab Muslim Terhadap Masyarakat

Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia
lain,sesuai dengan kedudukannya sebagai anggota masyarakat.Karena membutuhkkan
manusia lain makai a harus berkomunikasi dengan manusia lain.Dengan demikian
manusia sebagai anggota masyarakat tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab
seperti anggota masyrakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut.

Masyarakat dalam pandangan islam merupakan alat atau sarana untuk melaksanakan
ajaran-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan Bersama.Karena itulah masyarakat
yang harus menjadi dasar kerangka kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerja sama
umat menuju adanya adanya suatu pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan
dan keadilan.

Islam mengajarkan bahwa kualitas manusia dari suatu segi bisa dipandang dari
manfaatnya bagi manusia yang lain.Dengan pandangan mengenai status dan fungsi
individual inilah islam memberikan aturan moral yang lengkap kepadanya.Aturan
normal lengkap ini didasarkan pada pada waktu suatu sistem nilai yang berisi norma-
norma yang sama dengan tuntutan religius seperti ketaqwaan,penyerahan
diri,kebenaran,keadilan,kasih sayang,hikmah,keindahan dan sebagainya.

Kelompok orang yang kehidupannya dalam hubungan manusia dan manusia


berasaskan kebudayaan Islam, itulah yang disebut masyarakat Islam, tetapi kelompok
orang yang hanya kehidupannya dalam hubungan antara manusia dan Tuhan saja
berasaskan Islam, menurut pandangan ilmiah tidak mungkin diistilahkan dengan
masyarakat Islam, melainkan masyarakat orang-orang Islam.

Maka masyarakat yang hidup dalam masyarakat Islam maka ia memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk menjaga hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan Islam, atau
dengan kata lain ia mesti harus mempertanggungjawabkan perilakunya dalam
kehidupan masyarakat Islam secara islami.Adapun yang harus dilakukan dalam
masyarakat Islam sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai makhluk
sosial,diantaranya adalah ;

1. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dengan iman dan taqwa kepada Allah SWT.

11
Syarat mutlak untuk mendapatkan kemakuran yang sejati dalam ke-hidupan tidak
ada cara lain selain melakukan ketundukan kepada Allah Subahanahuwata’ala. Tunduk
dalam arti beribadah kepadanya sehingga terjalin hubungan yang harmonis, tunduk juga
dalam arti melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya. Allah Subaha-
nahu wata’ala berfirman:

‫علَ ْي ِه ْم لَفَتَحْ نَا َواتَّقَ ْوا آ َمنُوا ْالقُ َرى أ َ ْه َل أ َ َّن َو َل ْو‬
َ ‫اء ِمنَ بَ َر َكات‬
ِ ‫س َم‬ ِ ‫ِب َما فَأ َ َخذْنَاهُ ْم َكذَّبُوا َولَ ِك ْن َو ْاْل َ ْر‬
َّ ‫ض ال‬
‫يَ ْك ِسبُون َكانُوا‬

Artinya : “Jikalau Sekiranya penduduk negeri- negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpah- kan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
(QS. al A`raaf : 96).

2. Menjalin Hubungan Ukhuwah Islamiyah dan Silaturahmi

Menjalin hubungan ukhuwah Islamiyah adalah hubungan antara sesama ummat


Islam yang tidak ada hubungan darah.Sementara menjalin silaturahmi adalah hubungan
antara ummat islam yang ada hubungan darah atau saudara. Istilah ini sering kali
tersalah gunakan dalam pembicaraan dan tulisan-tulisan.Salah satu ciri dari masyarakat
Qur’ani adalah mereka saling menjalin hubungan ukhuwah dan silaturahmi dengan baik
dan saling perpacu dalam kebaikan tanpa adanya batas anatara si kaya dan si miskin
atau lainnya.Firman Allah Subahanhuwata’ala :

َّ ‫ض َل َو‬
ُ‫ّللا‬ َ ‫علَى َب ْع‬
َّ َ‫ضكُ ْم ف‬ ِ ‫ضلُوا الَّذِينَ فَ َما‬
ِ ‫الر ْز‬
َ ‫ق ِفي َب ْعض‬ ِ ُ‫علَى ِر ْز ِق ِه ْم ِب َرادِي ف‬َ ‫ت َما‬ ْ ‫أ َ ْي َمانُ ُه ْم َملَ َك‬
َ ‫ّللا أ َ َف ِب ِن ْع َم ِة‬
‫س َواء ِفي ِه َف ُه ْم‬ ِ َّ ‫َيجْ َح‬

Artinya : “Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal
rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki
mereka kepada budak- budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki
itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?.” (QS.an-Nahl:71).

12
‫اس أَيُّ َها يَا‬
ُ َّ‫احدَة نَ ْفس ِم ْن َخلَقَكُ ْم الَّذِي َربَّكُ ُم اتَّقُوا الن‬
ِ ‫ث زَ ْو َج َها ِم ْن َها َو َخلَقَ َو‬ َّ َ‫يرا ِر َج ًال ِم ْن ُه َما َوب‬
ً ِ‫َكث‬
‫سا ًء‬ َ َّ ‫سا َءلُونَ الَّذِي‬
َ ِ‫ّللا َواتَّقُوا َون‬ َ ‫ّللا ِإ َّن َو ْاْل َ ْر َح‬
َ َ ‫ام ِب ِه ت‬ َ َّ َ‫علَ ْيكُ ْم َكان‬
َ ‫َرقِيبًا‬

Artinya : “Hai sekalian manusia,bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan


kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. an- Nisaa:1)

3. Saling Tolong Menolong dalam Kebaikan

Masyarakat Qur’ani jauh dari sifat-sifat menyakiti akan tetapi saling tolong
menolong dalam kebaikian, inilah sifat yang harus ditanamkan dalam hati anak
semenjak dini.Dari Jabir RA, dia berkata,"Pada suatu hari, ada dua orang pemuda
sedang berkelahi, masing-masing dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Pemuda
Muhajirin itu berteriak 'Hai kaum Muhajirin, (berikanlah pembelaan untukku!)' Pemuda
Anshar pun berseru, 'Hai kaum Anshar, (berikanlah pembelaan untukku!)' Mendengar
itu, Rasulullah SAW keluar dan bertanya, 'Ada apa ini? Bukanhkah ini adalah seruan
jahiliah?' Orang- orang menjawab, "Tidak ya Rasulullah. Sebenarnya tadi ada dua orang
pemuda yang berkelahi, yang satu mendorong yang lain." Keudian Rasulul-lah
bersabda, "Baiklah. Hendaklah seseorang menolong saudaranya sesama muslim yang
berbuat zhalim atau yang sedang dizhalimi. Apabila ia berbuat zhalim atau aniaya, maka
cegah- lah ia dan itu berarti menolong- nya. Dan apabila ia dizalimi atau dianiaya, maka
tolonglah ia!" (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata: "Rasulullah Sallalahu‘alaih iwasallam telah
bersabda: 'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan
saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu
yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah
bersaudara, tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina.Takwa itu ada di
sini (Rasulullah menunjuk dadanya)(Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali).
Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama

13
muslim. Muslim yang satu dengan yang lainnya haram darahnya, hartanya, dan
kehormatan-nya." (HR. Muslim)

4. Saling Nasehat Menasehati

Tidak menyakiti saudaranya, baik secara fisik maupun batin.Allah SWT berfirman :

ْ َ‫َو ْالع‬
‫ص ِر‬

ِ ْ ‫ُخسْر لَ ِفي‬
َ ‫اْل ْن‬
‫سانَ إِ َّن‬

‫ع ِملُوا آ َمنُوا الَّذِينَ إِ َّل‬


َ ‫ت َو‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
َّ ‫ص ْوا ال‬ ِ ‫ص ْوا ِب ْال َح‬
َ ‫ق َوت ََوا‬ َ ‫صب ِْر َوت ََوا‬
َّ ‫بِال‬

Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugin. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-
‘Ashr:1-3).

5. Tidak Memarahi dan Mendiamkan Saudaranya Lebih dari Tiga Hari.

Dari Anas bin Malik RA,bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Janganlah
kalian saling membenci, saling dengki, dan saling membelakangi (memusuhi)!
Tetapi,jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim tidak boleh
memutuskan hubungan dengan saudaranya sesama muslim lebih dari tiga hari." (HR.
Muslim).

Dari Abu Hurairah RA,bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: "Jauhilah


berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta.
Janganlah mencari-cari isu ; janganlah mencari-cari kesalahan; janganlah saling
bersaing; janganlah saling mendengki; janganlah saling memarahi, dan janganlah saling
membelakangi (memusuhi)! Tetapi,jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara"
(HR. Muslim).

14
6. Menutupi Aib Sesama Muslim

Dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barang- siapa menutupi aib
saudaranya sesama muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di hari Kiamat kelak.
Dan, barangsiapa membeberkan aib saudaranya sesama muslim, maka Allah akan
membeberkan aib orang ter-sebut sampai Allah memperburuk citra dirinya di rumah-
nya.'' (Shahih: At-Tha'liq Ar-Raghib (3/76) Ash- Shahihah.

7. Menjaga Kehormatan Jiwa dan Harta Saudaranya

Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak mengabarkan


kepada kami, dari Abu Bakar An- Nahsyali, dari Marzuq Abu Bakar At-Taimi, dari
Ummu Darda', dari Abu Darda", bahwa Nabi SAW bersabda, "Barang siapa yang
mempertahankan kehormatan saudaranya, maka Allah akan menghalangi api neraka
dari wajahnya pada hari Kiamat". Shahih: Ghayah Al Maram (341), Sunan at-Tarmidzi
no 1931).

E. Tugas dan Tanggung Jawab Muslim Terhadap Bangsa dan Negara

Negara adalah wilayah yang didiami oleh suatu penduduk secara tetap dan
mempunyai sistem pemerintahan. Setiap individu adalah warga negara suatu negara.
Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat
semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada
negaranya.

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di
wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem
atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independent.Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah,
dan memiliki pemerintahan yang berdaulat.

Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain. Kata
"negara" dipakai beberapa ahli untuk merujuk pada negara berdaulat.Tidak ada
kesepakatan khusus mengenai jumlah negara di dunia, karena ada beberapa negara yang
masih diperdebatkan ke- daulatannya. Ada total 206 negara, dengan 193 negara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan 13 lainnya yang kedaulatannya diperdebatkan.

15
Meskipun bukan negara berdaulat.Inggris, Skotlandia,Wales dan Irlandia Utara (yang
tergabung dalam Britania Raya) adalah contoh entitas yang disepakati dan dirujuk
sebagai negara. Bekas negara lainnya seperti Bavaria (kini bagian dari Jerman) dan
Piedmont (kini bagian dari Italia) tidak akan dirujuk sebagai "negara" dalam kondisi
normal, walaupun mereka pernah menjadi sebuah negara yang berdiri sendiri di masa
lalu.

Dalam bermasyarakat untuk mencapai tujuan kesejahteraan bersama maka


diadakannya kegiatan berbangsa dan bernegara. Dimana masing-masing dari kita
memiliki tanggung jawab yang sama untuk Negara yakni menjaga persatuan dan
kesatuan negara dengan mengikuti hukum dan tata tertib bernagsa dan bernegara yang
diterapkan di negara tersebut. Salah satu bentuk tanggung jawab bernegara adalah
mempertahankan tanah airnya dari para penjajah asing yang ingin merenggut
kedaulatannya baik dalam bentuk penjajahan kekayaan negara maupun penjajahan
moral.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia memilki
tanggung jawab terhadap Allah (agama), terhadap diri sendiri, terhadap dunia akademik,
terhadap masyarakat, dan terhadap bangsa dan negara.

Tanggung jawab dalam Islam juga tidak jauh pengertiannya dari pengertian
tanggung jawab secara umum. Tanggung jawab dalam Islam terkait dengan tanggung
jawab tanggung jawab individu pada dirinya sendiri yang berkaitan dengan Allah SWT.
Tanggung jawab dalam Islam terkait dengan balasan akan semua perbuatan manusia di
dunia ini yaitu berupa dosa dan pahala. Semua perbuatan manusia kelak akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

16
B. Saran

Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis yakin dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki lagi. Maka dari itu
saran dan kritikan dari pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan.
Besar harapan penulis agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Husnel Anwar Matondang, “Konsep Al-Iman Dan Al-Islam: Analisis Terhadap


Pemikiran Al-‘Izzin Ibn ‘Abd As-Salam”, Analytica Islamica Vol. 4 No. 1, 2015, h. 55-
56.

Yusuf Al-Qardhawi, Metode dan Etika Pengembangan Ilmu Perspektif Sunnah, op.
cit. hlm. 97

Djamaluddin Darwis, Dinamika Pendidikan Islam, (Semarang: Rasail, 2006), hlm.


111.

Muhaimin, Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan


Kerangka Dasar Operasionalnya, (Bandung: PT Trigenda Karya, 1993), hlm. 80-81

Teungku M.Hasbi Ash Shieddieqy, Al-Islam, (Semarang: Pustaka Rizq Putra,


2001), Cet. II, hlm. 611.

Shaleh Abdul Aziz dan ‘Abdul Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I,
(Mesir: Darul Ma’arif, tth), hlm. 169.

Yusuf Al-Qardhawi, Metode dan Etika Pengembangan Ilmu Perspektif Sunnah,


(Bandung: Rosda, 1989), hlm. 187.

Gordon H. Bower, Theories of Learning, (Washington, D.C.: National Gallery of


Art, 1981), hlm. 11.

Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Zâd al-Ma’âd, (Beirut: Daaru al-Kutub al-‘Arabi, Cetakan
I, 1425H/2005M), 415-416.

Abu Lais Nasr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim Samarkand, Tafsir
alSamarkand al-Musamma Bahru al-‘Ulûm, Juz I, (Beirut: Dâru al-Kutub al-‘Alamiah,
1413H/ 1993M), 528.

Djokowidagdho.dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta, Bumi Aksara, 1994.

Notowidagdho.Rohiman, Ilmu Budaya Dasar berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits,


Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1996.

18
Ali Abdul Halim Mahmud, Fikih Responbilitas Tanggung Jawab Muslim dalam
Islam, Jakarta, Gema Insani Press, 1995.

M.Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya, Usaha Nasional, 1989.

Dr. H. Ali Anwar Yusuf, MSi. “Islam Dan Sains Modern” CV PUSTAKA SETIA,
2006

Joko Winarto, Jurnal “Tugas dan Tanggung Jawab Ilmuan”

Juwariyah, “ISLAM DAN FILSAFAH ILMU DALAM PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN”

Rudyanto, “Jurnal Tanggung Jawab Ilmuwan”

S.S. Anwar, “Tanggung Jawab dalam Perspektif Psikologi Agama”

19

Anda mungkin juga menyukai