Anda di halaman 1dari 38

RANGKAIAN DEKODER

(Laporan Praktikum Elektronika Digital)

Oleh

Noeris Yuniar
1917041004

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Judul Percobaan : Rangkaian Dekoder

Tanggal Percobaan : 4 November 2021

Tempat Percobaan : Laboratorium Elektronika Dasar dan Instrumentasi

Nama : Noeris Yuniar

Npm : 1917041004

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : VII (tujuh)

Bandar Lampung, 4 November 2021


Mengetahui,
Asisten

Rini Vamulia
NPM. 1817041055

i
RANGKAIAN DEKODER

Oleh
Noeris Yuniar

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan tentang Rangkaian Dekoder. Praktikum ini bertujuan


untuk dapat praktikan dapat mengetahui fungsi rangkaian dekoder dan mampu
menyusun rangkaian dekoder dengan berbagai macam kombinasinya, alat dan
bahan yang digunakan pada percobaan ni adalah aplikasi sofware logisim. Sebuah
decoder adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan
mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya. Fungsi
decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah
sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven
segmen Dimana pada percobaan ini kita membuat empat buah rangkaian dekoder,
yaitu yang pertama rangkaian dekoder 3 bit, kedua rangkaian dekoder 4 bit, ketiga
rangkaian dekoder 6 bit dan yang keempat rangkaian dekoder 10 bit. Kita
menggunakan aplikasi logisim pada percobaan ini, kemudian membuka menu
library yang bernama Plexers kemudian pilih Decoders. Setelah itu atur bit
decoder menjadi 3 bit. Setelah diatur menjadi 3 bit kemudian masukkan input
pada menu Wiring lalu pilih PIN. Hubungkan pin pada kaki decoder tetapi PIN
harus diatur sesuai dengan jumlah bit pada decoder agar bias masuk. Lalu untuk
output diatur sebanyak keluaran pada decoder dengan jumlah bit nya. Untuk
output menggunakan Lampu Led , untuk mendapatkan lampu Led maka pilih
menu library Input/Output, lalu pilih LED. Setelah selesai lakukan hal yang sama
pada rangkaian decoder dengan bit 4, 6 dan 10 yang tertera pada modul. Pada
rangkaian 10 bit kita membuat rangakian dengan tambahan gerbang NAND yang
berfungsi sebagai sumber tegangan. Aplikasi dari rangkaian decoder yaitu
digunakan sebagai kode converter. Kemudian digunakan dalam sistem memori
komputer untuk mengakses lokasi memori tertentu berdasarkan alamat yang
dihasilkan oleh perangkat komputasi. Serta untuk melakukan operasi di ALU
(Arithmetic Logic Unit) CPU, decoder digunakan untuk decoding (memecahkan)
kode instruksi program untuk mengaktifkan jalur kontrol.
'

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ..................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Decoder .................................................................................................... 3
B. Encoder ................................................................................................... 4
C. Operasi Logika AND dan NAND ............................................................ 6
D. Integrated Circuit (IC) ............................................................................. 7

III. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Alat dan Bahan ........................................................................................ 9
B. Prosedur Percobaan ................................................................................. 10

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan .................................................................................... 12
B. Pembahasan ............................................................................................. 13

iii
V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Encoder oktal ke biner ....................................................................... 4

Gambar 2. Tabel kebenaran encoder 8 ke 3 ........................................................ 4

Gambar 3. Tabel Kebenaran Gerbang AND ....................................................... 6

Gambar 4. Simbol Gerbang AND ....................................................................... 6

Gambar 5. Tabel Kebenaran Gerbang NAND..................................................... 6

Gambar 6. Simbol Gerbang NAND .................................................................... 7

Gambar 7. Sumber tegangan 5 volt DC .............................................................. 9

Gambar 8. Kabel kawat tunggal ......................................................................... 9

Gambar 9. Protoboard ........................................................................................ 9

Gambar 10. Lampu led ....................................................................................... 10

Gambar 11. IC 74LS series dan data sheet ......................................................... 10

Gambar 12. Dekoder 4 bit dari dekoder 2 bit ..................................................... 10

Gambar 13. Dekoder 10 bit dari dekoder 3 bit ................................................... 11

Gambar 14. Rangkaian Decoder 3 Bit ................................................................ 15

Gambar 15. Rangkaian Decoder 4 Bit ................................................................ 15

Gambar 16. Rangkaian Decoder 6 Bit ................................................................ 16

Gambar 17. Rangkaian Decoder 10 Bit .............................................................. 16

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tabel Kebenaran Rangkaian Decoder 3 Bit .......................................... 11

Tabel 2. Tabel Kebenaran Rangkaian Decoder 4 Bit .......................................... 11

Tabel 3. Tabel Kebenaran Rangkaian Decoder 6 Bit Gabungan.......................... 12

Tabel 4. Tabel Kebenaran Rangkaian Decoder 10 Bit ......................................... 12

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi


mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan ini sangat
mempengaruhi pengembangan di segala bidang untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Tidak terkecuali di bidang elektronika, berbagai hal telah
ditemukan, mulai dari penemuan elektron yang mengalir dalam suatu
rangkaian elektronis hingga ke rangkaian rumit seperti TV, radio, komputer,
dan lain sebagainya. Namun dalam ragkaian yang dikategorikan sebagai
rangkaian yang membutuhkan arus yang kuat, terdapat rangkaian sederhana
dalam penyusunanya. Untuk memahami jenis-jenis rangkaian tersebut maka
diperlukan pendalaman pembelajaran terkait elektronika, salah satunya
adalah rangkaian Decoder.

Dekoder atau biasa dikenal dengan receiver (bahasa Inggris: set-top box)
adalah alat yang berisikan perangkat dekoder yang berguna untuk mengatur
saluran televisi yang akan diterima, kemudian dipilih sesuai kebutuhan, dan
juga dekoder akan memeriksa hak akses pengguna atas saluran tersebut,
kemudian akan menghasilkan keluaran berupa gambar, suara, dan layanan
lainnya. Dilihat dari bagaimana cara kerja dekoder ini yang bekerja satu arah
dan juga dapat bekerja tanpa campur tangan manusia, dekoder dapat
dikatakan sebagai salah satu perangkat teknologi informasi. Untuk dapat
mengetahui fungsi rangkaian decoder dan mampu menyusun rangkaian
decoder dengan berbagai macam kombinasinya maka dilakukanlah
percobaan praktikum mengenai rangkaian decoder ini.
2

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui


fungsi rangkaian decoder dan mampu menyusun rangkaian decoder dengan
berbagai macam kombinasinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Decoder

Decoder adalah suatu alat yang berfungsi mengembalikan proses encoding


sehingga informasi aslinya bisa diterima. Kebalikan dari decoder adalah
encoder. Decoder adalah suatu rangkaian kombinasional yang menerima n
buah input dan memiliki maksimum 2n output. Untuk memudahkan Anda
menyalakan seven segment, Anda dapat menggunakan decoder. Output
decoder maksimumnya adalah 2n. Jadi dapat dikatakan n-to 2ndecoder.
Anda dapat membuat 3-to-8 Vecoder dengan menggunakan dua buah 2-to-
4 decoder. Dengan kata yang lain pula, Anda dapat membuat 4-to 16
decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8decode. Sebuah decoder
adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan
mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya.

Beberapa rangkaian Decoder yang sering dijumpai adalah decoder 3 x 8 (3


input dan 8 output line), decoder 4 x 16, decoder BCD to decimal (4 bit
input dan 10 output line), decoder BCD to 7 segment (4 bit input dan 8
output line 8). Contoh rangkaian decoder adalah rangkaian decoder dot
matrik, dan decoder seven segmen.

Dekoder dapat dibentuk dari susunan gerbang logika dasar atau


menggunakan IC dekoder yang telah ada di pasaran seperti 74LS48,
74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya. Dengan menggunakan IC
dekoder yang telah ada di pasaran, perancang dapat merancang dekoder
dengan jumlah bit dan keluaran yang diinginkan. Contoh merancang
sebuah dekoder 32 saluran keluaran dengan IC dekoder 8 saluran keluaran.
4

Dalam sistem digital, dekoder sangat sering digunakan yaitu sebagai


contoh: untuk dekoder matrik, seven segmen, pengontrol trafic light,
pengalamatan memori I/O dan sebagainya (Sinduningrum, 2019).

B. Encoder

Encoder merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengubah data yang


ada pada inputnya menjadi kode-kode biner pada outputnya. Contoh
encoder oktal ke biner atau disebut juga encoder 8 ke 3, berfungsi
mengubah data bilangan oktal pada inputnya menjadi kode biner 3-bit
pada outputnya. Simbol encoder oktal ke biner ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.

Gambar 1. Encoder oktal ke biner

Dari rangkaian percobaan pada gambar 100 (c) dapat diperoleh tabel
kebenaran seperti disajikan pada gambar di bawah ini.
5

Gambar 2. Tabel kebenaran encoder 8 ke 3


Pada gambar 2, nilai logika 1 di bagian input menunjukkan saklar dalam
keadaan tertutup (ON), sedangkan nilai logika 0 menunjukkan saklar
dalam keadaan terbuka (OFF). Pada bagian output, nilai logika 1
menunjukkan LED dalam keadaan menyala, dan nilai logika 0
menunjukkan LED padam. Berdasarkan tabel kebenarannya, dapat disusun
persamaan output rangkaian encoder 8 ke 3 seperti pada persamaan berikut
ini:
A = 1+ 3 + 5 + 7………………………………(1)
B = 2 + 3 + 6 + 7……………………….……..(2)
C = 4 + 5 + 6 + 7………………………..…….(3)

Perhatikan kembali gambar 2 Pada bagian output A terdapat 4 nilai logika


tinggi atau 1 yang bersesuaian dengan penekanan tombol 1, tombol 3,
tombol 5, dan tombol 7 sehingga output A merupakan operasi OR dari
input 1, input 3, input 5, dan input 7 atau A=1+3+5+7. Pada output B
terdapat 4 nilai logika tinggi yang bersesuaian dengan penekanan tombol
2, tombol, 3, tombol 6, dan tombol 7, sehingga B=2+3+6+7. Sedangkan
pada output C, nilai logika tingginya bersesuaian dengan penekanan
tombol 4, tombol 5, tombol 6, dan tombol 7, sehingga C=4+5+6+7
(Muchlas , 2020).
6

C. Operasi Logika AND dan NAND

Operasi AND menghubungkan dua atau lebih variabel masukan mulai A,


B, dan satu variabel keluaran Q. Variabel keluaran akan berlogika 1 hanya
jika semua masukannya dalam keadaan 1. Gambar di bawah ini.
menggambarkan 2 macam penggambaran fungsi operasi logika AND.
Persamaan fungsi gerbang AND sebagai berikut.
Q = A.B………………….…………………(4)

Gambar 3. Tabel kebenaran Gerbang AND

Gambar 4. Simbol Gerbang AND

Operasi NAND merupakan kombinasi dua buah operasi logika dasar AND
dan NOT. Masukan terdiri dari dua atau lebih variabel mulai dari A, B,
variabel keluaran Q. Variabel keluaran akan berlogika 0 hanya jika semua
dan satu masukannya dalam keadaan 1. Gambar di bawah menggambarkan
2 penggambaran fungsi operasi logika NAND.

Gambar 5. Tabel Kebenaran Gerbang NAND


7

Gambar 6. Simbol Gerbang NAND


(Ali, 2018).

D. Integrated Circuit (IC)

Integrated circuit (IC) adalah rangkaian mini yang memuat


sekumpulanresistor, kapasitor, dioda, dan transistor yang ditempatkan di
dalam sebuah kemasan chip silikon tunggal.Jumlah resistor, kapasitor,
dioda, dan transistor di dalam sebuah IC bervariasi mulai dari beberapa
hingga ratusan ribu buah.Teknik memampatkan semua komponen ke
dalam kemasan yang begitu kecil adalah dengan dengan membuat semua
komponen memiliki struktur silikon jenis n dan p yang berukuran sangat
kecil. Lalu kesemuanya disematkan dalam chip silikon saat fase produksi.
Agar transistor, resistor, kapasitor dan dioda berukuran kecil tersebut
saling terhubung, suatu pelat aluminum ditempatkan di sepanjang
permukaan chip. IC elektronika memiliki jenis analog, digital atau
gabungan keduanya.IC analog menghasilkan, menguatkan atau
mengindera perubahan variasi tegangan.IC digital mengindera atau
menghasilkan sinyal yang hanya memiliki tingkat keadaan tegangan tinggi
atau rendah. IC gabungan analog/digital berbagi sifat antara analog atau
digital, antara lain penstabil tegangan, penguat operasional, komparator,
timer dan osilator. IC digital termasuk gerbang logika (AND, OR, NOR,
dsb), flip-flop, memori, prosesor, pencacah biner, register geser,
multiplexer, enkoder dan dekoder dsb. IC gabungan analog/digital
memiliki bentuk yang berbeda-beda, sebagai contoh IC yang dirancang
sebagai timer analog namun memiliki pencacah digital. Kebanyakan IC
dikemas dalam jenis dual in-line packages (DIP). Kemasan ini terdiri atas
kotak plastik atau keramik dengan pin logam yang keluar dari kedua
sisinya. Setiap pin memiliki fungsi tertentu dan nomor identifikasi. Pin
8

bernomor urut 1 terletak di sisi kiri dari penanda indeks, dan pin
selanjutnya diurut berlawanan arah jarum jam (Tobing, 2017).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini sebagai berikut.

Gambar 7. Sumber tegangan 5 volt DC

Gambar 8. Kabel kawat tunggal

Gambar 9. Protoboard
10

Gambar 10. Lampu led

Gambar 11. IC 74LS series dan data sheet.

B. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan dari percobaan ini sebagai berikut.

1. Menyusun rangkaian dekoder 4-bit dengan menggunakan dua dekoder


biner 2-bit, seperti pada gambar dibawah. Mengamati hasil
keluarannya, dan menisi tabel yang telah disediakan pada lembar kerja.

Gambar 12. Dekoder 4 bit dari dekoder 2 bit


2. Meyusun rangkaian dekoder 10-bit ( yang digunakan hanya 3-bit saja)
dengan menggunakan dekoder biner 3-bit, gerbang NAND 8-masukan,
dan beberapa gerbang NOT, seperti pada gambar di bawah. Mengamati
hasil keluarannya, dan mengisi tabel yang telah disediakan pada lembar
kerja.
11

Gambar 13. Dekoder 10 bit dari dekoder 3 bit


Keterangan : - AEN dan -IOW dihubungkan dengan Ground (aktif
rendah). - Vcc dihubungkan dengan Vcc 5 Volt dari sumber daya.
IV. PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan

Adapun data hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini sebagai

berikut.

Tabel 1. Tabel Kebenaran Dekoder 3 Bit

Input Output
Led Led Led Led Led Led Led Led
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1

Tabel 2. Tabel Kebenaran Dekoder 4 Bit

Input Output
Led Led Led Led Led Led Led
A B C D 1 2 3 4 5 6 7
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
13

Tabel 3. Tabel Kebenaran Dekoder 6 Bit Gabungan

Input Output
Led Led Led Led Led Led Led Led
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Led Led Led Led Led Led Led Led
D E F 1 9 10 11 12 13 14 15
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1

Tabel 4. Tabel Kebenaran Dekoder 10 Bit Dari Dekoder 3 Bit

Input Output
Led Led Led Led Led Led Led Led
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1

B. Pembahasan

Decoder merupakan sebuah alat yang dimanfaatkan untuk mengembalikan


sebuah proses decoding sehingga membuat kita bisa menerima informasi yang
asli. Decoder juga bisa didefinisikan sebagia serangkaian logika yang berguna
14

untuk menerima masukan atau input biner dan kemudian mengaktifkan salah
satu output dengan berdasarkan ukuran pada biner tersebut. Salah satu fungsi
yang dimiliki oleh decoder adalah memberikan kemudahan dalam menyatakan
seven segmen, alasan itulah yang membuat kita lebih menggunakan decoder
ketika hendak menyalakan seven segmen. Dalam praktikum ini akan
membahas Decoder BCD ke peraga 7 segmen, yaitu sebuah Decoder yang
mengubah input kode-kode biner menjadi output kode kode penggerak peraga
7 segmen. Untuk mempraktekkan rangkaian Decoder BCD ke 7 segmen
memerlukan IC 74LS47 sebagai decoder dan sebuah peraga 7 segmen common
anoda. Beberapa rangkaian decoder yakni decoder dengan rangkaian 3 x 8 atau
3 bit 8 output line, 4 x 16 atau 4 input 16 output line, decoder yang berjenis
BCD to 7 segmen dengan 4 bit input dan 8 output line, dan juga decoder
berjenis BCD to Decimal yang memiliki 4 bit input dan juga 10 output line.
Definisi lain untuk decoder juga bisa dibentuk melalui sebuah susunan dari
gerbang logika dasar maupun juga yang menggunakan IC dan dijual banyak di
pasaran. Beberapa jenis decoder tersebut antara lain: 74LS154, 74LS155,
74LS48, 74LS138, dan lain sebagainya. Dengan adanya IC ini, maka kita bisa
dengan mudah ketika hendak merangkai decoder yang memiliki bit dan
keluaran sesuai dengan yang kita inginkan. Contohnya, ketika hendak
merancang decoder dengan 32 output line dengan IC decoder yang memiliki 8
output line.

Pada percobaan rangkaian decoder ini akan membuat rangkaian decoder


sebanyak 4 buah, dimana rangkaian pertama adalah rangkaian decoder , 3 bit, 4
bit (2 bit sebanyak 2 kali), 6 bit dan 10 bit. Kita menggunakan aplikasi logisim
pada percobaan ini, kemudian membuka menu library yang bernama Plexers
kemudian pilih Decoders. Setelah itu atur bit decoder menjadi 3 bit. Setelah
diatur menjadi 3 bit kemudian masukkan input pada menu Wiring lalu pilih
PIN. Hubungkan pin pada kaki decoder tetapi PIN harus diatur sesuai dengan
jumlah bit pada decoder agar bias masuk. Lalu untuk output diatur sebanyak
keluaran pada decoder dengan jumlah bit nya. Untuk output menggunakan
Lampu Led , untuk mendapatkan lampu Led maka pilih menu library
15

Input/Output, lalu pilih LED. Setelah selesai lakukan hal yang sama pada
rangkaian decoder dengan bit 4, 6 dan 10 yang tertera pada modul.

Gambar 14. Rangkaian Decoder 3 Bit


Pada rangkaian 3 bit decoder memiliki output sebanyak 8, dimana sesuai teori
decoder n input = . Pada rangkaian 3 bit ini hasilnya dapat dilihat pada
tabel kebenaran rangkaian decoder 3 bit pada data hasil pengamatan. Ouput
yang dihasilkan berbentuk Led dimana Led akan aktif menyesuaikan inputan
yang tertera pada tabel kebenaran.

Gambar 15. Rangkaian Decoder 4 Bit


Pada rangkaian 4 bit decoder memiliki output sebanyak 7, dikarenakan
rangkaian ini merupakan rangkaian kombinasi 2 bit yang digabungkan
menjadi 1. Rangkaian 4 bit ini pada output ke 5 nya disambungkan dengan
input decoder sehingga apabila 2 bit decoder satunya akan hidup led nya pada
led 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kebenaran rangkaian
decoder 4 bit.
16

Gambar 16. Rangkaian Decoder 6 Bit


Pada rangkaian 6 bit decoder memiliki output sebanyak 16, dikarenakan
rangkaian ini merupakan rangkaian kombinasi 3 bit yang digabungkan
menjadi 1. Rangkaian 3 bit ini pada output ke 9 nya disambungkan dengan
input decoder sehingga apabila 3 bit decoder satunya akan hidup led nya pada
led 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kebenaran rangkaian
decoder 6 bit pada data hasil pengamatan.

Gambar 17. Rangkaian Decoder 10 Bit


Pada rangkaian 10 bit decoder ini hanya menggunakan 3 bit decoder,
sedangkan untuk 7 bit nya menggunakan gerbang NAND. Pada rangkaian 10
bit ini hanya aktif pada 3 bit saja, sedangkan 7 bit nya tidak berpengaruh apa-
apa terhadap outputnya. Untuk 7 bit gerbang NAND apabila inputnya bernilai
1 semua maka rangkaian ini akan non-aktif.

Beberapa aplikasi penggunaan decoder yang biasa kita jumpai:


1. Kode konverter
2. Digunakan dalam sistem memori komputer untuk mengakses lokasi
memori tertentu berdasarkan alamat yang dihasilkan oleh perangkat
komputasi.
17

3. Untuk melakukan operasi di ALU (Arithmetic Logic Unit) CPU,


decoder digunakan untuk decoding (memecahkan) kode instruksi
program untuk mengaktifkan jalur kontrol.

Kendala saat melakukan percobaan ini yaitu sinyal yang kurang stabil karena
dilakukan secara online. Sehingga beberapa kali keluar masuk zoom.
Sehingga mengganggu dalam melihat bagaimana percobaan ini dilakukan.
Lalu kesulitan dalam merancang rangkaian decoder 6 bit dan 10 bit karena
rangkaiannya lebih kompleks dan memiliki output yang banyak.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini sebagai berikut.
1. Hasil keluaran dari rangkaian dekoder 3-bit hanya satu output yang bernilai
aktif dan ouput lainnya bernilai tidak aktif.
2. Hasil keluaran dari rangkaian dekoder 4-bit hanya satu output yang bernilai
aktif dan ouput lainnya bernilai tidak aktif.
3. Hasil keluaran dari rangkaian dekoder 6-bit hanya satu output yang bernilai
aktif dan ouput lainnya bernilai tidak aktif.
4. Hasil keluaran dari rangkaian dekoder 10-bit hanya satu output yang
bernilai aktif dan ouput lainnya bernilai tidak aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Sinduningrum, Estu. 2019. Teori dan Praktik Rangkaian Digital dan Gelombang.
Depublish. Yogyakarta.

Ali, Muhamad dan Ariadie Chandra Nugraha. 2018. Teknik Digital. UNY Press.
Yogyakarta.

Muchlas. 2020. Teknik Digital. UAD Press. Yogyakarta.

Tobing, Tiffany Br. Lumban, dan Ahmad Dani Hariawan. 2017. Rancang Bangun
Perangkat Uji Kualitas Kompinen Integrated Circuit (IC) Digital Berbasis
Mikrokontroler Atmega32. Majalah Ilmiah Inti, Vol. XII, No. 1..
LAMPIRAN
Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017

ISSN: 2339-210X

RANCANG BANGUN PERANGKAT UJI KUALITAS KOMPONEN


INTEGRATED CIRCUIT (IC) DIGITAL BERBASIS
MIKROKONTROLER ATMEGA32

Tiffany Br. Lumban Tobing1, &Ahmad Dani Hariawan2

1
2
ProgramStudi Teknik Elektronika, Politeknik LP3I Medan
Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik LP3I Medan

Abstract

Integrated Circuit (IC) is often a key component in building an electronic circuit,


especially digital electronics. That's why the quality of the performance of an IC directly is
also important. But in reality, IC purchased by consumers are not always in good condition.
When buying, the consumer does not know for sure whether the IC is still in good condition or
are already contained in the partial or total destruction. Similar problems are found in the
sphere of activity of electronic learning in college. Electronic’s lab activities involve the
practice of designing and testing circuits. In the process, there are many IC reused. In some
observations, which have been resolved circuit was not working properly. The cause then
known from the use of the IC is damaged, both before and after the soldered components on
the circuit board. Perpetrators of electronic activities such as repair and electronics
hobbyists are also experiencing similar problems. All IC indicated damaged discarded,
although the damage is not the whole part. The impact of this issue is not only a loss on the
user side, but also the risk of damage to the entire circuit is mounted. This research aims to
design and create a digital IC tester that can perform accuracy checks each IC logic functions
based on the truth table. The input signal is formed from a microcontroller ATmega32, and
then outputs the measurement results displayed on the LCD. As an interface for the user to set
a series of IC being tested, the device includes a matrix keypad and buzzer. This device can
then be used as a supporting device digital electronics lab activity in Medan LP3I Polytechnic
campus environment, and can be used as an enrichment of teaching materials regarding the
application and programming the microcontroller in the Engineering Department of
Electronics and Computer Engineering.

Keywords: Digital, IC tester, me hanya terdapat tingkat keadaan tegangan


microcontroller ngo tinggi dan rendah.IC digital memuat
lah gerbang logika dasar dan gabungan,
sin membentuk suatu sistem tersendiri seperti
1.PENDAHULUAN yal flip-flop, decoder, multiplexer, dan lain
Integrated Circuit (IC) seringkali dig sebagainya.Sebagaimana halnya IC pada
menjadi komponen utama dalam ital umumnya, IC digital memiliki kelemahan
membangun suatu rangkaian elektronika, , dalam hal sensitivitasnya terhadap pengaruh
khususnya elektronika digital.IC digital di baik dari dalam maupun dari lingkungan
merupakan salah satu jenis IC yang ma luar, yang dapat menimbulkan kerusakan
na atau mengurangi kualitas
Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017

kinerjanya.Contoh pengaruh dari luar ISSN: 2339-210X


yaitu benturan dan listrik statis. Sementara
pengaruh dari dalam dapat berasal dari keseluruhannya. Pabrik pembuat IC
overheat (temperatur yang melampaui memang melakukan kontrol kualitas
ambang batas yang disyaratkan) dan short sebelum produknya dipasarkan, namun
circuit (hubung singkat) saat penggunaan. dalam proses pengiriman hingga ke toko-
Dalam kenyataan sehari-hari, IC yang toko penjualan komponen, terdapat potensi
dibeli oleh konsumen tidak selalu dalam dan resiko yang menyebabkan kerusakan.
keadaan yang baik.Saat membeli, Saat konsumen membeli komponen IC
konsumen tidak mengetahui pasti apakah dari suatu toko, konsumen tidak
IC masih dalam keadaan baik atau sudah mendapatkan jaminan IC masih dalam
terdapat kerusakan di sebagian atau keadaan baik.Jika IC yang dibeli ternyata
memiliki kerusakan, kerugian yang
dialami tidak hanya materi, tetapi juga
potensi rusaknya keseluruhan rangkaian
yang sudah terpasang.Tanpa garansi
apapun, pihak toko penjual juga tidak
bertanggung jawab atas IC yang dijualnya
sesaat setelah konsumen meninggalkan
toko.Keadaan ini tentu menimbukan
kekecewaan dan hilangnya kepercayaan
konsumen terhadap toko penjual.Pada
akhirnya baik penjual dan konsumen,
136 keduanya mengalami kerugian.
Persoalan serupa ditemukan dalam
lingkup aktivitas pembelajaran elektronika
di perguruan tinggi. Dalam lingkungan
pembelajaran elektronika di
kampus, kegiatan praktikum elektronika
melibatkan praktik perancangan dan
pengujian rangkaian. Pada proses tersebut,
terdapat banyak
137

Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017


IC yang sering dipakai ulang. Dalam mengindera perubahan variasi tegangan.IC
beberapa pengamatan, rangkaian yang digital mengindera atau ISSN: 2339-210X
menghasilkan
sudah diselesaikan ternyata tidak bekerja sinyal yang hanya memiliki tingkat keadaan
sebagaimana mestinya, yang kemudian tegangan tinggi atau rendah. IC gabungan
diketahui disebabkan oleh penggunaan IC analog/digital berbagi sifat antara analog
yang sudah rusak, baik sebelum ataupun atau digital, antara lain penstabil tegangan,
setelah dilakukan pabrikasi komponen penguat operasional, komparator, timer dan
pada papan rangkaian.Permasalahan osilator. IC digital termasuk gerbang logika
ini (AND, OR, NOR, dsb), flip-flop, memori,
seringkali prosesor, pencacah biner, register geser,
menyebabkan pelaksanaan praktikum multiplexer, enkoder dan dekoder dsb. IC
tidak berjalan secara efisien. gabungan analog/digital memiliki bentuk
Pelaku kegiatan elektronik seperti yang berbeda-beda, sebagai contoh IC yang
reparasi dan pehobi elektronika juga dirancang sebagai timer analog namun
mengalami permasalahan yang sama. memiliki pencacah digital.
Semua IC yang terindikasi rusak akhirnya Kebanyakan IC dikemas dalam jenis
dibuang meskipun kerusakan tidak dual in-line packages (DIP). Kemasan ini
terdapat kerusakan pada keseluruhan terdiri atas kotak plastik atau keramik
gerbang logika IC. Hal ini sangat dengan pin logam yang keluar dari kedua
merugikan, karena banyak jenis IC sisinya. Setiap pin memiliki fungsi tertentu
khususnya jenis IC digital, memiliki dan nomor identifikasi. Pin
sistem yang bersifat modular sehingga
kerusakan sebagian gerbang (jalur pin)
tidak berimbas pada gerbang yang lain.
Dalam kasus ini, IC tidak perlu dibuang
karena sebagian jalur pin pada IC tersebut
masih dapat digunakan secara normal.

2. KAJIAN LITERATUR
2.1 Integrated Circuit (IC)
Integrated circuit (IC) adalah
rangkaian mini yang memuat
sekumpulanresistor, kapasitor, dioda, dan
transistor yang ditempatkan di dalam
sebuah kemasan chip silikon
tunggal.Jumlah resistor, kapasitor, dioda,
dan transistor di dalam sebuah IC
bervariasi mulai dari beberapa hingga
ratusan ribu buah.Teknik memampatkan
semua komponen ke dalam kemasan yang
begitu kecil adalah dengan dengan
membuat semua komponen memiliki
struktur silikon jenis n dan p yang
berukuran sangat kecil. Lalu kesemuanya
disematkan dalam chip silikon saat fase
produksi. Agar transistor, resistor,
kapasitor dan dioda berukuran kecil
tersebut saling terhubung, suatu pelat
aluminum ditempatkan di sepanjang
permukaan chip.
IC elektronika memiliki jenis analog,
digital atau gabungan keduanya.IC analog
menghasilkan, menguatkan atau
138

Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017


perakitan dan penyolderan
bernomor urut 1 terletak di sisi kiri dari
komponen pada PCB. ISSN: 2339-210X
penanda indeks, dan pin selanjutnya
3. Tahap pengujian. Tahap ini
diurut berlawanan arah jarum jam. Logo
dimaksudkan sebagai langkah
dan prefiks pabrik pembuat, penomoran
pengujian kinerja perangkat keras
dan kode tanggal, umumnya dicetak di
hasil rancangan secara menyeluruh.
bagian atas kmasan pabrik pembuat.
Pada tahap ini diperlukan proses
Nomor dan simbol lain yang berada pada
pengukuran besaran-besaran listrik
kemasan IC seringkali dimaksudkan
sistem.
untuk menjelaskan proses produksi,
4. Tahap pembuatan. Proses perakitan
rentang temperatur, jenis kemasan dan
dan penyolderan komponen pada
lain sebagainya. Berikut tampilan
PCB
berbagai IC yang ada di pasaran.
5. Tahap pemrograman perangkat
lunak. Tahap ini dapat dilaksanakan
2.4 Mikrokontroler ATmega32 jika tahap pengujian selesai
dilakukan dan perangkat keras
dinilai sudah bekerja sesuai sasaran
ATmega32merupakan
rancangan awal.
mikrokontroler AVR berjenis RISC 6. Tahap penyelesaian. Ini merupakan
(ReducedInstruction Set Computer) 8-bit tahap dimana catatan kegiatan dan
CMOS (Complementary Metal Oxide hasil penelitian didokumentasikan.
Semiconductor) dalam satu kemasan chip
yang mengadopsi arsitektur Harvardyang Fungsi dasar perangkat uji IC
telah dimodifikasi, dikembangkan tahun digital adalah melakukan pemeriksaan
ketepatan fungsi
1996 oleh Atmel Corp. AVR adalah
keluarga mikrokontroler pertama yang
menggunakan on-chip flash memory bagi
penyimpanan program. ATmega8 adalah
mikrokontroler yang mengeksekusi
instruksi dalam satu siklus clock tunggal,
bekerja dengan kecepatan mendekati 1
MIPS (Million Instructions Per Seconds)
per MHz (106 Hz = 106 kali/detik).

3. METODE PENELITIAN
Secara garis besar, terdapat enam
rangkaian tahapan penelitian yang
dilakukan, yakni Tahap
persiapan.Aktifitas penelitian
dititikberatkan pada studi literatur,
pengayaan konten dan konteks, serta
survei lapangan.
1. Tahap perancangan. Pada tahap ini
dilakukan perancangan skematika
rangkaian elektronika perangkat,
pembuatan dan pemeriksaan
layout PCB, serta perancangan
bentuk fisik struktur dan casing
perangkat.
2. Tahap pembuatan. Proses
139

Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017


logika setiap IC berdasarkan tabel diselesaikan, langkah selanjutnya adalah
kebenarannya. Sinyal input dibentuk membuat layout rangkaian ISSN:
untuk2339-210X
dicetak
dari mikrokontroler, lalu hasil pada PCB. Pada proses tersebut,
pengukuran keluaran ditampilkan pada komponen-komponen elektronik
LCD. Sebagai antarmuka bagi pengguna diposisikan sedemikian rupa, mengikuti
untuk menetapkan seri IC yang diuji, kebutuhan dan batasan rancangan yang
perangkat dilengkapi matrix keypad. telah ditetapkan sebelumnya. Setelah proses
Sebuah buzzer memberikan indikasi perancangan menghasilkan rancangan
saat proses pengujian. Untuk skematik dan layout PCB yang benar,
menuliskan program, digunakan langkah selanjutnya adalah melakukan
perangkat komputer yang telah pencetakan PCB di atas kertas PCB
diinstalasi dengan perangkat lunak transfer, menggunakan printer berjenis
khusus dan program disimpan dalam laser jet.
memori internal mikrokontroler
menggunakan
USB
Programmer.Rancangan sistem dan
bentuk fisik perangkat yang diinginkan
diperlihatkan dalam Gambar 1 dan
Gambar 2.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Perangkat Keras

Proses penelitian telah menyelesaikan


tahapan perancangan, dimana rancangan
skematik dan layout PCB telah diperoleh.
Skematik dan layout rangkaian adalah hal
penting karena menjadi awal terciptanya
sistem perangkat keras elektronik yang
bekerja dengan benar.
Setelah skematik rangkaian
140

Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017

Hasil pencetakan kemudian ISSN: 2339-210X


direndam menggunakan larutan FeCl3.
Proses ini bertujuan untuk meluruhkan
lapisan tembaga yang melapisi PCB
sekaligus meninggalkan jejak yang
tertutup oleh toner.
Selanjutnya, PCB dilubangi
sesuai jejak lubang hasil
pencetakan.Langkah ini dilakukan
sebagai persiapan sebelum komponen-
komponen disolder pada PCB.Semua
komponen elektronik kemudian
ditempatkan pada posisinya masing-
masing.Penyolderan dilakukan dengan
cermat dan tidak terlalu lama sehingga
resiko kerusakan komponen akibat
panas berlebih, dapat dihindari.
Langkah terakhir adalah membuat
kotak penutup rangkaian yang
bertujuan untuk memastikan keamanan
perangkat dari resiko gangguan luar
selama masa pengujian dan
implementasinya.Kotak penutup dibuat
menggunakan kayu berjenis Medium
Density Fiber (MDF) berketebalan 6
mm dan 3 mm.Hasil akhir perangkat
dapat dilihat dalam gambar 3.

Berdasarkan pengukuran besaran


kelistrikan yang dilakukan, diperolehtabel
1. Hasil pengujian ditampilkan dalam
tabel 2.
141

Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017

ISSN: 2339-210X

4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut Perangkat uji kualitas
IC Digital telah diselesaikan,
memanfaatkan mikrokontroler ATmega32
sebagai pusat pengendali dan pengolahan
datanya. Algoritma dan program yang
diperlukan untuk keperluan pengujian dan
pemeriksaan IC digital telah berhasil
menguji 9 seri IC digital berbeda.
4.2 Algoritma Pemrograman Daftar Pustaka
Kode sumber program pada perangkat
telah diselesaikan dan dapat dilihat pada 1. Anindya Bhattacharya (2013),
bagian Lampiran.Algoritma kerja “Digital Integrated Circuit Tester
perangkat diperlihatkan dalam bentuk (Using AT89S51 Microcontroller)”,
bagan alir.Berkaitan dengan fungsi yang International Journal of Emerging
dimilikinya, algoritma kerja perangkat Technology and Advanced
terbagi atas dua bagian, masing-masing Engineering, Volume 3, Issue 6,
yakni algoritma operasional perangkat, p.175-178.
yang direpresentasikan oleh bagan alir 2. D. M. Kaplan, C.G. White (2003),
kinerja operasional, dan bagan alir “Hands On Electronics”, Cambridge
pemrograman.Gambar-gambar University Press.
berik 3. Ian Sinclair, J. Dunton (2007) ,
ut memperlihatkan kedua bagan alir yang “Practical Electronics
dimaksud. Handbook”, Sixth
Edition,Newnes.
4. M.A. Tarkunde, A.A Shinde (2012),
“IC Tester Using 89S52
Microcontroller”, International
Journal of Computational Engineering
Research, Volume 2, Issue 7, p24-27.
5. Micaella Serra (2005), “Digital IC
Testing : An Introdution”, EE
Handbook, CRC Press.
6. Paul Sherz (2000), “Practical
Electronics for Inventors”, McGraw-
Hill Wijaya Widjanarka (2006),
“Teknik Digital”, Penerbit Erlangga.

Gambar 5.Bagan Alir Pemrograman


142

Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017

ISSN: 2339-210X

Anda mungkin juga menyukai