PTA 2016/2017
ALARM PINTU DENGAN INFRA MERAH
Disusun oleh :
2KB02
Kamis / shift B
1. Ali Aqsho (20115530)
2. Alif Rachman Hakim (20115543)
1
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
(...................................) (......................................)
(....................................) (......................................)
Nilai
Dheny
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Alarm Pintu dengan Infra Merah.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas membuat proyek pada Praktikum
Elektronika Dasar
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terkait dan
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.Penyusun menyadari bahwa baik isi maupun cara penyusunan makalah
ini belum sempurna.Kemungkinan kesalahan juga tak dapat dihindarkan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
3
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
KATA PENGATAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 5
1.2 Batasan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 6
1.4 Metode Penulisan ........................................................................ 6
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Alarm Pintu dengan Inframerah .................................................. 8
2.2 Komponen Pendukung................................................................. 22
BAB III ANALISA RANGKAIAN
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram ................................... 25
3.1.1 Aktivator ............................................................................ 25
3.1.2 Blok Input .......................................................................... 25
3.1.3 Blok Proses ........................................................................ 26
3.1.4 Blok Output ....................................................................... 27
3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail ................................................ 27
BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1 Langkah-langkah pengoperasian alat........................................... 29
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 30
5.2 Saran ............................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 31
LAMPIRAN.................................................................................................... 32
DATA PENGAMATAN PROYEK ALARAM PINTU DENGAN INFRA
MERAH ......................................................................................…………… 33
BAB I
4
PENDAHULUAN
5
Penulisan dan perancangan alat Alarm Pintu dengan Infra Merah ini
dimaksudkan untuk beberapa tujuan yaitu:
a.Metode Pustaka
Teori-teori yang berhubungan dengan proyek didapat melalui
pencarian dibuku-buku dan media elektronik, khususnya dari internet.
b. Metode Penganalisaan
Analisa rangkaian dibuat dengan dibantu saran-saran yang didapat dari
konsultasi yang telah kami lakukan sebelum penyusunan makalah. Hal
ini bertujuan agar prinsip cara kerja alat dan komponen dapat
dipahami.
c.Metode Lapangan
Setelah penganalisaan dilakukan kemudian dibuatlah berupa alat
peraga dengan beberapa kali dilakukan percobaan pada alat yang telah
dibuat untuk mengetahui apakah alat tersebut telah berjalan sesuai
dengan yang diinginkan
6
`1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini diantaranya adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang hasil penganalisaan alat meliputi cara kerja alat dan
cara kerja masing – masing komponen dalam rangkaian.
Penganalisaan dilakukan melalui blok diagram dan kemudian
dijelaskan secara detail.
BAB V : PENUTUP
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1. Resistor
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan
seperti tembaga, perak,emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang
sangat kecil. Bahan - bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga
dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material
seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran
elektron dan disebut sebagai insulator.
Jika Resistor tidak dialiri arus, maka tegangan kedua ujungnya sama. Jika
Resistor dialiri arus, maka beda tegangan antara kedua ujungnya adalah I.R,
dimana I adalah besarnya arus dan R adalah nilai hambatan.
Tipe resistor dibagi menjadi dua yaitu resistor tetap dan resistor tidak tetap.
Resistor tetap adalah resistor dengan nilai hambatan tetap. Resistor tetap (umum)
ini berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya
terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai
mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Berikut
ini gambar resistor dan simbolnya.
8
Gambar 2.1.1.1 Simbol Resistor
9
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar
toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3
gelang ( tidak termasuk gelang toleransi ). Tetapi resistor dengan toleransi 1%
atau 2% ( toleransi kecil ) memiliki 4 gelang ( tidak termasuk gelang toleransi ).
Gelang pertama dan seterusnya berturut – turut menunjukkan besar nilai satuan
dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya. Misalnya resistor dengan gelang
kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas merupakan gelang
toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resistor ini adalah gelang
pertama berwarna kuning, gelang ke - dua berwana violet dan gelang ke - tiga
berwarna merah. Gelang ke – empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah
gelang toleransi.
Dari tabel di atas diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti
resistor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansinya dihitung sesuai dengan
urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari
resistor ini. Karena resistor ini resistor 5% ( yang biasanya memiliki tiga gelang
selain gelang toleransi ), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan
gelang kedua. Masih dari tabel di atas diketahui gelang kuning nilainya adalah 4
dan gelang violet nilainya adalah 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning
dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor
pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100.
Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan
dikalikan dengan faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya
adalah 5%. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor pada
suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt - nya. Karena resistor
bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas
sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan
semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
10
yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai
resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100Ω5W.
2.1.2. Dioda
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus dalam
satu arah saja. Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus
listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik
(AC) menjadi arus tegangan searah (DC).
Pada dasarnya setiap dioda memiliki karakteristik yang sama tetapi ada
beberapa dioda yang memiliki keistimewaan khusus, diantaranya :
a. Dioda hubungan
Dioda yang dapat menghantarkan arus dan tegangan yang besar pada satu arah
saja. Contoh : IN4001, IN4002
11
b. Dioda kontak titik
Dioda ini berfungsi untuk mengubah frekuensi tinggi ke frekuensi rendah.
Contoh : IN60, OA70
c. Dioda Zener
Dioda zener adalah tipe dioda yang spesial, dimana arus dapat mengalir
pada arah kebalikan. Dioda zener sebenarnya sama seperti dioda biasa dapat
mengalirkan arus pada arah bias maju. Jika di bias terbalik juga bekerja seperti
biasa, kecuali bila mencapai tegangan yang bekerja pada zener / breakdown
voltage, dioda zener akan mengalirkan arus listrik dalam arah bias terbalik atau
mundur. Dioda menolak aliran arus pada arah kebalikan selama tegangan balik
(reversing voltage) tetap rendah. Tetapi jika tegangan mendekati batas
breakdown, dioda zener akan dialiri arus pada arah kebalikan. Dengan kata lain
tahanan dioda zener breakdown mendekati nol dan arus balik (reverse current)
dapat mengalir.
Apabila arah arus ke depan, dioda zener memiliki karakteristik yang sama
dengan dioda-dioda secara umum, tetapi karakteristik lainnya adalah arus
akan mengalir ke dioda zener secara tiba-tiba dari satu tegangan balik tertentu
apabila tegangan digunakan pada arah berlawanan. Tegangan kerja pada saat
itu disebut dengan tegangan breakdown yang besarnya antara beberapa volt
sampai beberapa ratus volt. Aplikasi dioda zener pada otomotif adalah pada
sistem pengisian elektronika dan beberapa komponen-komponen elektronik
lainnya. Ukuran dioda zener yang banyak dijumpai di pasaran adalah :
Yaitu jenis dioda yang mampu menghasilkan cahaya apabila pada dioda
tersebut bekerja tegangan 1.8V dan arus listrik 1.5mA dengan arah forward
12
bias / bias arus maju. Arus listrik juga akan bekerja hanya pada arus bias
maju. LED didesign dengan rumah atau case dari bahan epoxy trasnparan.
Warna cahaya yang dihasilkan dapat dibuat sesuai dengan dopping bahan
pada LED. kemampuan mengalirkan arus pada LED cukup rendah yaitu
maksimal 20 mA. Apabila LED dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka
LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor
sebgai pembatas arus.
Simbol LED:
Jenis LED
Sebuah dioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik langsung menjadi
cahaya. LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Warna yang biasa dijumpai adalah merah,
hijau dan kuning.
Satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED. Satu kaki
dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke katoda
LED hijau. Apabila anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka suatu
tegangan pada kaki merah atau hijau akan membuat LED menyala. Apabila
satu tegangan diberikan pada kedua katoda dalam waktu yang bersama, maka
kedua LED akan menyala bersama-sama. Pencampuran warna merah dan
hijau akan menghasilkan warna kuning.
13
4. LED Tiga Warna Dua Kaki
e. Dioda Foto
Aplikasi dioda
Fungsi lain dioda ini pada kendaraan adalah sebagai anti shock
tegangan. Contoh aplikasinya adalah pada jenis relay diberikan dioda
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya arus balik pada rangkaian. Arus
balik listrik ini dapat berasal dari induksi medan magnet yang dihasilkan
14
oleh kumparan relay. Induksi listrik ini biasanya lebih tinggi tegangannya
dibandingkan dengan tegangan sumber. Untuk mencegah terjadinya
kerusakan akibat terjadinya tegangan induksi ini maka pada rangkaian
relay dipasangkan rangkaian dioda.
a. Forward Bias
Apabila tegangan dikaki anoda lebih positif dari kaki katoda sehingga
arus mengalir dari anoda ke katoda
b. Reverse Bias
Apabila tegangan dikaki katoda lebih positif dari kaki anoda sehingga
arus tidak mengalir dari anoda ke katoda
2.1.3. Transistor
Transistor adalah komponen terpenting yang ada dalam dunia elektronika.
Secara garis besar ada 2 macam transistor yaitu : BJT (Bipolar Junction
Transistor) dan FET (Field Effect Transistor). Transistor BJT mempunyai tiga
kaki utama yaitu : Emiter (E), colector (C) dan base (B).
15
dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter - basis, atau disingkat
dengan emitter dioda dan
dioda kolektor - basis, atau disingkat dengan dioda kolektor. Berikut ini
merupakan gambar dan simbol dari transistor, baik NPN maupun PNP.
16
Karakteristik input daripada transistor adalah sebagai berikut :
2.1.4. Relay
Transistor tidak dapat berfungsi sebagai switch ( saklar ) tegangan AC atau
tegangan tinggi. Selain itu, umumnya tidak digunakan sebagai switching untuk
arus besar ( >5 A ). Dalam hal ini, penggunaan relay sangatlah tepat. Relay
berfungsi sebagai saklar yang bekerja berdasarkan input yang dimilikinya.
Dengan bantuan relay, pada alat ini kita dapat menggunakan supply back -
up, dimana dalam apabila satu supply putus atau down, relay dapat secara
otomatis men - switch ke supply yang satunya.
Keuntungan relay :
17
Kekurangan relay :
2.1.5. Potensiometer
Potensiometer adalah salah satu jenis dari resistor yang variabel
hambatannya dapat diubah ubah. Pengubahan variabel hambatan pada
potensiometer dapat dilakukan dengan cara mengubah frekuensi dengan memutar
potensiometer tersebut. Dengan cara ini frekuensi output rangkaian atau alat
elektronika dapat diubah-ubah.
2.1.6. Switch
Sakelar atau switch digunakan untuk membuat rangkaian listrik menjadi
tertutup atau terbuka. Ada dua jenis sakelar, yaitu sakelar manual dan otomatis.
Sakelar manual menutup atau membuka rangkaian listrik dengan bantuan tangan.
Sakelar untuk menyalakan lampu merupakan contoh sakelar manual. Sedangkan
sakelar otomatis bekerja dengan bantuan peralatan elektronik. Contoh sakelar
otomatis adalah sakelar untuk menyalakan lampu pengatur lalu lintas dan sakelar
untuk menyalakan lampu jalan.
18
relay dan transistor yang dapat digunakan untuk melakukan switch, begitu juga
dengan menggunakan dioda. Akan tetapi hal tersebut merupakan konfigurasi pada
rangkaian. Secara fisik, switch dapat digolongkan menjadi SPST, SPDT, DPDT
dan Multi-thru.
Disamping itu, switch yang akan digunakan pada alat ini terdapat 3 jenis
yaitu switch on – off atau switch dengan dua kondisi ( terhubung atau putus ),
switch toggle dan push button.
2.1.7. IC LM741
19
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang
spesifik. Op-amp standard type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin sudah dibuat
sejak tahun 1960-an. Tergantung dari teknologi pembuatan dan desain IC nya,
karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain. Tabel-1
menunjukkan beberapa parameter op-amp yang penting beserta nilai idealnya dan
juga contoh real dari parameter LM714.
Penguatan Open-loop
Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop (AOL) yang tak
terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki penguatan
yang terhingga kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan yang sebesar
ini, sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil. Input diferensial yang amat
kecil saja sudah dapat membuat outputnya menjadi saturasi. Pada bab berikutnya
akan dibahas bagaimana umpan balik bisa membuat sistem penguatan op-amp
menjadi stabil.
Unity-gain frequency
Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja mulai dari
sinyal DC sampai frekuensi Giga Hertz. Parameter unity-gain frequency menjadi
penting jika op-amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu.
Parameter Aol biasanya adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Response
penguatan op-amp menurun seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal input. Op-
amp LM741 misalnya memiliki unity-gain frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti
penguatan op-amp akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1 MHz. Jika perlu
20
merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-amp yang memiliki
unity-gain frequency lebih tinggi.
Slew rate
2.1.8. Buzzer
21
2.2. MEMBUAT JALUR DI PCB
Metode yang kami lakukan untuk membuat jalur pada PCB yaitu metode
manual, metode tersebut menurut kami sangat mudah diterapkan, membutuhkan
waktu yang relatif singkat, dan biaya yang sedikit.
22
Jika jalur keseluruhan rangkaian alat tersebut sudah selesai, lakukan
pengoreksian berulang-ulang. Hal itu diperlukan untuk menghindari
berbagai kesalahan yang nantinya mengharuskan kita memulainya dari
awal lagi
Setelah yakin jalur yang kita buat tersebut benar, kemudian mulai lah
menggambarnya di pcb, untuk awal menggunakan pensil dahulu
Jika semua rangkaian tergambar, barulah di tebalkan dengan spidol
permanent OHP 2 kali atau 3 kali , agar jalur tidak putur saat proses
etching
• Masukkan papan PCB kedalam larutan Ferric loride tadi, dan agar
prosesnya lebih cepat, bantu dengan cara menggoyang-goyang nampan,
awas tumpah
• Periksa kembali apakah terdapat trace yang putus. Bor papan PCB
dengan mata Bor ukuran 0,8mm s/d 1mm
23
• Bersihkan papan PCB, lalu mulailah menyolder dan perlu di ketahui
dalam menyolder komponenjangan terlalu lama, karena jika terlalu lama
terkena panas solder maka komponen tersebut besar kemungkinan akan
rusak. Terutama transistor,sebab transistor peka terhadap panas dan
pemasanganya harap di perhatikan agar semua kaki tidak terbalik
24
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
3.1.1 AKTIVATOR
Dalam analisa ini vcc mengalirkan arus sebesar 12v di hambat oleh resistor R1 R2
arus masuk kedalam rangkaian comparator (IC741) lalu diproses
25
3.1.3 BLOCK PROSES
Kaki 2 : Arus mengalir ke potensio guna untuk mengatur hidup nyalanya LED
Arus mengalir dari resistor 1 dan 2 menuju photo diode dan infared guna untuk
outputnya
Kaki 6 : Arus mengalir terus ke resistor R5 menuju transistor NPN lalu diproses
kaki emitor pada transistor tidak mengaliri arus maka akan terus mengalir ke
ground dan untuk kaki collector arus mengalr menju diode lalu di arahkan menuju
relay setlah itu diproses
26
Kaki NO dan NC sebagai saklar
27
untuk menghambat arus listrik pada rangkaian tersebut sehingga arus listrik dalam
rangkaian ini dapat diperkecil dan tidak menyebabkan kelebihan arus. Jika terjadi
kelebihan arus dikhawatirkan dioda LED, inframerah dan Photodioda ini akan
terjadi kerusakan. Karena inframerah akan memancarkan sinar apabila diberikan
arus pada Anoda sebesar kurang lebih 3 volt. Jika arus yang mengalir pada
inframerah melebihi 3 volt maka dikhawatirkan inframerah akan rusak.
Potensiometer pada rangkaian ini juga berfungsi untuk mengatur besarnya arus
yang akan mengalir pada power supply.
28
BAB IV
Pada bab ini kami akan membahas tentang bagaimana cara mengoperasikan
rangkaian Alarm Inframerah yang telah kami buat.
29
BAB V
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan alat diatas adalah sirkuit pengaman ini
memiliki kemampuan yang istimewa dalam pembacaan sensor.
Karena dengan menggunakan sensor infrared sedikit saja terhalang
maka secara otomatis rangakaian sensor akan mengirim data ke
mikrokontroller dan menyembunyikan buzzer. Akan tetapi alat ini
juga memiliki kelemahan yaitu jika sinar yang dipancarkan selain
infrared maka sensitifitas dari infrared ini akan berkurang. Untuk
membuat alarm infrared ini juga membutuhkan ketelitian dan
kesabaran jika ingin alat yang dibuat ini sukses dan berhasil.
b. SARAN-SARAN
Pada rangkaian Alarm Pintu dengan inframerah yang kami buat
ini, dengan segala keterbatasan yang kami miliki maka kami
menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam membuat
proyek ini. Sehingga pembuatan proyek ini memakan waktu yang
lumayan lama oleh karena itu kami menyarankan :
1. Ketika menggambar di pcb dengan pensil, lebih baik langsung
membuat lubang dengan bor untuk pin IC dan relay agar lebih
mudah dan tidak susah pemasanganya.
2. Pembuat harus memperhatikan kembali apakah ada kesalahan
pada jalur di PCB sebelum di larutkan(etching)
3. Gunakan kabel-kabel yang efisien agar alat yang kita buat tidak
semrawut.
4. Untuk komponen-komponen tertentu seperti transistor, dioda,
jangan sampai terbalik pemasanganya agar alat itu berjalan
30
DAFTAR PUSTAKA
6. https://www.google.co.id /
7. https://www.wikipedia.co.id/
31
LAMPIRAN
1 RELAY 1 BUAH
2 BUZZER 1 BUAH
3 PHOTODIODA 1 BUAH
4 INFRARED 1 BUAH
5 TRANSISTOR 1 BUAH
6 POTENSIOMETER 1BUAH
7 DIODA 1BUAH
12 RESISTOR 6 BUAH
13 SPICER 4 BUAH
32
IC LM741
2 0 2 3
3 0 3 0,2
6 4 6 5
TRANSISTOR
KOLEKTOR 0 KOLEKTOR 10
EMITOR 0 EMITOR 0
LED
BUZZER
33
34