“Amplifier”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. AZZAHRA SIREGAR (4203151042)
2. MIRANDA NIHDATUL ZAHWA (4203351011)
3. LAILA THURSINA ZAHRA (4203151029)
4. YOGI PARTOGI SIHITE (4203151047)
5. WILLY MALAU (4203151050)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyeselsaikan makalah ini yang berjudul “Amplifier”
dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yaitu kepada Ibu
Dr. Rita Juliani, M.Si dan Bapak Rajo Hasim Lubis,S.Pd.,M.Pd yang telah memberikan
tugas ini kepada penulis, dengan ini penulis bisa lebih mengetahui dan mengerti apa itu
Amplifier. Tak lupa kepada semua pihak yang bersangkutan, penulis ucapkan terima
kasih karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pihak pembaca penulis perlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca unutuk menambah pengetahuan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah rangkaian komponen elektronika
yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio,
amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan
(V) listrik dari inputnya menjadi arus listrik dan tengangan yang lebih besar (daya lebih
besar) di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain.
Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power
amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari signal input.Jadi gain merupakan hasil bagi
dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk
fungsi frekuensi. Ukuran dari gain, (G) ini biasanya memakai decibel (dB). Dalam bentuk
rumus hal ini dinyatakan sebagai berikut: G(dB)=10log (Pout/Pin)).Pout adalah Power
atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya.Dalam bagian
rangkaian amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua kelompok
bagian penting yaitu bagian penguat signal tegangan (V) kebanyakan menggunakan
susunan transistor darlington, dan bagian penguat arus susunannya transistor paralel
dan masing-masing transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk
membuang panas ke udara, sekarang ini banyak yang menggunakan transistor simetris
komplementer.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Amplifier?
2. Apa fungsi dari Amplifier?
3. Jenis-jenis apa saja yang terdapat pada Amplifier?
4. Apa komponen penyusun dari Amplifier?
5. Bagaimana cara kerja dari Amplifier?
C. Tujuan
1
4. Untuk mengetahui apa saja komponen penyusun Amplifier.
5. Untuk mengetahui cara kerja dari Amplifier sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amplifier
Besarnya pengertian amplifier sering di sebut dengan istilah Gain. Nilai dari gain
yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, Gain power amplifier antara
200 kali sampai 100 kali dari signal output. Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di
bagian output dengan daya di bagian input dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran gain
biasannya memakai decible (dB). Dalam bagian pengertian amplifier pada proses
penguatan audio ini terbagi menjadi dua kelompok bagian yang penting, yaitu bagian
penguat sinyal tegangan (V) yang kebanyakan menggunakan susunan transistor
darlington dan bagian penguat arus susunannya transistor parallel. Masing-masing
transistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas ke
udara sehingga pada saat ini banyak menggunakan transistor simetris komplementer.
3
B. Fungsi Amplifier
1. Menyesuaikan Suara Keluar (Output)
Equalizer
Crossover
Mixer
Compressor
Dlms (Digital Loudspeaker Management System)
Dan sebagainya
Penguat suara ini adalah fungsi utama dari sebuah amplifier, yakni dengan
menguatkan sinyal audio yang kemudian sinyal tersebut akan dikeluarkan melalui
gelombang pada loudspeaker. Namun sebelumnya, gelombang sinyal suara input yang
ada akan dikonversikan terlebih dulu menjadi sinyal listrik supaya tegangannya bisa
naik. Jika tegangan sudah naik, maka suara yang dihasilkan akan menjadi lebih besar.
4
C. Jenis amplifier
Pengertian amplifier OTL yang tidak memakai transformator atau trafo sebagai
kopling dari rangkaiannya dengan pengeras suara. Untuk jenis amplifier ini memiliki
ciri khas yang terdapat pada jenis catu daya (power supply). Power amplifier OTL juga
memakai tegangan non simetris untuk memfungsikannya. Bukan hanya itu saja, ciri
khas lain dari power amplifier ini memiliki ukuran kapasitor yang cukup besar, bisa
lebih dari 1.000µF. Komponen kapasitor yang dipakai dalam rangkaian amplifier ini
biasanya berupa ELCO yang memiliki arah polaritas yang terdiri dari kutub positif (+)
dan negatif (-). Sedangkan fungsi utama dari ELCO pada power amplifier salah satunya
adalah untuk menstabilkan tegangan listrik. Sementara untuk pengaplikasiannya,
power amplifier jenis OTL biasanya akan dipakai dalam perangkat elektronik seperti
televisi, handphone, radio, laptop, dan sebagainya.
Power amplifier jenis OCl biasanya akan digunakan sebagai penguat daya
amplitudo yang besar, sebab amplifier OCL akan dipasangkan catu daya (power supply)
simetris. Selain itu, jenis amplifier OCL banyak dianggap lebih aman pada
5
suara output yang dikeluarkan ke beban pengeras suara (loudspeaker). Ciri khas atau
karakteristik dari jenis amplifier ini adalah pada salah satu ujung beban keluaran yang
terhubung dengan output CT di transformer. CT pada transformer berguna untuk
sumber tegangan pada titik simpul atau tengah dari suatu gelombang suara yang
dihasilkan. Oleh sebab itu, gelombang suara yang dihasilkan oleh amplifier ini akan
lebih besar dan karakter bass-nya terasa dibanding lainnya.
Akan tetapi, permasalahan yang sering terjadi pada jenis amplifier BTL adalah
memiliki suhu panas berlebihan pada masing-masing IC (Integrated Circuit). Untuk
mengatasi masalah ini, ada baiknya untuk memberikan pendingin (heatsink) yang
cukup besar pada setiap IC dan kipas untuk pembuang suhu panas supaya tidak mudah
terbakar dan hangus.
6
1. Trafo (Transformator)
Komponen trafo disini adalah sebagai penyuplai arus listrik yang diperoleh dari
sumber utama untuk dimasukkan ke dalam rangkaian amplifier. Selain itu, trafo juga
berguna untuk menurunkan tegangan AC menjadi sesuai dengan kebutuhan amplifier.
Pada sekarang ini sudah banyak jenis amplifier yang menggunakan catu daya (power
supply) simetris. Jenis catu daya simetris biasanya akan terdiri dari tegangan positif,
negatif dan netral (CT). Oleh sebab itu, amplifier akan lebih memasok daya yang cukup
tinggi supaya bisa menghasilkan output gelombang suara yang besar.
7
suara Bass pada sebuah amplifier, jika semakin besar kapasitasnya maka akan bagus
juga suara output yang dihasilkan. Secara mudahnya, komponen ELCO ini sangat
penting untuk menyesuaikan sinyal suara input menjadi output yang berkualitas sebab
penyaring arus listriknya.
3. Transistor Final
Sebenarnya disini saya lebih cocok menyebutnya sebagai transistor final yang
biasanya terdiri dari sanken, toshiba, mosfet, jengkol, Njw, Mjl, TIP dan lain-lain untuk
khusus diaplikasikan sebagai penguat daya atau amplifier. Pada umumnya power
amplifier akan menggunakan minimal dua buah transistor final yang akan dialiri arus
listrik positif (+) dan negatif (-) dalam rangkaian amplifier. Namun sekarang ini sudah
banyak variasi jumlah yang digunakan dalam setiap jenis amplifier, biasanya
menyesuaikan kebutuhan watt yang dibutuhkan.
Transistor final sendiri adalah salah satu komponen yang memiliki pekerjaan
cukup rumit di dalam rangkaian power amplifier, sehingga memerlukan heatsink atau
pendingin supaya tidak cepat panas. Setiap jenis transistor final memiliki karakter suara
keluaran ke loudspeaker yang berbeda-beda, ada yang cenderung range, high dan bass,
bahkan subwoofer.
8
4. Tone Control
Tone control adalah salah satu komponen pendukung dalam rangkaian power
amplifier yang berguna untuk melakukan pengaturan terhadap frekuensi suara
dari input. Selain itu, tone control juga berfungsi untuk mengatur amplitudo sinyal
audio. Pada umumnya terdapat dua metode tone control, yakni jenis pasif dan aktif.
Setiap metode tone control di dalam amplifier tersebut pastinya mempunyai kegunaan
yang berbeda pula. Akan tetapi, sebenarnya fungsi utama komponen ini supaya kita bisa
mengatur output sesuai selera kita. Oleh karena itu, tone control akan bisa digunakan
untuk mengatur bass, midle, balance, treble, dan volume.
Untuk tone control yang digunakan dalam jenis power amplifier ber watt besar,
biasanya digunakan outdoor berupa:
Equalizer
Crossover
Mixer
Compressor
Dlms (Digital Loudspeaker Management System)
Audio Efek (pengatur Echo)
Dan sebagainya
9
E. Cara Kerja Amplifier
Untuk cara kerja amplifier akan melalui beberapa tahap, mulai dari amplifikasi hingga
mencapai tahap output daya.
Tahap pertama berupa penguat tegangan ini berupa sinyal pada input dari
sumber kemudian akan dialirkan ke amplifier. Sinyal ini mempunyai kisaran milivolt
dan berguna untuk menggerakkan tahap berikutnya. Jadi pada tahap ini sejumlah
tegangan sudah diperkuat untuk diproses pada tahap selanjutnya. Tujuan dari
pemrosesan ini bisa didapatkan oleh amplifier kelas A. Sedangkan untuk penguatan
tegangan esensial dicapai dengan menggunakan dua atau lebih amplifier kelas A yang
ditambah lagi dengan RC.
2. Tahap Driver
Pada tahap driver ini sebenarnya berada pada proses tengah yang berguna
untuk menampilkan amplifikasi tegangan dan tahap output (keluar) daya. Dalam tahap
penguat daya saja akan masih kurang untuk bisa mendorong pada tahap output daya.
Sebab pada dasarnya impedansi input daya yang rendah, maka tahap kedua inilah yang
berperan untuk menghasilkan keuntungan dari arus. Bukan hanya itu saja, di dalam
tahap ini juga akan diperoleh daya yang cukup untuk output.
3. Tahap Output
Tahap output merupakan proses terakhir dari cara kerja amplifier, maka pada
tahap ini terdiri dari dua garis besar, yakni pengaturan push and pull dan transistor
tunggal. Akan tetapi kebanyakan lebih memilih memakai push-pull. Hal ini disebabkan
oleh pengaturannya dianggap lebih efisien, output daya yang dikeluarkan juga relatif
tinggi. Bahkan keunggulan dari pengaturan ini adalah adanya pembatasan arus DC dan
pembatalan harmonik.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah komponen elektronika yang dipakai
untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio,amplifier akan
menguatkan signal suara (yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik) pada bagian
inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya. Besarnya penguatan
ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi
frekuensi disebut sebagai fungsi transfer.
B. Saran
Kami berharap kepada semua pembaca agar dapat memahami isi dari materi
kami ini, yang membahas tentang Amplifier. Mudah-mudahan dapat berguna bagi kita
semua pada umumnya, dan Perguruan Tinggi UNIMED khususnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://riverspace.org/pengertian-amplifier/
https://rangkaianelektronika.info/rangkaian-elektronika-amplifier/
12