Anda di halaman 1dari 29

PENGUAT AUDIO

(Laporan Praktikum Elektronika Dasar II)

Oleh

Demila

1957041006

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR DAN INSTRUMENTASI

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
Judul Percobaan : Penguat Audio

Tanggal Percobaan : 23 Juni 2021

Tempat Percobaan : Laboratorium Elektronika Dasar dan Instrumentasi

Nama : Demila

Npm : 1957041006

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : 3 (Tiga)

Bandar Lampung, 23 juni 2021

Mengetahui

Asisten

Raihan Irvana
Npm. 1817041048

i
PENGUAT AUDIO

Oleh
Demila

ABSTRAK

Telah dilakukannya praktikum percobaan Penguat Audio. Praktikum ini bertujuan


untuk menganalisa system penguat audio dann mampu untuk merangkai penguat
audio. Perangkat audio sangatlah penting, dimana penggunaan penguat audio
yang sangat luas, terutama digunakannya untuk khalayak publik guna mengatasi
sesuatu yang berkaitan dengnan penguat audio. Penguat audio adalah penguat
elektronik yang digunakan untuk menguatkan sinyal bunyi yang berfrekuensi
rendah hingga ke frekuensi yang tinggi bersesuaian untuk menggerakkan
loudspeaker. Bagian-bagian penguat audio meliputi, input atau microfon, penguat
awal, amplifier, dan speaker. Power amplifier ditetapkan sebagai penguat yang
terakhir dalam rantai teransmisi dan tahap penguat yang membutuhkan perhatian
dalam efisiensi daya. Pertimbangan efisiensi menyebabkan sebagai kelas power
amplifier berdasarkan bias dari transistor output atau tabung. Istilah seberangan
berarti pergantian pergerakan sinyal dari suatu peranti ke peranti lainnya yang
menjelaskan beban, jadi sinyal penyeberang antar peranti.
Dalam konteks penguat audio yaitu dari transistor ke transistor lainnya begitu juga
sebaliknya, selain sebuah sistem audio sangat mudah dimasukkan noise, metode
yang digunakan saklar ganda sebagai pengatur beban yaitu tingkat kecacatan.
Variabel dalam penelitian ini adalah dengan mengamati karakteristik penguat
audio untuk beban bersama dan bergantian dengan menggunakan saklar serta
bentuk sinyal input dan sinyal output rangkaian. Besarnya penguat tegangan suatu
sistem penguat audio untuk menguatkan sinyal audio dapat dikoresikan dalam
bentuk desiBell dengan menggunakan persamaan logaritma. Penguatan sebuah
penguat audio tergantung dari karakteristik transistor yang dipakai, Sebuah
amplifier akan mengalami sebuah distori atau kecacatan dalam outputnya.
Masalah yang dihadapi pada perancangan penguat auido pada umumnya adlah
linieritas dan efisiensi, yang semua itu bergantung pada jenis penguatnya. Penguat
audio ragam linier merupakan salah satu ragam penguat yang menawarkan
linierisasi dan efisiensi. Rangkaian penguat audio kelas A mempunyai linieritas
yang rendah sedangkan kelas B memiliki linieritas yang besar.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Tujuan Percobaan ............................................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Mikrofon..................................................................................... 3

B. Pengatur Kuat Suara (Psikologis ...................................................................... 4

C. Pengatur Daya .................................................................................................. 4

D. Frekuensi, Periode, dan Fasa ............................................................................ 5

III. Prosedur Percobaan

A. Alat dan Bahan ................................................................................................. 6

B. Prosedur Percobaan .......................................................................................... 9

iii
IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

A. Data Pengamatan ............................................................................................ 11

B. Hasil Perhitungan ........................................................................................... 11

C. Pembahasan .................................................................................................... 11

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Resistor ...................................................................................................6

Gambar 2. Kapasitor ................................................................................................6

Gambar 3. IC TDA 2030 ..........................................................................................7

Gambar 4. Potensiometer .........................................................................................7

Gambar 5. Kabel Penghubung .................................................................................7

Gambar 6. Potoboard ...............................................................................................8

Gambar 7. Kabel Jack ..............................................................................................8

Gambar 8. Speaker ...................................................................................................8

Gambar 9. Catu Daya ...............................................................................................9

Gambar 10. Osiloskop ..............................................................................................9

Gambar 11. Rangkaian10 .......................................................................................10

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data pengamatan sinyal input dan output ................................................11

Tabel 2. Hasil perhitungan dinyal input dan output ...............................................11

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada percobaan penguat audio pada umumnya bertujuan untuk menguatkan


sinyal berupa suara dan kemudian dapat dihubungkan menggunakan speaker
untuk menguatkan suara. Audio diartikan sebagai suara ataupun reproduksi
suara, dan suara sendiri dihasilkan dari benda yang bergetar. Adapun sinyal
suara yaitu, sinyal yang dapat kita terima oleh telinga manusia sesuai batas
sinyal suara, sinyal suara terlebih dahulu dijadikan sinyal listrik setelah sinyal
suara melewatkan mikrofon, selanjutnya sinyal suara ini diperkuat kembali
dengan menggunakan penguat yaitu sebuah transistor atau bisa dibilan penguat
operasional IC. Sinyal suara dapat dibagi menjadi dua macam yaitu, sinyal
analog dan sinyal digital. Sinyal suara bisa terjadi tidak dapat merambat jika
sinyal suara tersebut berada di ruangan hampa di udara.

Gelombang suara memiliki lembah dan bukit, satu buah lembah dan satu buah
bukit kita telah mendapatkan satu siklus ataupun satu periode, siklus ini
berlangsung secara berulang-ulang yang akan membawa kepada konsep
frekuensi, dimana frekuensi adalah jumlah dari siklus yang terjadi dalam satu
detik saja. Gelombang suara bervariasi sebagaimana variasi tersebut
berdasarkan tekanan media perantara seperti udara. Suara sendiri terjadi
diciptakannya oleh getaran suatu obyek, yang dapat menyebabkan udara
sekitarnya bergetar, getaran udara itulah yang akan menyebabkan udara
sekitarnya bergetar, yang kemudian akan diperoleh oleh otak manusia yang di
interpretasikan sebagai suara. Pada dasarnya suara ataupun gelombang suara
berjalan melalui udara seperti yang dijelaskan dengan adanya satu lembah dan
2

satu bukit sama dengan satu frekuensi atau 1Hz dalam waktu siklus yang
singkat.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.

1. Membuat rangkaian penguat daya audio.

2. Menganalisa system penguat audio.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Mikrofon

Mikrofon mengubah energi bunyi kedalam energi listrik dan dengan demikian
mikrofon sebagai penerima bunyi sebaliknya yang merubah energi listrik
kedalam energi bunyi disebut Loudspeaker. Dan dengan demikian sebagai
pemancar bunyi, keduanya disebut pengubah elektro akustik (pengubah bunyi).
Berdasarkan hukum fisika sebagian dapat digunakan berkebalikan, bahwa
sebuah pengubah bunyi dapat bertindak sebagai mikrofon ataupun
Loudspeaker seperti pada pesawat intercom.

Adapun spesifikasi mikrofon yaitu ada kepekaan, kepekaan sebuah mikrofon


adalah besar tegangan bolak-balik keluaran mikrofon pada kedaan bunyi bebas
dengan tekanan 1 𝜇bar. Sebagai satuan diberikan Mv/ 𝜇bar (mili volt per mikro
bar). Kepekaan mikrofon bergantung frekuensi, sehingga besarnya frekuensi
harus diberikan. Secara umum diambil frekuensi sebesar 1000Hz. Kepekaan
juga disebut “faktor prmindahan medan beban kosong” Faktor ini diukur dalam
medan bunyi bebas dan tanpa beban. Menurut sistim SI, faktor pemindahan
dalam medan beban kosong tidak lagi berdasarkan atas 1 𝜇bar, melainkan
1N/m2. Ada juga spesifikasi dari daerah frekuensi nya yaitu, dimana daerah
frekuensi adalah daerah dimana mikrofon tanpa kerugian dan tanpa cacat dapat
mengubah gelombang bunyi kedalam sinyal listrik. Dan ada juga spesifikasi
dari tanggapan frekuensi yaitu, sebuah mikrofon tidak dapat mengambil bunyi
dari semua sisi sama kuat, jadi tegangan keluaran tergantung arah dari mana
bunyi datang. Ketergantungan ini digambarkan melalui sifat arah, ketrgantunan
arah menentkan penggunaan mikrofon, dan sifat dipengaruhi oleh kunstruksi
badan mikrofon (Hermanto, 2013).
4

B. Pengatur kuat suara (Psikologis)

Pendengaran manusia tidak mempunyai fungsi yang linear. Semakin lemah


kuat suara sebuah sumber bunyi harus lebih kuat pada frekuensi renda dan
tinggi untuk menimbulkan tekan nada yang “linear” didalam telinga. Pada kuat
suara sangat keras perasaan pendengaran hampir linier. Pendengaran manusia
tidak mempunyai fungsi yang linier. Semakin lemah kuat suara pada frekuensi
rensah dan tinggi untuk menimbulkan tekan nada yang “linier” didalam telinga.
Pada kuat suara sangat keras perasaan pendengaran hampir linier.

Adapun pengaturan nada yang bertugas menyesuaikan nada frekuensi tinggi


dan rendah dengan selera pendengar dan akustik ruang, sehingga timbul
gambaran nada yang diinginkan. Diantaranya yaitu pengatur nada pasif, pada
pengaturan nada pasif sinyal melalui keerpengaruhan frekuensi pada dasarnya
selalu diperlemah. Penguat penyangga mempunyai tugas menaikkan level
sinyal yang terendam pengatur nada. Melalui tingginya penguatan penguat
antara atau penguat penyangga/buffer, akan timbul faktor harmonis dan cacat
intermodulasi yang merupakan keburukan pengatur nada pasif ini (Hermanto,
2016).

C. Penguat Daya

Penguat audio kelas D adalah penguat audio yang bekerja dengan prinsip
binari-swiches. Sejak digunakannya power MOSFET, maka menjadikan
binary-swiches lebih sempurna, sehingga tidak ada yang terbuang saat
masukan penguat ini nol. Penguat audio kelas D memiliki efisiensi yang jauh
lebih baik dibandingkan penguat-penguat audio pendahulunya seperti penguat
kelas A, kelas B dan kelas AB. Penguat kelas (Power Amplifier) kelas D
menggunakan teknik PWM (pulse with modulation), dimana lebar dari pulsa
ini proposioal terhadap amplitudo sinyal input pada tingkat akhir, sinyal PWM
men-drive transistor switching ON dan OFF sesuai dengan lebar pulsanya.
Transistor jenis yang digunakan biasanya adalah transistor jenis FET.
5

Teknik sampling pada sistem penguat kelas D memerlukan sebuah generator


gelombang segitiga dan komperator untuk menghasilkan sinyal PWM yang
proposional terhadap amplitudo sinyal input. Pola sinyal PWM hasil dari
teknik sampling ini. Secara kebetulan notasi D dapat diartikan menjadi digital.
Proses digital mestinya mengandung proses manipulasi sederetan bit-bit yang
pada akhirnya ada prosoes konversi digital ke analog (DAC) atau ke PWM.
Kalaupun mau disebut digital, penguat kelas D adalah penguat digital 1 bit “on
atau off” (Santoso dan Zainal, 2020).

D. Frekuensi, Periode, dan Fasa

Frekuensi yaitu, adalah jumlah getaran yang terjadi dalam waktu satu detik
atau dari banyaknya gelombang / getaran listrik yang dihasilkan tiap detik.
Frekuensi dibandingkan dalam huruf f. Adapun periode adalah selang waktu
yang diperlukan untuk melakukan dari satu getaran sempurna. Dimana periode
dilambangkan dengan huruf T. Hubungan tersebut antara frekuensi dan
periode adalah berbanding terbalik, jadi berarti semakin besar frekuensinya dan
periodenya juga akan semakin kecil .Jika kecepatan perputaran sudut
dinyatakan dengan 𝜔, maka frekuensinya sama dengan kecepatan sudut dibagi
dengan besarnya sudut satu putaran penuh.

Adapun fasa yaitu, adalah dimana dari arus bolak balik dari posisi baris nol.
Beda fasa dalam rangkaian listrik dikenal sebagai istilah “lag” atau “lead”. Lag
artinya adalah harga maksimum atau nol yang dicapai dari satu siklus lebih
lambat atau dari ketinggalan dari siklus lainnya. Dan sedangkan lead artinya
adalah harga maksimum atau nol yang dicapai dari satu siklus mendahului
siklus lainnya (Waluyanti dkk, 2008).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Resistor

Gambar 2. Kapasitor
7

Gambar 3. IC TDA 2030

Gambar 4. Potensiometer

Gambar 5. Kabel Penghubun


8

Gambar 6. Protoboar

Gambar 7. Kabel Jack

Gambar 8. Speaker
9

Gambar 9. Catu Daya

Gambar 10. Osiloskop

B. Prosedur Percobaan

Prosedur pada percobaan ini adalah sebagai berikut.

1.Menyiapkan komponen elektronika sebagai berikut.

2. Merangkai komponen sesuai dengan gambar diatas.

3. Menguji hasil dengan memberikan inputan suara pada mikrofon dan speaker.

4. Dengan menggunakan osiloskop. memperhatikan pola sinyal pada inputan


dan kaki keluaran. Menentukan berapa kali penguatan sinyal tersebut.
10

5. Menggambar hasil pengamatan pada milimeter blok.

Gambar 11. Rangkaian


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Data pengamatan yang diperoleh dari hasil praktikum adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Data pengamatan sinyal input dan ouput.

Sinyal h(div) Lamda/div t/div v/div

Input 1 3 2 1,7

Output 1,8 5 3 3

B. Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan yang diperoleh dari hasil praktikum adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil perhitungan sinyal input dan output.

Sinyal Vpp Vrms T F


Input 1,7 V 0,595 V 6V 1/6
Output 5,4 V 1,89 V 15 V 1/15

C. Pembahasan

Penguat audio atau power amplifier adalah rangkaian komponen elektronika


yag dipakai untuk menguatkan daya dalam bentukan suara atau bunyi dalam
bidang audio. Amplifier akan menguatkan sinyal suara berbentuk analog dari
12

Sumber suara yaitu memperkuat analog dari sumber suara yaitu memperkuat
sinyal arus dan tegangan listrik berbentuk sinyal AC dari inputnya menjadi
arus listrik AC dan tegangan yang lebih besar, juga dayanya akan menjadi
lebih besar di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan
istilah gain. Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output dengan
daya di bagia inputnya dalam bentuk frekuensi listrik AC.

Dari tabel data pengamatan sebelumnya, dan terdapat beberapa data-data yang
sudah diamati sebelumnya sehingga mendapatkan nilai Vpp, Vrms T, Dan
juga F. Dengan sinyala input maupun output, pada sonyal input mendapatkan
nilai Vpp sebesar 1,7 Volt, nilai Vrms sebesar 1,595 Volt, nilai T sebesar 6
Volt, dan nilai F sebesar 1/6. Sedangkan pad sinyaloutput didapatkan nilai Vpp
sebesar 5,4 Volt, nilai Vrms sebesar 1,89 Volt, nilai T sebesar 15 Volt, dan
nilai F sebesar 1/15. Data-data tersebut didapatkan dari rangkaian yang sudah
dipraktikan sebelumnya.

Dalam keadaan tanda sinyal input atau sinyal masukan penguat audio
membutuhkan atau syarat dalam penguat audio yaitu harus ada sinyal inputan
lalu akan menghasilkan sinyal output, namun dalam rangkaian memperlukan
proses dalam menghasilkan output tersebut yaitu dimana padadasrnya penguat
audio ditujukan pada penyuat sinyal suara yang akn dikuatkan oleh speaker dan
setelah itu mengubah sinyal audio dalam bentuk sinyal listrik setelah melewati
mikrifon dan akan diperkuatkan kembali oleh transistor. Maka dari itu nilai
input harus lebih besar dari hasil output.

Dalam rangkaian yang telah dilakukan pada percobaan ini sebelumnya dimana
para kabel kabel penghubung disambungkan ke ke osiloskop, multimeeter,
transistor dan juga dengan resistor yang nilainya telah ditentukan dan tak llupa
juga pada setiap bagian minus (-) di hubungkan ke ground dan setelah itu juga
memasukan inputan berupa audio yang telah ditentukan sebelumnya dan kita
dapat hasil outputan dengan melihat di osiloskop setelah kita start simulation.

Pengaplikasian dari percobaan penguat audio ini cukup luas di gunakan pada
hal publik sebagaimana dapat di aplikasikan dalam bentuk penguat audio pada
13

radio, penguat audio pada televisi, penguat audio pada handpone genggam
sekallipun telepon rumah, penguat audio pada bell rumah, dan masih banyak
lagi pengaplikasian dalam mengguanakan rangkaian penguat audio tersebut
dengan kebutuhan sesuai keinginan pada banyak publik yang menggunakan.

Kendala dalam merangkai percobaan penguat audio ini ialah disaat merangkai
terkadang kabel belum benar-benar tersambng pada kabel yang ingin
disambungkan, dan disaat ketidak keteliannya itu dapat membuat rangkaian
menjadi error dan rangkaian tidak dapat di simulasikan.
V. KESIMPULAN

1. Untuk mendapatkan hasil ouput yang baik dan benar sebelumnya para
praktikan dapat merangkai rangkaian penguat audio dengan benar.

2. Dapat mengetahui hasil besar atau kecil sinyal output atau keluaran dari
praktikum penguat audio.

3. Setelah dengan apa yang dilakukan pada praktikum penguat audio akan dapat
memahami metode sistem penguat audio.

4. Dalam praktikum penguat audio dapat mempelajari hal terkait apa saja yang
berkesinambungan dengan alat alat elektronik yang menggunakan sistem
penguat audio.

5. Bagi yang online harus merangkai sesuai yang sudah diarahkan sebelumnya
dan hasil akhir setelah melakukan rangkaian harus melakukan simulasi supaya
dapt mengetahui sinyal output dari rangkaian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hermanto, Hendro. 2013. Perekayasaan Sistem Audio. Kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia. Malang.

Hermanto, Hendro. 2016. Modul Pelatihan Guru. Direktorat Jenderal Guru Dan
Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. Malang.

Santoso, Budi dan Zainal Abidin. 2020. Karakteristik Amplifier Class D


Menggunakan Field Effect Transistor (FET) Type IRF9530 Dan IRF630.
Jurnal Teknik. Vol. 13 No. 2. Hal 71-72.

Waluyanti, Sri dkk. 2008. Teknik Audio Video. Direktorat Pembinaan SMK.

Jakarta.
LAMPIRAN
Perhitungan

Sinyal Input

Vpp = probe x h x v/div

= 1 x 1 x 1,7

= 1,7 V

Vrms = 0,5 x 0,7 x Vpp

= 0,5 x 0,7 x 1,7

= 0,595 V

T = 𝜆 𝑥 𝑇/𝑑𝑖𝑣

=3x2

=6V

F = 1/T

= 1/6

Sinyal Output

Vpp = probe x h x v/div

= 1 x 1,8 x 3
= 5,4 V

Vrms = 0,5 x 0,7 x Vpp

= 0,5 x 0,7 x 5,4

= 1,89 V

T = 𝜆 𝑥 𝑇/𝑑𝑖𝑣

=5x3

= 15 V

F = 1/T

= 1/15

Anda mungkin juga menyukai