Anda di halaman 1dari 7

Review Literatur

Penulisan dan Publikasi Ilmiah

Disusun Oleh: Kelompok B

1. Azzahra Siregar (4203151042)

2. Antonius Teguh Mamana Tarigan (4203151014)

3. Laila Thursina Zahra (4203151029)

4. Yulia Rahma (4203151031)

Dosen Pengampu: Dr. Lisnawaty Simatupang, S.Si., M.Si

Program Studi: S1 Pendidikan IPA

Kelas: Pendidikan IPA B 2020

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022/2023
ABSTRAK

Kata media berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sardiman, dkk.,
2011: 6). Menurut azikiwe (2007: 46) media pembelajaran mencakup apa saja yang digunakan guru untuk
melibatkan semua panca indera penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman dan pengecapan saat
menyampaikan pelajarannya. Review literatur ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa terkait
langkah-langkah dalam melakukan penelitian serta teknik pengumpulan datanya sehingga mahasiswa
mampu mempertimbangkan metodologi penelitian mana yang dianggap terbaik. Hasil review literature
menunjukkan bahwa metode penelitian pada jurnal pertama merupakan metode terbaik untuk dilakukan.

PENDAHULUAN

Kata media berasal dari bahasa Latin sebagai bentuk jamak dari medium. Batasan mengenai pengertian
media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai
alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. (Gunawan, 2019)

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau
pengantar.Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-
alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.

Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan komunikasi, maka media pembelajaran bisa
dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media
pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen komunikasi yang sangat penting dalam
menyampaikan suatu materi yang disampaikan komunikator (guru) pada komunikan (siswa) untuk dapat
memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan pesepsi yang sama
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran atau dapat dikatakan bahwa media
pembelajaran merupakan serangkaian proses atau aktifitas belajar, dimana siswa aktif dalam mempelajari
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
baik. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)
menuju penerima (siswa).

2
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Media pelajaran adalah pembawa informasi yang dirancang khusus untuk memenuhi tujuan
dalam situasi belajar-mengajar (Hasan, 2021).

Ada banyak jenis media yang dapat digunakan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar, namun
pendidik harus selektif dalam memilih jenis media tersebut.

Di era digital, pendidik tidak hanya harus mampu menggunakan media pembelajaran klasik tetapi juga
media pembelajaran yang modern. Berdasarkan hal tersebut dapat dimaknai bahwa media pembelajaran
merupakan alat yang digunakan oleh pendidik untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan
merangsang minat belajar peserta didik. (Hasan, 2021).

Ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan
proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan
persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Maka dari itu perlu diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian peserta didik
serta memberikan kejelasan objek yang akan diamatinya.

Media pembelajaran sebenarnya melingkupi tiga jenis, yaitu (1) alat bantu mengajar, (2) alat peraga dalam
mengajar, dan (3) sumber belajar. Di sisi lain media juga ada yang wujudnya konkret seperti kebendaan
(papan tulis, buku, dan lain-lain) dan bersifat abstrak, seperti suara guru, muatan isi, dan lain-lain. (Ramli,
2012)

Secara garis besarnya fungsi media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Membantu Guru dalam Bidang Tugasnya

2. Membantu para Pebelajar,

3. Memperbaiki Pembelajaran (Proses Belajar Mengajar)

Sebelum menentukan media dan alat bantu pembelajaran, hendaknya seorang guru harus mengenal
karakteristik dan tipe belajar siswanya baik secara individu maupun secara keseluruhan, agar media dan
alat yang akan digunakan tersebut sesuai dengan kondisi siswa tersebut, sehingga pesan yang disampaikan
dalam pembelajaran mudah diterima dan dapat bertahan lama. (Ramli, 2012).

Dari perkembangannya, sumber belajar dapat dikategorikan menjadi;

3
a. Sumber Belajar Praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan keluarga atau
kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih sangat langka

b. Lahirnya Guru sebagai Sumber Belajar Utama, Orang yang menangani secara khusus tentang pendidikan
disebut Guru dibantu dengan sumber belajar penunjang yang berbentuk masih sederhana dan jumlahnya
terbatas sekali. Oleh sebab itu kelancaran Proses Instruksional dan Kualitas pendidikan sangat bergantung
pada kualitas guru.

c. Sumber Belajar Dalam Bentuk Cetak, Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik, majalah, koran,
panplet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran dapat diperbanyak dengan cepat
dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah, sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem
instruksional pada saat itu.

d. Sumber Belajar yang Berasal dari Teknologi Komunikasi, Pengertian teknologi dalam pendidikan
populer dengan istilah audio visual, yakni pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk kombinasi
lainnya dalam sistem pendidikan.

Suwarna, dkk (2006:128-129) mengemukakan manfaat media pembelajaran secara khusus sebagai berikut:

1. Penyampaian Materi Pembelajaran Dapat Diseragamkan.

2. Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik.

3. Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Interaktif

4. Jumlah Waktu Belajar-Mengajar Dapat Dikurangi.

5. Kualitas Belajar Siswa Dapat Ditingkatkan

6. Proses Pembelajaran Dapat Terjadi Di manapun dan Kapanpun.

7. Sikap Positif Siswa Terhadap Proses Belajar Dapat Ditingkatkan.

8. Peran Guru Dapat Berubah Ke Arah Yang Lebih Positif dan Produktif.

Berdasarkan paparan diatas, fungsi media pembelajaran memiliki kemampuan fiksatif, manipulting dan
distributif yaitu menangkap, menyimpan, menampilkan suatu obyek, memanipulsi obyek sesuai kebutuhan
serta mampu menjangkau audiens. Sedangkan hambatan-hambata dalam pembelajaran yaitu terletak pada
verbalisme, salah tafsir, perhatian idak terpusat dan tidak terjadinya pemahaman. Dari hal tersebut maka
dalam penelitian ini bermaksud untuk melakukan fungsi media tetapi juga menguangi hambatan yang
terjadi dalam pembelajaran. (Gunawan, 2019)

4
PEMBAHASAN

Jurnal 1 (Pengembangan Alat Peraga Pada Materi Tekanan untuk Siswa SMP dalam Melatihkan
Keterampilan Proses Sains; Ayu Rusmala Dewi, Mustika Wati, Mastuang)

Pada jurnal ini, penelitian ditujukan untuk menghasilkan alat peraga tekanan dan mendeksripsikan
kelayakan yang meliputi: 1) validitas alat peraga dilihat dari penilaian validator, 2) kepraktisan alat peraga
dilihat dari respon siswa, 3) efektivitas alat peraga dilihat dari hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan,
dan 4) pencapaian keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan lembar kerja siswa. Dimana
penelitian ini sendiri menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation) dengan menggunakan subjek uji coba pada 32 siswa kelas VIII-D SMP
Negeri 11 Banjarmasin. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Yang dimana hasil
penelitiannya menunjukkan 1) validitas alat peraga dengan skor 4.44 yang sudah termasuk dalam kategori
sangat valid, 2) kepraktisan alat peraga termasuk dalam kategori praktis dengan skor 76.6 dikarenakan
siswa menggunakan alat peraga tersebut mudah dan praktis, 3) efektivitas alat peraga termasuk kategori
sangat efektif dengan N-Gain 0.71, dan 4) pencapaian keterampilan proses sains siswa termasuk kategori
sangat baik dengan rata-rata 85.79. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat peraga layak digunakan untuk
melatihkan keterampilan proses sains siswa SMP kelas VIII.

Jurnal 2 (Implementasi Penggunaan Alat IPA Untuk Meningkatkan Keterampilan Psikomotorik


dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IX di SMP Negeri 2 Marioriwawo; Nuruldin Al Islami,
Hasanuddin, Sitti Rahma Yunus)

Pada jurnal ini, penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pre-experimental design dengan desain
penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IX
SMP Negeri 2 Marioriwawo, sampel dipilih dengan teknik Purposive Sampling dan terpilih kelas IX.3 yang
berjumlah 21 orang sebagai sampel. Instrumen penelitian keterampilan psikomotorik adalah lembar unjuk
kerja dan lembar observasi sedangkan hasil belajar berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang
berjumlah 25 item soal yang telah divalidasi ahli. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
pemberian pretest dan posttest. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil
analisis disimpulkan bahwa: (1) Rata-rata peningkatan keterampilan psikomotorik peserta didik di kelas IX
SMP Negeri 2 Marioriwawo setelah diajar menggunakan alat peraga IPA dengan skor N-Gain adalah 0,712
yang berkategori tinggi, (2) Rata-rata peningkatan hasil belajar peserta didik di kelas IX SMP Negeri 2
Marioriwawo setelah diajar menggunakan alat peraga IPA dengan skor N-Gain adalah 0,135 yang
berkategori rendah,hal ini biasa terjadi dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tes
belajar siswa,yang biasanya itu adanya kegugupan atau rasa tidak percaya diri ketika posttest,kurangnya

5
minat siswa dalam pelajaran tersebut terlebih lagi waktu penyampaian materi yang dilakukan oleh guru
kurang cukup untuk membuat siswa paham akan materi yang diberikan. (3) Implementasi penggunaan alat
peraga IPA dapat meningkatkan keterampilan psikomotorik peserta didik di kelas IX SMP Negeri 2
Marioriwawo, (4) Implementasi penggunaan alat peraga IPA dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
di kelas IX SMP Negeri 2 Marioriwawo. Jadi, dapat disimpulkan bahwa implementasi penggunaan alat
peraga IPA dapat meningkatkan keterampilan psikomotorik dan hasil belajar peserta didik kelas IX di SMP
Negeri 2 Marioriwawo.

Jurnal 3 (Alat Peraga IPA Sederhana Untuk Guru SMP di Kecamatan Banjar; Putu Prima
Juniartina , Ni Luh Pande Latria Devi, Ni Putu Sri Ratna Dewi)

Pada jurnal ini, pengabdiannya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan guru untuk
membuat alat peraga IPA sederhana dan merancang perangkat pembelajaran berbasis pendekatan inkuiri
untuk guru SMP di kecamatan Banjar. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini pelatihan pembuatan
alat peraga dan pendampingan pembuatan LKS dan perangkat pembelajaran IPA. Dimana permasalahan
yang muncul dikalangan para guru, kemudian dilakukan diskusi pengusul bersama mitra untuk
merumuskan akar masalah prioritas yang disepakati, serta menentukan solusi yang tepat. permasalah pokok
yang dipecahkan adalah: 1) Belum adanya media alternatif yang relevan untuk mendukung proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran IPA dan 2)
Kurang terampilnya guru pengajar IPA dalam mengelola pembelajaran IPA. Pelaksanaan kegiatan
dilakukan dengan memberikan pelatihan yang bertempat di SMP N 3 Banjar. Pelaksanaan kegiatan
dilakukan dengan pelatihan pembuatan alat peraga IPA sederhana. Hasil pelatihan menunjukkan: 1) peserta
pelatihan sudah dapat membuat alat peraga IPA serta LKS untuk siswa, 2) peserta pelatihan dapat
menggunakan alat peraga untuk membantu proses pembelajaran, 3) antusiasme peserta kegiatan sangat
baik. Harapannya dari kegiatan ini dapat terus di aplikasikan secara berkelanjutan oleh peserta sehingga
dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA. Adapun beberapa masalah sedikit terkait pengabdian ini,
yaitu tingkat pemahaman guru IPA terhadap standar kompetensi dan praktikum IPA belum diketahui secara
menyeluruh hal tersebut karena pengajar IPA bukan Jurusan sarjana Pendidikan IPA melainkan sarjana
Jurusan Fisika atau Biologi.

PENUTUP

Dari hasil review literatur yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa metode yang diterapkan dalam
penelitian ini dianggap sudah baik. Namun di antara tiga jurnal yang kami review, kami menilai bahwa
metode penelitian pada jurnal pertama merupakan metode terbaik untuk dilakukan. Peneliti menganalisis
masalah kebutuhan pada sekolah lalu mendesain serta mengembangkan alat peraga yang dibutuhkan.

6
Peneliti juga melakukan kegiatan uji coba pada peserta didik dan mendapatkan hasil yang cukup
memuaskan.

REFERENSI

Ayu Rusmala Dewi, M. W. (2019). Pengembangan Alat Peraga Pada Materi Tekanan untuk Siswa SMP
dalam Melatihkan Keterampilan Proses Sains. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 43-52.

Nuruldin Al Islami, H. S. (2020). implementasi Penggunaan Alat Peraga IPA Untuk Meningkatkan
KKeterampilan Psikomotorik dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IX di SMP Negeri 2
Marioriowawo. Jurnal IPA Terpadu, 62-74.

Putu Prima Juniartina, N. L. (2020). lat Peraga IPA Sederhana Untuk Guru SMP di Kecamatan Banjar.
Jurnal Widya Laksana, 135-141.

Anda mungkin juga menyukai