Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PROJECT

PEMBUATAN AMPLIFIER

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

CHINTYA MARETTI PANDIANGAN

RIRIS MELINDA SIMANJUNTAK

TORRI CELLY SIANTURI

WISNU ABDURRAZAK

JONI WANRI SIMBOLON

MATA KULIAH: ELEKTRONIKA LANJUTAN

DOSEN PENGAMPU: Drs. Sehat simatupang,M.Si.

FISIKA EKSTENSI 2015

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
kami dapat menyelesaikan laporan project yang berjudul Pembuatan Amplifire . Dengan
adanya Laporan project ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
Pembuatan amplifire. Makalah ini disusun dengan menggabungkan beberapa materi yang
sudah ada, serta ditambah dengan materi baru yang dianggap sesuai dengan kebutuhan saat
ini. Penyesuaian ini dilakukan untuk memberi lebih banyak informasi ilmu kepada
Mahasiswa.

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan kami hanya
dapat mengucapkan terimakasih . kami berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan
kepada kami mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca.
semoga makalah yang sederhana ini mampu memberi manfaat .

Medan, Mei 2017

Penyusun

Kelompok 5

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................II
DAFTAR ISI .........................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG ....................................................................................1
b. TUJUAN ........................................................................................................1
c. RUMUSAN MASALAH................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
a. DEFINISI PENGUAT AUDIO (AMPLIFIER) ..............................................2
b. CARA KERJA AUDIO AMPLIFIER.............................................................2
c. KLASIFIKASI PENGUAT AKHIR ...............................................................4
BAB III METODOLOGI
a. ALAT.........................................................................................................................6
b. BAHAN.....................................................................................................................6
c. PROSEDUR KERJA.................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................9
BAB V PENUTUP ................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................15

BAB I
PEMDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada sistem audio, spektrum frekuensi dapat dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu bass,
middle, dan treble. Untuk keperluan tertentu, ketiga wilayah nada tersebut diatur sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan karakteristik ruangan atau sesuai dengan keinginan si pendengar
musik. Sebuah pengatur nada biasanya ditambahkan untuk melengkapi penguat audio
sehingga didapatkan respon frekuensi seperti yang diinginkan. Pengatur nada tersebut
berfungsi untuk memperbesar (boost) atau memperlemah (cut) sinyal-sinyal audio pada
frekuensi tertentu. Pengatur nada aktif dibuat menggunakan filter yang diberi penguat dengan
umpan balik negatif.

Pada sistem kontrol, pengertian umpan balik berarti pengembalian hasil dari keluaran
kepada masukan dari suatu sistem. Konsep umpan balik ini sangat penting dalam teori sistem
kontrol karena akan menentukan karakteristik dan mempengaruhi kestabilan dari sistem
kontrol tersebut. Sistem audio dapat dipandang sebagai sebuah sistem kontrol yang juga
memiliki parameter-parameter seperti gain, frequency response, dan lain-lain. Pada sistem
audio, terdapat fenomena natural feedback dimana sinyal suara yang dikeluarkan dari speaker
akan masuk kembali ke dalam sistem dan mempengaruhi karakteristik dan performa dari
sistem tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pembuatan amplifier?
2. Bagaimana prinsip kerja amplifier?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pembuatan amplifier
2. Mengetahui prinsip kerja amplifier

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Penguat Audio (Amplifier)


Penguat audio (amplifier) secara harfiah diartikan dengan memperbesar dan
menguatkan sinyal input. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah, sinyal input di replika
(copied) dan kemudian di reka kembali (re-produced) menjadi sinyal yang lebih besar dan
lebih kuat. Dari sinilah muncul istilah fidelitas (fidelity) yang berarti seberapa mirip bentuk
sinyal keluaran hasil replika terhadap sinyal masukan. Ada kalanya sinyal input dalam
prosesnya kemudian terdistorsi karena berbagai sebab, sehingga bentuk sinyal keluarannya
menjadi cacat.
Sistem penguat dikatakan memiliki fidelitas yang tinggi (high fidelity), jika sistem
tersebut mampu menghasilkan sinyal keluaran yang bentuknya persis sama dengan sinyal
input. Hanya level tegangan atau amplituda saja yang telah diperbesar dan dikuatkan. Di sisi
lain, efisiensi juga harus diperhatikan. Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi dari penguat
itu yang dinyatakan dengan besaran persentasi dari power output dibandingkan dengan power
input. Sistem penguat dikatakan memiliki tingkat efisiensi tinggi (100 %) jika tidak ada rugi-
rugi pada proses penguatannya yang terbuang menjadi panas.

B. Cara Kerja Penguat Audio


Audio Amplifier adalah sebuah alat yang berfungsi memperkuat sinyal audio dari
sumber-sumber sinyal yang masih kecil sehingga dapat menggetarkan membran speaker
dengan level tertentu sesuai kebutuhan.

Gambar 1. Blok Audio Amplifier

a. Input Sinyal
Input sinyal dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain dari CD/DVD Player, Tape,
Radio AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll. Masing-masing sumber sinyal tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input sinyal harus mampu mengadaptasi
sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat dimasukkan ke penguat awal/ penguat depan
(pre-amp).

b. Penguat Awal / Penguat Depan (Pre-amp)


Penguat depan berfungsi sebagai penyangga dan penyesuai level dari masing-masi ng
sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini bertujuan agar saat proses
pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat depan harus
mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.

c. Pengatur Nada (Tone Control)

Pengatur nada bertujuan menyamakan (equalize) suara yang dihasilkan pada speaker
agar sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada minimal mempunyai pengaturan untuk
nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada yang mempunyai banyak
kanal pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut dengan Rangkaian Equalizer.
Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh dengan mengatur nilai R/C resonator pada rangkaian
filter.

d. Penguat Akhir (Power Amplifier)

Penguat Akhir adalah rangkaian penguat daya yang bertujuan memperkuat sinyal dari
pengatur nada agar bisa menggetarkan membran speaker. Penguat akhir biasanya
menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah penguat akhir
adalah impedansi output yang rendah antara 4-16 ohm) dan efisiensi yang tinggi. Karena
kerja dari penguat akhir sangat berat maka biasanya akan timbul panas dan dibutuhkan
sebuah plat pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor penguat akhir karena
terlalu panas.

e. Speaker

Speaker berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar daya sebuah
speaker biasanya semakin besar pula bentuk fisiknya. Secara umum speaker terbagi menjadi
tiga, yaitu Woofer (bass), Squaker (middle), dan tweeter (high). Impedansi speaker antara 4
ohm, 8 ohm dan 16 ohm. Saat ini ada juga speaker yang disebut dengan subwoofer, yaitu
speaker yang mampu mereproduksi sinyal audio dengan frekuensi yang sangat rendah
dibawah woofer.
f. Power Supply

Power Supply merupakan rangkaian pencatu daya untuk semua rangkaian. Secara
umum power supply mengeluarkan dua jenis output, yaitu output teregulasi dan tidak
teregulasi. Output teregulasi dipakai untuk rangkaian pengatur nada dan penguat awal,
sementara rangkaian power supply tidak teregulasi dipakai untuk rangkaian power amplifier.

C. Klasifikasi Penguat akhir


a. Po-amp System OTL
OTL (Output TransformerLess) adalah system audio po-amp yang tidak menerapkan
transformator impedansi di jalur keluaran (output) nya, akan tetapi menerapkan kondensator
kopel untuk melimpahkan sinyal audio kepada speaker. System ini memperbaharui system
OT dan mempunyai keunggulan dalam hal tanggapan frekwensinya. Perangkat system Hi-fi
(high fidelity) generasi awal dibuat dengan amplifier system ini. System ini menjadi system
yang paling populer dan paling banyak digunakan dalam keperluan daya audio kecil. Banyak
perusahaan pembuat parts elektronik mengeluarkan produk-produk IC audio dengan system
OTL, baik untuk keperluan mono amplifier ataupun untuk keperluan stereo amplifier dengan
daya output yang bervariasi.
b. Power Amplifier system OCL
Keterbatasan po-amp system OTL salah satunya adalah sulitnya untuk dikembangkan
sebagai penguat super-power (berdaya sangat besar). Hal ini disebabkan karena
menerapkan supply tegangan tunggal dan juga karena selalu ada keperluan terhadap
kondensator kopel kepada speaker yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Jika
tegangan supply semakin ditinggikan, maka kondensator kopel ini harus mampu bertahan
terhadap tegangan yang tinggi pula. Begitu juga kondensator perata (smoothing condensator)
pada rangkaian power supply-nya.
c. Power amplifier system BTL
BTL adalah singkatan dari Bridge TransformerLess, yaitu system power amplifier yang
menerapkan system jembatan dan meniadakan peran transformator impedansi di dalam
melimpahkan daya outputnya kepada speaker.
BAB III
METODOLOGI

ALAT

NO Nama Alat Speifikasi Jumlah

1 Bor - 1 Buah

2 Solder - 1 Buah

3 Multimeter - 1 Buah

4 Guntung - 1 Buah

5 Pisau - 1 Buah

6 Wadah - 1 Buah

BAHAN

No Nama Bahan Jumlah Spesifikasi

1 IC TDA 2822 1buah

2 Resistor 10K, 4.7, 4buah


3 Kapasitor 470F,0.1F, 100F 6(masing-masing dua)

4 Speaker 0.3W;8 2 buah

5 Kabel Telefon - 1m

6 Kabel Stereo - 1m

7 Jeck Audio Stereo 1 buah

8 Sumber VCC(USB) - 1 buah

9 PCB - 1Papan

10 FeCl3 - 1 Bungkus

11 Spirtus - 1 Botol

12 Kotak Makanan - 1 Plastik

13 Timah - 1 Gulungan

PROSEDUR KERJA

No Prosedur kerja Gambar


Menyiapkan alat dan bahan
1
Memasukkan Fecl ke wadah dan
2
menmbahkan air yang telah
dipanaskan sbelumnya ,hingga FeCl
melarut
Menggambarkan skema rangkaian
3
Amplifier dengan menggunakan
spidol seperti gambar disamping

Memasukkan papan PCB yang telah


4
digmbar ke dalam larutan FeCl
yang hangat
Mengaduk Papan PCB di larutan
5
FeCl secara berkala. Kurang lebih
selama lima menit dilakukan hal
tersebut sehingga logam pada PCB
melekang dari papan. Jika telah
telihat tekelupas semua maka
angkatlah papan PCB lalu di bilas
dengan air
Meneghapus sepidol yang ada di
6
papan PCB dengan menggunakan
tiner . Sehingga terlihatlah sudah
sisa logam dari PCB tersebut.

Membolongi papan PCB dengan


7
menggunakan Bor kecil
Memasukkan komponen-komponen
8
ke lubang-lubang yang telah
disediakan

Memasukkan +Vcc ke kaki 2 IC


9
TDA 2822 dan Vcc ke Ground
Resistor 10K disambungkan ke
10
sumber Jack Audio dan kutub
negatif dari Jack audio dihubungkan
ke ground
Manyambungkan Output ke
11
Speaker,kedua Kutub negatif
Speaker dihubungkan ke ground
dan negatifnya ke resistor yang
kecil
Cobakan alat ke sumber suara.
12
(laptop, hp, dll)

BAB IV
PEMBAHASAN

OPERASI OP-AMP BIASA


INFERTING

NONINFERTING
Pada oprasi Op-Amp biasa hanya memakai satu penguat dan mengghasilkan 1 output
keluaran pula

OP-AMP Pada TDA 2822

Pada TDA 2822 ini diibaratkan dengan memiliki 2 buah op-amp, yang mana memiliki 2
buah input inverting dan 2 input non inverting pula dan memiliki 2 buah output pula
dapat kita lihat dibawah ini.

(gambar opamp tda 2822)

Pada rangkaian digunakan Rin yang digunakan 10k sedangkan Rf yang digunakan kecil
sekali. Seharusnya penguatannya makin kecil karna kita tahu bahwa rumus dari Gain

RF
tegangan nya : R akan tetapi dalam rangkaian ini juga terdapat Kapasitor yang

kemungkinan yang menyebabkan gain nya menjadi besar. Yang mana kita tahu bahwa
tegangan nya itu akan berubah-ubah terhadap waktu

1
RC i
V ( t )= V (t) dt

Inilah yang menyebabkan lonjakan suara yg berubah-ubah sesuai input nya oleh karna itu
tegangan yang keluar akan berbeda-beda tiap waktu karna ada pengaruh dari kapasitor .
TEGANGAN

INPUT

Tegangan input berubah sesuai nada dari lagu dan bergantung juga dari volume dari lagu
yang digunakan di berbagai alat elektronik misalnya dilaptop

Berikut data untuk speaker yang kiri dengan menggunakan lagu yang sama

No Tegangan
1 0.06V
2 0.004V
3 0.064V
Data nomor dia didapat ketika suara lagunya amat kecil.

0.06+0.004 +0.064
V =
3

V =0.0426 V

Untuk speaker yang Kanan

No Tegangan
1 0.002V
2 0.002V
3 0.004V

Speaker dua ini memiliki tegangan yang lebih kecil dari pada speaker yang satunya.

0.002+0.004+ 0.002
V =
3

V =0.0027 V

u ntuk pengumpan nya ialah = 4.6V

OUTPUT
Untuk yang kiri tegangan yang keluar

No Tegangan
1 1.4V
2 1.6V
3 1.2V

1.4+1.6+ 1.2
V =
3

V =1.4 V

Untuk yang Kanan Tegangan yang Keluar

No Tegangan
1 1.2V
2 1.2V
3 1.4V

1.4+1.2+1.2
V =
3

V =1.268 V

Gain Tegangan

Untuk Kiri

V OUT
A 0=
V

1.4
A 0=
0.0426

A 0=33.9 kali

Untuk Kanan
V OUT
A 0=
V

1.268
A 0=
0.0 0 27

A 0=469.6 kali

Pada rangkaian kami didapat penguatan tegangan yang berbeda. Walaupun penguatan
yang kanan besar, Akan tetapi speaker kiri lebih keras dari kanan

Kadang walaupun gain nya besar tetapi tidak sesuai dengan yang kita inginkan atau
suaranya berisik maka rangkaian tersebut tidaklah baik untuk dipergunakan
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Amplifier merupakan penguat suatu sinyal masukan yang kecil sekali diubah menjadi sinyal
yang besar sekali. Pada op-amp yang kita plajari Resistansi feedback nya harus lebih besar
dari pada Resistansi masukannya. Tetapi pada ic TDA 2822 yang digunakan R f<<Rin tetapi
outputnya tetap kuat. Hal ini disebabkan karna adanya kapasitor yang mengubah-ubah
tegangan masukan dan tegangan keluar dalam selang waktu tertentu.
2. Prinsip kerja dari amplifier sama akan tetapi bila beda IC maka beda pula rangkaian dan
input-inputya dan berbeda pula beda pula penguatannya
3. Kadang walaupun gain nya besar tetapi tidak sesuai dengan yang kita inginkan atau suaranya
berisik maka rangkaian tersebut tidaklah baik untuk dipergunakan

DAFTAR PUSTAKA

www.its.caltech.edu/~musiclab/feedback-paper-acrobat.pdf, diakses pada tanggal 15


Maret 2015.

www.sandielektronik.com/2014/06/tekhnik-audio-power-amplifier-btl.html, diakses
pada 20 maret 2015

http://teknologi.inilah.com/read/detail/2145560/mengenal-teknologi-dolby-
digital/16268/dolby-sr diakses pasa 30 maret 2015

Anda mungkin juga menyukai