Disusun Oleh
Kelompok IV
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian media pembelajaran IPA
2.2 Ciri-ciri media pembelajran IPA secara umum
2.3 Menganalisis media pembelajaran IPA dan kebutuhan peserta didik
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar Charta
5. Film Animasi
Film animasi tentang fotosintesa, peredaran darah atau proses pencernaan
makanan dapat lebih mudah dipahami siswa dibandingkan bila konsep-konsep tersebut
diinformasikan kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah. Fotosintesa,
peredaran darah dan proses Pencernaan makanan merupakan konsep yang bersifat
abstrak, sehingga film animasi dapat membantu siswa untuk memvisualisasikan
konsep-konsep tersebut.
6. Model
Model adalah gambaran bentuk asli dari benda tiga dimensi. Misalnya model
paru-paru yang dapat dioperasikan oleh siswa agar memahami cara kerja paru-paru
manusia dan apa yang menyebabkan paru-paru mengembang dan mengempis.
Gambar Globe
9. Infokus dan Reflektor
Peralatan ini mempunyai banyak fungsi. Infokus dapat digunakan untuk
memperbesar gambar dari transparan atau buku, dan menjadi kamera yang dapat
menggambarkan suasana dalam kelas. Dengan infokus guru dapat mempertunjukkan
segala sesuatu yang tedapat dalam layar computer atau video disk ke layar lebar.
Gambar Komputer
11. Mikroskop dan Kaca Pembesar
Mikroskop digunakan untuk mengamati objek-objek yang tidak teramati dengan
mata telanjang, sedangkan kaca pembesar untuk melihat benda-benda yang kurang
jelas jika dilihat dengan mata telanjang, seperti serbuk sari bunga.
Gambar Mikroskop
B. Peranan Media Pembelajaran IPA Dalam Proses Belajar
Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar sangat penting
dilaksanakan oleh para pendidik saat ini, karena peranan media pembelajaran dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima dan melalui media
pembelajaran juga dapat membantu peserta didik untuk menjelaskan sesuatu yang
disampaikan oleh pendidik. Dengan penggunaan alat-alat ini guru dan siswa dapat
berkomunikasi lebih mantap dan hidup serta interaksinya bersifat banyak arah. Media
mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar
sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar (Putra
Sumberharjo, dkk, 2015). Peranan alat peraga dalam pembelajaran IPA sebagai proses
antara lain memberikan pengalaman langsung dalam belajar, mengaktifkan komunikasi
dan interaksi antar guru dan siswa dan memperbesar perhatian siswa terhadap pelajaran
yang diberikan guru. Adapun beberapa peranan media pembelajaran dalam proses belajar
antara lain:
1) Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menangkap pembelajaran dengan
baik.Dengan demikian penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan
sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Karena media pembelajaran adalah
sumber belajar, secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda atau pun
peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk lebih memungkinkan memperoleh
pengetahuan keterampilan atau pun sikap (Mudhofir, 1993).
2) Media membangkitkan keinginan dan minat mahasiswa untuk belajar.Bukan hanya
membangkitkan motivasi untuk belajar, namun membawa pengaruh positif bagi
psikologis mahasiwa.Sebab mediapembelajaran dapat memperlancar interaksi antara
dosen atau guru dengan peserta didik.
3) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan
berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan dan penuh makna.
Selain urain di atas, ada juga peranan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran antara lain:
a) Memperjelas penyajian materi agar tidak hanya bersifat verbal (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau tulisan).
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c) Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak
didik.
d) Menghindari kesalahpahaman terhadap suatu objek dan konsep.
e) Menghubungkan yang nyata dengan yang tidak nyata. Jadi, dengan menggunakan
media pembelajaran dalam proses belajar membantu untuk memperlancar interaksi
antara pendidik dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2.3 Menganalisis Media Pembelajaran IPA dan Kebutuhan Peserta Didik
Analisis kebutuhan media pembelajaran dilakukan sebelum suatu media pembelajaran
tertentu dirancang dan dikembangkan. Pada prinsipnya tujuan analisis kebutuhan adalah
untuk mengidentifikasi topik dan media pembelajaran yang tepat dan relevan. Analisis
kebutuhan merupakan aktivitas ilmiah untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
dan penghambat (kesenjangan) proses pembelajaran guna memilih dan menentukan media
yang tepat dan relevan mencapai tujuan pembelajaran (goals and objectives) yang
mengarah pada peningkatan mutu pendidikan. Analisis kebutuhan media pembelajaran
dilakukan sebelum suatu media pembelajaran tertentu dirancang dan dikembangkan. Pada
prinsipnya tujuan analisis kebutuhan adalah untuk mengidentifikasi topik dan media
pembelajaran yang tepat dan relevan.
Setiap intitusi pendidikan, peserta didik merupakan komponen yang sentral pokok
terciptanya kondisi sekolah yang baik. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya
peserta didik di sekolah. Peserta didik di sekolah dibimbing dan diarahkan kearah yang
optimal guna terciptanya individu yang cerdas dan mandiri. Pola bimbingan harus
disesuaikan dengan dasar kebutuhan perkembangan peserta didik menuju arah
kematangan. Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan peserta didik.
Untuk itu,salah satu peran penting guru adalah pentingnya mengidentifikasi kebutuhan
peserta didik di sekolah untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran di kelas.
Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar
(fitrah) yang perlu dikembangkan.
Peserta didik merupakan “ Raw Material” (Bahan Mentah) dalam proses
transformasi dan internalisasi, menepati posisi yang sangat penting untuk melihat
signifikasinya dalam menemukan keberhasilan sebuah proses. Peserta didik adalah
makhluk individu yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas yang sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik sebagai komponen
yang tidak dapat terlepas dari sistem pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa peserta
didik merupakan obyek pendidikan tersebut. Dalam paradigma pendidikan Islam, peserta
didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan)
dasar yang masih perlu dikembangkan. Peserta didik adalah salah satu komponen dalam
pengajaran, di sampingfaktor guru, tujuan dan metode pengajaran. Sebagai salah satu
komponenmaka dapat dikatakan bahwa peserta didik adalah komponen yang terpenting
diantara komponen lainnya. Pada dasarnya “ia” adalah unsur penentu dalam
proses belajar mengajar. Tanpa adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akanterjadi
proses pengajaran. Sebabnya itulah murid yang membutuhkanpengajaran dan bukan guru,
guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yangada pada peserta didik, karena itu maka
peserta didik yang membutuhkanbimbingan. Tanpa adanya peserta didik pun, guru tak
akan mungkin mengajar.Sehingga peserta didik adalah komponen yang terpenting dalam
hubunganproses belajar mengajar ini.
Jadi secara sederhana peserta didik dapat didefinisikan sebagai anak yang belum
memiliki kedewasaan dan memerlukan orang lain untuk mendidiknya sehingga menjadi
individu yang dewasa, memiliki jiwa spiritual, aktifitas dan kreatifitas sendiri. Peserta
didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah mengalami
perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang ditujukkan kepada diri sendiri
maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya. Peserta didik adalah
individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Sebagai
individu yang sedang berkembang, maka proses pemberian bantuan dan bimbingan perlu
mengacu pada tingkat perkembangannya. Peserta didik adalah individu yang memiliki
kemampuan untuk mandiri. Dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan
untuk berkembang kearah kedewasaan. Dengan demikian, dari beberapa paparan di atas
mengenai pengertian peserta didik maka dapat diambil kesimpulan bahwa, peserta didik
merupakan sebagai individu yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
yang memiliki berbagai potensi kemanusiaan yang mampu berkembang secara optimal
melalui proses pendidikan.
Pelajaran IPA pada hakekatnya adalah produk, proses, sikap, dan teknologi. Oleh
karena itu pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah. Agar bisa
mempelajari IPA secara inkuiri ilmiah, pembelajaran IPA harus didukung dengan
pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan olehguru yang profesional. Dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA guru harus mengelola media pembelajaran dengan baik,
dengan kata lain ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran
akan menentukan keberhasilan pembelajaran Karena secara tidak langsung belajar IPA
dengan media pembelajaran akan menimbulkan keingin tahuan peserta didik untuk belajar
IPA dan juga memunculkan ide baru dalam memecahkan masalah. Kata media berasal
dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau
‘pengantar’. “Media pembelajaran dipandang sebagai alat atau wahana untuk
menyampaikan atau mengkomunikasikan pesan pembelajaran kepada siswa”. Media
pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
suatu pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar
Analisis media pembelajaran IPA Berdasarkan uraian hasil wawancara guru, adapun
pertanyaan pertama berkaitan guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran IPA
dan jawaban dari beberapa narasumber, peneliti menyimpulkan bahwa guru menggunakan
media pada pembelajaran IPA jika medianya ada dan sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Kemudian berkaitan dengan pemanfaatan media yang dilakukan oleh guru
dalam pembelajaran IPA yaitu media pembelajaran sangat membantu dalam proses
pembelajaran dan membantu siswa memahami materi, bisa memberikan kemudahan untuk
guru dalam menjelaskan materi dan proses pembelajaran berjalan dengan baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Kesulitan yang sering ditemukan guru dalam memanfaatkan
media pembelajaran IPA adalah guru susah menerapkan media jika siswa ribut ketika
guru menjelaskan materi dengan media, masih ada media yang belum dipahami dan
dimengerti terutama media yang tergolong canggih, susah mencari media yang tepat
dengan materi dan tergolong rumit, guru belum bisa menggunakan media dengan baik dan
ketika ada siswa yang tidak mengerti tentang isi materi, meskipun telah dibantu dengan
media.Selanjutnya yang paling mempengaruhi guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran IPA adalah ketersediaan media di sekolah, pengetahuan guru tentang media
dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Bagian terakhir upaya yang guru
lakukan untuk mengatasi kesulitan dalammemanfaatkan media pembelajaran yaitu harus
terus giat berlatih menggunakan media, adanya pelatihan guru tentang pemanfaatan
media, selalu menggunakan media ketika melaksanakan proses belajar mengajar, harus
ada penunjang untuk mengatasi kesulitan dalam memanfaatkan media, harus bisa
menyesuaikan pemanfaatan media dengan materi pembelajaran dan harus bisa menguasai
penggunaan media dalam semua materi pembelajaran.
Analisis kebutuhan peserta didik pada era pandemi sekarang ini salah satunya harus
ada media belajarnya agar peserta didik tersebut tidak jenuh dalam proses belajar daring
tersebut. dan Pada saat pandemi sekarang ini pembelajaran lebih menekankan pada
ketrampilan proses dan aktif learning ,maka kiranya peranan media pembelajaran (media)
menjadi semakin penting dalam kaitannya dengan fungsi ,dapat ditekankan beberapa hal
berikut:
a) Sebagai alat untuk membuat pembelajaran yang lebih efektif
b) Mempercepat proses belajar
c) Meningkatkan kualitas belajar mengajar
d) Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit
verbalisme
Media pembelajaran IPA merupakan sebagai kebutuhan peserta didik untuk
membantu peserta didik dalam memahami suatu konsep ketika belajar IPA, terutama
media yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh siswa. Sebagai alat bantu, keefektifan
dalam penggunaan media itu sendiri sangat tergantung pada kemampuan guru dalam
menggunakan dan memfasilitasi media itu sendiri. Media pembelajaran digunakan untuk
menggantikan sebagian besar peran guru sebagai pemberi informasi atau pemberi materi
pelajaran. Media pembelajaran merupakan alat yang sangat membantu dalam proses
pembelajaran IPA, kaitanya dengan memperjelas konsep dan pemahaman konsep yang
sedang dipelajari oleh siswa, Tingkat keefektivan penggunaan media sangat tergantung
pada kemampuan guru dalam menggunakan dan memfasilitasi media itu sendiri.
Kebutuhan dalam proses belajar sangat diperlukan, karena kebutuhan dalam
belajar merupakan dasar yang menggambarkan jarak antara tujuan belajar yang diinginkan
oleh peserta didik atau keadaan belajar yang sebenarnya. Setiap peserta didik memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda hal ini perlu diidentifikasi untuk menentukan kebutuhan
mana yang dimiliki peserta didik yang akan menjadi potensial dan pada akhirnya menjadi
kebutuhannya. Dalam upaya untuk mencapai proses pembelajaran yang diinginkan oleh
peserta didik, maka peran pendidik (guru) dalam mengajar akan menjadikan suatu faktor
penentu keberhasilan tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Seorang pendidik
perlu melakukan identifikasi terlebih dahulu kepada masing-masing peserta didiknya, hal
ini berguna untuk apa yang telah disampaikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran
dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Kebutuhan belajar itu beragam setiap orang
cenderung memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Seperti kebutuhan belajar yang
dirasakan oleh seseorang yang berada di daerah pedesaan mungkin akan berbeda dengan
kebutuhan belajar yang dirasakan orang yang tinggal di daerah kota. Kebutuhan belajar
yang dirasakan tahun lalu mungkin akan berbeda pula dengan kebutuhan belajar yang
dirasakan pada tahun mendatang. Apabila suatu kebutuhan belajar telah terpenuhi maka
akan muncul kebutuhan belajar lainnya yang harus dipenuhi melalui kegiatan belajar,
kebutuhan belajar perlu diidentifikasi melalui pendekatan perorangan.
Kebutuhan adalah kecenderungan yang berisfat permanen yang ada di dalam diri
seseorang yang akan menimbulkan dorongam dalam upaya untuk mencapai tujuan
tertentu. Kebutuhan belajar perlu diidentifikasi sebagai landasan penyusunan program
belajar. Dimana kebutuhan belajar yang telah diidentifikasi akan memberikan arahan
kemana program kegiatan itu di tujukan. Kebutuhan pembelajaran merupakan suatu
kopetensi peserta didik saat ini dibandingkan dengan kopetensi peserta didik yang
seharusnya dikuasai. Kesenjangan yang dimaksud adalah kesenjangan pengetahuan,
keterampilan atau sikap, bukan kesenjangan yang lain yang akan diatasi dengan desain
pembelajaran.
Dengan demikian peserta didik adalah individu yang memiliki potensi untuk
berkembang, dan mereka berusaha mengembangkan potensinya itu melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenis pendidikan tertentu.
Adapun ada beberapa analisis kebutuhan peserta didik sebagai berikut:
a) Kesesuaian karakteristik sasaran media.
Media yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik
sehingga media yang digunakan dapat memotivasi dan memberikan kemudahan akan
pemahaman dari peserta didik
b) Media pembelajaran yang menarik.
Media pembelajaran yang dirancang harus menarik perhatian dan memotivasi
minat peserta didik. Tentunya juga disesuaikan dengan bahan ajar yang telah kita buat
sebelumnya.
c) Kejelasan pesan melalui media pembelajaran
Media yang digunakan memberi pesan yang menarik dan memotivasi minat
peserta didik untuk melakukan kegiatan bermain yang telah dirancang oleh pendidik
d) Mudah digunakan oleh peserta didik
Media pembelajaran yang telah kita buat harus dapat memudahkan peserta
didik dalam penggunaannya dan pemanfaatannya. semisal kalau kita membuat video
pembelajaran maka durasinya harus disesuaikan dengan usia peserta didik dan dan
tentang konsentrasinya.
e) Memudahkan pemahaman
Media pembelajaran yang digunakan tidak mempersulit pemahaman peserta
didik tetapi harus dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan pencapaian
perkembangannya baik melalui proses dalam melakukan kegiatan main yang telah
dirancang pendidik ataupun melalui hasil karya yang telah dibuatnya dengan
pendampingan orang tua sebagai fasilitator di rumah.
f) Manfaat Media Pembelajaran Bagi Siswa
Bisa lebih memahami materi yang disampaikan pengajar Pembelajaran lebih
menyenangkan dan mudah dimengerti Kualitas belajar siswa meningkat Proses belajar
dapat dilakukan dimana saja Mendukung pembelajaran mandiri atau otodidak dan
Membangkitkan motivasi, minat dan keinginan belajar
Setelah kita menganalisis kebutuhan peserta didik maka kita juga perlu
menganalisis karakteristik peserta didiknya baik yang menyangkut kemampuan
pengetahuan ataupun keterampilan yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya.
Termasuk di dalamnya rentang usia peserta didik sehingga nanti kita dapat menghasilkan
media pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh peserta didik yang kita ampuh.
a) Nilai-Nilai Media Pembelajaran
Media pembelajaran IPA merupakan segala sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
guru IPA untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep saat belajar IPA,
terutama media yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh siswa. Sebagai alat bantu,
keefektivitasan dalam penggunaan media itu sendiri sangat tergantung pada kemampuan
guru dalam menggunakan dan memfasilitasi media itu sendiri. Media pembelajaran
jugamemiliki nilai praktis, yaitu:
1) Dapat menampilkan objek yang terlalu besar, yang tidak mungkin dibawa kedalam
kelas, seperti bulan, bumi dan matahari.
2) Dapat memperlambat gerakan yang terlalu cepat seperti gerakan kecambah yang
tumbuh, dan
3) memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka yang sulit diamati atau yang
berbahaya di lingkungan belajar.
b) Pentingnya Media Dalam Proses Pembelajaran IPA
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berperan penting
selama proses pembelajaran. Guru menggunakan media sebagai perantara dalam
menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh peserta didiknya dengan baik. media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan
media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat Sekolah Dasar sangatlah
penting. Sebab kehadiran media sangat membantu siswa dalam memahami suatu konsep
tertentu. Karena pada usia ini siswa masih berfikir konkret/nyata dan belum mampu
berfikir abstrak terutama siswa SD kelas rendah, untuk itulah guru seharusnya memilih
media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Ketidakmampun guru dalam
menjelaskan suatu bahan dapat diwakili oleh peranan media, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai sesuai yang telah direncanakan.
Media belajar juga sangat berperan penting dalam belajar IPA dikarenakan
Media pembelajaran IPA merupakan segala sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh guru
IPA untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep saat belajar IPA, terutama
media yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh siswa. Sebagai alat bantu,
keefektivitasan dalam penggunaan media itu sendiri sangat tergantung pada kemampuan
guru dalam menggunakan dan memfasilitasi media itu sendiri. Media pembelajaran
digunakan untuk menggantikan sebagian besar dari peran guru sebagai pemeberi
informasi atau pemberi materi pelajaran. Dalam memahami materi yang tercakup di
dalam Mata Pelajaran IPA, sebagai seorang guru haruslah mempunyai kreativitas dalam
melakukan proses kegiatan belajar mengajar dalam materi IPA, sehingga siswa tidak
bosan dan terkesan monoton. Dari banyak strategi dan model pembelajaran yang ada
pada saat ini, salah satu yang digunakan oleh guru agar pembelajaran IPA dapat
berlangsung secara efektif dan efisien adalah dengan menggunakan media pembelajaran.
Ketertarikan proses pembelajaran IPA, terjadi ketika guru mampu mengeksplorasi
beragam media yang dapat diterapkan dalam proses pembelajannya. Penggunaan media
dalam pembelajaran IPA membuat siswa dapat membangkitkan atau meningkatkan ide-
ide/gagasanya untuk mempelajarinya. Penggunaan media IPA tersebut membuat siswa
aktif dan mengikuti pembelajarannya dengan senang hati. Pentingnya media
pembelajaran IPA tersebut bermanfaat bagi guru yaitu guru akan lebih mudah
menyampaikan materi pelajaran yang sulit dimengerti oleh anak, dengan begitu guru
dapat mempersingkat waktu untuk pembelajarannya. Dengan demikian guru tidak
melakukan tambahan jam pelajaran untuk membuat siswa paham tentang materi yang
diajarkan. Akibat penggunaan media pembelajaran IPA guru dan siswa menjadi lebih
interaktif dalam pembelajaran, dengan interaksi yang aktif membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan dan juga secara tidak langsung dapat meningkatkan kedekatan
siswa dengan guru tersebut.Penggunaan media pembelajaran IPA berpengaruh pada
sikap siswa dalam belajar, nilai-nilai, dan perkembangan psikologi pada peserta didik.
Pentingnya media dalam proses belajar mengajar diantaranya: pembelajaran
menjadi lebih menarik perhatian siswa, dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan
pembelajaran semakin jelas maknanya, lebih dipahami oleh para siswa, metode
mengajar akan lebih bervariasi, siswa tidak bosan, siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar (aktif). Penggunaan media bukan berarti mengganti kedudukan guru.
Adanya media pembelajaran merupakan alat yang membantu efisiensi dan efektivitas
proses belajar mengajar.
Penting bagi guru untuk mengembangkan alat bantu mengajar. Dengan alat bantu
mengajar pesan yang disampaikan guru mudah difahami siswa. Adanya kesamaan
persepsi antara siswa dan guru akan tercapai tujuan pembelajaran. Adanya penilaian
yang diberikan guru pasti terjawab oleh siswa. Diharapkan guru harus cerdas
memadukan media dengan materi yang diajarkan. Kreativitas dan inovasi guru sangat
berperan dalam pemilihan media. Penggunaan media yang bervariasi akan mendukung
meningkatnya prestasi siswa.Tepat memilih media merupakan kunci sukses guru dalam
setiap pembelajaran. Media memudahkan guru dalam pembelajaran. Adapun alasan-
alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu:
Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu sendiri
antara ;ain :
1) Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehinggamenumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehinggadapat menguasaitujuan
pembelajaran dengan baik.
3) Metode pengajaran akan bervariasi
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa.Dimulai dari taraf berfikir
konkret menuju abstrak, dimulai dari yangsederhanamenuju berfikir yang
kompleks.Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yangabstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana
penyampai pesan atau media. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan
diantaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
Media pembelajaran IPA merupakan segala sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
guru IPA untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep saat belajar IPA,
terutama media yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh siswa. Sebagai alat bantu,
keefektivitasan dalam penggunaan media itu sendiri sangat tergantung pada kemampuan
guru dalam menggunakan dan memfasilitasi media itu sendiri. Media pembelajaran
digunakan untuk menggantikan sebagian besar dari peran guru sebagai pemeberi
informasi atau pemberi materi pelajaran.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis sadar akan kodrat manusia yang tak
pernah luput dari kesalahan, maka dari itu untuk lebih menyempurnakan penyusunan
makalah kedepan, penulis mengharapkan pembaca bisa menambah wawasan dari
penjelasan materi makalah ini dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Achsin.1986. Media Belajar.Jakarta:Rineka Cipta
Arif. S Sadiman. (1993). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers. Falah.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Falah , Iwan,.Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar Widyaiswara Edisi 1 No.
4:104 117
Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan, Bandung: Citra Adtya Bakti
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Bandung.
Mudhofir. (1993). Teknologi Intruksional, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rahmayanti. (2015). Penggunaan Media It Dalam Pembelajaran. Dalam urnal Ilmiah CIRCUIT
Vol. 1 No. 1 Juli: 92.
Rohani, Ahmad. (1991). Pengelolaan Pelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Sapriati, S.dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional
Sumberharjo. Putra, dkk. (2015). Media Pembelajaran Pengenalan Huruf Dan Angka Di Taman
Kanak-Kanak Tunas. Dalam Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi
– Volume 7 No 3:2
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.