(IPBA)
TATA SURYA
ASAL MULA TATA SURYA, MODEL SKALA SISTEM TATA SURYA,
PLANET, SATELIT, DAN MEDIUM ANTAR PLANET
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH
KELOMPOK VIII
1. BASUKI RACHMAT (06121011008)
2. CICI DWI TISA HASPEN (06121011022)
3. AMALIA RATNASARI (06121011037)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Kami telah
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada teman-teman atas masukkannya, dorongan dan saran yang telah diberikan
kepada kami. Dan ucapan terima kasih kepada bapak SYUHENDRI, S.Pd., M.Pd
sebagai dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, yang telah
memberikan waktu kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Sehingga kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya
Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terima kasih pula kepada
rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini bisa memberikan sumbangan pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semuanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. . . i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………… 28
3.2 Saran………………………………………………………………. 28
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 39
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sampai dengan penyusunan kalender dan astrologi. Meski demikian, dewasa ini
astronomi profesional dianggap identik dengan astrofisika
Astronomi sebagian bagian dari sains merupakan ilmu yang paling awal
dalam peradaban manusia, yang sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum
jaman Babilonia kuno. Pada masa itu sudah tertarik untuk mengetahui gejala-
gejala alam dengan mengamati perubahan yang terjadi di langityang kemudian
banyak melahirkan mitos mitos dan muncul ilmu astrology yang mempelajari
tentang pergerakan benda-benda langit seperti matahri, bulan, planet-planet dan
bintang-bintangyang dipercaya mempunyai dampak atau pengaruh terhadap
kehidupan seseorang. Orang-orang Romawi mempunyai andil yang sangat
besar dalam perkembangan ilmu astronomi maupun astrologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Teori Nebula
4
Kelebihan teori nebula/teori kabut :
Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet
mengelilingi matahari hampir datar.
B. Teori Planetisimal
Sekitar tahun 1900 seorang astronom yang bernama Forest Ray Moulton dan
seorang ahli geologi yang bernama T.C. Chamberlin ( dari Universitas Chicago ),
mengemukakan suatu teori baru yang mereka namakan hipotesis planetesimal.
Planetesimal adalah benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti yang bersifat
gas. Menurut Moulton dan Chamberlin, sebuah bintang yang menembus ruang
angkasa dengan cepat berada dekat sekali dengan matahari kita. Daya tarik yang
makin meninggi antara kedua bintang itu menyebabkan bintang yang satu
menaikkan pasang besar di bagian gas panas bintang yang lain. Pada saat pasang
5
matahari yang disebabkan oleh tarikan bintang yang lewat menjadi bertambah
besar, massa gas terlempar dari matahari dan mulai mengorbit. Beberapa
diantaranya mengikuti bintang lain ketika bintang itu meluncur ke ruang angkasa,
sedangkan yang lain tertahan oleh daya tarik matahari yang mulai bergerak
mengelilingi benda alam itu. Pasang matahari menurun kembali bila bintang lain itu
mulai mejauh. Massa gas yang terlempar dari matahari maupun dari suatu jalan
yang teratur dari sekeliling matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, gas itu
berubah bentuknya menjadi cairan yang lama-kelamaan menjadi massa pada kecil.
Pecahan-pecahan yang disebut planetesimal tarik-menarik dan akhirnya
membentuk planet.
Sir James Jeans (1877 – 1946) dan Harold Jeffrey (1891) keduanya ilmuwan
dari Inggris menyatakan teori pasang surut gas, yaitu adanya sebuah bintang yang
besarnya hampir sama dengan matahari melintas mendekati matahari, sehingga
mengakibatkan terjadinya pasang gas (terlepasnya sebagian massa matahari
berbentuk seperti cerutu) karena daya tarik bintang yang melintas dan massa
tersebut bergerak mengelilingi matahari. Dalam proses mengelilingi matahari
massa tersebut mengalami perpecahan menjadi butiran besar dan kecil. Butiran
6
besar dapat menarik butiran kecil dan bergabung membentuk gumpalan gas di
sekitar matahari. Gumpalan inilah yang menjadi planet-planet sebagai anggota tata
surya
Hipotesis bintang kembar dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956.
Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya tata surya berupa dua bintang yang
berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan. Dari kedua bintang tersebut,
dengan salah satunya belum stabil. Pada bintang yang tidak stabil ini suatu saat
7
terjadi reaksi yang sangat cepat sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan
akhirnya bintang tersebut meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-
serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak dan
mulai bergerak mengelilinginya. Karena adanya gaya gravitasi serpihan yang
letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit dan akhirnya membentuk
planet, dan terbentuklah susunan tata surya.
Gagasan big bang didasarkan atas alam semesta yang berasal dari keadaan panas
dan padat yang mengalami ledakan dahsyat dan mengembang. Semua galaksi di
alam semesta akan memuai dan menjauhi pusat ledakan. Pada model Big Bang,
alam semesta berasal dari ledakan sebuah konsentrasi materi tunggal beberapa 10 10
tahun yang lalu secara terus menerus berekspansi sehingga pada keadaan yang lebih
dingin (pergeseran merah galaksi) seperti sekarang. Beberapa helium yang ditemui
dalam bintang-bintang sekarang kemungkinan berasal dari reaksi nuklir dalam bola
api kosmik yang padat. George Gamow (fisikawan) mengkaji model asal alam
semesta ini dan menghitung ledakan yang menghasilkan sejumlah besar letupan
foton-foton. Ia memprediksi foton ini, tergeser merah oleh ekspansi alam semesta
yang diamati sekarang sebagai foton-foton radio dan temperatur 3 K merupakan
penjelasan yang baik sebagai radiasi latar (background radiation) yang ditemukan
oleh Arno Penzias dan Robert Wilson di Amerika tahun 1965.
Radiasi latar gelombang mikro dari berbagai arah diantariksa juga diukur oleh
para ilmuwan lain yang memperoleh 2,9 K yaitu temperatur terendah yang mungkin
terjadi radiasi termal suatu benda. Fakta menunjukkan bahwa alam semesta
mengembang pada kecepatan yang meningkat dengan jarak. Karena cahaya galaksi
yang lebih jauh tergeser merah lebih besar maka ia terlihat pada bumi kurang
8
energik dari pada jika ia tidak tergeser merah (foton merah kurang energik daripada
foton biru). Dengan memakai konstanta Hubble 100 km/s per megaparsek,
diperoleh bahwa pada jarak 3.000 megaparsek, kecepatan resesi (pergeseran merah)
adalah 3 x 105 kilometer per sekon, sama dengan kecepatan cahaya. Jadi galaksi
yang berjarak lebih dari 3.000 megaparsek (horison alam semesta yang dapat
diamati) tidak pernah terlihat.
Galaksi mengandung hidrogen sekitar tiga kali lebih banyak daripada Helium.
Pengamatan ini dapat dijelaskan sebagai akibat dari pendinginan alam semesta
setelah dentuman besar. Diatas temperatur 10 milyar (10 10) derajat, netron dan
proton terlepas bebas dari intinya. Begitu alam semesta menjadi dingin, neutron dan
proton bergabung membentuk inti helium pada 10 milyar derajat, menyisakan
kelebihan proton sebagai inti hidrogren, bersesuaian dengan rasio massa hidrogen
terhadap helium sebesar tiga berbanding satu.
Berdasarkan Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-
nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima
Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-
gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet kita. Planet bumi.
Tapi tahun 1948, George Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang.
Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa,
sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu,
radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
‘seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa
sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar
9
dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang.
Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold
dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada
awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang.
Materi secara terus menerus datang membentuk atom-atom hedrogen dalam
angkasa yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak
menjauhi kita dalam ekspansinya.
Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori ini,
ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling
menjauh. Dalam teori tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan
dalam ruang angkasadi antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan
terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat mengatakan
bahwa zat baru itu ialah hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang
dan galaksi.
10
selalu muncul pertanyaan-pertanyaan baru. Demikianlah yang terjadi jika kita
bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas. Seringkali kita
mencapai suatu pertanyaan yang mendasar sekali, yang akhirnya membuat hati kita
kagum, heran, takzim, sampai pada suatu perenungan betapa luar biasa Kuasa
Tuhan di alam semesta ini.
B. Model Heliosentris
Ahli astronomi Yunani, Aristarchus (310 - 230 SM), pernah menyarankan
bahwa matahari mungkin berada pada pusat alam semesta dan bumi
mengitarinya. Konsep heliosentris ini belum mendapat tempat dalam bidang
astronomi. Baru pada tahun 1543 terjadi revolusi ilmiah besar-besaran karena
Copernicus (1473 - 1543) mengganti model Geosentris dengan model
Heliosentris yang lebih sederhana.
Teori heliosentris muncul tahun 1540 dan dikemukakan oleh astronom
Polandia, Nicolaus Copernicus. Copernicus mempertanyakan apakah Bumi
berotasi dan berevolusi? Karena ia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan
dari teori geosentris, maka ia mengemukakan teori heliosentris, bahwa Matahari
merupakan pusat alam semesta. Pada zaman itu, alam semesta dan tata surya
masih belum mendapatkan perbandingan jelas hingga zaman modern. Teori
menjadi bahan ejekan karena bila Bumi berputar, mengapa manusia tidak jatuh
dari Bumi? Jawabannya ditemukan oleh Galileo dan Newton. Teori heliosentris
muncul tahun 1540 dan dikemukakan oleh astronom Polandia, Nicolaus
Copernicus. Copernicus mempertanyakan apakah Bumi berotasi dan berevolusi?
11
Karena ia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari teori geosentris,
maka ia mengemukakan teori heliosentris, bahwa Matahari merupakan pusat
alam semesta. Pada zaman itu, alam semesta dan tata surya masih belum
mendapatkan perbandingan jelas hingga zaman modern. Teori menjadi bahan
ejekan karena bila Bumi berputar, mengapa manusia tidak jatuh dari Bumi?
Jawabannya ditemukan oleh Galileo dan Newton yang terkenal dengan gaya
gravitasi Bumi.
Hukum Bode
Untuk menentukan jarak planet dari Matahari, ada sebuah metode sederhana
yang dikenal dengan hukum Titius – Bode. Metode ini ditemukan oleh seorang
astronom Jerman yang bernama Johann Daniel Titius pada tahun 1766 dan
diperkenalkan oleh rekannya pada tahun 1772, yaitu Johann Elert Bode. Tuliskan
sebuah deret 0,3,6,12,24, dan seterusnya, kemudian tambahkan setiap bilangan
dengan 4. Hasilnya bagikan dengan 10. Secara matematis, hukum Titius – Bode ini
dapat kita tuliskan dengan persamaan sebagai berikut:
n = deret bilangan
12
2.3 Model Skala Planet
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan
planet. Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya
Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa,
Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang
yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat
dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani
Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai
representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh
13
benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus.
Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai
definisi yang berlaku sekarang.
1. Merkurius
2. Venus
3. Bumi
4. Mars
5. Yupiter
6. Saturnus
7. Uranus
8. Neptunus
Urutan planet-planet tersebut dimulai dari yang paling dekat terhadap matahari.
Garis edar anggota tata surya mengelilingi matahari disebut orbit. Anggota tata
surya selain mengelilingi matahari, juga berotasi pada sumbunya masing-masing.
Di antara orbit Mars dan Yupiter terdapat planet-planet kecil yang sangat banyak,
yang dinamakan asteroid dan planetoid. Daerah lintasan utama asteroid dinamakan
sabuk asteroid atau asteroid belt.
Klasifikasi Planet
a) Planet Inferior
14
Yaitu planet yang peredarannya terletak diantara matahari dan bumi. Yang
termasuk planet inferior adalah Merkurius dan Venus.
b) Planet Superior
Yaitu planet yang peredarannya terletak di luar peredaran bumi. Yang termasuk
planet superior adalah Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto.
Yaitu planet yang peredarannya antara matahari dan asteroid. Yang termasuk
planet golongan ini adalah : markurius, venus, Bumi, dan Mars.
Yaitu planet yang peredarannya di luar asteroid. Yang termasuk planet golongan
ini adalah: Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
3. Berdasarkan ukuran dan massa planet jika di banding dengan Bumi, planet
dikelompokan menjadi:
Yaitu planet yang memiliki ukuran dan masa lebih kecil atau sama dengan bumi.
Masa jenisnya rata-rata 3,8-5,5 g/cm3. Yang termasuk planet ini adalah Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, dan Pluto.
Yaitu planet yang ukuran dan massanya jauh lebih besar dari pada bumi dengan
massa 13-320 kali massa bumi. Massa jenis rata-ratanya 0,7-2,2 g/cm3. Atmosfer
produksinya adalah H2, CH4, dan NH3. Yang termasuk planet jovian adalah Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
1) Merkurius
15
Merkurius adalah planet di terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat
dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari. Kecerahan planet ini berkisar
diantara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat karena
sudut pandangnya dengan matahari kecil (dengan rentangan paling jauh sebesar
28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau maghrib. Tidak
begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu pesawat
antariksa yang pernah mendekatinya yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai
1975. Mariner 10 hanya berhasil memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari
permukaan planet.
Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak
mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang
menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan
magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700
Kelvin (-180 sampai 430 derajat selsius).
2) Venus
Pada awalnya Venus pernah diduga sebagai salah satu bintang. Orang-orang
Yunani purba melihat planet terang yang indah, dan mereka menamakannya Venus
atau dewi cinta. Setelah bulan, Venus adalah benda angkasa paling terang di langit
malam. Karena ukurannya hampir sama dengan bumi, sampai abad XX para
astronom memperkirakan bahwa planet ini serupa dengan bumi. Hasil penyelidikan
bahwa atmosfir di Venus terdiri atas campuran karbon dioksida dan asam sulfat
yang mematikan sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan di planet Venus.
Venus adalah planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius. Planet ini
memiliki radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam waktu 225 hari.
Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen,
sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan.
Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah rotasi planet planet lain. Selain itu,
jangka waktu rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu revolusinya dalam
mengelilingi matahari. Kandungan atmosfernya yang pekat dengan CO2
menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah kaca. Atmosfer
16
Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi berspekulasi
bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat melangsungkan
kehidupan.
3) Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah
149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan
udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung
permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa.
Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer.
Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan
Eksosfer.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel
beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar
yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika
setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti
oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak bumi lebih tipis di dasar
17
laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan
bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang
menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung
Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra
Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal
dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia
dengan luas 394.299 Km2.
4) Mars
Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari nama
Dewa Yunani kuno untuk perang. Namun planet ini juga dikenal sebagai planet
merah karena penampakannya yang kemerah-merahan. Lingkungan Mars lebih
bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun begitu,
keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup rendah dan
tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar
karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernafasan
jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad
ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana.
Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit
selama 687 hari dalam mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala
rotasinya 24,62 jam.
Dalam mitologi Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra
dari Zeus dan Hera. Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia
Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak
sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah
bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa kini, telah
terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.
5) Yupiter
Yupiter atau Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari setelah
Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Yupiter merupakan planet terbesar dalam
sistem tata surya kita. Strukturnya sebagian besar terdiri atas gas, terutama
18
hydrogen dan helium. Di bawah kumpulan awan tekanannya sangat besar, sehingga
hidrogen dimampatkan dalam bentuk cairan dan ke bawah menjadi hydrogen
logam. Planet ini menyebarkan lebih banyak radiasi panas daripada menerima
radiasi dari matahari. Jarak rata-rata antara Jupiter dan Matahari adalah 778,3 juta
km. Jupiter adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter 14.980 km dan
memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam,
sedangkan periode revolusi adalah 11,86 tahun.
6) Saturnus
Saturnus adalah sebuah planet yang terletak di tata surya dimana planet ini
terkenal sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus sangat jauh dari Matahari. Karena
itulah, Saturnus tampak tidak terlalu cerah dari Bumi. Saturnus berevolusi dalam
waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus, dan Matahari akan berada
dalam satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang
sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit. Saturnus memiliki kerapatan yang rendah
karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus
diperkirakan terdiri dari batuan padat. Atmosfer Saturnus tersusun atas gas amonia
dan metana. Hal ini tentu tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik.
19
Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar
dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius), dan Iapetus.
7) Uranus
Uranus adalah planet terjauh ke-7 dari Matahari setelah Saturnus, ditemukan
pada 1781 oleh William Herschel (1738-1822). Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Kemudian Neptunus
ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup
menjelaskan gangguan orbit Uranus. Uranus memiliki jarak dengan Matahari
sebesar 2875 juta km. Uranus memiliki diameter mencapai 51.118 km dan memiliki
massa 14,54 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 17,25 jam, sedangkan
periode revolusi adalah 84 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan
permukaan berwarna hijau dan biru. Uranus memiliki 18 satelit alami, diantaranya
Ariel, Umbriel, Miranda, Titania, dan Oberon.
8) Neptunus
Satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa mengiringi dan
berputar terhadap planet pusatnya. Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam
bersamaan dengan terbentuknya planet.
Contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai satelit alam Saturnus.
20
b. Satelit Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh manusia yang digunakan untuk
tujuan tertentu.
Pada umumnya planet-planet dalam sistem tata surya mempunyai beberapa satelit
yang senantiasa mengiringinya. Hanya planet Merkurius dan planet Venus yang tidak
memiliki satelit. Jumlah masing-masing satelit untuk setiap planet ditunjukkan pada tabel
di bawah ini.
Merkurius - - -
Venus - - -
Mars 2 Phobos 22
Deimos 14
Uranus 27 Cressida 66
Desdemona 58
Juliet 84
Triton 2700
Nereid 340
21
Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh Soviet pada
tanggal 4 Oktober 1957, dan memulai Program Sputnik Rusia, dengan Sergei
Korolev sebagai kepala disain dan Kerim Kerimov sebagai asistentnya. Peluncuran
ini memicu lomba ruang angkasa (space race) antara Soviet dan Amerika. Sputnik 1
membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan jalan
mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi signal radio
pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi dengan nitrogen bertekanan
tinggi, Sputnik 1 juga memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian meteorit,
karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi meteroid bisa dilihat
melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi.
Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa Amerika Serikat
akan mau meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini kemudian diketahui
sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 July, Soviets mengumumkan bahwa
mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.
Jenis-jenis Satelit
a. Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet,
galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
22
b. Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan
tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang
mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau
orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit
pengorbit Bumi rendah.
f. Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi
yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan
tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dpaat digunakan
untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.
23
h. Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan
iklim Bumi.
i. Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat
untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500–200 kg), satelit
mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).
24
Ruang antar planet-planet ini berisi radiasi elektromagnetik (foton), plasma
panas (elektron, proton dan ion lainnya) dari angin surya, angin surya, sinar
kosmik, partikel debu mikroskopik, dan medan magnet. Suhu medium antarplanet
adalah sekitar 100.000 K. Kepadatan adalah sekitar 5 partikel/cm 3 dekat bumi dan
berkurang dengan peningkatan jarak dari matahari, berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak. Namun, kepadatan sangat bervariasi, dapat dipengaruhi oleh medan
magnet dan kerapatan ini dapat meningkat hingga 100 partikel/cm3.
Untuk beberapa planet yang berdekatan, ruang antarplanet diisi dengan medan
magnet matahari. Interaksi medan magnet dengan angin surya sangat rumit. Dalam
beberapa radius matahari, medan magnet matahari menentukan aliran angin surya,
banyak aliran angin surya yang terjebak dalam loop magnetik. Tetapi beberapa
medan magnet matahari yang terbuka memungkinkan angin surya untuk keluar.
Lebih jauh plasma mendominasi dan medan magnet terikut dalam aliran partikel.
25
permukaan bulan juga menyebabkan partikel itu memancarkan panjang gelombang
sinar-X.
Debu partikel yang relatif kecil jumlahnya sering disebut micrometeroids ada di
tata surya, yang sebagian besar tampaknya mengorbit Matahari di atau dekat bidang
tata surya. Banyak debu diperkirakan telah diproduksi dalam tabrakan antara
asteroid dan penumpahan material dari komet yang lewat dekat Matahari. Sekitar
30.000 ton partikel debu antarplanet diperkirakan memasuki atmosfer atas bumi
setiap tahunnya.
26
Mars yang tidak memiliki medan magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar
angkasa. Interaksi antara angin surya dan medan magnet bumi menyebabkan
terjadinya aurora, yang dapat dilihat dekat kutub magnetik bumi.
Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal
dari luar Tata Surya. Medan magnet planet-planet menambah peran perlindungan
selanjutnya. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan kekuatan medan
magnet Matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang,
sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri adalah bervariasi,
meski tidak diketahui seberapa besar.
Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak dua daerah
mirip piringan yang berisi debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak
di Tata Surya bagian dalam dan merupakan penyebab cahaya zodiak. Ini
kemungkinan terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh
interaksi dengan planet-planet. Daerah kedua membentang antara 10 SA sampai
sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di
dalam Sabuk Kuipe
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tata surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek
yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk 8 buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, aasteroid, komet, planet-planet
kerdil/katai dan satelit-satelit alami. Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6
miliyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di
angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet yang
mengelilinginya.
Ada beberapa teori mengenai asal usul tata surya diantaranya yaitu teori nebula,
teoriplanetisimal, teori pasang surut bintang, teori kondensasi, teori bintang
kembar, teori big bang, teori keadaan tetap.
3.2 Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ini banyak memberikan manfaat dan dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar. Makalah ini tak luput dari kesalahan,
oleh sebab itu kritk dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca.
28
DAFTAR PUSTAKA
29