Oleh
Noeris Yuniar
1917041004
Npm : 1917041004
Jurusan : Fisika
Rini Vamulia
NPM. 1817041055
i
RANGKAIAN DEKODER
Oleh
Noeris Yuniar
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ..................................................................................... 2
iii
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dekoder atau biasa dikenal dengan receiver (bahasa Inggris: set-top box)
adalah alat yang berisikan perangkat dekoder yang berguna untuk mengatur
saluran televisi yang akan diterima, kemudian dipilih sesuai kebutuhan, dan
juga dekoder akan memeriksa hak akses pengguna atas saluran tersebut,
kemudian akan menghasilkan keluaran berupa gambar, suara, dan layanan
lainnya. Dilihat dari bagaimana cara kerja dekoder ini yang bekerja satu arah
dan juga dapat bekerja tanpa campur tangan manusia, dekoder dapat
dikatakan sebagai salah satu perangkat teknologi informasi. Untuk dapat
mengetahui fungsi rangkaian decoder dan mampu menyusun rangkaian
decoder dengan berbagai macam kombinasinya maka dilakukanlah
percobaan praktikum mengenai rangkaian decoder ini.
2
B. Tujuan Percobaan
A. Decoder
B. Encoder
Dari rangkaian percobaan pada gambar 100 (c) dapat diperoleh tabel
kebenaran seperti disajikan pada gambar di bawah ini.
5
Operasi NAND merupakan kombinasi dua buah operasi logika dasar AND
dan NOT. Masukan terdiri dari dua atau lebih variabel mulai dari A, B,
variabel keluaran Q. Variabel keluaran akan berlogika 0 hanya jika semua
dan satu masukannya dalam keadaan 1. Gambar di bawah menggambarkan
2 penggambaran fungsi operasi logika NAND.
bernomor urut 1 terletak di sisi kiri dari penanda indeks, dan pin
selanjutnya diurut berlawanan arah jarum jam (Tobing, 2017).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini sebagai berikut.
Gambar 9. Protoboard
10
B. Prosedur Percobaan
Adapun data hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini sebagai
berikut.
Input Output
Led Led Led Led Led Led Led Led
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Input Output
Led Led Led Led Led Led Led
A B C D 1 2 3 4 5 6 7
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
13
Input Output
Led Led Led Led Led Led Led Led
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Led Led Led Led Led Led Led Led
D E F 1 9 10 11 12 13 14 15
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Input Output
Led Led Led Led Led Led Led Led
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
B. Pembahasan
untuk menerima masukan atau input biner dan kemudian mengaktifkan salah
satu output dengan berdasarkan ukuran pada biner tersebut. Salah satu fungsi
yang dimiliki oleh decoder adalah memberikan kemudahan dalam menyatakan
seven segmen, alasan itulah yang membuat kita lebih menggunakan decoder
ketika hendak menyalakan seven segmen. Dalam praktikum ini akan
membahas Decoder BCD ke peraga 7 segmen, yaitu sebuah Decoder yang
mengubah input kode-kode biner menjadi output kode kode penggerak peraga
7 segmen. Untuk mempraktekkan rangkaian Decoder BCD ke 7 segmen
memerlukan IC 74LS47 sebagai decoder dan sebuah peraga 7 segmen common
anoda. Beberapa rangkaian decoder yakni decoder dengan rangkaian 3 x 8 atau
3 bit 8 output line, 4 x 16 atau 4 input 16 output line, decoder yang berjenis
BCD to 7 segmen dengan 4 bit input dan 8 output line, dan juga decoder
berjenis BCD to Decimal yang memiliki 4 bit input dan juga 10 output line.
Definisi lain untuk decoder juga bisa dibentuk melalui sebuah susunan dari
gerbang logika dasar maupun juga yang menggunakan IC dan dijual banyak di
pasaran. Beberapa jenis decoder tersebut antara lain: 74LS154, 74LS155,
74LS48, 74LS138, dan lain sebagainya. Dengan adanya IC ini, maka kita bisa
dengan mudah ketika hendak merangkai decoder yang memiliki bit dan
keluaran sesuai dengan yang kita inginkan. Contohnya, ketika hendak
merancang decoder dengan 32 output line dengan IC decoder yang memiliki 8
output line.
Input/Output, lalu pilih LED. Setelah selesai lakukan hal yang sama pada
rangkaian decoder dengan bit 4, 6 dan 10 yang tertera pada modul.
Kendala saat melakukan percobaan ini yaitu sinyal yang kurang stabil karena
dilakukan secara online. Sehingga beberapa kali keluar masuk zoom.
Sehingga mengganggu dalam melihat bagaimana percobaan ini dilakukan.
Lalu kesulitan dalam merancang rangkaian decoder 6 bit dan 10 bit karena
rangkaiannya lebih kompleks dan memiliki output yang banyak.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini sebagai berikut.
1. Hasil keluaran dari rangkaian dekoder 3-bit hanya satu output yang bernilai
aktif dan ouput lainnya bernilai tidak aktif.
2. Hasil keluaran dari rangkaian dekoder 4-bit hanya satu output yang bernilai
aktif dan ouput lainnya bernilai tidak aktif.
3. Hasil keluaran dari rangkaian dekoder 6-bit hanya satu output yang bernilai
aktif dan ouput lainnya bernilai tidak aktif.
4. Hasil keluaran dari rangkaian dekoder 10-bit hanya satu output yang
bernilai aktif dan ouput lainnya bernilai tidak aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Sinduningrum, Estu. 2019. Teori dan Praktik Rangkaian Digital dan Gelombang.
Depublish. Yogyakarta.
Ali, Muhamad dan Ariadie Chandra Nugraha. 2018. Teknik Digital. UNY Press.
Yogyakarta.
Tobing, Tiffany Br. Lumban, dan Ahmad Dani Hariawan. 2017. Rancang Bangun
Perangkat Uji Kualitas Kompinen Integrated Circuit (IC) Digital Berbasis
Mikrokontroler Atmega32. Majalah Ilmiah Inti, Vol. XII, No. 1..
LAMPIRAN
Majalah Ilmiah INTI Volume : XII, Nomor : 1, Januari 2017
ISSN: 2339-210X
1
2
ProgramStudi Teknik Elektronika, Politeknik LP3I Medan
Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik LP3I Medan
Abstract
2. KAJIAN LITERATUR
2.1 Integrated Circuit (IC)
Integrated circuit (IC) adalah
rangkaian mini yang memuat
sekumpulanresistor, kapasitor, dioda, dan
transistor yang ditempatkan di dalam
sebuah kemasan chip silikon
tunggal.Jumlah resistor, kapasitor, dioda,
dan transistor di dalam sebuah IC
bervariasi mulai dari beberapa hingga
ratusan ribu buah.Teknik memampatkan
semua komponen ke dalam kemasan yang
begitu kecil adalah dengan dengan
membuat semua komponen memiliki
struktur silikon jenis n dan p yang
berukuran sangat kecil. Lalu kesemuanya
disematkan dalam chip silikon saat fase
produksi. Agar transistor, resistor,
kapasitor dan dioda berukuran kecil
tersebut saling terhubung, suatu pelat
aluminum ditempatkan di sepanjang
permukaan chip.
IC elektronika memiliki jenis analog,
digital atau gabungan keduanya.IC analog
menghasilkan, menguatkan atau
138
3. METODE PENELITIAN
Secara garis besar, terdapat enam
rangkaian tahapan penelitian yang
dilakukan, yakni Tahap
persiapan.Aktifitas penelitian
dititikberatkan pada studi literatur,
pengayaan konten dan konteks, serta
survei lapangan.
1. Tahap perancangan. Pada tahap ini
dilakukan perancangan skematika
rangkaian elektronika perangkat,
pembuatan dan pemeriksaan
layout PCB, serta perancangan
bentuk fisik struktur dan casing
perangkat.
2. Tahap pembuatan. Proses
139
ISSN: 2339-210X
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut Perangkat uji kualitas
IC Digital telah diselesaikan,
memanfaatkan mikrokontroler ATmega32
sebagai pusat pengendali dan pengolahan
datanya. Algoritma dan program yang
diperlukan untuk keperluan pengujian dan
pemeriksaan IC digital telah berhasil
menguji 9 seri IC digital berbeda.
4.2 Algoritma Pemrograman Daftar Pustaka
Kode sumber program pada perangkat
telah diselesaikan dan dapat dilihat pada 1. Anindya Bhattacharya (2013),
bagian Lampiran.Algoritma kerja “Digital Integrated Circuit Tester
perangkat diperlihatkan dalam bentuk (Using AT89S51 Microcontroller)”,
bagan alir.Berkaitan dengan fungsi yang International Journal of Emerging
dimilikinya, algoritma kerja perangkat Technology and Advanced
terbagi atas dua bagian, masing-masing Engineering, Volume 3, Issue 6,
yakni algoritma operasional perangkat, p.175-178.
yang direpresentasikan oleh bagan alir 2. D. M. Kaplan, C.G. White (2003),
kinerja operasional, dan bagan alir “Hands On Electronics”, Cambridge
pemrograman.Gambar-gambar University Press.
berik 3. Ian Sinclair, J. Dunton (2007) ,
ut memperlihatkan kedua bagan alir yang “Practical Electronics
dimaksud. Handbook”, Sixth
Edition,Newnes.
4. M.A. Tarkunde, A.A Shinde (2012),
“IC Tester Using 89S52
Microcontroller”, International
Journal of Computational Engineering
Research, Volume 2, Issue 7, p24-27.
5. Micaella Serra (2005), “Digital IC
Testing : An Introdution”, EE
Handbook, CRC Press.
6. Paul Sherz (2000), “Practical
Electronics for Inventors”, McGraw-
Hill Wijaya Widjanarka (2006),
“Teknik Digital”, Penerbit Erlangga.
ISSN: 2339-210X